Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan laporan penugasan diskusi film “The
Pursuit of Happyness” dapat terlaksana dengan baik.

Tujuan sehingga penyusunan laporan penugasan diskusi film ini adalah untuk memenuhi
tugas blok 2.2 serta menambah kemampuan kami dalam menganalisis gangguan peran yang
terjadi pada toloh dalam film tersebut. Terselesaikannya penyusunan laporan ini tidak lepas dari
dukungan dan peran serta berbagai pihak, antara lain:
1. Allah SWT, karena atas izinnya laporan ini dapat terselesaikan.
2. Sri Warsini, S.Kep.,Ns., M.Kes selaku koordinator blok.
3. Teman-teman Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2009 yang telah membantu dan
memberikan saran.
Kami menyadari bahwa laporan ini belum sempurna baik dari segi isi ataupun
penyajiannya. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Yogyakarta, 20 Oktober 2010

Penyusun

1 Laporan Penugasan Diskusi Film “The Pursuit of Happyness”


DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………….. 1

Daftar Isi …………………………………………………………………… 2

Bab I Pendahuluan………………………………………………………… 3

Bab II Kajian Pustaka …………………………………………………….. 4

Bab III Review Film ..………………………………………………………. 9

Bab IV Analisis Film ……………………………………………………….. 11

Bab V Penutup ……..………………………………………………………. 13

Daftar Pustaka……………………………………………………………….. 15

2 Laporan Penugasan Diskusi Film “The Pursuit of Happyness”


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran sangat erat kaitannya dengan seorang individu. Peran akan mempengaruhi
kemampuan individu dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya. Peran dapat diartikan
sebagai sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapka dari seseorang berdasarkan
posisinya di masyarakat.
Peran terbentuk karena pengaruh lingkungan. Peran juga akan di pelajari oleh individu
melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain termasuk berbagai stressor yang dilalui
individu tersebut. Hal ini akan membentuk persepsi individu terhadap dirinya sendiri dan
penilaian persepsinya terhadap pengalaman akan situasi tertentu.
B. Tujuan
Tujuan kami menganalisis film yang berjudul “The Pursuit of Happyness” antara lain :
1. Untuk melengkapi tugas blok 2.2
2. Untuk menambah pengetahuan tentang gangguan peran

C. Rumusan Masalah
1. Apa saja gangguan peran yang terdapat dalam film ini?
2. Apa saja dampak dari gangguan peran tersebut?
3. Hikmah apa yang dapat diambil dari film tersebut?

3 Laporan Penugasan Diskusi Film “The Pursuit of Happyness”


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Peran
Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang
berdasarkan posisinya di masyarakat ( Keliat, 1992 ). Menurut Kozier Barbara (1995), peran
adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
kedudukannya dalam suatu sistem.

Ada 2 macam peran yaitu peran yang ditetapkan dan peran yang diterima. Peran yang
ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak punya pilihan, sedangkan peran yang
diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu. Posisi dibutuhkan oleh
individu sebagai aktualisasi diri.

Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok
dengan ideal diri. Posisi di masyarakat dapat merupakan stresor terhadap peran karena
struktur sosial yang menimbulkan kesukaran, tuntutan serta posisi yang tidak mungkin
dilaksanakan ( Keliat, 1992 ).

B. Faktor yang Mempengaruhi Peran


Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menyesuaikan diri dengan peran yang harus di
lakukan menurut Stuart and sundeen, 1998 adalah :
1. Kejelasan prilaku dengan penghargaan yang sesuai dengan peran.
2. Konsisten respon orang yang berarti terhadap peran yang dilakukan .
3. Kesesuain dan keseimbangan antara peran yang di emban.
4. Keselarasan budaya dan harapan individu terhadap perilaku peran.
5. Pemisahan situasi yang akan menciptakan ketidak sesuain perilaku peran.

C. Transisi Peran
Transisi peran adalah perubahan-perubahan peran baik yang sifatnya menetap atau
sementara sepanjang kehidupan individu yang sifatnya dapat timbul karena situasional.
Transisi peran tersebut dapat di kategorikan menjadi beberapa bagian, seperti :

4 Laporan Penugasan Diskusi Film “The Pursuit of Happyness”


1. Transisi Perkembangan.
Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada identitas. Setiap perkembangan
harus dilalui individu dengan menjelaskan tugas perkembangan yang berbeda – beda.
Hal ini dapat merupakan stresor bagi konsep diri.
2. Transisi Situasi.
Transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan, bertambah atau berkurang orang yang
berarti melalui kelahiran atau kematian, misalnya status sendiri menjadi berdua atau
menjadi orang tua. Perubahan status menyebabkan perubahan peran yang dapat
menimbulkan ketegangan peran yaitu konflik peran, peran tidak jelas atau peran
berlebihan.
3. Transisi sehat sakit.
Stresor pada tubuh dapat menyebabkan gangguan gambaran diri dan berakibat diri dan
berakibat perubahan konsep diri. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua
komponen konsep diri yaitu gambaran diri, identitas diri peran dan harga diri. Masalah
konsep diri dapat dicetuskan oleh faktor psikologis, sosiologi atau fisiologi, namun yang
penting adalah persepsi klien terhadap ancaman.

D. Faktor Gangguan Peran


Selain itu dapat saja terjadi berbagai gangguan peran, penyebab atau faktor-faktor ganguan
peran tersebut dapat di akibatkan oleh :
1. Konflik peran interpersonal dimana individu dan lingkungan tidak mempunyai
harapan peran yang selaras.
2. Contoh peran yang tidak adekuat.
3. Kehilangan hubungan yang penting
4. Perubahan peran seksual
5. Keragu-raguan peran
6. Perubahan kemampuan fisik untuk menampilkan peran sehubungan dengan proses
menua
7. Kurangnya kejelasan peran atau pengertian tentang peran
8. Ketergantungan obat
9. Kurangnya keterampilan sosial

5 Laporan Penugasan Diskusi Film “The Pursuit of Happyness”


10. Perbedaan budaya
11. Harga diri rendah
12. Konflik antar peran yang sekaligus di perankan

E. Tanda dan Gejala Gangguan Peran


Gangguan-gangguan peran yang terjadi tersebut dapat ditandai dengan tanda dan gejala,
seperti :
1. Mengungkapkan ketidakpuasan perannya atau kemampuan menampilkan peran
2. Mengingkari atau menghindari peran
3. Kegagalan transisi peran
4. Ketegangan peran
5. Kemunduran pola tanggungjawab yang biasa dalam peran
6. Proses berkabung yang tidak berfungsi
7. Kejenuhan pekerjaan

F. Macam Gangguan Peran


Menurut Keliat (1992), gangguan peran meliputi :
1. Konflik peran, dialami jika peran yang diminta konflik dengan sistem individu atau
dua peran yang konflik satu sama yang lain. Konflik peran (role conflict) sering
terjadi pada orang yang memegang sejumlah peran yang berbeda macamnya, kalau
peran-peran itu mempunyai pola kelakuan yang saling berlawanan meski subjek atau
sasaran yang dituju sama. Dengan kata lain, bentrokan peranan terjadi kalau untuk
menaati suatu pola, seseorang harus melanggar pola lain.
2. Peran yang tidak jelas, terjadi jika individu yang diberi peran yang tidak jelas dalam
hal perilaku dan penampilan yang diharapkan.
3. Peran yang tidak sesuai, terjadi jika individu dalam proses transisi merubah nilai
dan sikap. Misalnya, seseorang yang masuk dalam satu profesi, dimana terdapat
konflik antara nilai individu dan profesi.

6 Laporan Penugasan Diskusi Film “The Pursuit of Happyness”


4. Peran berlebih, terjadi jika individu menerima banyak peran misalnya, sebagai istri,
mahasiswa, perawat, ibu. Individu dituntut melakukan banyak hal tetapi tidak tersedia
waktu untuk menyelesaikannya.

Biddle& Thomas (1966) dalam Sarlito, 2008 perilaku yang berkaiatan dengan peran:

1. Expectation (harapan)
2. Norm (norma)
3. Performance (wujud perilaku)
4. Evaluation (penilaian) & sanction (sanksi)
G. Peran Gender
1. Pengertian Peran Gender

Menurut Myers (1996), peran gender merupakan suatu set perilaku perilaku yang
diharapkan (norma-norma) untuk laki-laki dan perempuan. Bervariasinya peran gender di
antara berbagai budaya serta jangka waktu menunjukkan bahwa budaya memang
membentuk peran gender kita.

2. Konflik Peran Gender

O'Neal, Good dan Holmes (1995) menyatakan bahwa konflik peran-peran gender
merupakan suatu keadaan psikologis, dimana sosialisasi peran gender memiliki
konsekwensi negatif terhadap orang tersebut atau orang lain.

Konflik peran gender terjadi bila peran-peran gender yang kaku, seksis, atau
terbatas, menimbulkan pribadi yang terbatas, merendahkan atau mengganggu orang lain
atau dirinya.

Hasil akhir dari konflik ini adalah suatu keterbatasan dari potensi kemanusiaan
pada seseorang yang mengalami konflik atau keterbatasan dari potensi orang lain.
Konflik peran gender ini berkaitan dengan hubungan yang negatif dengan perempuan dan
laki-laki yang lain.

3. Kondisi yang Menimbulkan Konflik Peran Gender

7 Laporan Penugasan Diskusi Film “The Pursuit of Happyness”


Menurut Ihromi (1975) dominasi laki-laki pada masyarakat ini tampil dalam
norma-norma yang dijalani. Laki-laki pada masyarakat ini yang membentuk kelompok
kekerabatan, memiliki hak bicara dan memutuskan dalam permasalahan adat. Peran
sebagai laki-laki ini disosialisasikan dengan ketat, dari orang tua kepada anak-anaknya,
demikian pula institusi-institusi yang ada, seperti kelembagaan adat.

4. Faktor yang Berhubungan dengan Konflik Peran Gender


a. Permasalahan kesehatan mental
b. Ras, kelas sosial
c. Tahapan kehidupan
d. Latar belakang etnik
5. Penyelesaian Konflik Peran Gender
a. Dalam menghadapi permasalahan gender serta berbagai efek negatif, seperti
ketimpangan, ketidakadilan, seksisme dan lain-lain; baik perempuan maupun laki-laki
harus berubah agar berkembang menjadi lebih fleksibel.
b. Merubah konseptualisasi tentang maskulinitas, diharapkan laki-laki mengembangkan
peran yang jauh lebih fleksibel, mendefenisikan secara lebih luas tentang
kepribadiannya,lebih kaya emosi serta lebih peduli dalam berhubungan dengan
perempuan, anak-anak mereka dan laki-laki yang lain.

8 Laporan Penugasan Diskusi Film “The Pursuit of Happyness”


BAB III

REVIEW FILM

Sutradara : Gabriele Muccino


Produser : Will Smith
Steve Tisch
James Lassiter
Todd Black
Jason Blumenthal
Penulis : Steven Conrad
Pemeran : Will Smith
Jaden Smith
Thandie Newton
Dan Castellaneta
Musik : Andrea Guerra
Sinematografi : Phedon Papamichael
Penyunting : Hughes Winborne
Distributor : Columbia Pictures
Rilis date(s) : 15 Desember 2006
Durasi : 109 menit

Film The Pursuit of Happyness adalah sebuah film kisah nyata film yang dibuat
tahun 2006. Fil yang disutradarai Gabriele Muccino ini menceritakan kisah nyata Chris
Gardner sebagai seorang salesmen alat scanner tulang yang lebih canggih dari X-Ray hingga
bisa berhasil mendirikan sebuah perusahaan pialang bernama Gardner Rich.

Cerita ini berawal dari tahun 1981 di California. Chris hidup bersama istrinya, Linda,
dan seorang putra bernama Christopher di sebuah apartemen kecil. Linda hanya bekerja
sebagai seorang buruh di sebuah laundry. Keuangan keluarga mulai berantakan ketika
hampir semua tabungan Chris Gardner dihabiskan untuk membeli franchise (hak) menjual
portable Bone Density Scanner (scanner tulang) yang dinilah lebih baik daripada X-Ray.
Chris mengalami kesulitan dalam menjualnya karena sebagian besar dokter beranggapan
bahwa alat itu terlalu mahal. Pajak-pajak dan berbagai tagihan tidak dapat terbayar dan mobil
Chris disita karena terlalu sering parker sembarangan.

Linda tidak tahan dengan keadaan keluarga hingga memutuskan pergi ke New York
untuk bekerja di sebuah restoran. Christopher hendak dibawa oleh Linda tetapi dihalangi oleh
Chris. Chris putus asa dengan keadaannya, hingga akhirnya tanpa sengaja dia bertemu
dengan seseorang yang berkendara dengan mobil ferari merah dan menanyakan apa
pekerjaannya hingga mampu membeli mobil itu. Orang tersebut menjawab bahwa dia
seorang pialang saham, dan Chris memutuskan untuk menjadi seorang pialang saham agar
bisa sukses seperti orang tersebut.

Chris memutuskan untuk menerima tawaran magang di sebuah perusahaan pialang


saham Dean Witter selama 6 bulan tanpa digaji. Selama proses magang tersebut dia masih
bekerja sebagai salesman untuk memenuhi kebutuhannya dan Christopher. Suatu ketika ia
diusir dari apartemennya karena tidak dapat membayar sewa, ia menjadi tuna wisma. Selama
beberapa hari ia tidur di tempat-tempat umum, namun kemudian ia memutuskan untuk tidur
di rumah singgah Glide Memorial Chruch. Karena keterbatasan tempat, mereka harus
mengantri untuk mendapatkan kamar. Kadang mereka berhasil, kadang gagal dan terpaksa
tidur diluar. Keadaan ini semakin memperkuat Chris untuk berusaha dengan sungguh-
sungguh dalam masa magangnya agar bisa mendapatkan pekerjaan di Dean Witter. Bahkan ia
terkadang rela diperlakukan seperti layaknya sepesuruh di Dean Witter.

Singkat cerita, Chris dinyatakan lulus ujian pelatihan di Dean Witter, dia menangis,.
Untuk pertama kali dalam hidupnya Chris menampakkan muka yang bahagia. dan beberapa
tahun kemudian berhasil mendirikan sebuah perusahaan pialang saham sendiri bernama
Gardner Rich.
BAB IV

ANALISIS FILM

A. Macam – macam Peran dalam Film The Pursuit of Happyness:


1. Chris Gardner :
a. Sebagai seorang suami, ayah, dan kepala keluarga
b. Sebagai pencari nafkah keluarga ( sebagai salesman Bone Density Scanner)
c. Sebagai pengasuh anak setelah dia berpisah dengan istrinya
2. Linda:
a. Sebagai ibu rumah tangga
b. Sebagai pencari nafkah keluarga karena penghasilan suami tidak mencukupi
kebutuhan keluarga tersebut
3. Christopher
a. Sebagai anak tunggal dari Chris dan Linda

B. Tokoh yang Mengalami Gangguan Peran dan Macam Gangguan Perannya


1. Chris Gardner
a. Peran berlebih
o Setelah berpisah dengan istrinya, dia harus bekerja sekaligus merawat
anaknya. Padahal idealnya seorang ayah itu bertugas mencari nafkah
sedangkan urusan merawat anak itu merupakan peran dari seorang istri.
o Selama dia magang di peruasahaan pialang saham Dean Witter, dia juga harus
bekerja sebagai salesman Bone Density Scannerm, hal itu dia lakukan karena
selama magang dia belum mendapatkan gaji sehingga untuk memenuhi
kebutuhan sehari – harinya dan anaknya dia membutuhkan pekerjaan
sampingan.

b. Peran Konflik
o Dari peran berlebih yang harus dijalaninya menyebabkan kurang fokusnya
Chris dalam mengasuh anaknya sehinggga membuat Chistopher kehilangan
kasih sayang baik itu dari ibu yang telah meninggalkannya maupun dari
ayahnya yang sibuk bekerja.

2. Linda
a. Peran berlebih
o Linda berperan sebagai ibu rumah tangga yang harus mengurus anak, suami,
dan segala urusan rumah seklaigus dia harus bekerja sebagai pegawai di
tempat laundry karena nafkah yang dihasilkan suaminya tidak mencukupi
untuk kehidupan keluarganya. Selain itu puncaknya dia harus pergi ke New
York untuk bekerja dan meninggalkan keluarganya.
b. Peran konflik
o Kesibukan Linda bekerja di luar rumah menyebabkan perannya sebagai ibu
rumah tangga terganggu, contohnya ketika Chris memintanya untuk
menjemput anaknya, Linda tidak dapat melakukannya karena dia masih sibuk
bekerja di laundry.
c. Role strain
o Linda mengharapkan agar suaminya mempunyai pekerjaan yang mapan
sehingga dapat memenuhi seluruh kebutuhan rumah tangganya, padahal
Linda sudah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja di luiar
rumah sehingga tugasnya sebagai ibu rumah tangga terabaikan.

C. Dampak yang terjadi akibat gangguan peran


1. Terjadinya perpecahan keluarga, ditunjukkan dengan keputusan Linda untuk pergi ke
New York untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.
2. Kurangnya perhatian dan kasih sayang yang didapat oleh Christopher dari kedua
orang tunya, karena kedua orang tuanya sibuk bekerja dan diperparah lagi dengan
kepergian ibunya ke New York. Sehingga si anak merasa tidak bahagia, hal itu dapat
dilihat pada salah satu adegan film yang menggambarkan keinginan si anak untuk
memperoleh kebahagiaan seperti pada kebanyakan keluarga yang lain.
3. Ketika Chris harus menjalani magang, sementara dia juga tetap bekerja sebagai
salesman sehingga anaknya harus ikut serta saat dia bekerja. Hal itu menyebabkan si
anak kehilangan masa keceriaan di masa kanak – kanaknya.
4. Linda merasa tertekan karena dia tidak mendapatkan nafkah yang cukup dari sang
suami sehingga dia masih harus bekerja keras, namun itu pun masih tidak mencukupi
kebutuhan keluarganya.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa dalam film The Pursuit of Happyness :

1. Chris Gardner mengalami gangguan peran : peran berlebih dan peran konflik sedangkan
Linda mengalami gangguan peran : peran berlebih, peran berlebih, dan role strain.

2. Dampak dari gangguan peran yang dialami adalah terjadinya perpecahan keluarga,
kurangnya perhatian dan kasih sayang yang didapatoleh Christopher dari kedua orang
tunya, hilangnya keceriaan Christopher pada masa kanak-kanaknya, dan tertekannya
sang istri karena dia tidak mendapatkan nafkah yang cukup dari sang suami.

Pelajaran yang dapat kita ambil dari film ini antara lain :

1. Kita harus bekerja keras dengan sungguh-sungguh dan memegang teguh komitmen
kita untuk meraih apa yang kita cita-citakan

2. Tidak pantang menyerah dalam menghadapi kerasnya tantangan hidup

3. Selalu mempersiapkan diri dengan baik dalam menghadapi sesuatu

4. Bersikap ramah dan sopan terhadap orang lain

5. Selalu menyayangi keluarga kita

6. Kita tidak tahu betapa mewahnya sebuah pertolongan bila kita tidak pernah mengalami
kesulitan dan betapa indahnya kebahagiaan bila kita tidak pernah merasakan
penderitaan.

B. Saran
1. The Pursuit of Happyness merupakan sebuah film yang patut ditonton karena
memberikan inspirasi bagi kita untuk meraih apa yang kita kejar. Jadi kami sangat
menyarankan pembaca untuk menonton film ini.

2. Sekecil apapun gangguan peran yang terjadi harus segera mendapatkan intervensi agar
tidak menimbulkan gangguan kesehatan mental.

3. Sebagai perawat kita harus dapat memberikan intervensi pada setiap masalah gangguan
peran yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Kozier,B., Erb,G., &Blais,K. 1991. Fundamental of Nursing: Consepts Process and Practice.
4ed. California: Addison Wesley Co.

Keliat, Budi Anna. 1992. Hubungan Terapeutik Perawat-Klien. Jakarta: BukuKedoktern


EGC.

Stuart, Gail Wiscarz & Sundeen, Sandra J. 1995. Principles&Practice of Psychiatric Nursing.
St.Louis:Mosby Year Book.

Anda mungkin juga menyukai