PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari ITP
2. Mengetahui Etiologi, epidomologi, patologi dan Manifestasi klinis
3. Mengerti penatalaksanaan dari penyakit ITP
4. Mengetahui konsep keperawatan ITP
5. Mengetahui Diagnosa Keperawatan ITP
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
ITP adalah singkatan dari Idiopathic Thrombocytopenic Purpura.
Idiopathic berarti tidak diketahui penyebabnya. Thrombocytopenic berarti
darah yang tidak cukup memiliki keping darah (trombosit). Purpura berarti
seseorang memiliki luka memar yang banyak (berlebihan). Istilah ITP ini
juga merupakan singkatan dari Immune Thrombocytopenic Purpura.
(Family Doctor, 2006).
Idiophatic (Autoimmune) Trobocytopenic Purpura (ITP/ATP)
merupakan kelainan autoimun dimana autoanti body Ig G dibentuk untuk
mengikat trombosit.
Tidak jelas apakah antigen pada permukaan trombosit dibentuk.
Meskipun antibodi antitrombosit dapat mengikat komplemen, trombosit
tidak rusak oleh lisis langsung. Insident tersering pada usia 20-50 tahum
dan lebi serig pada wanita dibanding laki-laki (2:1). (Arief mansoer, dkk).
ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura) juga bisa dikatakan
merupakan suatu kelainan pada sel pembekuan darah yakni trombosit yang
jumlahnya menurun sehingga menimbulkan perdarahan. Perdarahan yang
terjadi umumnya pada kulit berupa bintik merah hingga ruam kebiruan.
(Imran, 2008)
Dalam tubuh seseorang yang menderita ITP, sel-sel darahnya
kecuali keping darah berada dalam jumlah yang normal. Keping darah
(Platelets) adalah sel-sel sangat kecil yang menutupi area tubuh paska luka
atau akibat teriris/terpotong dan kemudian membentuk bekuan darah.
Seseorang dengan keping darah yang terlalu sedikit dalam tubuhnya akan
sangat mudah mengalami luka memar dan bahkan mengalami perdarahan
dalam periode cukup lama setelah mengalami trauma luka. Kadang bintik-
bintik kecil merah (disebut Petechiae) muncul pula pada permukaan
kulitnya. Jika jumlah keping darah atau trombosit ini sangat rendah,
6
penderita ITP bisa juga mengalami mimisan yang sukar berhenti, atau
mengalami perdarahan dalam organ ususnya. (Family Doctor, 2006)
Idiopatik trombositopeni purpura disebut sebagai suatu gangguan
autoimun yang ditandai dengan trombositopenia yang menetap (angka
trombosit darah perifer kurang dari 15.000/μL) akibat autoantibodi yang
mengikat antigen trombosit menyebabkan destruksi prematur trombosit
dalam sistem retikuloendotel terutama di limpa. Atau dapat diartikan
bahwa idiopatik trombositopeni purpura adalah kondisi perdarahan dimana
darah tidak keluar dengan semestinya. Terjadi karena jumlah platelet atau
trombosit rendah. Sirkulasi platelet melalui pembuluh darah dan
membantu penghentian perdarahan dengan cara menggumpal. Idiopatik
sendiri berarti bahawa penyebab penyakit tidak diketahui. Trombositopeni
adalah jumlah trombosit dalam darah berada dibawah normal. Purpura
adalah memar kebiruan disebabkan oleh pendarahan dibawah kulit.
Memar menunjukkan bahwa telah terjadi pendarahan di pembuluh darah
kecil dibawah kulit. (ana information center, 2008).
Trombosit berbentuk bulat kecil atau cakram oval dengan
diameter 2-4µm. Trombosit dibentuk di sumsum tulang dari megakariosit,
sel yang sangat besar dalam susunan hemopoietik dalam sumsum tulang
yang memecah menjadi trombosit, baik dalam sumsum tulang atau segera
setelah memasuki kapiler darah, khususnya ketika mencoba untuk
memasuki kapiler paru. Tiap megakariosit menghasilkan kurang lebih
4000 trombosit (Ilmu Penyakit Dalam Jilid II).
Megakariosit tidak meninggalkan sumsum tulang untuk
memasuki darah. Konsentrasi normal trombosit ialah antara 150.000
sampai 350.000 per mikroliter. Volume rata-ratanya 5-8fl. Dalam keadaan
normal, sepertiga dari jumlah trombosit itu ada di limpa. Jumlah trombosit
dalam keadaan normal di darah tepi selalu kurang lebih konstan. Hal ini
disebabkan mekanisme kontrol oleh bahan humoral yang disebut
trombopoietin. Bila jumlah trombosit menurun, tubuh akan mengeluarkan
trombopoietin lebih banyak yang merangsang trombopoiesis.
7
2.2. Etiologi
a. Penyebab dari ITP tidak diketahui secara pasti, mekanisme yang
terjadi melalui pembentukan antibodi yang menyerang sel trombosit,
sehingga sel trombosit mati. (Imran, 2008). Penyakit ini diduga
melibatkan reaksi autoimun, dimana tubuh menghasilkan antibodi
yang menyerang trombositnya sendiri. Dalam kondisi normal, antibodi
adalah respons tubuh yang sehat terhadap bakteri atau virus yang
masuk ke dalam tubuh. Tetapi untuk penderita ITP, antibodinya
8
2.3. EPIDEMOLOGI
Ada dua tipe ITP berdasarkan kalangan penderita :
a. Tipe pertama umumnya menyerang kalangan anak-anak, anak-anak
berusia 2 hingga 4 tahun yang umumnya menderita penyakit ini.
b. Tipe kedua menyerang orang dewasa, sebagian besar dialami oleh
wanita muda, tapi dapat pula terjadi pada siapa saja. ITP bukanlah
penyakit keturunan. (Family Doctor, 2006).
ITP juga dapat dibagi menjadi dua, yakni akut ITP dan kronik
ITP. Batasan yang dipakai adalah waktu jika dibawah 6 bulan disebut akut
ITP dan diatas 6 bulan disebut kronik ITP. Akut ITP sering terjadi pada
anak-anak sedangkan kronik ITP sering terjadi pada dewasa. (Imran,
2008)
PATHWAY
mudah lelah
↓ nafsu makan
purpura
Gg. Pemenuhan keb. O2 ← ↓ Hemoglobin ↓
↓ Gg. Integritas kulit
Gg. Perfusi jaringan
12
2.5. PENCEGAHAN
2.8. TERAPI
Terapi ITP lebih ditujukan untuk menjaga jumlah trombosit
dalam kisaran aman sehingga mencegah terjadinya pendarahan mayor.
Selain itu, terapi ITP didasarkan pada berapa banyak dan seberapa sering
pasien mengalami pendarahan dan jumlah platelet. Terapi untuk anak-anak
dan dewasa hampir sama. Kortikosteroid (ex: prednison) sering digunakan
untuk terapi ITP. kortikosteroid meningkatkan jumlah platelet dalam darah
dengan cara menurunkan aktivitas sistem imun. Imunoglobulin dan anti-
Rh imunoglobulin D. Pasien yang mengalami pendarahan parah
membutuhkan transfusi platelet dan dirawat dirumah sakit .
2. Metiprednisolon
Metilprednisolon dosis tinggi dapat diberikan pd ITP anak dan
dewasa yang resisten terhadap terapi prednison dosis konvensional.
Dari hasil penelitian menggunakan dosis tinggi metiprednisolon 3o
mg/kg iv kemudian dosis diturunkan tiap 3 hr samapi 1 mg/kg sekai
sehari.
4. Anti-D iv
Dosis anti-D 50-75 mg/ka/hr IV. Mekanisme kerja anti-D
yakni destruksi sel darah merah rhesus D-positif yang secara khusus
diberikan oleh RES terutama di lien, jadi bersaingdengan autoantibodi
yang menyelimuti trombosit melalui Fc reseptor blockade.
5. Alkaloid vinka
Misalnya vinkristin 1 mg atau 2 mg iv, vinblastin 5-10 mg,
setiap minggu selama 4-6 minggu.
6. Danazol
Dosis 200 mg p.o 4x sehari selama sedikitnya 6 bulan karena
respon sering lambat. Bila respon terjadi, dosis diteruskan sampai
dosis maksimal sekurang-kurangnya hr 1 tahun dan kemudian
diturunkan 200mg/hr setiap 4 bulan.
8. Dapsone
16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
IDIOPATHIC THROMBOCYTOPENIC PURPURA ( ITP )
3.1. PENGKAJIAN
1. Keluhan utama :
Kondisi lingkungan kurang baik atau kumuh karena penyakit ini bias
disebabkan oleh virus atau bakteri seperti rubella, rubiola dan
paksinasi dengan virus aktif.
17
d. Aktivitas / istirahat.
Gejala : - keletihan, kelemahan, malaise umum.
- toleransi terhadap latihan rendah.
Tanda : - takikardia / takipnea, dispnea pada beraktivitas /
istirahat.
- kelemahan otot dan penurunan kekuatan.
e. Sirkulasi.
Gejala : - riwayat kehilangan darah kronis, misalnya
perdarahan GI kronis,
menstruasi berat.
- palpitasi (takikardia kompensasi).
Tanda : - TD: peningkatan sistolik dengan diastolic stabil.
f. Integritas ego.
Gejala : - keyakinan agama / budaya mempengaruhi pilihan
pengobatan:
penolakan transfuse darah.
Tanda : - DEPRESI.
g. Eliminasi.
18
Diagnose prioritas :
Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen berhubungan dengan
penurunan kapasitas pembawa oksigen darah ditandai dengan hypoxia,
takikardi.
Setelah dilakukan
tindakan 2x24 jam 1) Berikan makanan dalam 1) porsi lebih kecil dapat
diharapkan porsi kecil tapi sering. meningkatkan
pemenuhan nutrisi masukan yang sesuai
klien terpenuhi dengan kalori.
dengan 2) Pantau pemasukan 2) anoreksia dan
makanan dan timbang kelemahan dapat
Tujuan: berat badan setiap hari. mengakibatkan
Menghilangkan penurunan berat badan
mual dan muntah dan malnutrisi yang
Criteria hasil: serius.
Menunjukkan berat
badan stabil 3) Lakukan konsultasi
3) sangat bermanfaat
dengan ahli diet.
dalam perhitungan dan
penyesuaian diet untuk
memenuhi kebutuhan
nutrisi pasien.
Setelah dilakukan
tindakan 2x24 jam 1) Tentukan riwayat nyeri, 1) Memberikan
diharapkan nyeri lokasi, durasi dan informasi yang
yang dirasakan intensitas diperlukan untuk
klien berkurang merencanakan asuhan.
dengan 2) Evaluasi therapi:
Tujuan : pembedahan, radiasi, 2) Untuk mengetahui
-Melaporkan nyeri khemotherapi, terapi yang dilakukan
yang dialaminya biotherapi, ajarkan klien sesuai atau tidak, atau
dan keluarga tentang malah menyebabkan
-Klien mampu cara menghadapinya. komplikasi.
mengontrol rasa
nyeri melalui 3) Berikan pengalihan
aktivitas seperti reposisi dan 3) Untuk
aktivitas menyenangkan meningkatkan
-Mengikuti kenyamanan dengan
seperti mendengarkan
program mengalihkan perhatian
musik atau nonton TV
pengobatan klien dari rasa nyeri.
4) Menganjurkan tehnik
- penanganan stress
(tehnik relaksasi, 4) Meningkatkan
Mendemontrasikan
visualisasi, bimbingan), kontrol diri atas efek
tehnik relaksasi dan
gembira, dan berikan samping dengan
pengalihan rasa
sentuhan therapeutik. menurunkan stress dan
nyeri melalui
5) Evaluasi nyeri, berikan ansietas.
aktivitas yang
mungkin. pengobatan bila perlu.
5) Untuk mengetahui
efektifitas penanganan
nyeri, tingkat nyeri dan
sampai sejauhmana
klien mampu
menahannya serta
6) Diskusikan penanganan untuk mengetahui
nyeri dengan dokter dan kebutuhan klien akan
juga dengan klien obat-obatan anti nyeri.
6) Agar terapi yang
7) Berikan analgetik sesuai diberikan tepat sasaran.
indikasi seperti morfin,
methadone, narkotik dll
7) Untuk mengatasi
nyeri.
Setelah dilakukan
tindakan 2x24 jam 1) Kaji kemampuan 1) mempengaruhi
diharapkan klien pasien untuk pilihan intervensi.
dapat melakukan melakukan aktivitas
aktivitas sendiri normal, catat laporan
tanpa bantuan dari kelemahan, keletihan.
orang lain dengan 2) Awasi TD, nadi, 2) manifestasi
pernafasan. kardiopulmonal dari
Tujuan: upaya jantung dan
Meningkatkan paru untuk membawa
partisipasi dalam jumlah oksigen ke
aktivitas. jaringan.
Criteria hasil: 3) Berikan lingkungan 3) meningkatkan
Menunjukkan tenang. istirahat untuk
peningkatan menurunkan
toleransi aktivitas. kebutuhan oksigen
4) Ubah posisi pasien tubuh.
dengan perlahan dan 4) hipotensi postural /
pantau terhadap pusing. hipoksin serebral
menyebabkan pusing,
berdenyut dan
peningkatan resiko
cedera.
Setelah dilakukan
tindakan 1x24 jam 1) Berikan informasi tntang 1) memberikan dasar
diharapkan ITP. Diskusikan pengetahuan sehingga
keluarga mengerti kenyataan bahwa terapi keluarga / pasien dapat
akan penyakit klien tergantung pada tipe dan membuat pilihan yang
dengan beratnya ITP. tepat.
Tujuan: 2) Tinjau tujuan dan 2) ketidak tahuan
Pemahaman dan persiapan untuk meningkatkan stress.
penerimaan pemeriksaan diagnostic. 3) merupakan
terhadap program 3) Jelaskan bahwa darah kekwatiran yang tidak
pengobatan yang yang diambil untuk diungkapkan yang
diresepkan. pemeriksaan dapat memperkuat
Criteria hasil: laboratorium tidak akan ansietas pasien /
-Menyatakan memperburuk ITP. keluarga.
pemahaman proses
penyakit.
-Faham akan
prosedur dagnostik
dan rencana
pengobatan.
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
27
5. EVALUASI
Hal hal yang perlu dievaluasi dalam pemberian asuhan
keperawatan berfokus pada criteria hasil dari tiap-tiap masalah
keperawatan dengan pedoman pembuatan SOAP, atau SOAPIE pada
masalah yang tidak terselesaikan atau teratasi sebagian.
BAB IV
28
PENUTUP
A. Kesimpulan
Trombositopenia menggambarkan individu yag mengalami atau
pada resiko tinggi untuk mengalami insufisiensi trombosit sirkulasi.
Penurunan ini dapat disebabkan oleh produksi trombosit yang menurun,
distribusi trombosit yang berubah, pengrusakan trombosit, atau dilusi
vaskuler.
Gejala dan tanda pada pasien yang menderita penyakit ITP
adalah Hidung mengeluarkan darah atau pendarahan pada gusi Ada darah
pada urin dan feses Beberapa macam pendarahan yang sukar dihentikan
dapat menjadi tanda ITP. Termasuk menstruasi yang berkepanjangan pada
wanita. Pendarahan pada otak jarang terjadi, dan gejala pendarahan pada
otak dapat menunjukkan tingkat keparahan penyakit. Jumlah platelet yang
rendah akan menyebabkan nyeri, fatigue (kelelahan), sulit berkonsentrasi,
atau gejala yang lain. Tindakan keperawatan yang utama adalah dengan
mencegah atau mengatasi perdarahan yang terjadi.
B. Saran
1. perawat harus memantau setiap perkembangan yang terjadi pada
pasien yang menderita ITP.
2. perawat harus bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain, seperti
tenaga kesehatan yang bekerja di laboratorium yaitu untuk memerikasa
jumlah trombosit pasien.
3. perawat harus menerapkap komunikasi asertif terapeutik guna
menurunkan tingkat kecemasan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
29