BAB I
PENDAHULUAN
Setiap cetusan hati nurani atau daya cipta manusia dalam bentuk suara
adalah suatu penjelmaan dari buah pikiran manusia yang dinyatakan dalam
dan merupakan hasil daya cipta yang bersumber pada ketinggian budi dari
daya cipta yang bersumber pada ketinggian budi dari jiwa yang
mengeluarkan musik itu, sehingga musik selalu dijadikan tolak ukur dari tinggi
1
AH. Suharto, (1995), Serba-serbi keroncong, Jakarta: OK INDAH SARI, hlm. 58.
2
bangsa Indonesia. Bermula dari alat musik yang dibawa oleh para pelaut
dalam mengiringi musik keroncong. Pada saat ini susunan alat yang sering
dilihat dalam mengiringi musik keroncong ialah ukulele, cakalele, cello, bass,
formasi utama dari alat musik keroncong yaitu hanya ukulele, cakalele, cello,
dan bass. Hal ini berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa keempat alat
ini selalu dipakai dalam musik keroncong, sedangkan gitar, flute, dan biola
sering diganti oleh alat lain atau bahkan tidak dipakai sama sekali.
Dari keempat alat keroncong ini penulis sangat tertarik kepada cello.
Karena menurut penulis cello keroncong ini sangat unik. Pertama, dari cara
memainkannya yaitu dengan jari telunjuk dan ibu jari. Kedua, dari bunyinya
yang dapat menyerupai alat perkusi seperti kendang dan conga. Dan ketiga
dari pola irama dan melodi yang dimainkan oleh pemainnya, dimana hampir
2
Ibid, hlm. 25.
3
tidak ada pola yang dibentuk atau dengan kata lain dimainkan dengan
keroncong, seperti ukulele, cak, dan bass yang dimainkan dengan suatu
pola tertentu. Memang, sesekali ketiga alat ini boleh diimprovisasi namun
Dalam hal ini penggunaan cello merupakan hasil dari evolusi alat pada
Dilihat dari bentuknya “cello keroncong” sama dengan cello pada umumnya,
namun yang unik dari alat ini ialah cara memainkannya yang berbeda dari
dipetik dengan menggunakan dua jari yaitu jari telunjuk/tengah dan Ibu Jari. 4
Dari hasil petikan cello tersebut timbullah suara seperti suara pukulan
sehingga dari hasil petikan “cello keroncong” yang seperti kendang tersebut,
pemain cello juga harus mengikuti harmonisasi dari akord lagu yang
dengan bebas, seperti tidak ada pola tertentu yang menjadi acuannya atau
sehingga pada saat ini terdapat 2 jenis gaya improvisasi iringan cello
3
Ibid, hlm. 42.
4
Ibid, hlm. 42.
4
keroncong yang sering didengar, yaitu improvisasi iringan cello gaya Jakarta
yang juga mempersulitnya ialah karena salah satu unsur utama dalam
seperti jenis musik lain yang memiliki teori sebagai acuan dalam proses
5
Harmunah, S. Mus, (1987), Musik Keroncong, Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, hlm. 34.
5
2. Fokus Penelitian
“Bagaimana pola improvisasi iringan cello keroncong dilihat dari aspek ritmik
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
musik yang berminat pada musik keroncong. Untuk menjadi salah satu
keroncong.
6
BAB II
TEORI ACUAN
A. Kerangka Teori
1. Hakekat keroncong
crong keroncong.
• Alat musik “keroncong”, yaitu alat musik petik yang bentuknya semacam
gitar tetapi ukurannya lebih kecil. Alat musik ini memang bukan alat
empat utas tali senar yang jika dipetik bersamaan akan menghasilkan
bunyi yang hampir sama dengan bunyi gelang keroncong sehingga alat
6
AH. Suharto, Op.Cit., hlm. 22
7
dituang air panas sehingga warna dan rasanya sangat pekat. Apabila
airnya telah diminum maka di cangkir itu akan tertinggal ampas tehnya.
Karena mereka datang dari negeri yang sangat jauh tentu saja mereka
sangat kesepian. Untuk mengisi rasa kesepian itu ada diantara mereka yang
membawa alat musik kecil yang bernama ukulele. Oleh karena bunyi yang
keluar dari alat musik tersebut dan nyanyian merdu yang didendangkan oleh
7
AH. Suharto, Op.Cit., hlm. 32.
8
tangga nada pentatonik. Inilah embrio dari musik keroncong yang akan
bersemi.8
Seperti yang telah kita ketahui bersama, alat musik keroncong terdiri
1. Biola
Salah satu jenis alat musik gesek yang memiliki stem nada sebagai
berikut : g-d1-a1-e2
2. Suling/Flute
Alat musik ini adalah alat musik tiup yang mempunyai ambitus
3. Gitar
8
Ibid., hlm. 10.
9
Ibid., hlm. 11.
9
Alat musik gitar mempunyai 6 utas tali senar dengan stem nada : e-
a-d-g-b-e1
4. Ukulele
senar.
g2-b2-e2-a2.
5. Cakalele(Cak)
e2.
11
6. Cello
7. Kontra Bass
awal dari musik keroncong di mulai dari permainan alat musik yang bernama
ukulele atau biasa disebut keroncong, yang dimainkan seorang diri. Seiring
teman untuk meramaikannya, dalam hal ini digunakanlah alat apa saja yang
Nusantara, sehingga pada saat itu alat musik rebana pun ikut masuk juga ke
terdiri dari dua atau lebih Ukulele dan Rebana, masuk pulalah alat musik
Mandolin. Bentuk seperti ini bertahan sampai lebih kurang akhir abad ke-
19.10
Supardi dari Radio Orkes Surakarta, ada tambahan alat musik dalam
10
AH. Suharto, Op.Cit., hlm. 41.
13
juga sempritan burung. Kemudian setelah itu muncullah Biola dan Gitar yang
Pada tahun 1934 Gitar tersebut diganti oleh Cello yang dipetik secara
pizzicato yaitu teknik memetik alat musik gesek dengan menggunakan jari,
oleh Tjok Shinsu. Alat musik Cello yang di negeri asalnya merupakan alat
musik gesek tersebut, oleh orang Indonesia dirubah menjadi alat musik petik
yang kini dikenal sebagai “cello keroncong”. Memang ada teknik pizzicato
dalam bermain cello gesek, tetapi uniknya “cello keroncong” dipetik tidak
hanya dengan ibu jari saja tetapi juga menggunakan telunjuk/jari tengah,
bahkan kadang badan cello juga dipukul untuk menimbulkan efek suara
tertentu.12
Pada tahun yang sama Dul Rajak membuat kreasi pada petikan
yang ada secara bersama-sama dalam satu aksen ketukan mulai dari senar
yang paling atas sampai senar paling bawah dan sebaliknya, tetapi dipetik
dengan cara dipetik sama halnya seperti Mandolin. Alur melodi dari gitar ini
11
Loc.Cit
12
Ibid., hlm.42.
13
Ibid., hlm.43.
14
Akhirnya terbentuklah susunan awal alat musik keroncong yang terdiri dari
Biola, Cello, Gitar, dan Ukulele yang kemudian ditambah dengan Kontra
Bass. Pada tahun 1940 masuklah Flute atau Piccollo dan Tenor Banyo atau
Cakalele, Cello, dan Contra Bass. Biola dan Flute biasa disebut alat musik
permainan cuk, cak, dan cello yang merupakan sebuah kombinasi yang tidak
bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Jika dalam suatu permainan
musik keroncong suara cuk, cak, dan cello tersebut tidak terdengar atau
kurang terdengar maka permainan musik keroncong tersebut telah hilang ciri
khasnya.
Didalam irama keroncong saat ini pada umumnya ada dua macam gaya
iringan, yaitu :
14
Ibid., hlm.44.
15
jenis iringan, yaitu iringan irama tunggal dan iringan irama rangkap.
secara berurutan dari senar yang paling atas menuju ke senar yang paling
bawah dengan menggunakan bagian luar dari jari mulai dari jari kelingking
Ukulele dimainkan secara ritmis, atau dengan kata lain dimainkan dengan
mengikuti aksen dari birama yang digunakan. Permainan ini lebih mudah
variasi ritmik yang dihasilkannya pada aksen sinkop. Tetapi ada pula
yang hanya dimainkan dengan satu nada pada satu tali, dari akord yang
sedang dimainkan. Sedangkan pada gitar memiliki alur melodi yang naik
16
lainnya untuk lari ke irama rangkap, dan terus disambut oleh semua
Bass tidak banyak variasi, hanya memainkan nada bass saja pada aksen
kuat dari tiap birama. Pada Biola, untuk irama keroncong gaya Jakarta
jenis irama yaitu irama tunggal dan rangkap. Dimana dalam hal ini bentuk
irama dan cara memainkannya sama persis seperti irama tunggal dan
keroncong gaya solo ini, alat Ukulele yang digunakan ialah ukulele
dengan stem E dengan tiga tali. Cara memainkannya dengan dipetik satu
per satu pada talinya, sesuai dengan akord yang dibawakan, dan kadang-
17
tempo irama seperti halnya kendang dalam irama karawitan Jawa, dan
Permainan Bass pada iringan gaya solo ini bebas bervariasi, untuk
irama tunggal maupun irama rangkap petikan Bass sama saja, namun
Bass dipetik dengan petikan tunggal pada aksen kuat dalam setiap bar.
18
Sedangkan Biola dan Flute dimainkan pada intro, interlude, dan akhir
lagu(coda). Selain pada ketiga tempat tersebut Biola dan Flute juga
Pada waktu itu ketiga jenis lagu di atas adalah jenis lagu yang paling
jaman jenis lagu dan irama yang dibawakan oleh orkes keroncong semakin
jenis lagu lain yang memiliki karakter irama yang berbeda dengan lagu
keroncong, langgam, dan stambul yaitu irama keroncong. Lagu dengan irama
dangdut, rhumba, cha-cha, tango, dan 8beat adalah beberapa bentuk lagu
15
Harmunah, Op.Cit., hlm. 45.
19
kesamaan satu dengan yang lain. Menurut Drs. Suharto AH, dkk, ada
1) Keroncong asli I
2) Keroncong asli II
3) Stambul I
4) Stambul II
5) Langgam
6) Ekstra/Khusus
a. Keroncong asli I memiliki susunan bar yang terdiri dari 14 bar dan
I … /I … /V … /I ...
14
AH. Suharto, Op. Cit., hlm 80.
20
b. Keroncong asli II memiliki susunan bar yang terdiri dari 28 bar dan
I . . . / I . . . / V . . . / V . . ./ II . . . / II . . . / V . . . / V . . .
V. . . / V . . . / IV . . . / IV . . . / IV . . . / IV . . . / V . . . / I . . .
I . . . / V . . . / V . . . / I . . . / IV . V . / I . . . / IV . V . / I . . .
I . . . / V . . ./ V . . . / I . . . / I . . .
c. Stambul I memiliki susunan bar yang terdiri dari 8 bar dan umumnya
satu contohnya.
IV . . . / IV . . . / I . . . / I . . . / V . . . / V . . . / I . . . / I . . .
IV . . . / IV . . . / I . . . / I . . . / V . . . / V . . . / I . . . / I . . .
21
d. Stambul II memiliki susunan bar yang terdiri dari 16 bar dan terbagi dalam
satu contohnya.
IV . . . / IV . . . / IV . . . / IV . V . / I . . . / IV . V . / I . . . / I . . .
e. Langgam memiliki susunan bar yang terdiri dari 32 bar dan terbagi dalam
I . . . / IV . V . / I . . . / I . . .
V.../V... /I.../I...
I . . . / IV . V . / I . . . / I . . .
II, IV dan V, sedangkan dalam langgam akord yang digunakan lebih banyak
dengan bentuk-bentuk yang ada di atas. Sebagai contoh, lagu jali-jali, lagu-
lagu daerah, lagu pop, dan lain-lain. Dalam bentuk ini penggunaan akord
22
tidak terbatas pada akord I, II, IV dan V, dalam bentuk ini penggunaan akord
sebenarnya.16
1. Melodi, ialah satu not anggota dari sebuah frase kalimat lagu.
Contoh :
2. Ritmik, ialah salah satu bentuk/pola dari kumpulan not dan aksentuasi.
Contoh :
notasi ritmiknya
16
Chapman. Richard, (1990), The Complete Guitarist, Italy: Dorling Kindersley, hlm. 186.
17
Levine. Mark, (1995), The Jazz Theory, California: Sher Music Co, hlm. 5.
23
Contoh :
18
Http://www.creativemusic.com/features/dictionary.html1#1
19
Budi Dharma. Pra, (2001),Teori Improvisasi dan Referensi Musik Kontemporer, Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo, hlm. 21.
24
7. Interval
setengah nada. Suatu interval dapat ditentukan dari nada pertama, nada
- Interval Diatonik
Interval yang terbentuk dari jarak antara dua nada dalam sebuah
tangga nada.
20
Budi Dharma. Pra, (2001), Pengantar Komposisi dan Aransemen, Jakarta; PT. Elex Media
Komputindo, hlm. 11.
25
- Interval Kromatik
dan nada atas secara kromatis, yang akan mempersempit atau memperlebar
jarak interval. Dalam hal ini terdapat 3 jenis Interval yaitu :21
1. Interval Minor
½ nada.
Contoh :
2. Interval Diminished
½ nada.
Contoh :
21
Ibid., hlm. 12.
27
3. Interval Augmented
Contoh :
- Interval inversi
satu oktaf ke atas atau nada atas satu oktaf ke bawah. Untuk mendapatkan
nilai interval yang diinversikan adalah dengan cara mengurangi nilai interval
28
oktaf ke atas maka menjadi interval ke-6(9-3), jadi inverse interval M3 adalah
m6. Inversi mengubah jenis interval, kecuali interval Perfect. Maka, interval
Inversi interval Major akan menjadi Minor, Minor akan menjadi Major,
Sebagai contoh :
Tangga nada pada dasarnya ada 2 yaitu tangga nada mayor dan minor,
22
Loc.Cit.
23
Chapman. Richard, Op.Cit., hlm. 60.
29
a. Tangga nada Mayor disusun dari 7 buah not dengan jarak interval sebagai
berikut :
C D E F G A B C
1 1 ½ 1 1 1 ½
b. Tangga nada minor disusun dari 7 buah not dengan jarak interval sebagai
berikut :
C D Eb F G Ab Bb C
1 ½ 1 1 ½ 1 1
30
9. Akord
Akord adalah susunan tiga not atau lebih yang dibunyikan secara
24
bersamaan.
- Akord Mayor(M) adalah susunan tiga not dengan jarak masing-masing not
2-1 ½ .
Contoh :
- Akord minor(m) adalah susunan tiga not dengan jarak masing-masing not
1½-2.
masing not 1 ½ - 1 ½ .
24
Ibid., hlm. 64.
31
masing not 2 - 2 .
akord, yaitu :
C D E F G A B
E F G A B C D
G A B C D E F
M m m M M m dim
I II III IV V VI VII
Seperti terlihat pada contoh diatas jadi pada tangga nada C Mayor
I II III IV V VI VII
CM Dm Em FM GM Am Bdim
1 1 ½ 1 1 1
Contoh :
32
½.
Contoh : G A B C
1 1 ½ =2½
I II III IV
10. Arpeggio
Didalam teknik bermusik, arpeggio dapat menjadi bahan latihan yang baik.
Contoh :
25
Budi Dharma. Pra, Op.Cit., hlm. 55.
33
nada terdiri dari nada panjang, maka melodi akan berkesan kurang energi
pola ritme melodi. Bilamana melodi diarahkan untuk memiliki alur yang
lancar, hindari pola ritme yang ganjil. Kebanyakan kendala dalam hal ini
adalah kurangnya perhatian pada ketukan kuat dan lemah, yaitu ketukan kuat
dan lemah dalam satu bar dan bar yang kuat dan lemah. Pada umumnya,
bar-bar yang bernomor ganjil lebih kuat daripada bar yang bernomor genap.
Prinsip dasarnya, hindari nada pendek pada ketukan kuat yang akan
B. Kerangka Berpikir
26
Ibid., hlm. 64.
34
Pada awal bab ini dijelaskan asal-usul kata keroncong dan berbagai
data yang ada sehingga lahirlah kata keroncong. Asal-usul kata keroncong
dari yang paling sederhana sampai pada formasi yang ada pada saat ini,
yaitu ukulele, cakelele, cello, bass, flute, gitar dan biola serta fungsinya
yang berkembang, tetapi gaya iringan musik keroncong pun ikut berkembang
sehingga pada umumnya dapat dibagi menjadi 2 gaya iringan yakni gaya
tiap pemain yang saling berinteraksi satu sama lain seperti improvisasi dalam
improvisasi yaitu seperti akord dan melodi. Dimana setiap frase atau kalimat
frase ataupun kalimat lagu, proses ini disebut juga arpeggio. Melodi yang
baik dapat terbentuk apabila dipadukan dengan ritme yang bervariasi sesuai
dengan jenis irama yang dibawakan. Oleh karena itu ritme sangat
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
sampai dengan Mei 2006. Penelitian ini dilakukan dengan cara mendatangi
B. Jenis Penelitian
deskriptif dengan studi lapangan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang
bersifat kualitatif.
C. Keabsahan Data
1. Validity :
Validity ialah tingkat keabsahan, dalam hal ini penulis menggunakan metode
triangulasi, yaitu :
a. Wawancara
ditanyakan ialah :
Dalam hal ini ialah pemain Keroncong itu sendiri, penulis melakukan
ditanyakan ialah :
Langkah-langkah :
cara berikut :
lebar.
Mengubah ide dasar : Susunan nada dari ide dasar diubah atau
“staggered”.
2. Improvisasi Melodi
39
tangga nada yang dipakai dalam suatu lagu. Chordal Motion adalah
2. Kredibiliti :
Kredibiliti yaitu menguji tingkat keabsahan data dalam hal ini dengan cara
3. Diskursus
27
Ibid., hlm. 63.
40
ditemukan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Observasi
mendapatkan suatu ciri dan pola improvisasi cello dalam iringan cello
keroncong.
irama dari lagu yang telah penulis transkrip yaitu Kr. Moritsko dan Lg.
Bengawan Solo yang diambil dari kaset Keroncong dari masa ke masa
sampai dengan 4.
1.1 Ritmik
Contoh :
42
berikut :
Contoh :
2, 5, 12, 21, 27, 29, 30. Serta pada lagu Lg. Bengawan Solo
Contoh :
1, 3, 7, 11, 15, 17, 19, 20, 21, dan 24. Serta pada lagu Lg.
Bengawan Solo pada bar 2, 6, 8, 11, 12, 14, 15, 17, 18, 20, 24,
Contoh :
Contoh :
Pada bar ini terjadi perluasan ide dari frase ritmik dimana
jarak antara 2 not 1/32 di awal frase dan 2 not 1/32 di akhir frase
diperlebar.
49
maka durasi dari setiap not yang dibunyikan sama seperti teknik
1.2 Melodi
Contoh :
Mayor.
Contoh :
Dari contoh diatas terlihat bahwa pada bar 1 mulai dari frase
sesudahnya.
Contoh :
(P4).
interval satu Oktaf yaitu antara not F pada bar 16 dan not E
irama dari lagu yang telah penulis transkrip yaitu lagu Kr. Moritsko yang
diambil dari kaset Keroncong dari masa ke masa produksi Hins Record.
2.1 Ritmik
Contoh :
b. Pada irama rangkap bentuk frase ritmik yang sering muncul sama
Contoh :
Dari kedua contoh di atas terlihat bahwa jarak antara setiap frase
hal ini tidak berlaku mutlak, hanya pada irama rangkap jarak antar
Irama Tunggal.
55
Irama rangkap
56
2.2 Melodi
dari lagu Bunga Seroja dari kaset rekaman koleksi penulis yang tidak
kaset Kr. Dari Masa ke Masa produksi Hins Record. Dapat dilihat pada
3.1 Ritmik
Contoh :
Contoh :
58
3.2 Melodi
Contoh :
Contoh :
berjarak M3, m3, P4, P5, M6, m6 dan Oktaf dalam pembentukan
pola iramanya
Contoh :
terdekat.
Contoh :
irama dari lagu Kr. Kemayoran dan Stb. Jampang dari kaset berjudul
keroncong betawi produksi Hins Record. Secara umum ritmik dan melodi
61
pada irama rangkap gaya Jakarta sama dengan irama rangkap gaya
Surakarta. Dapat dilihat pada sub lampiran V no. 11 sampai dengan 14.
4.1 Ritmik
Contoh :
Atau untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran V no. 11.
sama dengan irama rangkap gaya Surakarta hanya saja pada lagu-
Contoh :
c. Selain dari dua hal tersebut diatas bentuk variasi ritmik dari irama
Surakarta.
3.2 Melodi
Contoh :
Atau untuk lebih lengkapnya dapat dilaihat pada lampiran V no. 13.
B. Wawancara
1. Informan Kunci
64
Dari hasil wawancara penulis menemukan bahwa menurut Drs. Suharto AH. :
1. Antara pola irama cello gaya Jakarta dan gaya Surakarta(Solo), yang
2. Pola ritme cello keroncong itu mengisi tempat yang kosong diantara
3. Pola dasar irama cello keroncong mengikuti pola dasar irama kendang
baik itu pola karawitan Jawa atau seperti iringan lenong atau irama
gambang di Jakarta
4. Pola irama cello irama tunggal gaya Surakarta mengikuti seperti irama
5. Pola irama cello irama rangkap gaya Surakarta mengikuti seperti irama
6. Pola irama cello irama tunggal gaya Jakarta mengikuti seperti irama
7. Pola irama cello irama rangkap gaya Surakarta mengikuti seperti irama
2. Informan Informal
65
dalam hal ini penulis berhasil mewawancarai 3 pemain cello keroncong, yaitu
Rangga :
1. Pola irama irama tunggal dan rangkap gaya Surakarta itu pola dasarnya
seperti contoh dibawah ini, selanjutnya hanya diimprovisasi saja dari pola
dasar tersebut.
2. Pola irama irama tunggal dan rangkap gaya Jakarta itu pola dasarnya
seperti contoh dibawah ini, selanjutnya hanya diimprovisasi saja dari pola
dasar tersebut.
Puguh :
1. Pola irama irama tunggal gaya Surakarta itu pola dasarnya seperti contoh
dibawah ini, hanya perbandingan antara suara register bawah dan atas
dari cello itu seperti 1 : 4 kalau dihitung secara matematis. Lalu jarak
66
2. Pola irama irama rangkap gaya Surakarta itu pola dasarnya seperti
dan atas dari cello itu seperti 1 : 4 kalau dihitung secara matematis. Lalu
jarak antara satu frase melodi ke frase lainnya agak lebih rapat
3. Pola irama irama tunggal gaya Jakarta itu seperti irama rangkap gaya
4. Pola irama irama rangkap gaya Jakarta itu hampir sama seperti irama
lebih lincah.
Heru :
1. Pola irama cello irama tunggal dan rangkap gaya Surakarta itu seperti
2. Pola irama cello irama tunggal dan rangkap gaya Jakarta itu seperti
kendang betawi.
67
3. Kredibiliti
permainan irama keroncong itu agak diperlambat. Hal ini ditandai atau
instrument cello tersebut.. Hal ini dilakukan agar iringan irama keroncong
BAB V
A. Kesimpulan
frase-frase singkat yang didalamnya terdapat beberapa not-not 1/8, 1/16, dan
1/32 dengan menggunakan trinada dari akord lagu yang sedang diiringinya.
Dimana antar frase tersebut banyak dibatasi oleh tanda diam berdurasi 1/16
pada irama tunggal dan 1/32 pada irama rangkap. Di dalam frase singkat
tersebut sering terlihat not-not berdurasi 1/32 dan 1/16 dimainkan berulang
dua kali yang diikuti oleh not berdurasi lebih lama dari not sebelumnya.
dari akord lagu yang sedang diiringinya, baik itu pada iringan gaya Jakarta
maupun Surakarta. Namun khusus pada irama tunggal gaya Jakarta, iringan
cello dimainkan dengan suatu pola tertentu yang diciptakan sebelumnya oleh
lagu.
69
B. Saran
keroncong.
melatih dulu variasi ritmik antara not 1/32 dan 1/16 atau 1/16 dan 1/8.
keroncong. Serta tidak lupa juga juga harus sering mendengar rekaman-
rekaman lagu kaset keroncong dan pola-pola iringan kendang Jawa dan
Betawi.
3. Khusus untuk para arranger atau komposer yang ingin membuat karya
terpaku pada pola dasar irama cello keroncong yang sering ia dengar.
Namun juga harus memperhatikan unsur improvisasi yang ada pada cello
keroncong, sehingga tidak terkesan monoton. Dalam hal ini efek suara
serta bentuk iringan yang dihasilkan dibuat agar menyerupai suara iringan
perkusi.
kepada para muridnya. Hal ini penulis sarankan agar wawasan bermusik
DAFTAR PUSTAKA
Dharma, Pra Budi (2001). Pengantar Komposisi dan aransemen, Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
Levine, Mark (1995). The Jazz Theory, California: Sher Music Co.
[Http://www.creativemusic.com/features/dictionary.html#a]
72
Lampiran I
Hasil rekaman wawancara pada salah satu sesepuh dan pakar keroncong
Penulis Pakar
Gaya permainan Cello antara gaya “Menurut saya karena keroncong
Gaya permainan Cello Surakarta dan “Kendang..!!!, ya… kalau di Jawa itu
Jawa.”
Bagaimana permainan irama tunggal “Mungkin, kalau di Jakarta. Bisa jadi
gambang kromong.”
Lampiran II
74
Pedoman Wawancara
Disusun oleh :
No Registrasi : 2815990563
Disetujui oleh :
2002