Anda di halaman 1dari 2

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab II, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
a. Berpikir kritis diartikan sebagai suatu proses, dimaksudkan sebagai proses
dan kemampuan tersebut digunakan untuk memahami konsep,
menerapkan, mensintesis dan mengevaluasi informasi yang didapat atau
informasi yang dihasilkan.
b. Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan,
verifikasi, dan komunikasi data tentang klien.
c. Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinis mengenai seseorang,
keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah-masalah
kesehatan/proses kehidupan yang aktual atau potensial.
d. Asuhan keperawatan adalah faktor penting dalam survival klien dalam
aspek perawatan, rehabilitasi, dan preventif perawatan kesehatan.
e. Implementasi adalah kebersinambungan dan interaktif dengan komponen
lain dari proses keperawatan dengan cara mengkaji kembali keadaan klien,
memodifikasi rencana asuhan, dan menuliskan kembali hasil yang
diharapkan sesuai kebutuhan.
f. Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan
tenaga kesehatan lainnya
g. Keseluruhan proses keperawatan membutuhkan konsep berpikir kritis di
dalamnya agar tercipta sebuah asuhan keperawatan yang berkualitas.
III.2 Saran
Agar tercipta suatu asuhan keperawatan yang berkualitas, seorang perawat
hendaknya menerapkan konsep berpikir kritis di dalam semua proses
keperawatan. Seluruh proses keperawatan hendaknya dilakukan secara sistematis
dan harus mempertimbangkan segala aspek pada diri klien dan keluarganya.
Perawat yang kompeten dan profesional diharapkan mampu menerapkan konsep
berpikir kritis ini agar terjadi peningkatan kualitas pada diri klien dan juga pada
diri perawat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai