Anda di halaman 1dari 19

Memahami Partai Politik

Sigit Pamungkas
Mengapa Partai Politik?
• Institusi yang mengubah metode
berpolitik yang bersifat tertutub menjadi
terbuka.
• Institusi utama demokrasi modern.
Proposisi Schattschneider “the political
parties created democracy and that
modern democracy is unthinkable save in
term of parties’.
Apa Partai Politik?
• Organisasi yang diikat oleh seperangkat nilai
tertentu dan berorientasi kekuasaan melalui
pemilihan umum.
– Organisasi
– seperangkat nilai
– Orientasi kekuasaan
– Pemilu
Istilah Partai
• “faksi [faction]” dan “partai [party]” tidak
mengacu kepada makna yang sama (Sartori,
1976)
• Faksi dari verba latin facere (melakukan,
bertindak), dan factio (kelompok politik yang
menyimpang yang memecah dan berbahaya).
Intinya adalah gagasan tentang kesombongan,
perilaku yang berlebih, tanpa perasaan, dan
berbahaya.
• kata ‘partai” juga berasal dari Latin, darti
verba partire, yang artinya membagi [to
divide], tetapi dalam pemahaman yang lebih
longgar daripada kata sekte (Secare, Latin)
yang artinya memisahkan, memotong, dan
membagi
• Pada dasarnya, istilah “partai” membawa
gagasan tentang bagian [part]. Istilah part
masuk ke dalam bahasa Perancis partager,
yang artinya membagi-bagi, dan masuk dalam
bahasa Inggris “partaking” (mengadakan
partnership dan partisipasi).
• istilah “partai” tidak masuk dan menjadi
penting dalam kosakata politik hingga pada
abad ketujuh belas
Asal usul Partai
• Adanya perbedaan pendapat dan
kepentingan-kepentingan yang menonjol
diantara kelompok masyarakat tidak
menjadi tempat lahirnya partai politik. Ia
hanya suatu kondisi yang harus terpenuhi
tetapi tidak memadai agar partai politik
bisa muncul.
Perspektif Asal usul Partai
• teori institusional
– lahirnya partai politik dari dua arah, yaitu partai
politik yang terbentuk dari dalam parlemen (Intra-
parlemen), dan partai politik yang lahir dari luar
parlemen (ekstra-parlemen).
– Contoh: Partai Konservatif dan Partai Liberal di
Inggris, Partai Republik dan Partai Demokrat di
Amerika Serikat, Partai Liberal Nasional Wilhelmina
di Jerman, dan Partai-partai liberal abad sembilan
belas di Italia.
– Kemunculan partai politik dari intra-
parlemen berkembang dalam tiga tahap:
• lahirnya kelompok-kelompok
parlementer,
• pembentukan panitia-panitia pemilihan
lokal,
• diadakannya hubunganpermanen
diantara keduanya.
• partai politik dari ekstra-parlemen secara tipikal
menghadirkan perlawanan-perlawan ideologis
terhadap elit yang berkuasa.
• Partai-partai ekstra parlemen berusaha masuk ke
koridor kekuasaan dengan mengedepankan
kepentingan-kepentingan kelompok yang
sebelumnya disingkirkan. Ia berusaha
mentransformasikan sistem politik itu sendiri.
• Contoh: partai-partai sosialis, partai-partai komunis,
partai-partai kristen demokratis, partai-partai agraria
dalam konteks Eropa
• Teori Historis
– memberi tekanan pada krisis-krisis sistemis yang
berkaitan dengan proses pendirian-bangsa
[nation-building].
– Krisis-krisis itu diantaranya krisis yang berkaitan
dengan integrasi nasional, legitimasi bangsa dan
tuntutan partisipasi yang lebih besar. Krisis-krisis
itu akan menentukan karakter partai.
• Krisis legitimasi:
– Mempertanyakan legitimasi institusi-
institusi perwakilan
– beberapa partai politik generasi pertama
(ektra-parlemen), baik di benua Eropa
maupun di negara berkembang,
biasanya terkait dengan krisis ini
• Krisis legitimasi bangsa:
– mempertanyakan bukan saja legitimasi institusi-
institusi perwakilan, tetapi juga mempersoalkan
legitimasi negara yang ada sebagai suatu
keseluruhan.
– Contoh:
• Kemunculan partai-partai nasionalis era kolonial
mempertanyakan legitimasi negara kolonial
• partai-partai fasis dan komunis abad 20
mempertanyakan demokrasi liberal.
• Krisis partisipasi
– Menunjuk pada adanya perluasan hak pilih dan
kekecewaan kekurangan terhadap sistem politik
yang ada.
– Hampir semua partai yang diciptakan secara
eksternal adalah dibentuk bersamaan dengan
krisis partisipasi pemilihan, atau adanya
kekecewaan kekurangan terhadap sistem politik
yang ada.
• teori modernisasi dan pembangunan politik
– Respon positif modernisasi: ‘terjadinya
peningkatan dalam hal aliran informasi, ekspansi
pasar-pasar internal, pertumbuhan teknologi,
ekspansi jaringan transportasi dan yang terpenting
adalah karena terjadinya peningkatan mobilitas
spasial maupun sosial’ (LaPalombara dan Weiner
1966: 20).
– Respon negatif modernisasi: eksternalitas aktivitas
industri -- seperti ancaman terhadap lingkungan --
mengantar munculnya Greens
Party in the
Electorate
(party voters
and
identifiers)

Party in the Party


Government Organization
(party officiers,
(governmental
committees, staff,
officeholders) and workers)

Sumber: John F. Bibby, Politics, Parties and Election in America, 2 nd ed (Chicago: Nelson-Hall
Publishers, 1992), p. 6
Functions of Party Politics
(sumber: Russell J. Dalton, and Martin P. Wattenberg, Parties without partisans: Political change in advanced
industrial democracies (New York: Oxford UP, 2000), p.5

• Parties in the electorate, fungsi partai menunjuk


pada penampilan partai politik dalam
menghubungkan individu dalam proses demokrasi.
– Simplifiying choices for voter
– Educating citizens
– Generating symbols of indentification and loyalty
– Mobilizing people to participate
• Parties as Organizations, fungsi partai
menunjuk pada proses dalam
organisasi sendiri
– Recruiting leadership and seeking
governmental office
– Training political elites
– Articulating political interests
– Agregating political interests
• Parties in Government, menunjuk pada fungsi partai dalam
penataan dan pengelolaan urusan pemerintahan
– Creating majorities in government
– Organizing the government
– Implementing policy objectives
– Organizing dissent and opposition
– Ensuring responsibility for government
– Controlling government administration
– Fostering stability in government

Anda mungkin juga menyukai