Anda di halaman 1dari 12

Identifikasi, Perumusan, dan

Justifikasi :

Masalah atau Pertanyaan


Penelitian
Identifikasi Masalah
 Menemukan masalah sosial/kebijakan itu
tidak sulit, namun mengidentifikasi satu
untuk tujuan penelitian juga tidak selalu
mudah.
 Satu dari sekian banyak tahapan
penelitian adalah mengidentifikasi dan
mendefinisikan secara jelas masalah yang
diinginkan untuk diteliti.
 Jika kita merasa tidak jelas (uncertain)
tentang masalah penelitian; atau jika kita
tidak jelas dengan apa yang ada di pikiran
kita tentang apa yang akan kita teliti;
orang lain yang membaca proposal kita
juga merasa tidak paham.
Perumusan masalah
 Identifikasi situasi problematik merupakan
langkah awal pada pembuatan proposal
penelitian, namun harus diikuti dengan
proses mendefinisikan masalah.
 Masalah dapat diidentifikasi berdasarkan
pola/jumlah kejadian; intensitas, distribusi
masalah dan ukuran-ukuran lain dimana data
yang mendukung telah tersedia.
 Untuk mempermudah proses definisi
masalah, reviu literatur yang relevan,
mengevaluasi data statistik yang tersedia,
mencari pendapat atau opini dari ahli atau
orang yang memiliki perhatian/concern pada
masalah tersebut.
 Tahap ini akan membantu kita menfokuskan
(narrow the fokus) dari proposal yang akan
dibuat.
Sebuah masalah penelitian yang baik
(well-defined problem) akan
mengarah pada KEJELASAN:
1. tujuan penelitian,
2. hipotesa (jika ada), dugaan/asumsi
3. definisi variabel kunci (konsep
pokok), dan
4. pemilihan metode penelitian untuk
mengukur variabel atau
mengidentifikasi konsep.
Masalah yang potensial
sebagai masalah penelitian
Ada kesenjangan (discrepancy)
antara apa yang ada (what is) dan
apa yang seharusnya ada (what
should be)
Ada pertanyaan tentang mengapa
terjadi kesenjangan.
Paling sedikit ada dua jawaban
yang mungkin atas pertanyaan
tersebut.
Contoh:
Bukan Masalah penelitian (Non-research problem)
• Situasi masalah: sebuah laporan tentang implementasi program
imunisasi kecamatan A menyatakan bahwa 100 anak balita akan
mendapatkan imunisasi polio. Namun demikian, data lapangan
menunjukkan tidak ada satu anak balita yang memperoleh imunisasi
tersebut.

• Kesenjangan: 100 anak balita seharusnya mendapatkan imunisasi


polio, namun 100 anak tsb tidak mendapatnya.

• Pertanyaan: Mengapa cakupan imunisasi untuk 100 anak balita di


kecamatan A tidak terjadi ? Atau: Faktor-faktor apa sajakah yang
bertanggungjawab atas tidak terpenuhinya target cakupan imunisasi
untuk 100 anak balita di kecamatan A?

• Jawaban: Banjir tahunan yang terjadi di wilayah tersebut


menyebabkan pengiriman vaksin polio tidak sampai ke kecamatan
karena jalan penghubung menuju kecamatan A terputus longsoran
tanah.
Pembahasan contoh: Bukan
masalah penelitian

• Pada contoh tersebut, situasi problematis memang


terjadi, namun alasan mengapa situasi problematis
tersebut bisa terjadi sudah diketahui dengan jelas.
• Diasumsikan bahwa semua fakta atau data tersebut
benar, maka tidak ada alasan untuk melakukan
penelitian pada sebab-sebab terjadinya kegagalan
imunisasi
• Sebagai gantinya, mungkin dibutuhkan penelitian
tentang “mengapa manajemen suplai atau sistem
logistik tidak mampu menyalurkan vaksin polio selama
masa banjir”.
Contoh:
Masalah penelitian (Research problem)
• Situasi masalah: Kecamatan A selalu banjir pada musim penghujan. Untuk
mengantisipasinya, pemerintah kabupaten menetapkan satu sistem logistik yang
baru untuk wilayah-wilayah banjir. Puskesmas di wilayah banjir diberi prasarana
penyimpanan vaksin, dan disediakan tambahan motor boat yang memungkinkan
petugas kesehatan dapat menjangkau setiap keluarga yang memiliki anak balita.
Namun demikian, survey menunjukkan bahwa tidak ada satu pun anak balita
yang mendapatkan imunisasi tersebut.

• Kesenjangan: Sistem logistik yang baru seharusnya dapat menjamin pelayanan


imunisasi, namun 100 anak balita tsb tidak mendapatnya.

• Pertanyaan: Mengapa sistem logistik yang baru tidak mampu memberikan


pelayanan imunisasi kepada anak balita di kecamatan A?

• Jawaban:
1. Order vaksin tidak dilakukan sebelum musim penghujan tiba.
2. Motor boat yang digunakan untuk sarana transport sudah tidak berfungsi
dengan baik.
3. Petugas kesehatan tidak diberi tahu tentang sistem baru pelayanan iminisasi
di musim penghujan dan banjir.
Check-list:
Perumusan masalah

1. Apakah masalah yang akan diteliti


merupakan masalah yang up-to-date atau
sedang terjadi saat ini ?
2. Intensitas masalah (jumlah atau prevalensi
masalah)
3. Wilayah yang terkena masalah (nasional atau
lokal)
4. Kelompok populasi/masyarakat yang terkena
masalah (nasional atau lokal)? Atau
5. Apakah problem muncul terkait dengan
program atau kebijakan yang sedang
berjalan?
Check-list: …..
Perumusan masalah

6. Adakah temuan-temuan dari penelitian


terdahulu?
7. Apa yang sudah dilakukan untuk
menyelesaikan masalah di waktu yang lalu ?
8. Apakah problem muncul terkait dengan
program atau kebijakan yang sedang berjalan?
9. Jikalau ada program/kebijakan untuk
mengatasi masalah tersebut, seberapa jauh
keberhasilan program tersebut ?
10. Kemungkinan-kemungkinan apa saja yang
tidak terjawab yang terkait dengan kegagalan
kebijakan/program tersebut?
Step 1-4: Menulis Pendahuluan
(Swales,1981)

Step 1: Menentukan area: menjelaskan bahwa fokus dan lokus


penelitian adalah penting, relevan, bermanfaat & timely.
Step 2: menyimpulkan riset2 sebelumnya (perlu literature
review)
Step 3: Menyiapkan dan menjelaskan riset yg akan dilakukan,
dg menjelaskan ‘gap’ dari riset sebelumnya, atau dgn
mengajukan pertanyaan tentang riset2 sebelumnya, yg
umumnya dinyatakan sbg evaluasi negatif dari bbrp temuan di
Move 2.
Step 4: Memperkenalkan riset yang akan dilakukan dengan
menyatakan tujuan riset dan atau melanjutkan riset
sebelumnya.
Justifikasi masalah

 Reviu jawaban-jawaban dalam check list


tersebut.
 Ikuti step-step (Swales,1981)
 Di akhir bab latar belakang dlm
pendahuluan, buat dalam satu atau dua
alinea (paragraf) untuk meyakinkan
pembaca atau menjustifikasi bahwa
masalah yang akan diteliti atau ditulis
adalah sangat penting.

Anda mungkin juga menyukai