Tari Tiban merupakan tari rakyat yang sudah mengakar dan berkembang
dimasyarakat Tulungagung pada umumnya. Tarian ini dipergelarkan pada saat musim
kemarau panjang, karena pada dasarnya tarian ini merupakan sarana untuk minta hujan.
Pada saat yang telah ditentukan, mereka berkumpul disuatu tempat, mereka dibagi
menjadi 2
Permainan terus berlanjut sampai sore hari, bagi yang merasa kalah akan
digantikan oleh anggota kelompok berikutnya, dan pada akhirnya pertunjukan apabila
Tuhan berkenan pasti akan turun hujan seperti yang diharapkan. Tari Tiban jarang sekali
dipergelarkan dirumah penduduk yang sedang hajatan, hanya dipergelarkan dalam acara
yang bersifat umum saja. ( pesona-tulungagung.com )
Ada makna-makna yang bersembunyi di sini. Bagi otak modern saat ini, tak ada
artinya Tari Tiban, malah terlihat seperti adu kekerasan. Jelas, nenek moyang kita tidak
sebodoh dan sejahat manusia modern sekarang, buktinya, mereka tidak menggunduli
hutan, tidak bunuh-bunuh dengan plastik. Rasakan lah nilainya. Kebenaran data tak
sepenting maknanya.
Makna. Ya, makna dari tarian. Makna dari pecut lucut cambuk sesama, bukan pecutnya,
bukan pula lucutnya, tapi nadanya, nada-nada purba, pesan-pesan purba. Sportifitas,
habis pulang lupa dendam, tak ada lawan, semua kawan. Kawan berkawan dengan ruh-
ruh kakek nenek.