Paper K3LL
HIRAC of Palm Oil Plantation
Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah
tropis (15° LU - 15° LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari permukaan
laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-
2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat
kemarau. Pola curah hujan tahunan memperngaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah
sawit.
Produk minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek kualitas.
Aspek pertama berhubungan dengan kadar dan
kualitas asam lemak, kelembaban dan kadar
kotoran. Aspek kedua berhubungan dengan rasa,
aroma dan kejernihan serta kemurnian produk.
Kelapa sawit bermutu prima (SQ, Special Quality)
mengandung asam lemak (FFA, Free Fatty Acid)
tidak lebih dari 2 % pada saat pengapalan. Kualitas
standar minyak kelapa sawit mengandung tidak
lebih dari 5 % FFA. Setelah pengolahan, kelapa sawit bermutu akan menghasilkan rendemen
minyak 22,1 % ‐ 22,2 % (tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,7 % ‐ 2,1 % (terendah).
Mutu minyak kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua arti, pertama, benar‐benar murni
dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak kelapa sawit tersebut dapat
ditentukan dengan menilai sifat‐sifat fisiknya, yaitu dengan mengukur titik lebur angka
penyabunan dan bilangan yodium. Kedua, pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal
ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar
ALB, air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan. Kebutuhan
mutu minyak kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan non pangan
masing‐masing berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran, maupun aspek
higienisnya harus lebih diperhatikan. Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan
oleh banyak faktor. Faktor‐faktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan
pascapanen, atau kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutan.
Untuk menentukan suatu HIRAC (Hazard Identification Risk Assessment Control) dari
sebuah industry minyak kelapa sawit, kita perlu terlebih dahulu mengetahui bagaimana proses
atau tahapan dari industry kelapa sawit itu sendiri. Proses pengolahan biji kelapa sawit menjadi
minyak kelapa sawit dapat dilihat melalui skema berikut :
Proses Pembuatan
Dari skema di atas, saya akan mencoba menjelaskan HIRAC dari masing-masing proses
untuk mengetahui HIRAC secara keseluruhan dari proses industry kelapa sawit.
Proses Penanaman
Legume Cover Crop (LCC)
Sebelum kita menanam kelapa sawit, ada baiknya kita melakukan proses cover crop
pada lahan yang akan kita gunakan sebagai tempat perkebunan kelapa sawit. Dalam
pertanian, proses ini disebut juga proses penanaman tanaman penutup tanah (Legume
Cover Crop atau LCC). Kegunaan dari LCC adalah untuk menahan pukulan hujan,
menahan laju air limpasan, menambah kadar Nitrogen, melindungi permukaan tanah
dari erosi dan menekan pertumbuhan gulma. Kekurangan dari LCC yaitu dapat
menimbulkan persaingan dengan tanaman pokok, mengganggu tanaman pokok dan
dapat menjadi inang dari bakteri, virus dan jamur. Contoh tanaman yang dapat
digunakan sebagai LCC adalah Centrosema pubescen dan Pueraria javanica.
Identifikasi Bahaya :
(Postural Hazard)
(Biological Hazard)
Risk Assessment:
Very Very
Likely Unlikely
Likely Unlikely
Death or
permanent 3 2 2 1
disability
Long term illness 1 1 2 3
Severity
Medical attention
and several days 3 1 2 3
off work
First aid needed 2 1 2 3
Keterangan : 1 = Berpotensi Tinggi
2 = Berpotensi Sedang
3 = Berpotensi Rendah
Very Likely = Dapat terjadi kapan saja
Likely = Dapat terjadi suatu saat
Unlikely = Dapat terjadi tapi sangat jarang
Very Unlikely = Kemungkinan tidak pernah terjadi
Identifikasi Bahaya :
( Mechanical Hazard )
( Biological Hazard )
( Mechanical Hazard )
( Postural Hazard )
( Postural Hazard )
Risk Assessment :
Probability
Very likely Likely Unlikely Very Unlikely
Death or
permanent 1 1 2 3
disability
Long-term
2 1 1 3
Severity
illness
Medical attention
and several days 2 1 3 3
off work
Risk Control :
( Engineering control )
( Engineering control )
Proses Produksi
Tahapan yang harus dilakukan pada proses produksi pembuatan CPO ( Crude Palm Oil )
adalah sebagai berikut :
o Bunch Reception (Penerimaan buah hasil panen berupa tandan)
o Threshing (Memisahkan buah kelapa sawit dari tandannya)
( Mechanical Hazard )
Threshing Machine
o Sterillization of bunches (Proses sterilisasi buah kelapa sawit dengan cara dipanaskan
menggunakan tekanan tinggi).
( Mechanical Hazard )
Fruit Sterilizer
o Digestion of the fruit (Proses pelepasan minyak kelapa sawit dari buah melalui sebuah
oil-bearing cells yang sebuah tabung bertekanan dan suhu tinggi yang berputar pada
suatu sumbu).
( Mechanical Hazard )
o Clarification and Drying of Oil (Proses pemisahan minyak dari pengotor yang masih
mengandung air dan sisa-sisa kulit buah). Hasil pemisahan tersebut lalu dilewatkan ke
sebuah penyaringan untuk menyaring pengotor yang kasar, lalu dimasak. Setelah
dipisahkan, minyak akan dikeringkan menggunakan mesin.
o Oil Storage (Minyak yang telah dikeringkan tadi lalu dimasukkan ke dalam sebuah
tangki penyimpanan yang diatur suhu dan tekanannya agar tidak terjadi proses
solidifikasi).
Oil Tanker
Selain bahaya-bahaya yang telah disebutkan di atas, terdapat beberapa bahaya lagi dalam proses
pembuatan CPO ini, yaitu :
Risk Assessment :
Probability
Very likely Likely Unlikely Very Unlikely
Death or
permanent 2 2 1 2
disability
Long-term
2 1 1 3
Severity
illness
Medical attention
and several days 2 1 1 3
off work
(Engineering Control)
REFERENSI