Anda di halaman 1dari 24

ASSALAMUALAIKUM wr.

wb

SURVEILANS MALARIA
PENGERTIAN (Surveilans Malaria)
 Surveilans malaria dapat diartikan sebagai pengawasan yang
dilakukan secara terus-menerus dan sistematik terhadap
distribusi penyakit malaria dan faktor-faktor penyebab kejadian
kesakitan serta yang berkaitan dengan sehat dan sakit yang
kegiatannya meliputi; pengumpulan, analisis, penafsiran dan
penyebaran data dan dianggap sangat berguna untuk
penanggulangan penyakit secara efektif.
 Surveilans malaria merupakan suatu sistem pelaporan khusus
yang diadakan untuk lebih memantapkan upaya pencegahan
dan penanggulangan penyakit malar
TUJUAN
 Untuk memperoleh data informasi tentang penyakit
malaria (frekuensi, distribusi, insidens dll) dan faktor-
faktor yang berpengaruh serta dapat dibaca secara
cepat dan untuk menjawab pertanyaan apa, dimana dan
kapan, sehingga dapat dilaksanakan tindakan
pencegahan/penanggulangan yang cepat dan terarah
KEGUNAAN SURVEILANS
 Identifikasi Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria guna
pemastian tindakan penanggulangan dan pengendalian.
 Evaluasi pelaksanaan program
 Membantu penetapan masalah kesehatan
prioritas dan sasaran
 Identifikasi kelompok resiko tinggi menurut
umur, alamat pekerjaan, dll dimana masalah kesehatan
sering terjadi
SUMBER INFORMASI
 Laporan dari fasilitas pelayanan kesehatan : Puskesmas, RS
dll.
 Laporan masyarakat
 Laporan dari pemeriksaan laboratorium
 Laporan dari petugas lapangan.
KOMPONEN SURVEILANS MALARIA
 Pengumpulan data
 Kompilasi, analisis dan interpretasi data
 Penyebaran hasil analisa dan interpretasi
Pengumpulan data
Merupakan komponen yang sangat penting karena
kualitas informasi yang diperoleh sangat ditentukan
kualitas data yang dikumpulkan.
1. Pencatatan angka kematian
2. Laporan penyakit
3. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium
4. Hasil survei
5. Pengamatan vektor/ reservoir penyakit
6. Laporan Wabah / KLB
7. dll
Kompilasi, Analisis, dan Interpretasi
 Data yang telah terkumpul dikompilasi dan
dianalisa berdasarkan orang, tempat dan waktu baik berupa
teks, tabel, grafik, spot map dll.
 Tujuannya adalah untuk menjawab pertanyaan seperti
apakah terjadi peningkatan kasus / KLB atau faktor-faktor
yang berpengaruh sehingga dapat diambil tindakan secara
cepat dan tepat.
Penyebaran hasil analisa
dan interpretasi
 Hasil analisa dan interpretasi data harus
disebarluaskan pada unit-unit yang berkepentingan
agar dapat digunakan untuk perencanaan tindak
lanjut.
 Penyebaran informasi bisa kepada lintas sektor, lintas
program, masyarakat maupun sebagai feed back
kepada unit-unit yang mengirimkan laporan.
 Bagian ini salah satu komponen terpenting dari sistem
surveilans karena pada bagian ini biasanya digunakan
untuk perencanaan maupun pengambilan keputusan
program kesehatan masyarakat
INDIKATOR PENTING

Annual Parasite Incidence (API)


Angka kesakitan malaria tahunan dengan rumus yaitu
Klasifikasi daerah endemis
malaria
 (Hight Case Incidence) : > 1000 penduduk
 MCI (Middle Case Incidence) API : 1- 4,9 /1000
penduduk
 LCI (Low Case Incidence) API : < 1 /1000 penduduk
Desa HCI : Bila angka kesakitan (API) pertahun di
suatu desa diatas 5/1000 penduduk, indikator ini
sebagai kinerja upaya pemberantasan malaria di suatu
wilayah serta, perluasan penularan malaria disuatu
daerah.
Monthly Parasite Incidence
(MoPI)
Angka kesakitan malaria bulanan dengan formula
jumlah kasus malaria perbulan dibagi jumlah
penduduk dikalikan 1000.
Digunakan untuk mengetahui perkembangan kasus
malaria perbulan
Annual Blood Examination Rate
(ABER)
Adalah prosentase penduduk yang diambil dan diperiksa
sediaan darahnya dalam setahun.
Prosentase ABER untuk menentukan besarnya
cakupan penduduk yang diambil dan diperiksa sediaan
darahnya.
Cakupan dianggap baik bila ABER >10 %
Slide Positive Rate
(SPR)
adalah prosentase jumlah sediaan darah positive
malaria dari sediaan darah yang diperiksa.
Digunakan untuk :
•Melihat besarnya tingkat infeksi pada kelompok
populasi tertentu.
• Serta kualitas pemeriksaan baik di lapangan maupun di
laboratorium.
Error Rate
Untuk mengukur kinerja kemampuan
mikroskopis dalam pemeriksaan sediaan
darah.
Dianggap baik bila nilai error rate < 5%.
Parasite Formula
 Untuk menentukan parasit apa yang dominan pada suatu
daerah.

Contoh , jumlah sediaan darah positif = 100 orang.


P.falciparum : 56 orang,
P.mixed : 4 orang,
P.vivax : 40 orang.

Maka P.falciparum : 56+4/ 100 = 60%. Sehingga dapat


disimpulkan bahwa P.falciparum dominan (60%) di daerah
tersebut
Interpretasi
P.falciparum dominan : Transmisi malaria sedang
berlangsung atau belum lama berlangsung dan
pengobatan kurang sempurna sehingga timbul short
term relapse.

P.vivax dominan : Transmisi dini yang tinggi dengan


vektor potensial (gamet cepat terbentuk antara 2-3
hari). Selain itu radical treatment kurang sempurna
(adequat) sehingga menimbulkan long term relaps
Kasus Bayi
Perlu dikaji kemungkinan adanya kasus
bayi sebagai indikator bahwa transmisi
lokal berlangsung dan cenderung terjadi
di dalam rumah mengingat bayi
kemungkinan akan tetap tinggal di lokasi.
Hal ini juga merupakan indikator besarnya transmisi di
suatu daerah.
Origin
Menyatakan apakah penderita termasuk dalam
penularan indegenous (lokal), relaps, atau import case
yang datang dari luar wilayah.

Hal ini berguna untuk menilai kinerja


penemuan kasus di lapangan serta peningkatan
surveilans migration
Falciparum ring dan gamet
Merupakan indikator kinerja petugas lapangan dalam
menemukan kasus di lapangan.
Penemuan F.ring yang tinggi menunjukkan
penemuan yang dini.
Penemuan F.gamet yg tinggi menunjukkan
keterlambatan penemuan di lapangan.
Bila F.gamet > 30% kegiatan penemuan kasus di
lapangan dianggap kurang dini (terlambat)
Time lapse
Waktu yang diperlukan dari pengambilan sediaan
darah sampai mendapat pengobatan radikal, dengan
waktu yang masih bisa ditolerir adalah < 7 hari.
Bila time lapse lebih dari 7 hari maka perlu dicari
penyebabnya mengingat bila time lapse terlalu
panjang berakibat transmisi akan sulit diputus rantai
penularannya.
Hal ini sangat berguna untuk penilaian kenerja petugas
di lapangan.
Mass Fever Survey
(MFS)
Upaya surveilans (penemuan kasus) di
lapangan secara aktif dengan mengambil sediaan darah
penderita dengan gejala klinis malaria, lalu diperiksa
secara mikroskopis guna dilakukan pengobatan radikal
dalam rangka pemutusan rantai penularan.
Mass Blood Survey
(MBS)
Upaya surveilans (penemuan kasus) dilapangan secara
aktif denganm mengambil sediaan darah semua
penduduk secara masal baik dengan atau tanpa gejala
klinis malaria, lalu diperiksa secara mikroskopis guna
dilakukan pengobatan radikal dalam rangka pemutusan
rantai penularan.
Kegiatan ini dapat menjaring penderita
positif malaria yang tanpa gejala (carrier)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai