Anda di halaman 1dari 16

PEDOMAN

PENANGGULANGAN ANEMIA GIZI


UNTUK REMAJA PUTRI DAN WANITA USIA SUBUR

I. PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN BERBAGAI ISTILAH SEHUBUNGAN DENGAN


ANEMIA DAN KEK (KEKURANGAN ENERGI KRONIS)

Anemia Gizi : adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam


darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan
untuk pembentukan Hb tersebut. Di Indonesia sebagian besar anemia
ini disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut Anemia
Kekurangan Zat Besi atau Anemia Gizi Besi.

Remaja Putri : adalah masa peralihan dari anak menjadi dewasa,


ditandai dengan perubahan fisik dan mental. Perubahan fisik ditandai
dengan berfungsinya alat reproduksi seperti menstruasi (umur 10-19
tahun).

Wanita Usia Subur (WUS) : adalah wanita pada masa atau periode
dimana dapat mengalami proses reproduksi. Ditandai masih
mengalami menstruasi (umur 15-45 tahun).

Tablet Tambah Darah (Besi-Folat) : adalah tablet untuk


suplementasi Penanggulangan Anemia Gizi yang setiap tablet
mengandung Fero sulfat 200 mg atau setara 60 mg besi elemental dan
0,25 mg asam folat.

Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) : adalah berbagai kegiatan


yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku
yang dalam hal ini berkaitan dengan anemia gizi dan suplementasi
Tablet Tambah Darah (TTD).

LILA : ukuran lingkar lengan kiri atas.

Risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) : adalah keadaan dimana


remaja putri/wanita mempunyai kecenderungan menderita KEK.
Seseorang dikatakan menderita risiko KEK bilamana LILA <23,5 cm.

C/Anemia/1/AnmGiz 1
KEK : adalah keadaan dimana remaja putri/wanita mengalami
kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau
menahun.

B. TUJUAN DAN SASARAN PROGRAM

1. Tujuan

a. Umum : Meningkatkan status kesehatan dan gizi remaja putri


dan WUS melalui penanggulangan anemia gizi.

b. Khusus : 1. Meningkatkan kinerja petugas kesehatan dalam


upaya penanggulangan anemia gizi.
2. Meningkatkan partisipasi dan kerjasama antara
sektor kesehatan dengan sektor pendidikan,
keagamaan, organisasi dan LSM untuk
penanggulangan masalah anemia gizi.
3. Meningkatkan kesadaran remaja putri dan WUS
serta keluarganya akan pentingnya meningkatkan
status kesehatan dan gizi dengan mencegah
masalah anemia sedini mungkin.
4. Melaksanakan suplementasi TTD untuk remaja
putri dan WUS secara mandiri.
5. Menurunkan prevalensi Anemia Gizi pada WUS
khususnya remaja putri.

2. Sasaran

a. Langsung : Remaja Putri dan Wanita Usia Subur

b. Tidak Langsung :
1. Remaja Putra/peserta didik
2. Guru/pendidik/Kepala Sekolah dan masyarakat lingkungan
sekolah
3. Pemuka/Tokoh Agama dan masyarakat
4. Ketua Organisasi Kepemudaan
5. Ketua Organisasidan LSM bidang kepemudaan, kesehatan,
keagamaan dan wanita
6. Ketua federasi pekerja sektor non formal
7. Petugas kesehatan (puskesmas)
8. Tempat kerja (manajer/pemilik)
9. Distributor
10. Masyarakat umum

C/Anemia/1/AnmGiz 2
II. KEGIATAN OPERASIONAL

Kegiatan Penanggulangan Anemia Gizi untuk Remaja Putri dan WUS yang
dilakukan, utamanya merupakan kegiatan KIE yaitu promosi atau
kampanye tentang anemia kepada masyarakat luas, ditunjang dengan
kegiatan penyuluhan kelompok serta konseling yang ditujukan secara
langsung pada Remaja Putri/Wanita melalui wadah yang sudah ada di
masyarakat seperti sekolah, pesantren, tempat kerja (formal/informal),
organisasi dan LSM bidang kepemudaan, kesehatan, keagamaan dan
wanita.

Kegiatan suplementasi TTD dilakukan secara mandiri dengan dosis 1


tablet seminggu sekali minimal selama 16 minggu, dan dianjurkan minum
1 tablet setiap hari selama masa haid/menstruasi.

Anjuran konsumsi makanan kaya besi dilaksanakan dengan mengacu


pada “gizi seimbang”, diikuti dengan pembinaan kantin di sekolah atau
penjaja makanan di sekitar remaja/wanita berkumpul.

Deteksi dini juga dilakukan untuk mengetahui apakah Remaja


Putri/Wanita menderita Risiko KEK (LILA <23,5 cm), sehingga dapat
dilakukan upaya untuk meningkatkan status gizinya.

A. PERSIAPAN

1. Kesepakatan lintas program dan sektor terkait di tingkat Pusat,


Daerah Tingkat I, Daerah Tingkat II, tingkat kecamatan dan desa.
2. Kesepakatan meliputi jajaran kesehatan, pendidikan, keagamaan
serta organisasi dan LSM bidang kepemudaan dan wanita.
3. Penyediaan bahan pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis
bagi petugas kesehatan, pendidikan, keagamaan dan petugas lain
yang melakukan penyuluhan.
4. Penyediaan materi KIE oleh Depkes, Depdikbud, Depag, LSM,
instansi terkait, swasta dan masyarakat.
5. Penyusunan kurikulum Kesehatan Reproduksi Remaja di sekolah/
pesantren/madrasah Tsanawiyah/madrasah Aliyah oleh Depkes,
Depdikbud, Depag dan instansi terkait lain.
6. Penyediaan dan distribusi Tablet Tambah Darah.
7. Penyebarluasan informasi melalui :
a. Kampanye/promosi
b. Tayangan/siaran/tulisan melalui media elektronik dan cetak.
c. Lokakarya, pameran, sarasehan, pencanangan di tingkat Pusat,
Daerah Tingkat I, Daerah Tingkat II, tingkat kecamatan dan desa.
d. Siaran keliling di Daerah Tingkat II, tingkat kecamatan dan desa.

C/Anemia/1/AnmGiz 3
B. PELAKSANAAN

1. KIE : penyuluhan kesehatan dan gizi termasuk penyuluhan tentang


suplementasi Tablet Tambah Darah untuk Remaja Putri/Wanita
dilaksanakan secara berkala dengan mengikut sertakan :
a. Lintas Sektor Terkait : Depkes, Depnaker, Depdikbud, Depag,
Depdagri, Depsos, BKKBN, Menpora, Menperta dan lain-lain.
b. Organisasi Sosial dan Keagamaan : seperti Karang Taruna, MUI,
PGI, KWI, PT dan Walubi sampat ke tingkat wilayah.
c. Organisasi Kepemudaan dan Wanita : misalnya Pramuka, Saka,
Bhakti Husada, PMR, Kowani, Dharma Wanita, Dharma Pertiwi,
PKK sampai ke tingkat ranting.
d. LSM terkait : misalnya PP Nahdlatul Ulama, PP Muhammadiyah,
Fatayat NU, PP Aisyiyah, Wanita Katolik dan lain-lain.
e. Donor agency bidang kesehatan : Unicef, WHO, USAID, PATH,
HKI, Mother Care dan lain-lain.
f. Organisasi Profesi : IDI, POGI, IBI, PDGMI, ISFI, Persagi, IAKMI dan
lain-lain.
g. Media Komunikasi : seperti Televisi, PRSSNI, Biro Iklan, YPS,
koran dan majalah.
h. Pekerja formal : perusahaan, pabrik melalui Gerakan Pekerja
Wanita Sehat dan Produktif (GPWSP).
i. Pekerja non formal : industri rumah tangga, buruh tani, buruh
perkebunan dan lain-lain.

2. Suplementasi Tablet Tambah Darah


a. Dilaksanakan secara mandiri.
b. Tablet Tambah Daerah yang dapat digunakan adalah obat
generik yang harganya terjangkau oleh masyarakat. Tablet
Tambah Daerah Generik dikemas dalam bungkus warna putih,
berisi 30 tablet per bungkus. Harga Tablet Tambah Darah generik
tidak boleh melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) obat generik.
Disamping itu dapat juga digunakan Tablet Tambah Darah
PABRIK
dengan merek dagang yang memenuhi spesifikasi (mengandung
60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat).
c. Tablet Tambah Darah generik merupakan obat bebas terbatas
DISTRIBUSI/
yang dapat dibeli di Apotik, Toko Obat, Warung/Toko,
Pedagang Besar Farmasi
koperasi/kantin sekolah dan pesantren, POD, dokter/bidan
praktek swasta dan pondok bersalin.

3. Distribusi Tablet Tambah APOTIK/TOKO


Darah generik untuk Remaja Putri dan
OBAT :
WUS mengikuti alur sebagai berikut

Dokter/Bidan
Koperasi Warung/ Koperasi/kantin Pos Obat Pondok
Praktek
Unit Desa Toko Sekolah/pesantren Desa Bersalin
Swasta

C/Anemia/1/AnmGiz 4
Remaja Putri/WUS
4. Deteksi dini Kurang Energi Kronis (KEK) :
a. Dilakukan setiap tahun dengan mengukur Lingkar Lengan Kiri
Atas (LILA) dengan memakai pita LILA.
b. Pada Remaja Putri/Wanita yang LILA-nya <23,5 cm berarti
menderita Risiko Kurang Energi Kronis (KEK), yang harus
dirujuk ke Puskesmas/ sarana pelayanan kesehatan lain, untuk
mendapatkan konseling dan pengobatan.
c. Pengukuran LILA dapat dilakukan oleh Remaja Putri atau wanita
itu sendiri, kader atau pendidik. Selanjutnya konseling dapat
dilakukan oleh petugas gizi di Puskesmas (Pojok Gizi), sarana
kesehatan lain atau petugas kesehatan/gizi yang datang ke
sekolah, pesantren dan tempat kerja.

C/Anemia/1/AnmGiz 5
III. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

A. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB MASING-MASING SEKTOR

1. Kecamatan :
Sekolah/Puskesmas/tempat kerja/organisasi kesehatan, wanita,
pemuda dan keagamaan :
a. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan kepada Remaja
Putri/Wanita.
b. Menyediakan paket penyuluhan/kurikulum kesehatan dan gizi
untuk Remaja Putri dan Wanita.
c. Melaksanakan koordinasi dengan camat oleh jajaran kesehatan,
pendidikan, agama dan instansi terkait untuk kelancaran
pelaksanaan program.
d. Mengadakan koordinasi dengan tempat tersedianya Tablet
Tambah Darah.
e. Melaksanakan penyuluhan kesehatan dan gizi serta konseling.

2. Daerah Tingkat II :
Kantor Depdikbud, Kandepkes, Dinkes, dan Kantor Depag
Kabupaten/ Kotamadya :
a. Melaksanakan pengadaan dan pendistribusian paket penyuluhan/
kurikulum untuk tiap kecamatan.
b. Melaksanakan koordinasi dengan Pemda Tingkat II Kabupaten/
Kotamadya dan instansi terkait serta LSM.
c. Melakukan koordinasi dengan Pedagang Besar Farmasi (PBF)
atau distributor tentang distribusi Tablet Tambah Darah.
d. Mengadakan pemantauan ke sekolah/pesantren/tempat
kerja/organisasi bidang
kesehatan/wanita/kepemudaan/keagamaan.

3. Daerah Tingkat I :
a. Merencanakan kebutuhan paket penyuluhan/kurikulum
kesehatan dan gizi, pengadaan dan distribusi untuk tiap
kabupaten/kotamadya.
b. Melakukan koordinasi dengan Pemda Tingkat I Propinsi dan
instansi terkait serta LSM.
c. Melakukan koordinasi dengan Pedagang Besar Farmasi (PBF)
atau distributor tentang distribusi Tablet Tambah Darah.
d. Melakukan pemantauan ke Daerah Tingkat II
Kabupaten/Kotamadya dan Kecamatan.

4. Pusat :
Depdikbud, Depkes, dan Depag :
a. Melakukan koordinasi dalam penyusunan paket
penyuluhan/kurikulum kesehatan dan gizi, pengadaan dan
distribusi untuk tiap propinsi.

C/Anemia/1/AnmGiz 6
b. Melakukan koordinasi dengan produsen tentang penyediaan
Tablet Tambah Darah.
c. Melaksanakan koordinasi dengan lintas sektor lain (Depsos,
BKKBN) serta LSM tentang pengembangan dan pelaksanaan
Program Penanggulangan Anemia Gizi untuk Remaja Putri dan
WUS.
d. Melakukan pemantauan ke Daerah Tingkat I Propinsi, Daerah
Tingkat II Kabupaten/Kotamadya dan Kecamatan.

B. PENCATATAN DAN PELAPORAN

1. Pencatatan dan pelaporan kegiatan KIE, penyuluhan, deteksi dini


dan konseling dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang sudah
ada.
2. Depdikbud, Depkes, Depag dan instansi terkait lain melaporkan
kepada instansinya masing-masing sampat ke Tingkat Pusat.
3. Pencatatan dan pelaporan cakupan suplementasi Tablet Tambah
Darah mandiri, dilaksanakan secara tindak langsung melalui data
penjualan dan survei.

C/Anemia/1/AnmGiz 7
IV. EVALUASI

Untuk mengetahui perkembangan dan keberhasilan program


Penanggulangan Anemia Gizi untuk Remaja Putri/WUS, perlu dilakukan
evaluasi pelaksanaan kegiatan. Kegiatan evaluasi meliputi :

A. Kelancaran logistik dan dana.


B. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan, pembinaan deteksi dini dan
konseling.
C. Survei Cepat Kelainan Gizi.
D. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT).
E. Penelitian atau studi.

Indikator keberhasilan antara lain :

A. Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku (PSP) Remaja


Putri/Wanita tentang anemia gizi.
B. Cakupan distribusi dan konsumsi Tablet Tambah Darah pada Remaja
Putri/Wanita.
C. Kepatuhan minum Tablet Tambah Darah.
D. Menurunnya prevalensi anemia pada Wanita Usia Subur khususnya
Remaja Putri.

Hasil evaluasi sangat bermanfaat sebagai bahan perencanaan lebih lanjut.

C/Anemia/1/AnmGiz 8
V. PENUTUP

Kegiatan Penanggulangan Anemia Gizi untuk Remaja Putri/WUS perlu


terus dilaksanakan secara berkesinambungan untuk mencapai sumber
daya manusia dan generasi penerus yang berkualitas. Program ini sejalan
dengan Penanggulangan Anemia Gizi untuk Calon Pengantin Wanita dan
Gerakan Pekerja Wanita Sehat Produktif (GPWSP) yaitu penanggulangan
anemia gizi pada pekerja wanita.

Meskipun peningkatan status kesehatan dan gizi Remaja Putri/Wanita


merupakan tanggung jawab masing-masing orang tua dan keluarganya,
pendidik, petugas kesehatan, tokoh pemuda/agama serta masyarakat
sangat berperan dalam mendukung upaya diatas agar dapat berjalan
dengan sukses.

C/Anemia/1/AnmGiz 9
Suplemen : Informasi Tentang Anemia dan Tablet Tambah Darah
(Materi Rujukan Bagi Guru/Pendidik dan Tokoh
Masyarakat)

I. PENGERTIAN DAN PENYEBAB ANEMIA


II. MENGAPA WANITA DAN REMAJA PUTRI SERING MENDERITA ANEMIA
III. TANDA-TANDA DAN AKIBAT ANEMIA
IV. CARA MENCEGAH DAN MENGOBATI ANEMIA
V. MANFAAT TABLET TAMBAH DARAH
VI. PERAN GURU DAN TOKOH MASYARAKAT

C/Anemia/1/AnmGiz 10
I. PENGERTIAN DAN PENYEBAB ANEMIA

A. APAKAH ANEMIA ?

2. Anemia oleh orang awam dikenal sebagai “kurang darah”.

3. Anemia adalah suatu penyakit dimana kadar Hemoglobin (Hb)


dalam darah kurang dari normal.

4. “Anemia” berbeda dengan “tekanan darah rendah”.


Tekanan darah rendah adalah kurangnya kemampuan otot
jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga
menyebabkan kurangnya aliran darah yang sampai ke otak
dan bagian tubuh lainnya.

A. APAKAH PENYEBAB ANEMIA ?

1. Sebagian besar anemia di Indonesia disebabkan oleh


kekurangan zat besi.

2. Zat besi adalah salah satu unsur gizi yang merupakan


komponen pembentuk Hb atau sel darah merah. Oleh karena
itu disebut “Anemia Gizi Besi”.

3. Anemia Gizi Besi dapat terjadi karena :


a. Kandungan zat besi dari makanan yang dikonsumsi tidak
mencukupi kebutuhan.
- Makanan yang kaya akan kandungan zat besi adalah :
makanan yang berasal dari hewani (seperti ikan,
daging, hati, ayam).
- Makanan nabati (dari tumbuh-tumbuhan) misalnya
sayuran hijau tua, yang walaupun kaya akan zat besi,
namun hanya sedikit yang bisa diserap dengan baik
oleh usus.

b. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi.


- Pada masa pertumbuhan seperti anak-anak dan remaja,
kebutuhan tubuh akan zat besi meningkat tajam.
- Pada masa hamil kebutuhan zat besi meningkat karena
zat besi diperlukan untuk pertumbuhan janin serta
untuk kebutuhan ibu sendiri.
- Pada penderita penyakit menahun seperti TBC.

c. Meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh.


Perdarahan atau kehilangan darah dapat menyebabkan
anemia. Hal ini terjadi pada penderita :

- Kecacingan (terutama cacing tambang). Infeksi cacing


tambang menyebabkan perdarahan pada dinding usus,

C/Anemia/1/AnmGiz 11
meskipun sedikit tetapi terjadi terus menerus yang
mengakibatkan hilangnya darah atau zat besi.
- Malaria pada penderita Anemia Gizi Besi, dapat
memperberat keadaan anemianya.
- Kehilangan darah pada waktu haid berarti
mengeluarkan zat besi yang ada dalam darah.

CEGAHLAH WANITA DARI


PENYAKIT “ANEMIA atau KURANG
DARAH”

II. MENGAPA WANITA DAN REMAJA PUTRI SERING MENDERITA


ANEMIA ?

A. Pada umumnya masyarakat Indonesia lebih banyak


mengkonsumsi makanan nabati dibandingkan hewani, sehingga
masih banyak yang menderita anemia.

B. Wanita lebih jarang makan makanan hewani dan sering


melakukan diit pengurangan makan karena ingin langsing.

C. Mengalami haid setiap bulan, sehingga membutuhkan zat besi


dua kali lebih banyak daripada pria, oleh karena itu wanita
cenderung menderita anemia dibandingkan dengan pria.

1 DIANTARA 3 WANITA MENDERITA


ANEMIA

2. TANDA-TANDA DAN AKIBAT ANEMIA

A. Tanda-tanda anemia :
1. LESU, LEMAH, LETIH, LELAH, LALAI (5L)
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kult dan
telapak tangan menjadi pucat.

BILA SALAH SATU ATAU BEBERAPA


GEJALA DIATAS MUNGKIN MENDERITA
ANEMIA
B. Akibat anemia pada :
1. Anak-anak :
a. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
b. Menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan
kecerdasan otak.

C/Anemia/1/AnmGiz 12
c. Meningkatkan risiko menderita penyakit infeksi karena
daya tahan tubuh menurun.

2. Wanita :
a. Anemia akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga
mudah sakit.
b. Menurunkan produktivitas kerja.
c. Menurunkan kebugaran.

3. Remaja putri :
a. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
b. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak
mencapai optimal.
c. Menurunkan kemampuan fisik olahragawati.
d. Mengakibatkan muka pucat.

4. Ibu hamil :
a. Menimbulkan perdarahan sebelum atau saat persalinan.
b. Meningkatkan risiko melahirkan Bayi dengan Berat Lahir
Rendah atau BBLR (<2,5 kg).
c. Pada anemia berat, bahkan dapat menyebabkan kematian
ibu dan/atau bayinya.

ANEMIA DAPAT MENURUNKAN


KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

III. CARA MENCEGAH DAN MENGOBATI ANEMIA

A. Meningkatkan Konsumsi Makanan Bergizi.


1. Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari
bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan
bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-
kacangan, tempe).
2. Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak
mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam,
jambu, tomat, jeruk dan nanas) sangat bermanfaat untuk
meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.

B. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum


Tablet Tambah Darah (TTD).

C. Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat


anemia seperti: kecacingan, malaria dan penyakit TBC.

C/Anemia/1/AnmGiz 13
IV. MANFAAT TABLET TAMBAH DARAH (TTD)

A. Apakah Tablet Tambah Darah itu ?


Tablet Tambah Darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet
mengandung 200 mg Ferro Sulfat atau 60 mg besi elemental dan
0,25 mg asam folat.

B. Mengapa Wanita dan Remaja Putri perlu minum Tablet Tambah


Darah ?
1. Wanita mengalami haid sehingga memerlukan zat besi untuk
mengganti darah yang hilang.
2. Wanita mengalami hamil, menyusui, sehingga kebutuhan zat
besinya sangat tinggi yang perlu dipersiapkan sedini mungkin
semenjak remaja.
3. Mengobati wanita dan remaja putri yang menderita anemia.
4. Meningkatkan kemampuan belajar, kemampuan kerja dan
kualitas sumber daya manusia serta generasi penerus.
5. Meningkatkan status gizi dan kesehatan Remaja Putri dan
Wanita.

C. Bagaimana cara minum Tablet Tambah Darah ?


1. Minumlah 1 (satu) Tablet Tambah Darah seminggu sekali dan
dianjurkan minum 1 tablet setiap hari selama haid.
2. Untuk ibu hamil, minumlah 1 (satu) Tablet Tambah Darah
setiap hari paling sedikit selama 90 hari masa kehamilan dan
40 hari setelah melahirkan.

REMAJA PUTRI DAN WANITA DIANJURKAN MINUM


TABLET TAMBAH DARAH AGAR SENANTIASA
SEHAT, SEGAR BUGAR, BERSERI DAN
BERSEMANGAT
D. Apa yang harus diperhatikan tentang Tablet Tambah Darah ?
1. Minumlah Tablet Tambah Darah dengan air putih, jangan
minum dengan the, susu atau kopi karena dapat menurunkan
penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya
menjadi berkurang.
2. Kadang-kadang dapat terjadi gejala ringan yang tidak
membahayakan seperti perut terasa tidak enak, mual-mual,
susah buang air besar dan tinja berwarna hitam.
3. Untuk mengurangi gejala sampingan, minumlah TTD setelah
makan malam, menjelang tidur. Akan lebih baik bila setelah
minum TTD diserta makan buah-buahan seperti : pisang,
pepaya, jeruk, dll.
4. Simpanlah TTD di tempat yang kering, terhindar dari sinar
matahari langsung, jauhkan dari jangkauan anak, dan setelah
dibuka harus ditutup kembali dengan rapat. TTD yang telah
berubah warna sebaiknya tidak diminum (warna asli : merah
darah).
5. Tablet Tambah Darah tidak menyebabkan tekanan darah
tinggi atau kebanyakan darah.

C/Anemia/1/AnmGiz 14
E. Dimana dapat membeli Tablet Tambah Darah ?
1. Tablet Tambah Darah adalah obat bebas terbatas sehingga
dapat dibeli di Apotik, Toko Obat, Warung, Bidan Praktek, Pos
Obat Desa.
2. Dianjurkan menggunakan Tablet Tambah Darah generik yang
disediakan pemerintah dengan harga yang terjangkau oleh
masyarakat.
3. Disamping itu dapat juga dipergunakan Tablet Tambah Darah
dengan merk dagang lain yang memenuhi kandungan seperti
Tablet Tambah Darah generik.

BIASAKAN MEMBACA LABEL


SEBELUM MEMBELI TABLET
TAMBAH DARAH

2. PERAN GURU DAN TOKOH MASYARAKAT

A. Apakah peran guru dalam menanggulangi anemia gizi


pada remaja putri ?

1. Guru sebagai pendidik, diharapkan pada setiap kesempatan


dapat secara langsung memberikan pengetahuan kepada
anak didiknya terutama Remaja Putri tentang pentingnya
mencegah dan mengobati anemia sedini mungkin.
2. Pendidikan gizi dan kesehatan di SLTP, SLTA, Madrasah
Tsanawiyah, Aliyah dan Pondok Pesantren dapat
diintegrasikan pada mata pelajaran : Biologi, IPA, Penjaskes
(Pendidikan Jasmani dan Kesehatan)
3. Kegiatan UKS, PMR serta Saka Bhakti Husada dapat
merupakan saran untuk memberikan penyuluhan tentang
anemia.
4. Guru dapat mengadakan komunikasi dengan orang tua murid
agar memperhatikan pula status gizi dan kesehatan putrinu.

B. Apakah peran tokoh masyarakat dalam menanggulangi


anemi gizi pada Remaja Putri dan Wanita ?

1. Tokoh masyarakat seperti Ketua Organisasi, Pimpinan


Kelompok, Kader serta petugas lain di luar kesehatan sangat
berperan dalam memberikan penyuluhan dan motivasi
kepada masyarakat, khususnya kelompok Remaja Putri di luar
sekolah, pekerja wanita informal, ibu-ibu rumah tangga agar
selalu menjaga kesehatannya dengan mencegah dan
mengobati anemia.
2. Penyuluhan gizi dan kesehatan di luar sekolah dapat
dilaksanakan melalui kegiatan Karang Taruna, Remaja Masjid,
Majelis Ta’lim, PKK dan lain-lain.

C/Anemia/1/AnmGiz 15
Koordinasi antara guru dan tokoh masyarakat dengan petugas
kesehatan atau Puskesmas agar selalu ditingkatkan untuk
menanggulangi masalah anemia gizi pada Remaja Putri dan Wanita.

PROGRAM PENANGGULANGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI &


WANITA MEMERLUKAN PERAN SERTA MASYARAKAT
DALAM RANGKA KEMANDIRIAN

C/Anemia/1/AnmGiz 16

Anda mungkin juga menyukai