Anda di halaman 1dari 4

Hak-hak Pekerja Sebagai Bentuk Perlindungan Sosial Peter McDonald Hakhak pekerja seperti cuti sakit, cuti tahunan,

ahunan, asuransi kesehatan, hak pensiun, dan di Indonesia,Jamsostek,merupakanbentukbentukperlindungansosialbagitenagakerja. Ringkasan kebijakan (policy brief) ini mengemukakan berbagai tingkatan akses terhadap hakhak pekerja di kalangan pekerja muda di Jakarta dan sekitarnya. Mereka yang mempunyai pekerjaan yang lebih baik dan gaji yang lebih tinggi mempunyai akses yang lebihbesaruntukmemperolehhakhaknya.Dengandemikianaksesuntukmemperolehhak haksepertiinimemperlebarjurangketidakadilansosial. Seiring dengan ekonomi yang menjadi lebih formal, semakin banyak penduduk bekerja di perusahaan, lembaganonpemerintah,danlembagapemerintah. Sebagai pekerja, mereka menerima upah yang menggambarkan mutu modal manusia mereka keahliandanpengalamanyangmerekamiliki. Meskipundemikian,selainupahyangdibayarsesuai jam kerja, biasanya para majikan memberi pekerjanyahakhaktambahanseperticutisakit,cuti tahunan,asuransikesehatan,danhakpensiun.Hak hak pekerja tersebut merupakan sebuah bentuk perlindungan sosial bagi pekerja dan hakhak ini bernilai sangat tinggi, khususnya dalam konteks dimana negara menyediakan perlindungan sosial pada tingkatan yang rendah. Contoh yang sangat
penting adalah asuransi kesehatan yang disediakan oleh majikan untuk pekerjanya di Amerika Serikat. Dengan penyediaan asuransi kesehatan seperti itu, pekerjapekerjadiAmerikaSerikatmempunyaiakses terhadap sistem kesehatan yang paling tinggi kualitasnya di dunia; tanpa penyediaan asuransi kesehatan oleh majikan, warga Amerika Serikat mempunyai akses yang rendah terhadap pemeliharaankesehatan. Majikan menyediakan hakhak tersebut untuk pekerjanya mungkin tidak hanya karena mereka mempunyai kepedulian sosial, tetapi juga mereka percayabahwapemberian hakhaktersebut akan menjadi daya tarik bagi pekerja dengan kualitas yang lebih baik. Hakhak pekerja bisa merupakan

The 2010 Greater Jakarta Transition to Adulthood Study Policy Brief No. 2

Tabel1.CakupanHakhakPekerja,LakilakidanPerempuanUsia2034, JATABEK(persen)

HakhakPekerja Cutisakit Cutitahunan Cutibesar Cutimelahirkan(hanyaperempuan) Asuransikesehatan:sendiri Asuransikesehatan:keluarga Jamsostek*

Cakupan(persen) Lakilaki Perempuan 70 75 57 55 42 47 51 45 36 21 11 44 38

Sumber:The2010GreaterJakartaTransitiontoAdulthoodSurvey Catatan:PerusahanJaminanSosialMilikNegara.

Tabel2.CakupanHakhakPekerjadiSektorPemerintahdanSwastaUsia2034, JakartadanSekitarnya(persen)

HakhakPekerja Cutisakit Cutitahunan Cutibesar Cutimelahirkan(hanyaperempuan) Asuransikesehatan:sendiri Asuransikesehatan:keluarga Jamsostek

Cakupan(persen) Pemerintah Swasta 87 80 67 65 67 50 75 60 65 47 44 17 39 54

Sumber:The2010GreaterJakartaTransitiontoAdulthoodSurvey

halyangbaru,ataubisajugamenjadihalbiasauntuk sektor pekerjaan tertentu seperti di pemerintahan. Dengan demikian, sampai kapan pun hakhak pekerja dapat menggambarkan sejarah masa lampau, tingkat kompetisi tenaga kerja di sektor sektortertentudanderajadtanggungjawabsosialdi kalangan majikan. Memperoleh atau tidak memperoleh hakhak pekerja berpotensi menjadi sumberketidakadilandiantaraparapekerja. Hal yang menarik adalah jangkauan Jamsostek, perusahaan asuransi sosial milik negara. Dilaporkan bahwaJamsostekmenjangkauhanya24jutadari35 jutapekerjasektorformaldiIndonesia(Sijabat,The Jakarta Post, 12 Januari 2010). Dalam ringkasan kebijakan ini, informasi yang ditampilkan adalah mengenai siapa yang memperoleh Jamsostek dan siapayangtidak.

Survei Transisi Penduduk Usia Muda 2010 di JATABEK (2010 Greater Jakarta Transition to Adulthood Survey) memberi kesempatan untuk mengkaji siapa yang memperoleh dan siapa yang tidak memperoleh akses terhadap hakhak pekerja. Hakhak pekerja yang dimaksud dalam ringkasan kebijakan ini termuat dalam Tabel 1 yang menunjukkan proporsi pekerja usia 2034 tahun yang mempunyai akses terhadap hakhak tertentu. Untuk hak cuti (tidak termasuk cuti melahirkan), perbedaan antara pekerja lakilaki dan perempuan adalah kecil, tetapi lebih banyak lakilaki yang memperoleh hakhak asuransi kesehatan dan jaminansosial. Kecuali cuti tahunan, dibandingkan pekerja di perusahaan swasta, pekerja di sektor pemerintahan lebihbanyakmemperolehcutisakit,cutibesar,dan asuransi kesehatan, terutama asuransi kesehatan

Tabel3.CakupanHakhakPekerjaMenurutLapanganPekerjaan,PekerjaUsia2034, JakartadanSekitarnya(persen)

LapanganPekerjaan Industripengolahan Listrikdangas Konstruksi Perdagangandsb Hoteldanrumahmakan Transportasi, pergudangan Informasi,komunikasi Keunagan,asuransi Jasakemasyarakatan, perorangan** JUMLAH

Cuti sakit 70 69 70 76 82 75 89 90 63 74

Cuti tahunan 54 65 56 61 69 67 67 78 43 58

Cuti besar 47 42 44 45 37 49 51 66 36 47

Asuransi Asuransi Cuti kesehatan: kesehatan: Jamsostek melahirkan* sendiri keluarga 56 44 16 57 *** 62 23 58 *** 30 14 39 55 41 15 45 43 36 16 36 52 39 8 49 77 64 38 52 56 71 26 42 18 24 10 17 51 70 25 43

Sumber:The2010GreaterJakartaTransitiontoAdulthoodSurvey Catatan*Hanyaperempuan,**Tidaktermasukpegawaipemerintah ***Jumlahrespondenterlalukeciluntukdihitungpersentasenya

Tabel4.CakupanHakhakPekerjaMenurutTingkatPendidikan,PekerjaUsia2034, JakartadanSekitarnya(persentase)

Tingkat Pendidikan

Cuti sakit

Cuti tahunan

Cuti besar

Cuti melahirkan*

Asuransi kesehatan: sendiri 11 18 40 59 63 41

Asuransi kesehatan: Jamsostek keluarga 2 6 17 22 26 16 11 16 45 56 57 41

SDataukurang 38 25 20 19 SMP 52 33 29 22 SMAsedejarad 74 58 44 48 Diploma 90 71 59 66 Sarjana+ 88 75 64 83 TOTAL 72 56 45 52 Source:The2010GreaterJakartaTransitiontoAdulthoodSurvey Note:*Hanyaperempuan

untukkeluarganya(Tabel2).Dilainpihak,pekerjadi sektorswastalebihbanyakmemperolehJamsostek.

Sebagaimana diharapkan, hakhak pekerja berhubungan dengan jenis kontrak pekerja. Pekerja tidak tetap cenderung tidak memperoleh satu pun dari hakhak tersebut, sementara pekerja tetap umumnya lebih mungkin memperoleh hakhak dibandingkan pekerja tidak tetap. Sebagai contoh, 73persenpekerjatetap,57persenpekerjakontrak, dan 17 persen pekerja tidak tetap memperoleh hak cuti tahunan. Pengecualiannya adalah Jamsostek, dimana 45 persen pekerja kontrak memperoleh jaminan dibandingkan 49 persen pekerja tetap. Hanya 5 persen pekerja tidak tetap memperoleh Jamsostek.

yanglebihtinggiberadapadaposisitawaryanglebih baikterhadapmajikannyadan,secarasendirisendiri atau berkelompok mereka lebih mampu meraih akses untuk memperoleh hakhaknya dibandingkan pekerja tingkat bawah. Ini berarti jika kita membandingkan hanya upah pekerja, pendidikan bisa saja menjadi tidak benar mengingat nilai manfaat hakhak pekerja bagi pekerja. Dengan demikian, ketidakadilan sosial menjadi semakin besardibandingkanjikahanyamelihatupahpekerja. Tidak dapat disangkal bahwa akses memperoleh hakhak pekerja merupakan sumber ketidakadilan sosialyangtidakdapatdiabaikandikalanganpekerja diJakartadansekitarnya.Lebihjauhlagi,haliniakan lebih menguntungkan bagi yang sudah beruntung danmerugikanbagiyangmempunyaiupahrendah.

Perbedaan akses untuk memperoleh hakhak pekerja juga dikaji berdasarkan lapangan pekerjaan (Tabel3).Perolehansemuahakhakpekerja(kecuali cuti melahirkan) paling tinggi di sektor lapangan pekerjaan keuangan dan asuransi. Hal ini mungkin karena lapangan pekerjaan tersebut berorientasi pada asuransi namun mungkin juga karena merupakan lapangan pekerjaan yang paling modern dalam praktik dan prosedurnya. Ada kemungkin pula bahwa lapangan pekerjaan ini mencari pekerja dengan kualitas paling baik dan menganggap bahwa hakhak pekerja tersebut menjadi insentif untuk bergabung dengan lembaganya.Perolehanhakhakpekerjayangpaling rendahadadilapanganpekerjaanjasatermasukjasa perorangan.Penyediaanhakhakpekerjadilapangan pekerjaan industri pengolahan dan listrik dan gas relatiftinggi.

Pertanyaan untuk kebijakan adalah apakah hakhak pekerja diperlakukan sebagai bagian struktur imbalanyangditawarkanoleh majikan atau sebagai sebuah kewajiban jaminan sosial untuk semua pekerja. Jelasnya, saat ini, pekerja dengan pendidikan rendah dan upah rendah, pekerja tidak tetap dan mereka yang berkerja di lapangan pekerjaan jasa sama sekali tidak memperoleh hak hak pekerja yang memberi jaminan sosial bagi mereka. Kesimpulan ini berkalu terutama untuk Jamsostek.

Referensi

Perolehan hakhak pekerja sangat bergantung pada tingkatpendidikanpekerja.Pekerjayangmempunyai tingkat pendidikan paling tinggi lebih mungkin memperoleh hakhaknya dibandingkan pekerja dengantingkatpendidikanyangpalingrendah(Tabel 4). Mereka dengan tingkat mutu modal manusia

Sijabat,R.M.2010.Jamsostekneedsmajoroverhaul toplayrole.Opinionpiece.JakartaPost.12 January.http://www.thejakartapost.com/news/ 2010/12/01/jamsostekneedsmajoroverhaul playrole.html,accessedon16thFebruary,2011. (Judulnaskahasli:The2010GreaterJakartaTransition to Adulthood Study, Policy Brief No.2, Jobrelated Benefits as a Mean of Social Protection. DiterjemahkanolehTotoPurwanto).

TimPeneliti

Australian Demographic and Social Research Institute AustralianNationalUniversity(ADSRIANU): Dr.IwuDwisetyaniUtomo(Kepala/PenelitiUtamaI) Prof.PeterMcDonald(PenelitiUtamaII) Prof.TerenceHull(PenelitiUtamaIII) AnnaReimondos Dr.ArianeUtomo

yang berusia antara 2034 tahun yang tinggal di RT tersebut. Dari setiap RT yang terpilih, dipilih 11 responden dengan menggunakan sampel acak sederhana (simple random sampling). Dengan menerapkan metode sampling tersebut terpilih sebanyak3.006responden.

PusatPenelitianKesehatanUniversitasIndonesia: Dr.SabarinahPrasetyo Prof.BudiUtomo HeruSuparno Dadun YeldaFitria

AsianResearchInstituteNationalUniversityof Singapore(ARINUS): Prof.GavinJones

Bila ada pertanyaan tentang policy brief ini dapat ditanyakanmelaluiemailpada: Peter.McDonald@anu.edu.auatau Iwu.Utomo@anu.edu.au

Duadaftarpertanyaandigunakandalampenelitianini. Daftarpertanyaanpertamaditanyakanpadaresponden dengan menggunakan teknik wawancara mendalam yang dilakukan oleh pewawancara yang sudah dilatih. Daftar pertanyaan pertama meliputi pertanyaan pertanyaan tentang keadaan demografik dari responden dan juga tentang latar belakang orangtua respondendan suami/istri bagi respondenyang sudah menikah. Dalam daftar pertanyaan yang pertama ini ditanyakantentang:sejarahpendidikan,pekerjaandan migrasi; pendapatan dan keadaan ekonomi; kondisi pekerjaan; tempat tinggal; hubungan dengan lawan jenis dan pernikahan, jumlah anak, KB dan aborsi; kesehatan fisik dan mental serta kebahagiaan; tingkah laku merokok dan mimum minuman keras; keimanan, sertaafiliasipadaorganisasikeagamaandanorganisasi politik; normanorma tentang gender, nilai anak dan pandanganpandanganterhadapkeadaandunia.

DeskripsiStudidanSurveiTransisiPenduduk UsiaMuda2010diJATABEK
Penelitiantentangtransisipendudukusiamuda(2034 tahun) ini dilakukan di JATABEK. Penelitian yang dibiayaiolehAustralianResearchCouncil,WHO,ADSRI ANUdanARINUS,merupakanpenelitianyangpertama kalidilakukandiIndonesia.Penarikansampeldilakukan dalam dua tahap dengan metode gugus (cluster) dan dengan memakai metode probabilitas proporsional (probability proportional to sizePPS). Pada tahap pertama, ditarik 60 kelurahan dengan menggunakan PPS. Pada tahapan kedua, dari setiap kelurahan yang sudah dipilih, 5 Rukun Tetangga dipilih dengan menggunakan sampel acak sistematis (systematic randomsampling).Dari300RTyangterpilihkemudian dilakukansensusdanpemetaan.Sensusrumahtangga tersebut dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang umur, jenis kelamin, status pernikahan dan hubungan dengan kepala rumah tangga. Sensus ini dilakukan untuk semua anggota keluarga. Dari hasil sensusinidiperolehdaftardarisemuacalonresponden

Untuk menjaga kerahasiaan responden, daftar pertanyaan kedua yang berisi pertanyaanpertanyaan yanglebihsensitif, diisisendiriolehresponden.Daftar pertanyaan ini diberikan pada responden dalam amplop dan dikembalikan pada interviewer setelah responden selesai menuliskan jawabannya. Untuk daftar pertanyaan yang kedua ini pertanyaan pertanyaan yang ditanyakan meliputi perilaku seksual, praktekpraktekseksyangaman,pengetahuantentang STDs/HIV/AIDS, akses pada pelayanan kesehatan reproduksi, dan pegunaan narkoba. Setelah survei selesaidilakukan,100respondendipilihsecararandom dan kemudian dilakukan wawancara yang mendalam terhadaprespondenyangterpilihtersebut.

Berdasarkanhasilanalisapeneltianiniakandihasilkan sejumlahpolicybriefdanbilamendapatkandanamaka surveiiniakandiulangsetiap3tahunsekaliselama10 tahun dengan mewawancarai responden yang sama untuk mengikuti perubahanperubahan yang terjadi pada responden sehubungan dengan transisi kehidupannya dalam bidang karakteristik demografi responden,pendidikandankarirnya.

Acknowledgement: Policy brief ini didanai oleh AusAID melalui Australian Development ResearchAward,FordFoundation,ADSRIANUdanBAPPENAS.

Anda mungkin juga menyukai