Anda di halaman 1dari 14

Pendahuluan

1. Formalin Formaldehid berasal dari formika Latin, yang berarti semut (semut

menghasilkan asam format sebagai pertahanan alami). Ini adalah gas tidak berwarna, tetapi biasanya didistribusikan sebagai larutan (umumnya disebut sebagai formalin), dan dikenal sebagian besar orang dalam rumah sakit sebagai desinfektan penting, yang telah digunakan sejak akhir 1800-an. Formaldehida juga merupakan senyawa dalam kimia sangat adalah penting, di dalam mana jutaan ton industri yang tahun

formaldehid digunakan setiap

dan diproduksi dengan bahan kimia lain. Adapun fungsi dari formaldehid pembuatan berbagai plastik, desinfektan dan perekat untuk membuat partikel, dll. kayu lapis untuk furnitur dan konstruksi Industri.

Formaldehyde

IUPAC name[hide] methanal Other names[hide]

formol, methyl aldehyde, methylene oxide, methanal, methylene glycol

2. Pengertian sterilisasi Sterilisasi adalah suatu proses fisika ataupun kimia yang akan mebinasakan segala bentuk kehidupan. Dipakai khususnya terhadap mikroorganisme, termasuk bakteri dan spora-spora di jamur dan menginaktifkan virus. Sedangkan penyeterilan yaitu kerja atau proses daripada sterilisasi atau membebaskan dari segala bentuk kehidupan mikroorganisme (Patterson, 1932). Istilah ini mengandung pengertian yang tegas disini yang dibinasakan adalah mikroorganisme baik yang pathogen maupun nonpatogen, bentuk vegetative maupun spora, dan juga meliputi inaktivasi daripada virus. Karena sering terdapat pemakaian yang kurang tepat pada pengertian diatas, the council of pharmacy and chemistry of the American medicine assoo (1936) menyatakan bahwa the council of pharmacy and chemistry secara resmi mencela pemakaian istilah-istilah steril sterilisasi dan penyeterilan dalam arti bakteriologi yang berbedan dengan pengertian ilmiahnya yang sebenarnya yang berarti pembinasaan dari segala bentuk mikroorganisme. Istilah-istilah ini adalah mutlak. Penggunaan istilah-istilah ini dalam pengertian yang relative bukan hanya tidak tepat akan tetapi dapat menimbulkan pertentangan dan salah pengertian. 3. Pengertian Desinfektan Desinfektan adalah suatu bahan kimi yang membinasakan hama penyakit ataupun mikroorganisme lain yang merugikan (tapi tidak terhadap spora-spora bakteri). Biasanya digunakan untuk bahan-bahan yang pemakaiaannya adalah pada benda-benda mati (Patterson, 1932).

Mengenai definisi ini tidak banyak ditemui pertentangan dan istilah ini telah digunakan selama bertahun-tahun. Tapi walaupun demikian sering pula dijumpai pemakaian-pemakaian istilah ini yang kurang tepat, misalnya adalah desinfektan kulit yang seharusnya adalah antiseptic kulit. Definisi resmi yang digunakan pada pengontrolan desinfektan menunjukkan pengertian yang sama akan tetapi dinyatakan secara lebih tepat dan terperinci yaitu sebagai berikut: Desinfektan yaitu suatu bahan penghalang infeksi, biasanya suatu bahan kimia yang membinasakan hama penyakit, dan mikroorganisme lain yang merugikan atau menginaktifkan virus. Paling sering dipakai untuk bahan-bahan kimia yang membunuh bentuk-bentuk yang sedang dalam pertumbuhan, tetapi tidak bekerja terhadap bentuk-bentuk spora bakteri yang resisten, kecuali kalau pemakaiaannya memang khusus ditujukan terhadap organisme yang membentuk spora. Penggunaan yang tepat dari desinfektan tergantung pada tujuan pemakaiaannya atau bentuk penyebab infeksi yang diduga terdapat. Definisi resmi yang dikeluarkan oleh The American Public Health Asso adalah sebagai berikut :

Pembinasaan patogenik agent dengan cara kimia maupun cara fisika secara langsung. Pengertian ini telah diterima oleh U.S.Public Health Service dan juga disetujui oleh menteri kesehatan inggris dan pemerintah dari beberapa Negara.

4. Penggunaan Formaldehid dalam Rumah Sakit

Larutan formaldehida secara luas digunakan dalam otopsi, bedah dan patologi departemen dan juga, pada tingkat lebih rendah, dalam dermatologi dan bedah klinik, X-ray departemen dan Formaldehida merupakan gas, tidak air dan tersedia secara perawatan kesehatan dalam

lainnya unit. Penggunaan utama di rumah sakit adalah untuk fiksasi jaringan. berwarna beracun, sangat larut jelas tidak komersial sebagai larutan 35% disebut berwarna, dengan mempengaruhi

formalin. Solusi ini adalah cairan, yang selaput lendir.


5. History

sangat menjengkelkan bau dan "terbakar" rasa yang

Before 1960 Dry Heat Sterilization Steam Sterilization

1960 ~ 1980 Dry Heat Sterilization Steam Sterilization Formaldehyde Steam EO Gas Sterilization The Newest Technology H O Sterilization

PEMBAHASAN
Untuk penyeterilan obat-obat yang berbentuk padat dan lain-lainnya seperti pakaian-pakaian untuk pembedahan alat-alat dan peralatan-peralatan lainnya biasanya dilakukan dengan cara pemanasan. Untuk maksud penyeterilan ini dapat pula dilakukan cara-cara peneyeterilan yang lain seperti penyeterilan gas dan uap-uap yang mempunyai daya bakterisid. Cara ini juga banyak digunakan untuk menyeterilkan bahan-bahan yang tidak tahan terhadap pemanasan terutama alat-alat yang bersifat untuk sekali pakai (disposable). Aktivitas dari gas untuk membunuh mikroorganisme berdasarkan atas kekuatan alkilasi pada gugusan SH; -COOH; -NH2 yang terdapat didalam enzim atau protein dan juga didalam inti sel. Cara-cara ini dapat dipakai untuk maksud-maksud penyeterilan pada permukaan dan tentu saja cara-cara ini dapat dipakai untuk penyeterilan zat-zat dan benda padat. Oleh karena itu, gas-gas tersebut tidak perlu mengadakan penetrasi, kecuali kalau bahan-bahan yang disterilkan adalah porous berbentuk Kristal atau gugus dan sebagainya, untuk bentuk-bentuk ini perlu adanya penetrasi dari gas-gas tersebut. Saat ini banyak sekali bahan-bahan obat ataupun bahan-bahan makanan yang tidak begitu tahan terhadap pengaruh pemanasan dan dengan sendirinya cara-cara sterilisasi dengan gas dapat digunakan untuk tujuan penyeterilan tersebut. Ada dua keuntungan nyata pada pemakaian cara-cara ini yaitu :

a. Cara ini dapat dilakukan pada temperature biasa atau pada temperature yang sedikit agak tinggi daripada temperatur kamar. b. Gas-gas yang mendesinfeksi tersebut sesudah selesai penyeterilan dapat dihilangkan seluruhnya Dulu cara-cara sterilisasi gas ini telah digunakan juga seperti dengan pengasapan, dengan herba tanaman, tetapi pada waktu mekanisme sterilisasi tersebut belum lagi dipahami degan baik. Cara-cara ini telah banyak dipakai seperti pada sterilisasi dengan pengasapan ataupun dengan pembakaran-pembakaran ruangan / alat-alat bekas pakai seseorang yang menderita penyakit, kemudian baru ruangan atau alat tersebut dapat digunakan lagi oleh orang lain. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah efisiensi daya bakterisid dari zat-zat atau gas-gas yang dipergunakan untuk maksud sterilisasi tersebut. Sebagai contoh misalnya, pemakaian gas-gas sperti chlor, sulfur dioksida ataupun formaldehid, dan lain-lain. Gas ini mempunyai daya merusak yang besar sekali, oleh sebab itu akan dapat menimbulkan bahaya jika gas-gas tersebut dihisap pada saat bernafas. Oleh sebab itu selain dari efisiensi daya bakterisid dari gas-gas tersebut perlu pula diperhatikan reaktivitas dari gas atau uap tersebut. Perlu diperingatkan disini bahwa tidak ada gas-gas desinfektan ini yang secara kimiawi adalah inert, apabila gas tersebut inert, gas-gas tersebut tentu tidak akan mempunyai daya germisid sama sekali, tetapi beberapa diantara gas-gas ini adalah sangat reaktif sekali jika dipergunakan dalam praktek. Untuk maksud-maksud praktis biasanya digunakan gas-gas sperti

formaldehid, ozon dan etilen oksida dan juga dapat digunakan beberapa macam minyak-minyak yang essensial. Tapi perlu diingatkan sekali lagi bahwa pemakaian gas-gas atau uap ini adalah sangat terbatas, semua gas tersebut dapat bersifat racun bagi manusia diatas batas-batas tertentu. a. Sifat Sifat Umum Formaldehid

Gas formaldehid ini sudah dikenal sejak lama sebagai zat bakterisid dan sudah lama digunakan untuk maksud maksud pengasapan. Mempunyai sifat sifat reduksi yang kuat sekali dan sangat reaktif terhadap asam amino dan protein, dan berdasarkan hal inilah maka formaldehidini mempunyai daya antibakteri. Gas formaldehid ini dapat diperoleh dengan menguapkan paraformaldehid atau dengan pemanasan solution formaldehid ( Formalin ). Cara cara lain dapat juga dilakukan dengan mencampurkan dua bagian formalin dengan 1 bagian KMnO4 dan akan timbul panas sebagai hasil reaksi oksidasi yang akan menimbulkangas formaldehid. Kekurangan dari sterilisasi dengan gas formaldehid ini baik yang berasal dari paraformaldehid ataupun formalin adalah sifatnya mudah berkondensasi pada permukaan-permukaan yang akan membentuk lapisan-lapisan putih tipis pada temperature kamar. Tapi kondensasi ini tidak akan terjadi sampai konsentrasi gas itu melebihi 3 mg/L dan ada tekanan uap air cukup untuk merubah formaldehid membentuk larutan. Oleh sebab itu, kondensasi akan terjadi pada ruangan tertutup dimana berada gas dalam keadaan berlebih. Untuk mencegah terjadinya polimerisasi, sterilisasi dapat dilakukan dengan pengaliran gas formaldehid, salah satu hal yang menyulitkan adalah adanya reaksi yang reversible dalam batas-batas tertentu antara reaksi formaldehid dengan protein dalam sel. Beberapa peneliti membuktikan adanya reaksi yang reversible ini setelah mengalirkan gas pada organisme-organisme tersebut, peniliti lain juga telah menemukan hal ini dengan menggunakan kultur yang berbeda. Nash dan Hireh (1954) telah menemukan sifat-sifat yang reversible ini pada reaksi dalam sel dalam keadaan fisiologis, tetapi reaksi yang terjadi tidak langsung seperti dengan protein bebas. Dalam hal ini efek yang terjadi adalah memperlambat proses kematian dimana sel-sel tersebut dalam keadaan tersuspensi, sampai terjadi keadaan tertentu. Keadaan-keadaan yang dapat mempengaruhi keadaan tersebut

tak hanya bahan-bahan makanan yang biasa terdapat dan faktor-faktor yang diperlukan untuk pertumbuhan, tetapi juga adanya zat-zat yang dapat menetralisir formaldehid pada waktu kontak dengan organisme, seperti misalnya ada ion-ion sulfit dan sebagainya.

b. Sifat Sifat Bakteri Konsentrasi pembinasaan yaitu semua bakteri termasuk spora akan dapat dibinasakan dengan cepat oleh gas formaldehid. Untuk mempercepat proses pembinasaan ini, gas tersebut harus berhubungan langsung dengan organisme, dengan kata lain bahwa organisme tersebut tidak boleh mempunyai lapisan pelindung. Lapisan pelindung yang tipis yang berasal dari zat organic, akan dapat memperlambat proses pembinasaan tersebut Menurut percobaan kultur dari Staphylococcus Albus yang dikeringakan pada benang tenun yang sudah diberi larutan gelatin 1%, kadang-kadang membutuhkan waktu selama beberapa jam pada konsentrasi gas 1-2 mg formaldehid dalam 1 Liter udara sebelum semua organisme tersebut dapat dibinasakan dengan sempurna, dan untuk membinasakan spora Bacillus Subtilis yang dikeringkan dari pepton air membutuhkan waktu selama sampai 100 menit, pada waktu ini konsentrasi formaldehid adalah sebesar 2 mg/L udara dan kelembaban adalah pada daerah yang optimal untuk aktifitas. Pada percobaan yang dilakukan dengan mengeringka bakteri pada kepingkeping logam, gelas, ataupun karet yang berasal dari suspense dalam aquades, akan didapatkan bahwa kebanyakan organisme tersebut akan dapat dibinasakan pada udara yang mengandung 1 mg formaldehid dalam 1 Liter udara (tekanan parsialnya ekivalen dengan 0,6-0,8 mmHg) dalam waktu 20-50 menit. Kecepatan

pembinasaan sangat tergantung kepada bentuk organisme yang dipakai untuk percobaan dan kelembaban. Spora-spora bakteri lebih resisten jika dibandingkan dengan bentukbentuk vegetative, tetapi menurut Phillips (1952) perbandingan ini pada formaldehid dan zat-zat turunan alkil lainnya tidaklah sebesar zat-zat disinfektan lainnya, dia menyatakan bahwa spora-spora bakteri biasanya berates-ratus atau beribu-ribu kali lebih resisten terhadap zat disinfektan kimawi jika dibandingkan dengan bakteri vegetative.

c. Pengaruh Kelembapan dan Temperatur Kelembaban memegang peranan penting pada kecepatan mendisinfeksi dari formaldehid, dan hal ini perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh karena hal ini dulu sering menimbulkan kesukaran pada waktu melakukan percobaan dan meneliti hasil-hasil percobaan, hal ini disebabkan karena pengertian kering dan basah dalam melakukan percobaan merupakam pengertian yang relative. Menurut hasil percobaan, diketahui bahwa aktifitas terendah akan didapati pada kelembabkan yang terendah pula. Jika kelembaban relative naik, aktifitasnya pun akan menaik pula, dan pada kelembaban relative 50% merupakan kelembaban yang cukup baik. Untuk mendapatkan daya optimum, percobaan dilakukan pada kelembaban relative 60-80%. Mengenai hubungan dengan temperature, formaldehid baik dalam bentuk larutan dan dalam bentuk upa, mempunyai koefisien aktifitas yang besar sekali. Untuk melakukan disinfeksi dengan formaldehid biasanya dilakukan pada temperature kamar tetapi kadang-kadang dibutuhkan temperature yang agak lebih tinggi, yaitu kurang lebih 60oC. disamping untuk memperbesar daya

sterilitasnya, pemakaian formaldehid pada suhu 70oC juga dapat mencegah adanya kehilangan daya efektifitas dengan cara polimerisasi. Aktifitas sterilisasi sangat tergantung pada kelembaban, yaitu tidak boleh kurang dari 75%. Disamping daya penetrasinya yang rendah, juga punya kecenderungan mengadakan polimerisasi di permukaan. Nhcho + nHCHO (CH2OHCHO)n

Umumnya gas formaldehid ini banyak digunakan untuk sterilisasi atau disinfeksi beberapa instrument serta untuk fumigasi ruangan. Yang banyak digunakan adalah bentuk padatnya, yaitu paraformaldehid yang umumnya dikemas dalam bentuk tablet. Suhu yang digunakan untuk sterilisasi tidak boleh kurang dari 60oC.

d. Konsentrasi Gas Konsentrasi efektif adalah tekanan parsiel dari gas tersebut yang tegabung dari jumlah gas yang dimasukkan kedalam alat sterilisasi, tetapi bukan konsentrasi relative dari gas yang dimasukkan kedalam alat sebagai diluen. Konsentrasi ini dapat berkurang dikarenakan oleh abosorbsi dari bahan yang disterilkan, misalnya bahan-bahan dari wol akan mengabsorbsi 1% dari berat formaldehid. Bahanbahan dari plastic juga dapat mengabsorbsi gas.

e. Kemampuan Difusi Beberapa peneliti mengemukakan bahwa kemampuan untuk mendifusi dari uap formaldehid kedalam bahan-bahan yang poreus adalah sangat kecil, hal ini penting sekali artinya pada waktu mendisinfeksi bahan-bahan yang berlapis-lapis, ataupun bahan-bahan juga agak banyak. Hal ini pernah dibuktikan dengan

10

percobaan dimana organisme-organisme disusun dalam lapisan-lapisan. Pada percobaan ini terlihat bahwa walaupun waktu sudah diperpanjang, bentuk-bentuk vegetative relative tidak akan terpengaruh. Oleh sebab itu, uantuk maksudmaksud penyeterilan ini dianjurkan agar supaya pada waktu penyeterilan dilakikan dalamkantong-kantong yang kecil saja dan dengan cara-cara sebelumnya mengosongkan atau membersihkan ruangan, atau wadah juga dikerjakan dengan cara pemanasan. Hal ini akan membantu penetrasi dari gas pada bahan-bahan yang disterilkan, dan untuk maksud ini cukup jika dikerjakan pada temperature 60oC selama 30-120 menit.

DAMPAK KESEHATAN

Formaldehida terjadi secara alami di sebagian besar makhluk hidup dan merupakan penting bagian dari ekologi kita. Formaldehida adalah biokimia antara penting dari selular metabolisme dan bertindak sebagai elemen dasar untuk menemukan zat tubuh. Formaldehida secara alami diurai oleh tubuh manusia dan tidak akumulasi. Larutan formaldehida diketahui beracun, menjengkelkan dan rendah, dosis berbahaya dapat menyebabkan alergi. Larutannya dapat dan Ini mengiritasi kulit dan dapat menyebabkan alergi. Namun, bahkan pada paparan yang iritasi pada hidung, mata biasa. tenggorokan. Iritasi ini memaksa orang yang terpapar untuk menghindari lebih lanjut. Akibatnya, reaksi alergi karena adanya formaldehid di udara yang tidak termasuk dua kasus kanker hidung.

Uap & formaldehida sebagai agen sterilisasi

Ketika menghancurkan mikroorganisme

yang mengkontaminasi dengan panas,

11

antara

temperatur

dan waktu tergantung pada

apakah panas basah

atau 121 C, suhu

kering digunakan.

Jika sterilisasi uap digunakan pada suhu pengolahan

objek dianggap steril setelah minimumdari15 menit waktu pemaparan. Jika lebih lama daripada persyaratan

134 C, sterilisasi terjadi hanadalam 3 menit. Dalam prakteknya, waktu pemaparan minimum.Panas basah lebih efektif daripada panas kering, yang2 jam 'holdingmengharuskan time pada 160C (320 F).Panas membunuh mikroorganisme dengan mempromosikan reaksi kimia yang mengubah sifat sesuatu benda protein dalam sel. Transfer panas lebih lambat pada kondisi kering dan sejak spora mengandung air kurang dari sel vegetatif, mereka lebih sulit untuk dihancurkan. Hal ini penting bagi uap untuk berhubungan dengan organisme yang akan dihancurkan. Tahap pertama dalam proses sterilisasi uap kebanyakan udara di mana ruang udara digantikan oleh uap, sering membahayakan sterilisasi.) menggunakan sistem pra-

vakum berdenyut. (Setiap udara yang tersisa di beban mungkin mencegah kontak uap langsung, sehingga beban. Penghapusan udara sehingga menjamin penetrasi efektif uap dan menyediakan kondisi sterilisasi lembab seluruh

Pra-perlakuan Sebelum formaldehida yang dapat diterima, barang dikenakan pra-perlakuan yang terdiri dari evakuasi berulang dan uap flushes. Prosedur ini sangat penting bertujuan untuk menghilangkan udara dari barang dan kamar, sementara secara bersamaan pelembab mikroorganisme untuk membuat mereka rentan terhadap formaldehida. Efektivitas bagian pelembab dari pretreatment sangat penting untuk sisa proses. Formaldehida masuk dalam bentuk larutan formalin yang disuntikkan dari botol tertutup. Formalin ini kemudian menguap dan memasuki ruang sebagai gas. Sebuah vakum di ruangan membantu pengakuan dari gas. Uap kemudian ditambahkan untuk

12

menjaga suhu pada tingkat yang telah ditentukan. Pengakuan itu diulang beberapa kali untuk meningkatkan penetrasi ke panjang, lumen sempit dan gigi berlubang . Sterilisasi Selama waktu tertentu, ruangan dijaga pada suhu tertentu, konsentrasi tekanan, sterilant dan kelembaban. Pasca perawatan setelah waktu pemaparan yang telah ditetapkan pada sterilisasi, formaldehida secara efektif dikeluarkan dari barang oleh vakum dan flushes uap menengah.

Keuntungan sterilisasi dengan menggunakan gas: a. Bahan yang disterilkan tidak rusak selama proses sterilisasi. b. Perubahan kimia maupun fisika dari bahan yang disterilkan sangat jarang terjadi, karena seluruh proses dikerjakan pada suhu yang rendah c. Penetrasi gas kedalam bahan-bahan yang porus umumnya sangat baik, kecuali jika menggunakan formaldehid. Kerugian sterilisasi dengan menggunakan gas: a. Pembungkus plastic harus dibiarkan terbuka, baru ditutup setelah selesai penyeterilan sehingga kemungkinan terkontaminasi kembali cukup besar b. Control terhadap kelembaban biasanya sangat kritis, dengan demikian pelaksanaannya tidak begitu mudah c. Waktu sterilisasi umumnya panjang d. Biaya sterilisasi umumnya lebih mahal dibandingkan dengan sterilisasi panas. Adanya kerugian-kerugian yang terdapat pada sterilisasi mengunakan gas menyebabkan sterilisasi ini jarang digunakan. Selain itu disebabkan karena sterilisasi gas sudah digantikan dengan sterilisasi secara radiasi.

13

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Goeswin.1969.Desinfeksi dan Sterilisasi.Bandung : Multi Karya. http://www.hmmdt.com/tec/about.asp http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3113100 Maat,Suprapto.2009.Sterilisasi dan Disinfeksi.Surabaya : Airlangga University Press

14

Anda mungkin juga menyukai