Anda di halaman 1dari 17

Disfungsi Seksual

A. Definisi Istilah disfungsi seksual menunjukkan adanya gangguan pada salah satu atau lebih aspek fungsi seksual (Pangkahila, 2006). Bila didefinisikan secara luas, disfungsi seksual adalah ketidakmampuan untuk menikmati secara penuh hubungan seks. Secara khusus, disfungsi seksual adalah gangguan yang terjadi pada salah satu atau lebih dari keseluruhan siklus respons seksual yang normal (Elvira, 2006). Disfungsi seksual adalah gangguan di mana klien mengalami kesulitan untuk berfungsi secara adequate ketika melakukan hubungan seksual. Sehingga disfungsi seksual dapat terjadi apabila ada gangguan dari salah satu saja siklus respon seksual. Disfungsi seksual, juga disebut Disfungsi Psikoseksual, ketidakmampuan seseorang untuk mengalami gairah seksual atau untuk mencapai kepuasan seksual di bawah kondisi yang tepat, sebagai hasil dari baik gangguan fisik atau, lebih umum, masalah psikologis. Bentuk yang paling umum dari disfungsi seksual secara tradisional telah diklasifikasikan sebagai impotensi (ketidakmampuan seorang pria untuk mencapai atau mempertahankan ereksi penis ) dan frigiditas (ketidakmampuan wanita untuk mencapai gairah atau orgasme selama hubungan seksual ). Karena istilah-istilah impotensi dan frigiditas--telah mengembangkan konotasi merendahkan dan menyesatkan, mereka tidak lagi digunakan sebagai klasifikasi ilmiah, yang telah digantikan oleh hal yang lebih spesifik, namun, kedua istilah tetap dalam pemakaian umum, dengan berbagai arti dan asosiasi (lihat frigiditas , impotensi ). Disfungsi seksual diakui oleh terapis profesional meliputi hyposexuality (atau menghambat gairah seksual), di mana gairah seksual dapat dicapai hanya dengan kesulitan besar; anorgasmia , di mana seorang wanita memiliki ketidakmampuan berulang dan gigih untuk mencapai orgasme meskipun rangsangan seksual yang normal; vaginismus , di mana vagina wanita kontrak otot kuat selama hubungan seksual, senggama membuat sulit atau tidak mungkin; dispareunia , di mana seorang perempuan mengalami rasa sakit yang signifikan selama upaya hubungan seksual, ereksi impotensi , di mana seorang pria tidak dapat mempertahankan ereksi; impotensi ejakulasi (atau dihambat laki-laki orgasme), di mana seorang pria tidak dapat mencapai orgasme pada wanita vaginanya , meskipun ia dapat mempertahankan ereksi dan dapat mencapai orgasme dengan metode lain, dan ejakulasi dini , di mana pria berejakulasi sebelum atau segera setelah memasuki vagina.
1

Dalam kebanyakan kasus, masing-masing mencerminkan disfungsi individu kecemasan atau perasaan negatif lainnya tentang seks tindakan atau pasangan, meskipun konflik emosional di luar hubungan seksual itu sendiri juga dapat menghasilkan kegagalan fungsi seksual. Yang sesuai seks terapi , yang dirancang untuk membantu individu bersantai di perannya seksual, sering dapat mengatasi kecemasan dan menghilangkan disfungsi, meskipun keberhasilan terapi tersebut sangat bervariasi di antara berbagai disfungsi dan di antara pasien individu. Saat kondisi fisik tertentu predisposisi disfungsi, harus ditangani secara medis, alkohol dan endokrin atau gangguan neurologis adalah salah satu penyebab fisik umum dari disfungsi seksual. Disfungsi seksual yang sekunder terhadap psikologis atau lebih parah gangguan kepribadian tertentu mungkin memerlukan psikoterapi

B.Macam-macam Disfungsi Seksual Parafilia Parafilia adalah gangguan seksual yang ditandai oleh khayalan seksual yang khusus dan desakan serta praktek seksual yang kuat yang biasanya berulang kali dan menakutkan Jenis-jenisnya: 1. Ekhibisionisme Adanya khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat untuk memamerkan alat kelaminnya kepada orang yang tidak dikenal atau tidak menduga . Fetihisme Adanya khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa pemakaian benda-benda mati (mis. Pakaian dalam wanita) Sekurangnya 6 bulan Sekurangnya 6 bulan

Objeknya bukan perlengkapan pakaian wanita yang digunakan pada cross dressing (berpakaian lawab jenis)

3. Frotteurisme Adanya khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat untuk menyentuh atau bersenggolan dengan orang yang tidak menyetujuinya 4. Pedofilia Adanya khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa aktivitas seksual dengan anak prapuberitas atau anak-anak (biasanya berusia 13 tahun atau kurang) Sekurangnya 6 bulan Sekurangnya 6 bulan

5. Masokisme Seksual Mendapat kesenangan seksual karena disiksa atau didominasi Adanya khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa tindakan (nyata atau distimulasi) sedang dihina, dipukuli, diikat, atau hal lain yang membuat menderita 6. Sadisme Seksual Adanya khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa tindakan (nyata atau distimulasi) di mana penderitaan korban secara fisik atau psikologis (termasuk penghinaan) adalah mengembirakan pelaku secara seksual 7. Veyourisme Adanya khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa mengamati orang yang telanjang yang Sekurangnya 6 bulan

tidak menaruh curiga, sedang membuka pakaian, atau melakukan hubungan seksual Sekurangnya 6 bulan

8. Fetihisme Transvestik Adanya khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa cross dressing Sekurangnya 6 bulan

Parafilia yang Tidak Tergolongkan Skatologia Telepon Nekrofilia Parsialisme Zoofilia Koprofilia dan Klismafilia Urofilia Masturbasi

Gangguan Seksual yang Tidak Tergolongkan Don Juanisme Hiperseksualitas, kecanduan seks pada laki-laki

Nimfomania Nafsu yang berlebihan atau patologis untuk coitus pada wanita

C. Kriteria DSM
7 Katagori ganggguan Menurut DSM IV 1. Gangguan hasrat seksual 2. Gangguan rangsang seksual 3. Gangguan Orgasme 4. Gangguan nyeri seksual 5. Disfungsi seksual karena kondisi medis 6. Disfungsi seksual akibat zat 7. Disfungsi seksual yang tidak ditentukan Fase Siklus Respon Seksual dan Disfungsi Seksual yang Menyertai (Pengaruh negatif antidepresan) The Diagnostic and Statistical Manual, Edisi keempat (DSM-IV) menjabarkan disfungsi seksual sebagai gangguan hasrat seksual dan atau di dalam siklus tanggapan seksual yang menyebabkan tekanan berat dan kesulitan hubungan antar manusia. Disfungsi seksual ini dapat terjadi pada 1 atau lebih dari 4 fase siklus tanggapan yaitu hasrat (libido), bangkitan, orgasme/pelepasan, dan pengembalian. Meskipun hampir sepertiga pasien disfungsi seksual terjadi tanpa pengaruh (penggunaan)obat, beberapa petunjuk mengarahkan bahwa antidepresan dapat mencetuskan atau membangkitkan disfungsi seksual. Neurofisiologi fungsi seksual tidaklah sederhana dan melibatkan beberapa jalur berganda dan neurotransmiter. Antidepresan dapat mempengaruhi fungsi seksual manusia melalui beraneka mekanisme. Beberapa studi dan literatur me-nunjukkan bahwa antidepresan dapat memicu disfungsi orgasme melalui penghambatan adrenergik alfa,antikolinergik atau pengaruh serotonergik. Tipe disfungsi seksual yang dilaporkan meliputi impotensi, penurunan libido, kelainan ejakulasi pada laki-laki, dan kelainan orgasme pada wanita.

Fase 1. Hasrat/Dorongan

Disfungsi Gangguan dorongan seksual hipoaktif, gangguan keengganan seksual, dll

2. Rangsangan (Excitement)

Gangguan rangsangan seksual pada wanita, gangguan erektil laki-laki (impotensi),

3. Orgasme (Orgasm)

Gangguan Orgasmik perempuan, gangguan orgasmik laki-laki, ejakulasi prematur, disfungsi seksual lain karena kondisi medis umum/zat

4. Resolusi (Resolution)

Disforia pascasanggama, Nyeri kepala pascasanggama

Gangguan Hasrat Seksual Dua gangguan merefleksikan maalah-masalah yang terkait dengan nafsu darisiklus respon seksual. Masing-masing gangguan ditandai oleh sedikitnya atau tidak adanya minat terhadap seks yang menimbulkan masalah dalam suatu hubungan. Dorongan seksual dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu hormon testosteron, kesehatan tubuh, faktor psikis dan pengalaman seksual sebelumnya. Jika di antara faktor tersebut ada yang menghambat atau faktor tersebut terganggu, maka akan terjadi ganggaun dorongan seksual (GDS) (Pangkahila, 2007), berupa: 1. Gangguan Nafsu seksual hipoaktif The Diagnostic and Statistical Manual-IV memberi definisi dorongan seksual hipoaktif ialah berkurangnya atau hilangnya fantasi seksual dan dorongan secara persisten atau berulang yang menyebabkan gangguan yang nyata atau kesulitan interpersonal. Minat terhadap kegiatan atau fantasi seksual yang sangat kurang yang mestinya tidak diharapkan bila dilihat dari umur dan situasi kehidupan orang yang bersangkutan.

2. Gangguan Aversi seksual Perasaan tidak suka yang konsisten dan ekstrim terhadap kontak seksual atau kegiatan serupa itu.Diduga lebih dari 15 persen pria dewasa mengalami dorongan seksual hipoaktif. Pada usia 40-60 tahun, dorongan seksual hipoaktif merupakan keluhan terbanyak. Pada dasarnya GDS disebabkan oleh faktor fisik dan psikis, antara lain adalah kejemuan, perasaan bersalah, stres yang berkepanjangan, dan pengalaman seksual yang tidak menyenangkan (Pangkahila, 2006). Gangguan Rangsang Seksual Gangguan ereksi pada laki-laki: ketidakmampuan sebagian laki-laki untuk mencapai atau mempertahankan ereksi penis sampai aktivitas seksual selesai dan keadaan ini terjadi berulang kali.Gangguan rangsangan seksual pada perempuan, ketidakmampuan sebagian perempuan untuk mencapai atau mempertahankan lubrikasi vagina dan respons keterangsangan seksual yang membuat vagina membesar sampai aktivitas seksual selesai dan keadaaan ini terjadi berulang kali.Disfungsi ereksi (DE) berarti ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi penis yang cukup untuk melakukan hubungan seksual dengan baik (Pangkahila, 2007).Disfungsi ereksi disebut primer bila sejak semula ereksi yang cukup untuk melakukan hubungan seksual tidak pernah tercapai. Sedang disfungsi ereksi sekunder berarti sebelumnya pernah berhasil melakukan hubungan seksual, tetapi kemudian gagal karena sesuatu sebab yang mengganggu ereksinya (Pangkahila, 2006). Pada dasarnya DE dapat disebabkan oleh faktor fisik dan faktor psikis. Penyebab fisik dapat dikelompokkan menjadi faktor hormonal, faktor vaskulogenik, faktor neurogenik, dan faktor iatrogenik (Pangkahila, 2007). Faktor psikis meliputi semua faktor yang menghambat reaksi seksual terhadap rangsangan seksual yang diterima. Walaupun penyebab dasarnya adalah faktor fisik, faktor psikis hampir selalu muncul dan menyertainya (Pangkahila, 2007). Gangguan Orgasme Disfungsi orgasme adalah terhambatnya atau tidak tercapainya orgasme yang bersifat persisten atau berulang setelah memasuki fase rangsangan (excitement phase) selama melakukan aktivitas seksual.Hambatan orgasme dapat disebabkan oleh penyebab fisik yaitu penyakit SSP seperti multiple sklerosis, parkinson, dan lumbal sympathectomy. Penyebab psikis yaitu kecemasan, perasaan takut menghamili, dan kejemuan terhadap pasangan. Pria

yang mengalami hambatan orgasme tetap dapat ereksi dan ejakulasi, tapi sensasi erotiknya tidak dirasakan. 1. Fitur-fitur gangguan orgasme meliputi: a. Keterlambatan atau tidak terjadinya orgasme yang persisten atau berulang kali terjadi menyusul fase perangsangan seksual normal. b. Distres yang signifikan atau kesulitan interpersonal karena ketidakmampuan ini. c. Ketidakmampuan ini bukan lebih menjadi bagian menjadi penentu bagi gangguan lain (misalnya: gangguan suasan perasaan, kecemasan, kognitif) dan bukan disebabkan karena efek-efek fisiologis obat atau pengalahgunan obat. Gejala-gejala yang bisa dikategorikan sebagai gangguan gairah seksual, antara lain:

Rendahnya keinginan untuk berhubungan seks. Tidak adanya respon bahkan saat terjadi rangsangan seksual. Gairah yang mudah berubah drastis. Sulit mencapi orgasme. Merasa sakit saat beraktivitas seksual.

Banyak wanita yang membiarkan keadaan ini menjadi semakin berlarut-larut karena tidak ada kesadaran untuk berkonsultasi tentang masalah ini dengan dokter. Pengaruh adat ketimuran yang masih menganggap membahas masalah kegiatan seksual merupakan hal tabu, turut memperburuk kondisi gangguan masalah seksual. Padahal salah satu cara mengatasi masalah disfungsi seksual ini tidak lain adalah dengan cara mengkomunikasikan hal-hal yang menjadi penyebab disfungsi. Bagi wanita, perihal keadaan fisik, emosi, gaya hidup dan pandangan terhadap suatu hubungan adalah hal-hal yang saling berkaitan. Apabila terkondisi kurang di salah satu aspeknya saja, dapat membawa pengaruh bagi kinerja komponen lainnya. Apabila secara emosional tidak ditemukan gangguan-gangguan yang dapat menyebabkan turunnya gairah seksual, ada baiknya dilakukan pemeriksaan seperti pemeriksaan panggul, tingkat elastisitas kulit, atau sumber-sumber rasa sakit pada alat kewanitaan yang dapat mempengaruhi kenyamanan kala beraktivitas seksual.

Hal yang biasanya melatarbelakangi gangguan gairah seksual antara lain:


Depresi Sistem saaraf Gagal ginjal Cedera tulang belakang Efek mengkonsumsi obat tekanan darah tinggi Gangguan emosional khususnya terkait dengan persoalan dengan konsentrasi hubungan dengan pasangan.

Traumatis akibat pelecehan seksual.

Selain langkah medis, penderita gangguan fungsi seksual bisa mengaplikasikan hal-hal semacam yoga, akupuntur atau meditasi untuk mengatasi hal disfungsi ini. Dukungan dari orang-orang terdekat merupakan salah satu kunci keberhasilan mengatasi masalah ini. 2. Gangguan ejakulasi 1. Ejakulasi dini (premature ejaculation) Ada beberapa pengertian mengenai ejakulsi dini (ED). ED merupakan ketidakmampuan mengontrol ejakulasi sampai pasangannnya mencapai orgasme, paling sedikit 50 persen dari kesempatan melakukan hubungan seksual. Berdasarkan waktu, ada yang mengatakan penis yang mengalami ED bila ejakulasi terjadi dalam waktu kurang dari 1-10 menit.Untuk menentukan seorang pria mengalami ED harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: ejakulasi terjadi dalam waktu cepat, tidak dapat dikontrol, tidak dikehendaki oleh yang bersangkutan, serta mengganggu yang bersangkutan dan atau pasangannya (Pangkahila, 2007). ED merupakan disfungsi seksual terbanyak yang dijumpai di klinik, melampaui DE. Survei epidemiologi di AS menunjukkan sekitar 30 persen pria mengalami ED.Ada beberapa teori penyebab ED, yang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu penyebab psikis dan penyebab fisik. Penyebab fisik berkaitan dengan serotonin. Pria dengan 5-HT rendah mempunyai ejaculatory threshold yang rendah sehingga cepat mengalami ejakulasi. Penyebab psikis ialah

kebiasaan ingin mencapai orgasme dan ejakulasi secara tergesa-gesa sehingga terjadinya ED (Pangkahila, 2006).

2. Ejakulasi terhambat Berlawanan dengan ED, maka pria yang mengalami ejakulasi terhambat (ET) justru tidak dapat mengalami ejakulasi di dalam vagina. Tetapi pada umumnya pria dengan ET dapat mengalami ejakulasi dengan cara lain, misalnya masturbasi dan oral seks, tetapi sebagian tetap tidak dapat mencapai ejakulasi dengan cara apapun.Dalam 10 tahun terakhir ini hanya 4 pasien datang dengan keluhan ET. Sebagian besar ET disebabkan oleh faktor psikis, misalnya fanatisme agama sejak masa kecil yang menganggap kelamin wanita adalah sesuatu yang kotor, takut terjadi kehamilan, dan trauma psikoseksual yang pernah dialami. Gangguan Nyeri Seksual Sexual pain disorder adalah nyeri genital yang berulang kali terjadi, baik yang dialami oleh laki-laki maupun perempuan sebelum, selama, atau setelah hubungan seksual.Dyspareunia adalah rasa nyeri/sakit atau perasaan tidak nyaman selama melakukan hubungan seksual. Salah satu penyebab dispareunia ini adalah infeksi pada kelamin. Ini berarti terjadi penularan infeksi melalui hubungan seksual yang terasa sakit itu. Pada pria, dispareunia hampir pasti disebabkan oleh penyakit atau gangguan fisik berupa peradangan atau infeksi pada penis, buah pelir, saluran kencing, atau kelenjar prostat dan kelenjar kelamin lainnya.Vaginismus adalah spasme (kejang urat) pada otot-otot di pertiga luar vagina, yang terjadi diluar kehendak, yang mengganggu hubungan seksual, dan keadaan ini berulang kali terjadi. Fitur-fitur dyspareunia meliputi: 1. Nyeri genital yang terkait dengan hubungan seksual baik pada laki-laki maupun perempuan, yang persisten atau berulangkali terjadi. 2. Distress yang signifikan atau kesulitan interpersonal karena ketidakmampuan ini. 3. Nyeri tidak disebabkan secara eksklusif oleh vaginismus atau kekurangan lubrikasi dan bukan bagian yang lebih menjadi penentu bagi gangguan lain (misalnya: gangguan suasana

10

perasaan, kecemasan, kognitif), dan bukan disebabkan oleh efek-efek fisiologis obat atau penyalahgunaan obat.

Fitur-fitur vaginismus meliputi: 1. Spasme (kejang urat) pada otot-otot di sepertiga luar vagina, yang terjadi di luar kehendak, yang mengganggu hubungan seksual, dan keadaan ini bersifat persisten atau berulang kali terjadi. 2. Distres yang signifikan atau kesulitan interpersonal karena spasme ini. 3. Spasme itu tidak disebabkan oleh gangguan lain (misalnya: gangguan somatisasi), dan bukan disebabkan secara eksklusif oleh efek-efek kondisi medis secara umum. D. Etiologi Disfungsi Seksual Pada dasarnya disfungsi seksual dapat terjadi baik pada pria ataupun wanita, etiologi disfungsi seksual dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: a) Faktor fisik Gangguan organik atau fisik dapat terjadi pada organ, bagian-bagian badan tertentu atau fisik secara umum. Bagian tubuh yang sedang terganggu dapat menyebabkan disfungsi seksual dalam berbagai tingkat (Tobing, 2006). Faktor fisik yang sering mengganggu seks pada usia tua sebagian karena penyakit-penyakit kronis yang tidak jelas terasa atau tidak diketahui gejalanya dari luar. Makin tua usia makin banyak orang yang gagal melakukan koitus atau senggama (Tobing, 2006). Kadang-kadang penderita merasakannya sebagai gangguan ringan yang tidak perlu diperiksakan dan sering tidak disadari (Raymond Rosen., et al, 1998). Dalam Product Monograph Levitra (2003) menyebutkan berbagai faktor resiko untuk menderita disfungsi seksual sebagai berikut: 1) Gangguan vaskuler pembuluh darah, misalnya gangguan arteri koronaria.

11

2) Penyakit sistemik, antara lain diabetes melitus, hipertensi (HTN), hiperlipidemia (kelebihan lemak darah). 3) Gangguan neurologis seperti pada penyakit stroke, multiple sklerosis. 4) Faktor neurogen yakni kerusakan sumsum belakang dan kerusakan saraf. 5) Gangguan hormonal, menurunnya testosteron dalam darah (hipogonadisme) dan hiperprolaktinemia. 6) Gangguan anatomi penis seperti penyakit peyronie (penis bengkok). 7) Faktor lain seperti prostatektomi, merokok, alkohol, dan obesitas. Beberapa obat-obatan anti depresan dan psikotropika menurut penelitian juaga dapat mengakibatkan terjadinya disfungsi seksual, antara lain: barbiturat, benzodiazepin, selective serotonin seuptake inhibitors (SSRI), lithium, tricyclic antidepressant (Tobing, 2006). b) Faktor psikis Faktor psikoseksual ialah semua faktor kejiwaan yang terganggu dalam diri penderita. Gangguan ini mencakup gangguan jiwa misalnya depresi, anxietas (kecemasan) yang menyebabkan disfungsi seksual. Pada orang yang masih muda, sebagian besar disfungsi seksual disebabkan faktor psikoseksual. Kondisi fisik terutama organ-organnya masih kuat dan normal sehingga jarang sekali menyebabkan terjadinya disfungsi seksual (Tobing, 2006). Tetapi apapun etiologinya, penderita akan mengalami problema psikis, yang selanjutnya akan memperburuk fungsi seksualnya. Disfungsi seksual pria yang dapat menimbulkan disfungsi seksual pada wanita juga ( Abdelmassih, 1992, Basson, R, et al., 2000). Masalah psikis meliputi perasaan bersalah, trauma hubungan seksual, kurangnya pengetahuan tentang seks, dan keluarga tidak harmonis (Susilo, 1994, Pangkahila, 2001, 2006, Richard, 1992).

12

E. PENANGGULANGAN Disfungsi seksual baik yang terjadi pada pria ataupun wanita dapat dapat mengganggu keharmonisan kehidupan seksual dan kualitas hidup, oleh karena itu perlu penatalaksanaan yang baik dan ilmiah. Prinsip penatalaksanaan dari disfungsi seksual pada pria dan wanita adalah sebagai berikut (Susilo, 1994; Pangkahila, 2001; Richardson, 1991): a. Membuat diagnosa dari disfungsi seksual b. Mencari etiologi dari disfungsi seksual tersebut c. Pengobatan sesuai dengan etiologi disfungsi seksual d. Pengobatan untuk memulihkan fungsi seksual, yang terdiri dari pengobatan bedah dan pengobatan non bedah (konseling seksual dan sex theraphy, obat-obatan, alat bantu seks, serta pelatihan jasmani). Pada kenyataannya tidak mudah untuk mendiagnosa masalah disfungsi seksual. Diantara yang paling sering terjadi adalah pasien tidak dapat mengutarakan masalahnya semua kepada dokter, serta perbedaan persepsi antara pasien dan dokter terhadap apa yang diceritakan pasien. Banyak pasien dengan disfungsi seksual membutuhkan konseling seksual dan terapi, tetapi hanya sedikit yang peduli (Philips, 2000). Oleh karena masalah disfungsi seksual melibatkan kedua belah pihak yaitu pria dan wanita, dimana masalah disfungsi seksual pada pria dapat menimbulkan disfungsi seksual ataupun stres pada wanita, begitu juga sebaliknya, maka perlu dilakukan dual sex theraphy. Baik itu dilakukan sendiri oleh seorang dokter ataupun dua orang dokter dengan wawancara keluhan terpisah (Barry, Hodges, 1987). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terapi atau penanganan disfungsi seksual pada kenyataanya tidak mudah dilakukan, sehingga diperlukan diagnosa yang holistik untuk mengetahui secara tepat etiologi dari disfungsi seksual yang terjadi, sehingga dapat dilakukan penatalaksanaan yang tepat pula.

13

Tetapi selain itu ada pula penanganan yang perlu di usahakan, penangananpenanganan tersebut berupa: Penanggulangan Disfungsi seksual Pada Pria 1. Sediakan waktu untuk berolah raga Tidak fit merupakan salah satu masalah yang sering dialami oleh para lelaki yang disibukan oleh pekerjaan kantor yang berjibun. Keadaan ini tentu akan menurunkan gairah anda untuk berhubungan intim dengan pasangan anda. Jika anda ingin terbebas dari masalah ini, segeralah mengalokasikan waktu anda dalam seminggu untuk sekedar berolah raga. Olah raga akan meningkatkan kesehatan jantung anda, meningkatkan stamina dan kelenturan fisik, serta memperbaiki kondisi sirkulasi darah. Faktor- faktor tersebut merupakan faktor penting dalam upaya memuaskan pasangan anda di ranjang. 2. Perhatikan berat badan Riset membuktikan bahwa gairah seksual pada laki laki gemuk jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan laki laki yang lebih langsing. Disamping itu, perasaan anda mengenai penampilan anda saat telanjang akan berpengaruh pada gairah anda memuaskan pasangan. Anda a kan merasa takut mengecewakan pasangan anda. Menjaga berat badan ideal tidak hanya berguna untuk kehidupan seksual yang lebih sehat namun juga berguna untuk kesehatan anda secara menyeluruh. 3. Periksa obat yang anda konsumsi Bagi mereka yang karena suatu keadaan harus mengkonsumsi obat obatan, anda membutuhkan konsultasi dokter bila akibat dari obat tersebut anda mengalami disfungsi seksual. Beberapa obat memang dapat menganggu fungsi ereksi. Bila hal ini segera anda konsultasikan ke dokter diharapkan dokter dapat mencarikan obat alternatif yang tidak mempunyai efek gangguan ereksi. Jangan pernah menghentikan pengobatan tanpa sepengetahuan dokter. 4. Batasi konsumsi alkohol

14

Segelas dua gelas alkohol sehari mungkin akan dapat membuat anda lebih bergairah, namun bila lebih dari itu anda dapat mengalami gangguan ereksi. Jadi, bila anda berencana melakukan sesuatu yang indah malam nanti, sebaiknya mulai kemarin anda sudah mengurangi konsumsi alkohol. Jangan lupa, beberapa orang perempuan sangat benci aroma alkohol pada nafas anda. 5. Berhentilah merokok Selain berakibat buruk pada paru paru, otak dan organ dalam lainnya, merokok juga akan menganggu sirkulasi darah anda. Riset terakhir menyebutkan bahwa sekitar 30% dari perokok mengalami gangguan impotensi bila dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Dan jika merokok tidak baik, menggunakan narkoba jauh lebih tidak baik lagi. Sama hal dengan merokok, narkoba juga akan menyebabkan anda impoten. 6. Kurangi stress dan kecemasan Seperti disebutkan diatas, disfungsi seksual juga bisa disebabkan oleh karena faktor psikologis. Laki laki yang sedang stress dan cemas, tidak akan mempunyai gairah untuk berhubungan seksual. Jika anda ingin mengembalikan gairah seksual ke dalam hidup anda maka sebaiknya anda sudah harus mencoba bagaimana mengurangi stress dan kecemasan dalam hidup. Liburan, relaksasi, dan pemijatan merupakan beberapa hal yang dapat membantu mengurangi ketegangan hidup. 7. Berhati- hatilah makan Sesuatu yang anda makan juga dapat berimbas pada kehidupan seksual anda. Orang yang banyak mengkonsumsi gula dan makanan cepat saji akan lebih cepat menderita impoten bila dibandingkan dengan kencing manis. Racun dan bahan kimia dalam makanan juga akan menyebabkan anda merasa tidak bergairah dan tidak berenergi. Perbanyaklah meminum air putih dan perbanyak mengkonsumsi buah-buahan. Disfungsi seksual merupakan momok menakutkan bagi seorang pria. Padahal tidak semua kasus disfungsi seksual memerlukan penanganan secara medis. Ada beberapa hal yang berasal dari gaya hidup yang dapat menganggu fungsi ereksi seperti, stress, terlalu banyak mengkonsumsi alkohol, kecemasan yang berlebihan dan lain lain. Meminum obat obatan untuk membantu Mr. P anda ereksi bukanlah merupakan satu satunya
15

cara. Obat hanya akan membantu sementara dan bila konsumsi obat dihentikan maka keluhan yang sama akan timbul kembali. Jika anda ingin perubahan yang lebih tahan lama, anda harus mulai memikirkan penyebab lain dari disfungsi seksual tersebut. Perubahan gaya hidup dan gaya makan dipercaya mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu penderita disfungsi seksual dalam mengatasi masalahnya. Penaggulangan disfungsi seksual pada wanita 1. Mencoba merubah pola kebiasaan seksual anda agar tidak membosankan, posisi tau gaya yang dapat membangkitkan seksual anda pada pasangan, dan melakukan aktivitas seksusal pada waktu yang berbeda. 2. Untuk mencegah kekeringan pada vagina, berikan pelumas dan krim stimulan pada vagina anda selama berhubungan. Bagi anda yang mengalami manapause mintalah saran dokter, apakah bisa mengkonsumsi krim sejenis estrogen. 3. Menggunakan alat rangsangan beberapa saat sebelum melakukan hubungan agar dapat membantu anda mendapatkan orgasme pada saat melakukan aktivitas seks. 4. Mandi dengan air hangat untuk melenturkan atau melemaskan vagina. 5. Kosongkan kandung kemih anda (buang air kecil terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas seksual) 6. Menggunakan parfum yang menenangkan dan segar sebagai daya tarik pasangan anda. 7. Pemilihan makanan yang seimbang dan olahraga yang menenangkan, seperti melakukan senam kegel. 8. Hilangkan perasaan stres dan olahraga yang menenangkan perasaan anda seperti yoga. 9. Membersihkan organ intim vagina anda dengan bersih, setelah buang air kecil atau besar dari depan ke belakang. Anda juga bisa membersihkan organ intim anda dengan air daun siri atau air sari buah manjakani agar organ intim anda selalu bersih, bebas infeksi dan wangi. 10. Mengkonsumsi air putih secara optimal, guna membuang racun dalam tubuh dan menyegarkan tubuh.

16

DAFTAR PUSTAKA
Durank, Mark dkk.2006.Psikologi Abnormal.Buku kedua.Yogyakarta: Pustaka PelajarPangkahila. 2007 Diagnostic and Statistical Manual for Psychiatric Disorders. Edisi keempat. Washington, DC: American Psychiatric Association, 1994. (http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.britannic a.com/EBchecked/topic/537154/sexual-dysfunction) file:///C:/Users/msi/Desktop/Disfungsi%20Seksual%20Pada%20Pria%20dan%20Wan ita%20_%20Obat%20Disfungsi%20Seksual.htm file:///C:/Users/msi/Desktop/Disfungsi Disfunction) Psycholog http://taganing.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2793/D... - 31k seksual/Disfungsi Seksual (Sexual

17

Anda mungkin juga menyukai