Anda di halaman 1dari 12

Neoplatonisme adalah aliran yang berupaya menggabungkan ajaran Plato dan Aristoteles, yang merupakan puncak terakhir dalam

sejarah filsafat Yunani. Aliran ini bermaksud menghidupkan kembali filsafat Plato. tetapi itu tidak berarti bahwa pengikut-pengikutnya tidak dipengaruhi oleh filsuf-filsuf lain, seperti Aristoteles misalnya dan aliran Stoa. Sebenarnya ajaran ini merupakan semacam sintesa dari semua aliran filsafat sampai saat itu, dimana Plato diberi tempat istimewa1. Tokoh yang berpengaruh pada aliran ini adalah Ammonius Saccas. Saccas adalah filsuf yang mengajar di Alexandria, Mesir, pada paro pertama abad ketiga. Walaupun begitu, filosof adalah yang Plotinus, dianggap murid paling merepresentasikan neoplatonisme Ammonius

Saccas2. Bahkan Plotinus dianggap sebagai pendiri aliran neoplatonisme ini 3. Beliau adalah seorang filosof besar terakhir dari zaman antik4.

Sejarah Kehidupan Plotinus (204 M 270 M)


Plotinus lahir pada tahun 204 M di Mesir, mungkin di daerah Lycopolis 5. Perjalanan intelektualnya dimulai pada tahun 232 M, ketika usianya menuju kematangan yakni 28 tahun. Pada tahun itu ia pergi ke Alexandria untuk belajar filsafat pada seorang guru bernama Ammonius Saccas selama 11 tahun. Pada tahun 243 ia mengikuti Raja Gordianus III berperang melawan Persia, ia ingin menggunakan dan India. kesempatan Akan itu untuk sebelum mempelajari ia sempat kebudayaan Persia tetapi,

mempelajarinya, Raja Gordianus terbunuh pada tahun 244. Plotinus dengan susah payah dapat melarikan diri ke antakya (Antioch)6. Pada umur 40 ia pergi ke Roma. Di sana ia menjadi pemikir terkenal pada zaman itu. Pada tahun 270 M ia meninggal di Minturnae, Campania,

1 2 3 4 5 6

http://id.wikipedia.org/wiki/Neoplatonisme, dibuka pada hari Selasa, 21 Februari 2012, pukul 21.48 ibid Bertrand Russel, Sejarah Filsafat Barat, (Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007) cet.ke III, hlm 387 Ibid Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, (Rosda, Bandung, 2003), cet.ke. XI, hlm 67 ibid

Italia7. Ia hidup di sebuah zaman yang disebut sebagai salah satu periode paling bobrok dalam sejarah Romawi. Beberapa saat sebelum ia lahir, kaum tentara telah menjadi sadar akan kekuatannya sendiri, dan telah melakukan praktik pengangkatan para kaisar demi imbalan uang, dan membunuh para kaisar itu sesudahnya sehingga menciptakan peluang baru untuk memperdagangkan Imperium8. Kegiatan demikian ini tidak sesuai dengan tugas kaum serdadu yang harus menjaga daerah perbatasan, sehingga memungkinkan datangnya serbuan dahsyat oleh bangsa Jerman dari utara dan bangsa Persia dari Timur. Perang dan wabah penyakit memangkas jumlah penduduk Imperium itu kurang lebih sepertiganya, sementara peningkatan tarif pajak dan menipisnya sumberdaya menyebabkan kebangkrutan finansial di daerahdaerah yang bahkan tidak pernah diterobos kekuatan musuh. Kota-kota, yang sebelumnya menjadi penyangga kebudayaan, benar-benar terpuruk, para warganegara terkemuka, dalam jumlah besar, melarikan diri untuk menghindari para penagih pajak. Baru sesudah meninggalnya Plotinus ketertiban ditegakkan oleh kembali dan Imperium tegas itu dari untuk sementara dan terselamatkan Constantine9. tindakan-tindakan Diocletian

Karya Plotinus
Karya Plotinus yang berjumlah 54 karangan dikumpulkan oleh muridnya yang bernama Porphyri. Karangan itu dikelompokkan menjadi 6 set, tiap set berisi 9 karangan, masing-masing set itu disebut ennead, seluruhnya ada 6 ennead10. Ennead pertama berisi masalah etika, mengenai masalah kebajikan, kebahagiaan, bentuk-bentuk kebaikan, kejahatan dan masalah pencabutan dari kehidupan. Ennead kedua membicarakan fisik alam

7 8

Ibid Bertrand Russel, Op.Cit. hlm 387 9 Ibid 10 Ahmad Tafsir, Op.Cit. hlm 67

semesta, tentang bintang-bintang, potensialitas dan aktualitas, sirkulasi gerakan, kualitas dan bentuk, juga berisi kritik pedas terhadap gnostisisime. Ennead ketiga membahas implikasi filsafat tentang dunia, seperti masalah iman, kuasa Tuhan, kekekalan, waktu dan tatanan alam. Ennead keempat membicarakan sifat dan fungsi jiwa, yaitu tentang imortalitas jiwa, penginderaan dan ingatan. Ennead kelima berisi pembahasan tentang roh ketuhanan (divine spirit). Di sini diterangkan ajarannya tentang idea. Ennead keenam berisis pembahasan tengan berbagai topik seperti tentang kebebasan kemauan (free will), tentang ada yang menjadi realitas11. Dalam karyanya di atas, tak secuil pun dari semua kejadian di sekitar dirinya disebut olehnya. Ia memalingkan diri dari pemandangan yang berupa puing-puing dan derita yang terjadi di dunia nyata, agar dapat berkontemplasi tentang dunia kebaikan dan keindahan yang kekal. Dalam hal ini ia searah dengan semua tokoh paling serius pada zamannya12.

Pengaruh Neoplatonisme terhadap Agama


Aliran neoplatonisme diakui memiliki pengaruh terhadap agama-agama, terutama Kristen dan Islam. Russel menyebutkan bahwa para teolog Kristen mengambil banyak dari filsafat Plotinus. Seraya mengutip Dean Inge, dengan tepat Dean menandaskan bahwa agama Kristen berutang budi pada Plotinus. Platonisme ujarnya, adalah bagian dari struktur utama teologi Kristen, yang dengannya, saya berani mengatakan tak ada filsafat lain yang bisa sejalan tanpa mengalami bentrokan. Ia menambahkan, Sangat mustahil menceraikan Plotinus dari Kristianitas tanpa menghancurkan Kristianitas itu13. Ia mengemukakan bahwa Santo agustinus menyebut sistem Plato sebagai yang paling jernih dan cemerlang di antara semua filsafat dan mengatakan Plotinus sebagai manusia yang dalam dirinyalah Plato hidup kembali dan yang sekiranya Plotinus hidup sekian waktu kemudian,
11 12 13

ibid Bertrand Russel, Op.Cit. hlm 388 Ibid

tentunya akan mengubah beberapa kata dan frasa dan menjadi pemeluk Kristen. Plotinus dengan demikian penting secara historis sebagai sumber pengaruh yang membentuk Kristianitas Abad Pertengahan dan teologi Katolik14. Aliran neoplatonisme juga berpengaruh pada pemikiran kaum muslimin, terutama para filosof Muslim. Walaupun begitu pengaruhnya tidak sekuat pada Kristen, yang mengklaim tidak bisa dipisahkan antara filsafat ini dengan kristianitas. Pengaruh neoplatonisme terhadap Filsafat Islam diakui oleh Nurcholis Majid, katanya, dari berbagai unsur pikiran Hellenik, Platonisme Baru (Neoplatonisme) adalah salah satu yang paling berpengaruh dalam sistem falsafah Islam. Neoplatonisme sendiri merupakan falsafah kaum musyrik (pagans), dan rekonsiliasinya dengan suatu agama wahyu menimbulkan masalah besar. Tapi sebagai ajaran yang berpangkal pada pemikiran Plotinus (205-270 M), sebetulnya Neoplatonisme mengandung unsur yang memberi kesan tentang ajaran Tauhid. Sebab Plotinus yang diperkirakan sebagai orang Mesir hulu yang mengalami Hellenisasi di kota Iskandaria itu mengajarkan konsep tentang "yang Esa" (the One) sebagai prinsip tertinggi atau sumber penyebab (sabab, cause). Lebih dari itu, Plotinus yang dapat disebut kepada sebagai seorang yang mistikus, tidak. dalam arti telah "irrasionalis", "occultist" ataupun "guru ajaran esoterik", tetapi dalam artinya terbatas seseorang mempercayai dirinya mengalami penyatuan dengan Tuhan atau "Kenyataan Mutlak.15" Pengaruh filsafat ini terhadap Islam sangat menonjol dalam konsepnya mengenai proses penciptaan alam semesta, yang disebutnya dengan konsep emanasi dan konsep kebersatuan diri dengan Tuhan, yang dikenal dengan konsep wihdatul wujud16.

Pokok-pokok Pemikiran Plotinus


14 15

ibid http://media.isnet.org/islam/Paramadina/Doktrin/Falsafah2.html, dibuka pada hari selasa, 21 Februari 2012, pukul 22.54 16 Ahmad Tafsir, Op.Cit. hlm 75

Ada lima bidang pemikiran Plotinus 1. Metafisika versi Plotinus

yang bisa

ditelusuri, yakni

metafisika, Ilmu, jiwa, etika dan estetika, dan kebersatuan dengan Tuhan. Sistem metafisika plotinus ditandai oleh konsep transendens. Menurut pendapatnya, di dalam pikiran terdapat tiga realitas, yaitu The One, The Mind dan The Soul. The One (Yang Esa) adalah Tuhan dalam pandangan Philo adalah suatu realitas yang tidak mungkin dapat dipahami melalui metode sains dan logika. Ia berada di luar eksistensi, di luar segala nilai. Jika kita mencoba mendefinisikannya, kita akan gagal. Yang esa adalah puncak semua yang ada. Ia adalah cahaya di atas cahaya. Kita tidak mungkin mengetahui esensinya, kita hanya mengetahui bahwa ia itu pokok atau prinsip yang berada di belakang akal dan jiwa. Ia adalah pencipta semua yang ada17. The One tidak dapat didekati oleh penginderaan dan juga tidak dapat dipahami lewat pemikiran logis. Kita hanya dapat menghayati adanya. Ia tidak dapat dipikirkan seperti tatkala kita memikirkan sesuatu yang ada definisinya. Ia itu transendens terhadap segala makhluk. Ia dapat didekati lewat tanda-tanda dalam alam. Ia itu prinsip yang tidak dapat dilambangkan dengan suara atau huruf18. Realitas kedua ialah Nous. Untuk menerjemahkan nous, ditemukan kesulitan yang cukup berat. Terjemahan kamus yang standar adalah akal (mind), tapi kata ini tidak mengandung konotasi yang tepat, terutama jika kata itu dipakai dalam filsafat agama. Nous juga diterjemahkan dengan istilah prinsip-intelek, tapi istilah ini ganjil. Dean Inge menggunakan ruh yang agaknya merupakan istilah terbaik yang tersedia. Namun, nous berarti semua aktivitas yang terkandung dalam terjemahan-terjemahan di atas19. Nous adalah citra yang Esa, ia tercipta karena yang Esa, di dalam pencarian dirinya sendiri, memiliki visi, wawasan, inilah nous. Ini adalah
17 18 19

Ibid, hlm 68 ibid Bertrand Russel, Op.Cit. hlm 393

konsepsi yang pelik20. Kandungan Nous adalah benar-benar kesatuan. Untuk menghayatinya kita mesti melalui perenungan21. Realitas ketiga yaitu jiwa (soul). Sebagai arsitek semua fenomena yang ada di alam ini, soul mengandung satu jiwa dunia dan banyak dunia kecil. Jiwa dunia dapat dilihat dalam dua aspek. Ia adalah energi di belakang dunia dan pada waktu yang sama ia adalah bentuk-bentuk alam semesta. Jiwa manusia juag mempunyai dua aspek yaitu yang pertama intelek yang tunduk pada reinkarnasi dan yang kedua adalah irrasional22. Setiap jiwa memiliki saatnya sendiri, jika saatnya tiba, ia turun dan merasuki tubuh yang sesuai dengannya. Yang menggerakkannya bukan nalar, melainkan sesuatu yang lebih mirip dengan hasrat seksual. Ketiak jiwa meninggalkan tubuh, ia harus masuk ke tubuh lainnya jika ia penuh dengan dosa, sebab keadilan menetapkan bahwa ia harus dihukum. Jika dalam kehidupan ini, engkau membunuh ibumu, maka dalam kehidupan berikutnya engkau akan menjadi perempuan dan bakal dibunuh oleh putramu (III, 2, 3). Dosa harus dihukum, tapi hukuman itu terjadi secara alamiah, berdasarkan gerak yang tak pernah henti dari kesalahankesalahan sang pendosa23. Tentang penciptaan, Plotinus berpendapat bahwa Yang Esa adalah Yang Paling Awal. Sebab Pertama. Di sini mulailah teori penciptaan yang terkenal itu, emanasi, suatu teori penciptaan yang belum pernah diajukan oleh filosof lain. Tujuan utama teori ini ialah untuk menjelaskan bahwa yang banyak (makhluk) ini tidak menimbulkan pengertian bahwa di dalam Yang Esa ada pengertian yang banyak. Maksudnya, teori emanasi tidak menimbulkan pengertian bahwa Tuhan itu sebanyak makhluk. Alam semesta ini diciptakan melalui proses emanasi. Emanasi itu berlangsung tidak dalam waktu. Emanasi itu laksana cahaya yang
20 21 22 23

ibid Ahmad Tafsir, Op.Cit. hlm 69 ibid Bertrand Russel, Op.Cit. hlm 397

beremanasi dari matahari. Dengan beremanasi itu The One tidak mengalami perubahan. Untuk memahami emanasi itu ada baiknya diikuti uraian Hatta sebagai berikut: Yang Esa itu adalah semuanya tetapi tidak mengandung di dalamnya satu pun dari barang yang banyak (makhluk). Dasar yang banyak tidak mungkin banyak itu sendiri, dasar yang banyak adalah Yang Esa. Di dalam Yang Esa itu yang banyak itu belum ada, sebab di dalam-Nya yang banyak itu tidak ada, tetapi yang banyak itu datang dari Dia. Karena Yang Esa itu sempurna, tidak memerlukan apaapa, tidak memliki apa-apa, maka beremanasilah dari Dia yang banyak itu24. Alam ini terjadi dari Yang Melimpah, yang mengalir itu tetap menjadi bagian dari Yang Melimpah itu. Bukan Tuhan yang berada di dalam alam, melainkan alam berada di dalam Tuhan. Hubungannya sama dengan dengan hubungan benda dengan dengan bayangannya. Makin jauh yang mengalir itu dari Yang Asal, makin tidak sempurna ia. Alam ini bayangan Yang Asal, tetapi tidak sempurna, tidak lengkap, tidak cukup, tidak sama dengan Yang Asal. Sama dengan cahaya, semakin jauh dari sumber cahaya, semakin kurang terangnya, akhirnya ujung cahaya akan lenyap dalam kegelapan25. Emanasi itu terjadi tidak di dalam ruang dan waktu. Ruang dan waktu terletak pada tingkat bawah dalam proses emanasi. Ruang dan waktu adalah suatu pengertian tentang dunia benda. Untuk menjadikan alam, Soul mula-mula mengahmparkan sebagain dari kekalan-Nya, lalu membungkusnya dengan waktu. Selanjutnya energi-Nya bekerja terus, menyempurnakan alam semesta itu. Waktu berisi kehidupan yang bermacam-macam waktu bergerak terus sehingga menghasilkan waktu lalu, sekarang dan datang. Waktu dalam filsafat Plotinus tidak terpisah dari jiwa, ia merupakan sesuatu yang inheren dalam jiwa. Bila mencapai kesatuannya yang asli,
24 25

Ahmad Tafsir, Op.Cit, hlm 70 Ibid, hlm 71

artinya bila ia terpisah dari jiwa, waktu itu akan hilang, misalnya bila ia menyatu dengan alam semesta26. 2. Tentang Ilmu Idea keilmuan tidak begitu maju pada Plotinus, ia menganggap sains lebih rendah daripada metafisika, metafisika lebih rendah daripada keimanan. Surga lebih berarti daripada bumi, sebab surga itu tempat peristirahatan jiwa yang mulia. Bintang-bintang adalah tempat tinggal dewa-dewa. Ia juga mengakui adanya hantu-hantu yang beryempat di antara bumi dan bintang-bintang. Semuanya ini memperlihatkan rendahnya mutu sains Plotinus27. Plotinus dapat disebut musuh naturalisme. Ia membedakan dengan tegas tubuh dan jiwa, jiwa tidak dapat diterjemahkan ke dalam ukuran-ukuran badaniah, fakta alam harus dipahami sesuai dengan tendensi spiritualnya28. 3. Tentang Jiwa Jiwa adalah suatu kekuatan ilahiyah, jiwa merupakan sumber kekuatan. Alam semesta berada di dalam jiwa dunia. Jiwa tidak dapat dibagi secara kuantitatif, karena jiwa itu adalah sesuatu yang satu tanpa dapat dibagi. Alam semesta ini merupakan unit-unit yang juga tidak dapat dibagi. Jiwa setiap individu adalah satu, itu diketahui dari kenyataan bahwa jiwa itu ada di setiap tempat di badan, bukan sebagian di sana dan sebagian di sini pada badan. Kita tidak dapat mengatakan bahwa jiwa Anda sama dengan jiwa saya, berarti jiwa hanya satu, jiwa itu individual29. Sekalipun demikian, ada juga alasan untuk mengatakan bahwa jiwa sebenarnya satu. Alasan itu ialah karena kita merasakan ada hubungan antara jiwa saya dan jiwa orang lain. Bila teman menderita, saya
26 27 28 29

ibid ibid ibid Ibid, hlm 72

merasakan juga penderitaan itu. Kalau begitu ada kesatuan jiwa. Rupanya jiwa itu banyak. Setiap orang mempunyai jiwanya sendiri, tetapi antara jiwa-jiwa itu ada kesatuannya. Jiwa yang satu itu mungkin masuk ke segala sesuatu yang berjiwa, tetapi ia tidak membelah dirinya. Inilah yang dimaskud dengan identitas dalam varietas, sama halnya dengan sains yang mempunyai banyak cabang, tetapi tetap dalam satu kesatuan. Sementara bagian-bagian menempati tempatnya, ia selalu dibimbing oleh kesatuannya, ia tetap kesatuan dari Yang Satu itu30. Jiwa yang rendah itu ingatannya kepada teman-teman, istri, anak, kampung halaman. Ini adalah ingatan yang rendah. Jiwa yang tinggi haruslah lupa penuh pada segala sesuatu yang sifatnya rendah. Dia selalu ingat pada Yang Tinggi. Dalam dunia ini sebaiknya manusia membuang semua kemauan dan ingatan pada sesuatu keculai pada Yang Esa itu. Bila jiwa ingin mencapai ketinggian, ia harus membuang ingatannya yang lain, jiwa yang tinggi ialah jiwa yang tidak mengingat apa-apa kecuali Yang Tinggi31. 4. Etika dan estetika Etika Plotinus dimulai dengan pandangannya tentang politik. Ia mengatakan bahwa seseorang adalah wajar memenuhi tugas-tugasnya sebagai warga negara sekalipun ia tidak tertarik pada masalah politik. Dalam persoalan ini ia membahas masalah kebebasan kehendak. Manusia mempunyai kebebasan, tetapi itu tidak dapat dipahami secara lahiriah. Dalam hal estetika, ia memiliki pengertian spiritual, karena itu estetika dekat sekali dengan kehidupan moral. Esensi keindahan tidak terletak pada harmoni dan simetri. Keindahan itu menyajikan keintiman dengan Tuhan Yang Maha sempurna. Ada semacam skala menaik tentang keindahan, mulai dari keindahan yang bersifat inderawi, naik ke emosi,
30 31

ibid ibid

kemudian ke susunan alam semesta yang imaterial. Jadi keindahan itu bertingkat, mulai dari keindahan inderawi sampai pada keindahahn ilahiyah. Antara keindahan di bumi dan di langit terdapat hubungan. Sesuatu akan indah bila ia menmgikuti bentuk ideal. Penciptaan keindahan harus melalui komunikasi pikiran yang mengalir dari Tuhan. Kesimpulannya ialah bahwa keindahan tertinggi serta sumber keindahan adalah Tuhan32. 5. Kebersatuan dengan Tuhan Tujuan filsafat Plotinus ialah tercapainya kebersatuan dengan Tuhan. Caranya ialah pertama-tama dengan mengenal alam melalui alat indera, dengan ini kita mengenal keagungan Tuhan, kemudian kita menuju jiwa dunia. Setelah itu menuju jiwa Ilahi. Jadi, perenungan itu dimulai dari perenungan tentang alam menuju jiwa Ilahi, objeknya dari yang jamak, kemudian kepada Yang Satu. Dalam perenungan terakhir ini terjadi keintiman, tidak terpisah lagi antara yang merenung dengan yang direnungkan33. Yang hendak dicapai ialah prinsip realitas, itu ada di dalam Yang Satu. Kita dapat mengenal itu dengan kemampuan yang ada pada kita, itu merupakan kebijaksanaan yang ada pada kita dari Dia. Di dalam kita ada sesuatu seperti Dia. Di manapun engkau berada engkau berhadapan dengan ke-Ada-an-Nya. Engkau merasakan Dia ada di dalam engkau. Dengan cara ini jiwa akan sampai pada prinsip realitas, demikian Plotinus. Pada tingkat terakhir ini tidak ada lagi keterpisahan, tidak ada lagi jarak, tidak ada lagi kesadaran tentang ruang dan waktu, tidak ada lagi kesadaran tentang kejamakan, keadaan itu mengatasi semua kategori. Itu suatu keadaan yang jarang gterjadi bahkan Plotinus pun hanya mengalami beberapa kali. Caranya mudah saja menyucikan roh. Benda di sekitar kita diabaikan sama sekali. Jiwa semata hidup di alam
32 33

Ibid, hlm 74 ibid

pikiran dan alam roh. Hanya itu cara bersatu dengan Tuhan. Itu hanya dapat dilakukan dengan mengembangkan perasaan, keluar dari diri sendiri, inilah yang dimaksud dengan extace34.

Pengikut Plotinus
Sesudah Plotinus, neoplatonisme hanya menghasilkan sedikit saja filosof berbobot, antara lain adalah Parphyry (233-301). Ia amat suci, bahkan sering dikatakan suka menyiksa diri. Dialah yang mengumpulkan dan menyebarkan karya Plotinus dalam bentuk ennead itu. Pengikut Plotinus lainnya, yaitu Lamblichus yang meninggal pada tahun 330. Menurut pendapatnya, manusia tidak mungkin memahami Tuhan dan ajaran Tuhan. Pengikut lainnya adalah Proclus, menurutnya, manusia tidak akan selamat tanpa iman. Agama memainkan peran amat penting dalam filsafatnya. Pada Simplicus filsafat lama ditutup, keimanan menang mutlak35. Pada waktu berikutnya filsafat ini direndahkan, bahkan dimusuhi oleh penganut Kristen. Namun, pengaruh filsafat Yunani ini tidak dapat dihapus. Terbukti pada saman kebangkitan (renaissance), pemikiran Yunani menang lagi. Ia lalu menaburkan benih-benih peradaban Eropa. Dalam berbagai hal orang-orang modern lebih terikat pada jiwa Yunani ketimbang pada keimanan Abad Pertengahan36.

34 35 36

Ibid, hlm 75 Ibid, hlm 76 Ibid, hlm 77

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tafsir, 2003. Remaja.

Filsafat Umum, Cet. Ke-13, Bandung, PT Rosdakarya

Bertrand Russel, 2007. Sejarah Filasafat Barat, Cet. Ke-3, Yogyakarta, Pustaka Pelajar http://id.wikipedia.org/wiki/Neoplatonisme, http://media.isnet.org/islam/Paramadina/Doktrin/Falsafah2.html,

Anda mungkin juga menyukai