Anda di halaman 1dari 3

Bahasa Korea adalah bahasa yang paling luas digunakan di Korea, dan merupakan bahasa resmi Korea utara

dan Korea Selatan. Mempelajari bahasa Negara ini tidaklah semudah mempelajari bahasa Inggris atau bahasa Indonesia. Banyak perbedaan-perbedaan antara bahasa Indonesia dengan bahasa Korea seperti cara penulisan huruf, sistematika tulisan, tingkat kesopanan, dan cara membacanya. Berbeda dengan belajar bahasa Indonesia, untuk belajar bahasa korea kita harus hafal dan mengerti huruf abjad korea ( ==> hangeul ), cara mebacanya, cara menulisnya, kata dasar kosa kata, bahkan tata bahasa korea itu sendiri. Huruf Hangul terdiri dari 40 huruf, terdiri atas 21 vokal yaitu 10 vokal tunggal dan 11 vokal rangkap, serta 19 konsonan yaitu 14 konsonan tunggal dan 5 konsonan rangkap. Sedangkan bahasa Indonesia memiliki 5 huruf vocal yaitu a, i, u, e, o dan 21 huruf konsonan. Untuk membaca tulisan korea atau hangul, tidak semudah melafalkan bahasa Indonesia. Di dalam pengucapan bahasa korea, kata dasar tidak bisa berdiri sendiri. Kata dasar harus selalu di ikuti dengan tata bahasa korea supaya memiliki arti, baik kata dasar kata benda, kata kerja, atau bahkan kata keterangan. Sebagai contoh kata belajar , di dalam kamus bahasa korea akan di temukan kata dasar ( gongbu hada ) namun dalam pengucapannya bukanlah (gongbu hada ) melainkan ( gongbu haeyo ) untuk kalimat informal dan ( gongbu hamnida ) untuk kalimat formal. Untuk cara membaca dalam bahasa Indonesia kita hanya mengikuti bagaimana huruf-huruf tersebut membentuk suatu kata, namun untuk membaca hangul kita tidak bisa hanya mengikuti bagaimana huruf-huruf tersebut membentuk suatu kata. Tetapi ada kaedah-kaedah seperti penyambungan ucapan, tensifikasi, kontraksi huruf, pelesapan huruf, asimilasi konsonan, aspirasi huruf, palatalisasi, dan banyak perubahan-perubahan ucapan lain yang tidak sejalan dengan cara penulisannya. Hal ini yang sering menyulitkan orang-orang Indonesia dalam melafalkan bahasa korea.

Penyambungan ucapan yaitu bila konsonan di akhir suku kata bertemu dengan vokal di awal suku kata berikutnya, maka pengucapannya langsung disambung. contoh: 1. () mannayo - bertemu 2. () mokkoyo - makan 3. () masita enak Pengucapan dengan tekanan terjadi apabila huruf /b,/d,dan /g di akhir suku kata bertemu dengan huruf /b./d,/j,/s,dan /g di awal suku kata yang mengikutinya. Rumus pengucapannya adalah: 1./b,/d,/g bertemu /b menjadi /p 2./b,/d,/g bertemu /d menjadi /t 3./b,/d,/g bertemu /j menjadi /c 4./b,/d,/g bertemu /s menjadi /ss 5./b,/d,/g bertemu /g menjadi /k contoh:

1. () - selatan 2. () siswa Pengucapan dengan bunyi aspirasi sering di lambangkan dengan huruf H sering terjadi jika huruf /b,/d,/g,dan /j di akhir suku kata bertemu dengan huruf /h di awal suku kata yang mengikutinya. Rumus pengucapannya adalah: 1./b bertemu /h menjadi /ph 2./d bertemu /hmenjadi /th 3./g bertemu /h menjadi /kh 4./j bertemu /h menjadi /ch contoh: 1. () 2. () Ada lagi konsonan /r/l harus diucapkan /n jika mengikuti konsonan /m,/ng,/b dan /g di akhir suku kata yang mengikutinya. Pengecualian khusus konsonan /b dan /g yang mengikuti konsonan /r/l b/ bertemu dengan r/ menjadi p/ bertemu dengan n/ ng/bertemu dengan r/ menjadi ng/o bertemu dengan n/ b/ bertemu dengan r/ menjadi ng/ bertemu dengan n/ g/ bertemu dengan r/ menjadi ng/ bertemu dengan n/ contoh: 1. () 2. () Dan masih banyak cara-cara pengucapan lain seperti kontraksi yang terjadi ketika dua silabel bersatu dan dilafalkan sebagai satu silabel, pelesapan yang terjadi ketika salah satu dari dua silabel yang berdekatan dihilangkan. Cara-cara atau rumus-rumus seperti ini tidak perlu digunakan di dalam membaca bahasa. Namun karena hal unik inilah orang tertarik untuk mempelajarinya.

Anda mungkin juga menyukai