Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW.

di gua hera adalah surat Al-Alaq, ayat (1) s/d ayat (5) yang di dalam ayat-ayat tersebut mengandung anjran untuk membaca. Di sana tertulis Iqra yang artinya membaca. Berpijak dari ayat-ayat tersebut adalah anjuran bagi semua umat Nabi Muhammad untuk selalu membaca dan belajar. Sehingga dengan anjuran itu sudah sangat tidak pantas bagi kaum muslimin untuk tetap dalam kondisi demikian, karena umat muslim memiliki pedoman yaitu Al-Quran dan Al-Hadits. Hal ini tidak akan bisa memahami isi pedoman itu tanpa bisa membaca tulisan arab. Tapi hal itu masih belum terlaksana sebagaimana mestinya dan masih banyak masyarakat yang masih buta dalam hal baca tulis. Sedangkan firman Allah SWT. Yang turun pertama kali adalah IQRO yang arti secara bahasa adalah membaca dari hal itulah kami berharap utamanya kepada pemerintah khususnya yang ada dibidang pendidikan bagaimana cara untuk membuat masyarakat bisa membaca karena dengan membaca bisa mendapatkan informasi secara tertulis dan hal ini masih menjadi masalah besar bagi pemerintah, karena yang disebut masalah adalah kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan. Sedangkan kenyataan yang ada dilapangan masih belum sesuai dengan harapan pemerintah. Suatu studi kasus yang penulis dapatkan di desa Pangbatok Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan masih banyak penduduk yang masih tertinggal, yakni masih banyak penduduk yang belum bisa baca tulis, baik latin maupun arab, sehingga dengan demikian dapat mempengaruhi masyarakat tidak dapat mengakui hukum islam secara benar, karena kebanyakan dari mereka tidak dapat memahami isi kandungan Al-Quran dan Al-Hadits di desa tersebut. Dalam hal ini harus ada tindak lanjut dan penyikapan yang harus dipenuhi oleh kita semua untuk menghindari jumlah pengangguran yang lebih banyak Dari uraian di atas, penulis berminat untuk mengadakan sebuah program untuk menyikapi hal tersebut di atas dengan tujuan untuk menindak lanjuti angka pengangguran yang masih banyak di desa tersebut Keluarga adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anak, dimana anak akan menyerap dan mencontoh setiap gerakan orang tuanya. Dan jalur pendidikan di sekolah dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran secara berjenjang dan berkesinambungan. Dengan demikian sekolah merupakan pembinaan yang telah diletakkan dasar-dasarnya melalui pendidikan keluarga, sehingga sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai peranan dan tanggung jawab yang tidak sederhana dalam pelaksanaan tugasnya apalagi di zaman era globalisasi saat ini . Sebagai lembaga pendidikan agama seperti madrasah dan sekolah-sekolah yang berciri khas Islam, para pendidik mengharapkan anak didiknya dapat menguasai dan memahami baca tulis Al Qur'an dimulai dengan pengenalan huruf dasar Al Qur'an (hijaiyah) dengan cara meniru ucapan guru maupun dengan cara tulisan. Untuk pengenalan terhadap huruf Al Qur'an dan hafalan pelajaran lainnya merupakan kegiatan sehari-hari yang harus mereka hadapi dan jalani. Namun untuk penulisan huruf hijaiyah dengan metode "imla" masih jauh apa yang diharapkan oleh pendidik. Harapan sebagai pendidik adalah mereka tidak hanya hafal tapi juga harus dapat menulis huruf Al Qur'an dengan cara "imla". Bukan saja harapan guru, masyarakat pun menuntut sebagai lulusan lembaga ini mereka harus menguasai dan memahami baca tulis huruf Al Qur'an.

Yang dimaksud Pemahaman di sini adalah adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami aarti konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini ia tidak hanya hafal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari masalah yang ditanyakan, maka operasionalnya dapat membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menginterpretasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan dan mengambil keputusan. Menurut Anas Sudijono dalam bukunya; Pengantar Evaluasi Pendidikan, adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan hafalan. Sedangkan menurut Saifuddin Azwar ( Tes Prestasi, Yogyakarta : Liberty, 1987, h. 62 ), dengan memahami berarti sanggup menjelaskan, mengklasifikasi, mengikhtisarkan, meramalkan dan membedakan. Dari berbagai pendapat di atas, indikator pemahaman pada dasarnya sama, yaitu dengan memahami sesuatu berarti seseorang dapat mempertahankan, membedakan, menduga, memperluas, menyimpulkan, menganalisis, memberi contoh, menuliskan kembali, mengklasifikasikan, dan mengikhtisarkan. Indikator tersebut menunjukkan bahwa pemahaman mengandung makna lebih luas atau lebih dalam dari pengetahuan. Untuk memudahkan pemahaman tentang pelajaran imla, maka terlebih dahulu penulis akan menjelaskan pengertian kata pelajaran. Pelajaran berasal dari kata "ajar" yang mendapat awalan "pe - dan akhiran an" sehingga menjadi pelajaran yang artinya, yang harus diajarkan.Segala sesuatu yang belum diketahui hendaklah dipelajari agar dapat dipahami. Seorang pendidik, diantaranya : Pertama, kecakapan personal, terdiri dari kesadaran tentang diri sendiri dan kesadaran akan potensi yang ada pada dirinya sendiri. Kedua, kecakapan berpikir rasional yang terdiri dari kecakapan menggali dan mengolah informasi, kecakapan mengambil keputusan dan kecakapan memecahkan masalah Ketiga, kecakapan sosial yang terdiri dari kecakapan berkomuniasi dengan empati dan kecakapan bekerjasama. Keempat, kecakapan provokasional, yang terdiri dari koordinasi mata tangan dan mata kaki dan keterampilan lokomotor serta non lokomotor. Kelima, keterampilan keahlian khusus, yaitu keterampilan dalam pendalaman satu atau beberapa jenis keterampilan siap pakai dalam kehidupan masyarakat Sebagai lembaga pendidikan yang memiliki ciri khas, lembaga ini ( madrasah ) seharusnya tidak meninggalkan salah satu mata pelajaran imla yang diberikan kepada siswa, agar dapat memahami dan menulis huruf (kata) dalam bahasa Arab (huruf Al Qur'an) secara benar. Sedangkan kata imla berasal dari kata bahasa Arab yaitu : yang artinya dikte, imla, memanjangkan ( Ainurrafiq Dawam, Dr, M.Ag. Ahmad Taarifin MA, Manajemen Berbasis Pesantren ). Biasanya penyampaiannya dalam bentuk huruf Al Qur'an yang diucapkan oleh guru kepada siswa, kemudian siswa menulisnya ke dalam buku tulis ataupun papan tulis sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh guru. Kendala yang dihadapi siswa dalam mata pelajaran ini adalah dalam penulisan, ini disebabkan kurangnya pemahaman huruf Al Qur'an sebagai dasar pengetahuan pelajaran imla. Yang dimaksud dengan huruf Al Qur'an di sini adalah huruf hijaiyah yang dimulai dari huruf alif () sampai ya (.)

Kekeliruan yang sering terjadi dalam hal penulisan, disebabkan karena siswa tidak dapat membedakan anatar satu huruf dengan huruf yang lain, konsonan dan vokal yang ada dalam bahasa Arab. Jika dalam penulisannya keliru apa yang dihendaki oleh guru, tentunya akan berpengaruh kepada hafalan siswa. Pada hal tujuan tulisan adalah untuk memudahkan kita membaca secara tepa. Jika menulisnya secara keliru, maka bagaimana kita bias membaca secara tepat. 1. Pengertian, Fungsi Minat & Faktor yang Mempengaruhinya a. Pengertian minat Setiap manusia mempunyai kecendrungan untuk selalu berinteraksi dengan sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya. Apabila sesuatu itu memberikan rasa senang, bahagia dan bermanfaat kepada dirinya kemungkinan ia akan berminat terhadap sesuatu itu. Minat timbul apabila individu tertarik pada sesuatu yang mereka anggap sesuatu itu penting bagi dirinya dan dapat memenuhi kebutuhan yang mereka inginkan. Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan hati yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.Untuk lebih jauh memahami tentang definisi minat, maka penulis mengangkat beberapa pendapat tentang minat yang dikemukakan oleh para tokoh, diantaranya : 1.Ahmad D. Marimba, dalam bukunya yang berjudul Pengantar Filsafat Pendidikam Islam mengemukakan definisi minat yaitu "kecenderungan jiwa terhadap sesuatu karena kita merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu, yang umumnya disertai dengan perasaan senang terhadap sesuatu. 2.Sardiman A.M, dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar mengemukakan pendapatnya minat yaitu suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. 3.H. M. Alisuf Sahri, dalam bukunya Psikologi Pendidikan mengemukakan bahwa minat adalah suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu, secara terus menerus. Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para tokoh dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan hati dan jiwa terhadap sesuatu, baik terhadap obyek, aktifitas ataupun situasi yang dianggap penting dan berguna sehingga sesuatu itu diperlukan, diperhatikan, dan diingat terus menerus yang kemudian diikuti dengan perasaan senang. b. fungsi minat Sekurang-kurangnya ada tiga fungsi minat yang dapat mempengaruhi dan membantu siswa untuk memiliki kecenderungan kepada mata pelajaran tertentu, sehingga merekaakan giat dalam belajar. Adapun ketiga fungsi minat itu diuraikan sebagai berikut :

1..Motivating Force (Motivasi yang Kuat)Dikatakan sebagai Motivating Force karena berfungsi

sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajarkarena siswa yang berminat atau senang pada pelajaran yang diajarkan, maka ia terdorong untuk terus tekun belajar. Oleh karena itu, proses awal pengajaran hendaknya dimulai dengan usaha membangkitkan minat tersebut, bila minat sianak telah muncul maka perhatian terhadap pelajaran akan mengikutinya. 2.Mendorong Siswa untuk Bertanya, Dalam Suatu kelas bila terdapat siswa yang bertanya, biasanya seorang merasa bangga karena dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa siswa-siswinya mau memperhatikan apa yang telah diajarkan. Siswa yang mengajukan pertanyaan biasanya ia berfikir terhadap apa yang tidak diketahui. Hal inilah yang mendorong minat dan perhatiannya terus memberanikan diri untuk bertanya. 3.Untuk Mencapai Tujuan Pendidikan, Mengembangkan suatu minat belajar pada peserta didik merupakan tujuan yang penting dalam proses belajar mengajar, karena merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Minat merupakan suatu bentuk perhatian yang mengandung unsure-unsur perasaan senang terhadap sesuatu yang ada kaitannya dengan kehidupan pribadi siswa. c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Minat tidak timbul secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari partisifasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Salah satu obyek yang dapat merangsang dan membangkitkan minat belajar siswa adalah guru. Guru yang berhasil membina kesediaan belajar murid-muridnya berarti telah melakukan hal-hal yang terpenting yang dapat dilakukan demi kepentingan muridnya tersebut.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat menurut M. Ngalin Purwanto yaitu : a. Faktor Internal 1. Bakat atau Bawaan Bakat merupakan kemampuan yang di bawa sejak lahir, bakat yang berpengaruh terhadap perkembangan minat adalah kecerdasan. Seseorang yang dikaruniai kecerdasan lemah, relatif akan mengalami kesulitan dalam perkembangan minatnya. Namun hal ini dapat diatasi dengan memperbanyak latihan . 2. Perhatian Seseorang yang tidak mempunyai perhatian, sangat sukar dibina minatnya. Seseorang akan memiliki perhatian apabila ada perasaan tertarik, berkepentingan, atau memerlukan sesuatu. 3. Tingkat Perkembangan Tingkat perkembangan manusia yang paling menguntungkan dalam perkembangan minat adalah pada masa kanak-kanak yaitu sekitar usia 5 sampai 6 tahun. Yang kemudian berkembang pada masa puber. Oleh karena itu pembinaan minat yang baik harus diawali dari masa sedini mungkin. 4. Kondisi Fisik dan Psikis Kedua kondisi ini jelas berpengaruh, sebab seseorang yang memiliki kelemahan fisik dan psikisnya, maka kemampuannya akan mengalami hambatan.

b. Faktor Eksternal Faktor dari luar yaitu karena adanya rangsangan. Rangsangan tersebut akan berpengaruh dalam memberikan sentuhan-sentuhan kejiwaan secara lansung yang dibuat atau disengaja agar tumbuh

kesadarannya, yang nantinya akan membangkitkan perhatian dan minat seseorang. 1. Menarik Minat dan Perhatian Siswa Setiap anak mempunyai minat dan kebutuhan sendiri-sendiri yang berbeda-beda. Bahan ajar dan cara penyampaian sedapat mungkin disesuaikan dengan minatdan kebutuhan tersebut. Walaupun hamper tidak mungkin menyesuaikan pengajaran dengan minat dan kebutuhan tersebut dapat dipahami.Pengajaran perlu memperhatikan minat dan kebutuhan, sebab keduanya akan menjadi penyebab timbulnya perhatian. Sesuatu yang menarik minat dan dibutuhkan siswa, akan menarik perhatiannya. Dengan demikian mereka akan sungguh-sungguh dalam belajar B. PERMASALAHAN Suatu permasalahan besar yang kami dapatkan di desa pangbatok proppo pamekasan adalah: 1. Di posko XIII Desa Pangbatok Proppo yang bisa dikatakan masih pedalaman utamanya. Disana masih banyak anak-anak yang awam yang tidak bisa baca tulis arab yang tidak dapat perhatian dari pemerintah secara luas dan tokoh agama, itu akan menghambat terhadap kemajuan desa dan perkembangan desa. 2. Desa ini adalah desa yang bisa dikatakan masih kumuh, yang kalau bisa saya katakan di desa ini masih belum terlaksananya pembelajaran arab 3. Meski ada madrasah, yang merupakan tempat pendidikan diniyah, di sana masih belum ada pembelajaran intensive dalam bidang baca tulis arab. C. TUJUAN, MANFAAT DAN DAMPAK 1. Tujuan Dengan diadakannya pembelajaran baca tulis arab bertujuan sbb: a. Peserta didik akan tahu pentingnya membaca dan menulis arab untuk masa depan mereka. b. Untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam membaca dan menulis arab. c. Sebagai acuan/praktek sehingga nantinya peserta didik bisa membaca dan menulis ayat-ayat al-quran dan hadits dengan baik serta bisa memahaminya dengan benar dan fasih. 2. Manfaat Manfaat diadakannya pembelajaran baca tulis arab salah satu diantaranya adalah: a. Peserta didik bisa membaca dan menulis arab dengan baik dan menggunakannya yang tepat. b. Peserta didik bisa mengembangkan bakatnya membaca dan menulis arab c. Siswa mampu meningkatkan keterampilan membaca dan menulis arab d. Peserta didik meningkatkan motivasi dan semangat untuk mempelajari membaca dan menulis arab 3.Dampak Program membaca dan menulis arab ini memiliki dampak positif yang nantinya peserta didik bisa membaca al-quran dan hadits dengan baik serta mampu memahaminya.

BAB II PEMBAHASAN A. RENCANA KEGIATAN

Agenda kegiatan yang kami ancangkan untuk membuat masyarakat bisa membaca huruf arab tidak jauh beda dengan belajar mengajar pada umumnya, Cuma mungkin lebih membutuhkan ketelatenan dari pengajar maupun dari pihak-pihak yang diharapkan support-nya. Hal ini akan diformat seefisien mungkin tapi bisa mendapatkan sebuah hasil yang maksimal, dan kemungkinan besar metode pengajarannya menggunakan metode yang baru yaitu CTL (Contextual Teaching Learning) dan program ini akan ditempatkan disebuah tempat yang sangat strategis sekali dekat dari rumah permukiman penduduk yang banyak masyarakatnya, yang rencananya mau ditempatkan di balai desa pangbatok proppo pamekasan. Rencanaya mau diadakan setiap hari selama satu bulan yang natinya diharapkan ada pengganti untuk melanjutkan program tersebut demi terciptanya masyarakat yang tidak buta dalam tulis dan baca arab. B. BENTUK KEGIATAN Bentuk kegiatan yang kami ancangkan yaitu system Tutor dengan metode mengajar yang objektif dan kontextual, sehingga anak didik atau pelajar tersebut bisa belajar dengan nyata yaitu dengan belajar yang diarahkan terhadap satu persatunya huruf kemudian mereka dipraktekkan bagaimana penggunaannya baik dengan membaca buku-buku penduan yang ada atau mereka disuruh menulis dengan huruf-huruf yang mereka sudah ketahui. C. TAHAPAN KEGIATAN 1. Tahap Awal Untuk pengadaan tempat pelaksanaan pembelajaran buta huruf arab 2. Tahap Proses Pembelajaran yang memperkenalkan huruf-huruf terlebih dahulu baik secara bacaannya atau sebutannya atau nama-nama huruf itu sendiri, dan kemudian diberikan cara menulisnya. Buku yang kami gunakan sebagai panduan dalam baca tulis arab ini adalah at-tanzil, suatu pedoman yang biasa digunakan di satuan pendidikan tingkat RA atau TK 3. Tahap Pengembangan Tahapan ini dititik beratkan terhadap pendalaman baca tulis arab bagaimana cara mengejanya dan bagaimana cara pengucapannya yang baik, yang hal itu pada akhirnya diuji dengan bermacam cara untuk mengetahui seberapa besar kemampuan yang mereka peroleh dalam hal baca tulis. Adapun yang kami butuhkan adalah al-quran sebagai bahan praktik mereka dalam mebaca dan menulis alquran BAB III PENUTUP Alhamdulillah wajib kita syukuri karena kita masih bisa diberi kesempatan berfikir buat kebaikan masyarakat bersama karena masyarakat setempat merupakan masyarakat yang sama muslimnya semoga apa yang diharapkan dengan pemberantasan buta huruf disini khususnya huruf latin bisa terlaksana dengan baik dan sesuai dengan harapan kerangka-kerangka terencana yang telah tersusun pada tahapantahapan kegiatan dan semoga apa yang telah direncanakan oleh kami bisa berjalan sebagaimana mestinya dan bisa bermanfaat bagi pelajar dan pengajar khususnya Dan dengan ini kami lampirkan kebutuhan-kebutuhan dana dalam proses pelaksanaan untuk kelancaran segala aktivitas belajar mengajar selama satu bulan baik dari segi sarana maupun prasarana.

Anda mungkin juga menyukai