Pengantar Ilmu Kedokteran Forensik1
Pengantar Ilmu Kedokteran Forensik1
I. PENDAHULUAN
Dimasyarakat, kerap terjadi pelanggaran hukum yang menyangkut tubuh manusia, spt: penganianyaan, pembunuhan, perkosaan, peracunan dll. Untuk menyelesaikan perkara diperlukan sistem/cara yang dapat memberikan hukuman yang setimpal. Dengan Kemajuan Iptek orang mendapatkan pembuktian secara ilmiah yang disebut SAKSI DIAM (silent witness), sehingga diperlukan peran ahli untuk memeriksa BARANG BUKTI (Corpus Delici) secara ilmiah.
1. PENDAHULUAN. (Lanjutan1)
Barang bukti dapat berupa : orang hidup, mayat, darah, semen, rambut, sidik jari, peluru, larve lalat, surat, dll. Kumpulan pengeth yg memeriksa brg bukti untk kepentingan peradilan dikenal sbg Forensic Sciences, dibid kedokteran al Kedokt Forensik (Forensic Medicine), Odontologi Forensik, Psikiatri Forensik, Patologi Forensik, Antropologi Forensik. Sejarah mencatat Anthitium, seorg dokter dizaman Romawi, pd suatu Forum, semacam institusi peradilan, mengatakan bhw dari 21 luka yg ditemukan dlm tubuh maharaja Julius Caeser, hanya satu luka saja yg menembus sela iga ke-2 yg merupakan luka yg mematikan. Nama Kedokt Forensik dikatakan berasal dari kata Forum ini.
Forensic Science
Medicine
Kimia Forensic
Uang Palsu
Kebakaran
-Kebidanan - Bedah - Syaraf - Forensic -Trace Evident - Bercak darah - Tulang - Identifikasi DNA
PENGERTIAN
Ilmu Kedokteran Forensik : Cabang ilmu kedokteran yang menggunakan prinsipprinsip dan pengetahuan kedokteran untuk membantu proses hukum, baik sipil maupun kriminal (Jaising P Modi) Penggunaan pengetahuan dan keterampilan dibidang kedokteran kepentingan hukum dan peradilan (Prof.DR.Amri Amir SpF(K),DFM,SH).
3. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan ilmu kedokteran Forensik meliputi : Pemeriksaan orang hidup maupun orang mati Pemeriksaan bahan yang berasal dari tubuh manusia spt. darah, urine, semen, rambut,kuku, dll untuk kepentingan penyidikan dan peradilan
Penuntut Umum 6+ 6
korban
Hakim
KETERANGAN : 1 =Penyidik menemukan / mendapatkan laporan ada korban 2 = Penyidik mengirim permintaan VeR kepada dokter 3 = Dokter memeriksa korban 4 = VeR disampaikan kepada penyidik 5 = Penyidik mengirim berkas pemeriksaan termasuk VeR kepada jaksa sebagai penuntut umum 5+= Jaksa mengembalikan berkas kepada penyidik untuk diperbaiki 6 = Jaksa menuntut tersangka disidang pengadilan 6+= Hakim meminte jaksa untuk melengkapi berkas perkara (termasuk VeR) 7 = Dokter diminta hadir disidang pengadilan
Korban----------kasus?
Pelaku
Sistem peradilan pidana (SPP) penyidik
Mati
Terpotong2 Bagian tubuh -bag. Kedokteran kehakiman -instalasi penulasaraan jenazah (Depkes)
jaksa
6. KETERANGAN AHLI
Kewajiban dokter untuk membuat keterangan ahli telah diatur dalam KUHAP pasal 133 ayat (1) : Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, penganianyaan atau mati diduga karena peristiwa tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya.