1. ISU ETIK Praktikum Taksonomi hewan memang diperuntukan agar mahasiswa mampu mengetahui teknik-teknik dan prinsip-prinsip dalam taksonomi hewan. Beragam acara yang diselenggarakan semata-mata demi mencapai tujuan utama praktikum tersebut. Salah satu acara praktikum yang wajib dilakukan adalah pengawetan spesimen. Umumnya pengawetan spesimen ada dua, yaitu pengawetan basah dan pengawetan kering. Penggunaan hewan tertentu dalam pengawetan spesimen menentukan bagaimana tipe pengaawetan dilakukan. Misalkan hewan Molusca diawetkan dengan menggunakan teknik basah, sedang hewan vertebrata umumnya menggunakan teknik kering. Pengawetan basah menggunakan alkohol 70% atau formalin, dimana hewan uji dimasukan dalam wadah berisi larutan tersebut. Awetan kering dilakukan dengan mengambil daging dan juga tulang disisahkan kulitnya saja. Kemudian kulit tersebut direndam dalam formalin dan dikeringkan, selanjutnya kulit tersebut dijait serta dimasukan kapas sebagai pengganti daging dan tulang. Tentunya sebelum diberi perlakuan tersebut hewan terlebih dahulu dimatikan menggunakan chloroform. Tujuan utama adalah agar dapat mengetahui teknik pengawetan preparat untuk tujuan identifikasi dalam taksonomi hewan. Penggunaan jasa pengawetan untuk menyelesaikan tugas praktikan terkadang mencemaskan. Jasa tersebut hanya meminta praktikan membawa hewan uji untuk diawetkan, kemudian ditunggu sampai menjadi awetan. Praktikan hanya memperoleh hasil akhir tanpa mengetahui prosesnya. Ketidaktahuan akan proses pembuatannya
[BETTA A. GUNAWAN (B1J009023),R.M. ANGGA B. PERMADI (B1J009033), November 12, 2012 ARFIAN H. FERGHANY (B1J009035), SRI RAHAYU NINGSIH (B1J011127)] 2. MATRIK ETIKA
RESPECT FOR
WELLBEING
AUTONOMY
FAINESS
- Mencapai kompetensi/ tujuan praktikum - Menambah bahan praktikum Memperoleh pengetahuan dan skill baru
Mengembangkan pengetahuan
PRAKTIKAN
Mempertahankan wirausaha
HEWAN UJI
Nilai intrinsik
[BETTA A. GUNAWAN (B1J009023),R.M. ANGGA B. PERMADI (B1J009033), November 12, 2012 ARFIAN H. FERGHANY (B1J009035), SRI RAHAYU NINGSIH (B1J011127)]
PRINSIP INSERT GROUP A. WELLBEING FAKULTAS DAN LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN DOSEN DAN ASISTEN DOSEN PRAKTIKAN Koleksi Ya B. AUTONOMY Infrastruktur C. JUSTICE Kewenangan
Kebebasan Kompetensi menentukan Ya Tidak Abstain Ya Tidak Abstain Ya Tidak Abstain Pengetahuan dan skill Pengetahuan Ilmu Ya Tidak Abstain Ya Tidak Abstain Ya Tidak Abstain Kebebasan Balas jasa
Kompetensi/ Tujuan
Survive wirausaha Ya
Tidak Abstain Ya Tidak Abstain Ya Tidak Abstain Kelestarian Kebebasan/ Nilai Intrinsik Freedom Tidak Abstain Ya Tidak Abstain Ya Tidak Abstain
Ya
Fakultas dan Laboratorium Taksonomi Hewan: Wellbeing: memperoleh tambahan spesimen untuk memperkuat identitas biologi dan digunakan dalam praktikum maupun penelitian di laboratorium. Autonomy: bebas menambah koleksi specimen dengan diselenggarakannya acara pembuatan specimen tersebut. Justice: memiliki kewenangan agar kompetensi dapat tercapai, mulai dari teknik sampai subtansi. Dosen dan Asisten Dosen: Wellbeing: memiliki prioritas untuk mencapai kompetensi mahasiswa/praktikan Autonomy: bebas menentukan hewan uji apa yang akan digunakan, bahkan bermacam-macam hewan untuk kelompok masing-masing berbeda. Justice: memiliki kewenangan untuk menentukan teknis praktikum dan hewan uji agar kompetensi/tujuan dapat tercapai. Praktikan: Wellbeing: memperoleh tambahan pengetahuan dan skill dari praktikum tersebut. Autonomy: mempunyai kebebasan untuk menambah pengetahuan dari acara praktikum tersebut.
FABIO UNSOED | KELAS A BIOETHIC 3
[BETTA A. GUNAWAN (B1J009023),R.M. ANGGA B. PERMADI (B1J009033), November 12, 2012 ARFIAN H. FERGHANY (B1J009035), SRI RAHAYU NINGSIH (B1J011127)] Justice: praktikan tidak memperoleh ilmu dari rangkaian acara tersebut karena dalam prosedur pengawetan menggunakan jasa orang lain untuk mengawetkan specimen, secara tidak langsung kompetensi/ tujuan tidak tercapai. Jasa Pengawetan Spesimen: Wellbeing: memdapatkan pelanggan (praktikan) untuk jasa pengawetan hewan Autonomy: mempunyai kebebasan untuk menentukan cara bagaimana
mengawetkan termasuk cara mematikan hewan uji. Justice: mendapatkan balas jasa berupa laba dari pelanggan (praktikan). Hewan Uji: Wellbeing: tidak memperoleh hak untuk lestari, karena digunakan sebagai awetan. Meskipun hewan uji bukan merupakan hewan langka. Autonomy: hak untuk lestari, hidup, dan berkembang biak tidak terpenuhi. Justice: meskipun sebagai hewan, mereka perlu diperlakukan sebagai hewan sebagaimana mereka berada di alam, dan memiliki nilai intrinsik tersendiri. 3. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Hewan sebagaimana manusia memiliki hak untuk hidup dan berkembang biak untuk melestarikan jenisnya. Mereka harus diperlakukan sesuai nilai, tidak dapat sembarangan. Meskipun awetan baik kering maupun basah dibutuhkan untuk pengetahuan, maka agar hewan tersebut tetap mendapat haknya, dapat direkomendasikan agar dalam setiap praktikum digunakan sedikit hewan uji dan diberi perlakuan yang sesuai nilai intrinsik. Dalam kasus ini hendaknya pengawetan dilakukan oleh praktikan dan diawasi oleh asisten dan dosen untuk menghindari perlakuan yang salah dari penyedia jasa pengawetan spesimen.