Anda di halaman 1dari 3

Etiologi (Cohen S, Hargreaves KM. Pathway of the Pulp. 9th ed.

Columbus : Mosby; 2006)

Pada saat dilakukan perawatan saluran akar instrumen yang digunakan dapat patah dan menghambat akses menuju apeks akar. Biasanya jenis instrumen yang digunakan berupa file, reamer termasuk gates gliden, peeso drill, lentulo-spiral paste fillers, thermomechanic gutta percha compactor, atau ujung dari alat-alat mekanis seperti eksplorer atau spreader. Apapun jenis bahan instrumen yang digunakan, baik niti atau stainless steel dan apapun cara penggunaannya manual ataupun dengan menggunakan mesin dapat berpotensi patah saat dilakukan perawatan saluran akar. Hal-hal yang paling sering menyebabkan patahnya instrumen adalah penggunaan yang salah seperti: 1. Tekanan kearah apikal yang berlebihan khususnya pada penggunaan file NiTi. Tekanan ini dapat menyebabkan instrumen melengkung (defleksi) dalam dinding saluran akar, gesekan yang kuat pada dinding saluran akar menyebabkan tekanan berlebihan pada logam sehingga menyebabkan instrumen patah. 2. Aplikasi instrumen pada saluran akar tanpa dilakukan irigasi. Saluran akar yang kering menyebabkan gaya gesek berlebih dan dapat menyebabkan instrumen patah. 3. File memiliki galur yang dapat mempreparasi dentin yang jika dipakai terus menerus efisiensinya akan berkurang dan dapat menyebabkan tekanan gesekan yang berlebihan. Untuk itu tekanan saat instrumentasi dilakukan secara periodik dan dibersihkan dari debris. 4. Preparasi akses yang tidak adekuat. Dinding pulpa yang menghalangi instrumen pada saat perawatan endodontik menyebabkan tekanan pada instrumen. 5. Anatomi saluran akar yang sulit.

Tatalaksana Banyak teknik yang dapat digunakan untuk pengambilan instrumen yang patah dalam saluran akar, dan dan pilihan teknik harus didasarkan pada lokasi dari instrumen yang patah. (Cohen S, Hargreaves KM. Pathway of the Pulp. 9th ed. Columbus : Mosby; 2006) Sebelum dilakukan pengambilan instrumen yang patah, perlu dilakukan radiografi untuk memperkirakan ketebalan dinding dentin, kedalaman dan kelengkungan dari saluran akar tersebut. (Ruddle CJ. Broken Instrument Removal: The Endodontic Challenge. Dentistry Today. 2002)

Akses koronal adalah tahap awal pada pengambilan instrumen patah. Bur highspeed, friction grip, dan surgical length burs diperlukan untuk meluruskan preparasi akses pada orifis saluran akar, selain itu diperlukan pelebaran dinding aksial pada saluran akar tempat patahnya instrumen. Akses radikular adalah tahap kedua yang diperlukan dalam pengambilan instrumen yang patah. Jika akses radikular terbatas, dapat diperbesar menggunakan file dari ukuran kecil sampai file ukuran besar, dan obstruksi korona untuk mendapatkan tempat yang aman dan cukup dalam penggunaan gates gliden. (Ruddle CJ. Broken Instrument Removal: The Endodontic Challenge. Dentistry Today. 2002) Jika file yang patah secara klinis dapat terlihat melalui akses korona maka pengambilan instrumen yang patah dapat menggunakan hemostat atau stieglitz pliers yang digunakan untuk memegang file yang patah dengan kuat dan mengeluarkan file tersebut melalui preparasi akses.. Saat file yang patah sudah terjepit keluarkan dengan diputar berlawanan arah jarum jam untuk melepas ulir file yang melekat pada dentin. (Cohen S, Hargreaves KM. Pathway of the Pulp. 9th ed. Columbus : Mosby; 2006) Jika letak instrumen yang patah lebih dalam dan visibilitas terbatas, dokter gigi harus membuat preparasi akses korona-radikular yang lurus dengan menggunakan gates gliden dan penggunaan instrumen ultrasonik. Ujung ultrasonik diletakkan pada ujung file yang dimasukkan pada dinding saluran akar kemudian dilakukan vibrasi disekitar obstruksi dengan memutar berlawanan arah jarum jam untuk melepas tekanan dari file. Dengan demikian file akan bergerak keluar saluran akar. Untuk mencegah patahan file masuk ke orifis yang lain, saluran akar tersebut ditutup dengan menggunakan kapas atau paperpoint. (Cohen S, Hargreaves KM. Pathway of the Pulp. 9th ed. Columbus : Mosby; 2006) Terdapat berbagai ukuran dan sudut dari ultrasonik tip, semakin dalam obstruksi yang terjadi dalam saluran akar semakin panjang dan kecil ultrasonik tip yang digunakan dan harus digunakan dalam kekuatan yang rendah untuk mencegah patahnya ultrasonik tip. (Cohen S, Hargreaves KM. Pathway of the Pulp. 9th ed. Columbus : Mosby; 2006)

Prognosa Patahnya instrumen yang terjadi pada waktu melakukan perawatan saluran akar akan mempengaruhi prognosis keberhasilan dan kegagalan perawatan. Prognosisnya bergantung pada seberapa banyak saluran sebelah apikal patahan yang masih belum dibersihkan dan belum

diobturasi serta seberapa banyak patahannya. Prognosis yang baik jika patahan instrumen yang besar dan terjadi ditahap akhir preparasi serta mendekati panjang kerja. Prognosis yang lebih buruk jika saluran akar belum dibersihkan dan patahannya terjadi dekat apeks atau diluar foramen apikalis pada tahap awal preparasi. (Cohen S, Hargreaves KM. Pathway of the Pulp. 9th ed. Columbus : Mosby; 2006)

Anda mungkin juga menyukai