Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN

GONORHOE

Disusun oleh : Nama NIM : BRIAN PUTRA B. : 07060050.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2010

ASUHAN KE E AWATAN PADA PASIEN GONORHOE


A. KONSEP DASAR 1. Pengertian a) Gonorhoe adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhea yang pada umumnya ditularkan melalui hubungan kelamin, tetapi dapat juga secara langsung dengan eksudat yang infektif. (Dr. Soedarto, Penyakit-Penyakit Infeksi di Indonesia 1990. Hal. 74).

2. Etiologi Neisseria gonorhoe.

3. Tanda dan Gejala Masa tunas gonorhoe sangat singkat. Pada pria umumnya berkisar antara 2 5 hari, kada-kadang lebih lama. Pada wanita masa tunas sulit ditentukan karena pada umumnya Asimtomatik. Gonorhoe pada laki-laki jarang tanpa gejala, biasanya t erjadi disuria dalam berbagai tingkatan. Sedikit rasa gatal / panas sewaktu kencing terdapat pada ujung penis atau bagian distal urethra. Kadang-kadang disuria terasa sangat sakit sekali dan mungkin disertai dengan priapisimus nokturnal atau chordee. Biasanya terjadi kenaikan frekuensi kencing pada permulaan. Sekret uretra pada laki-laki, mulai dengan exudat yang sedikit mucoid atau serosa akan menjadi sangat purulen atau kadang-kadang sedikit mengandung darah. Bibir meatus urinarius menjadi merah bengkak serta menonjol keluar, dan urin gelas pertama pada tes dua gelas menjadi berkabut karena terdapat pus atau menunjukkan adanya pus berlapis-lapis. Dapat ditunjukkan sedikit pembesaran kelenjar limphe inguinalis yang nyeri tekan. Pada wanita umumnya terdapat rasa sakit pada punggung bagian bawah, bersama-sama keadaan tidak enak badan. Sekret vaginal menyolok disertai pelebaran pembuluh darah orificium urethrae. Kemerahan dan

adanya sekret pada meatus urinarius, serta terkenanya tubuli skene. Biasanya vagina berisi sedikit exudat purulen. Pada infeksi akut biasanya servix menunjukkan tanda-tanda peradangan. 4. Patofisiologi Neisseria Gonorhoe Kontak seksual (Anus, orogenital, genital) Infeksi mukosa rektum endoserviks (Saluran anus) (neonatus) Infeksi meivas (Prostat, vasdeferens, vesikula seminalis, epididimis dan testis) (Kelenjar skene, bartholini, endometrium, tuba falopii, ovarium) Gonorhoe Penyebaran gonorhoe secara sistemik melalui darah Komplikasi (Sinovitis, artritis, endokarditis, meningitis, dermatitis) konjungtiva Faring Urethra,

5. Penatalaksanaan a) Farmakoterapi : Untuk gonorhoe urogenital tanpa komplikasi. 1. Penisilin 4,8 juta unit (IM) 2. Probenesid 1 gram sebelum pemberian penisilin. 3. Prbonesid 500 mg sesudah pemberian penisilin (6, 12, 18 jam).

Anti penisilin : 1. Spektinomisin 2 4 gram (IM) 2. Tetrasiklin 4 x 500 mg (oral) selama 4 hari. 3. Strep tomisin 1 x 1 gram (IM). Untuk gonorhoe dengan penyebaran yang luas (disseminatoed gonorhoe) 1. Penisilin 1 x 10 20 juta unit (TV) selama 5 hr demam. Anti penisilin :  Eritromisin atau linkomisin 4 x 500 mg (IV)  Eritromisin atau linkomisin 6 x 500 mg (oral) b) HE (Pendidikan kepada px dengan menjelaskan tentang) 1. Bahaya penyakit menular seksual (PMS) dan komplikasinya. 2. Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan. 3. Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan tetapnya. 4. Hindari hubungan seksual sebelum sembuh, dan memakai kondom jika tak dapat dihindarkan. 5. Cara-cara menghidnari infeksi PMS di masa datang.

6. Pemeriksaan Penunjang a. Sediaan langsung b. Kultur (biakan) 1. Media transpor (media stuart dan media transgraw). 2. Media pertumbuhan (Media Thayer-Martin, modifikasi Thayer Martin dan agar Coklat Mc Leod). c. Tes definitif. 1. Tes Oksidasi 2. Tes Fermentasi. d. Tes beta laktamase e. Tes Thomson.

7. Komplikasi  Pada  Pria - Epididimitis - Infertitas  Pada Wanita Kehamilan ektopik Infetitar Salpingitis. - Corditis - Akthritis

B. KONSEP KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, status perkawinan, alamat, Tgl MRS, dll. 2. Keluhan utama Biasanya nyeri (saat kencing). 3. Riwayat Penyakit Dahulu Tanyakan apakah px pernah menderita penyakit berat (sinovitis, artritis). 4. Riwayat Penyakit Sekarang P = Tanyakan penyebab terjadinya infeksi ? Q = Tanyakan bagaimana gambaran rasa nyeri tersebut. R = Tanyakan pada daerah mana yang sakit, apakah menjalar ? S = Kaji skala nyeri untuk dirasakan. T = Kapan keluhan dirasakan ? 5. Riwayat Kesehatan Keluarga Tanyakan pada kx apakah ada anggota keluarga px yang menderita penyakit yang sama seperti yang diderita px sekarang. 6. Pemeriksaan Fisik

a) Tingkat Kesadaran  GCS ? 4. 5. 6  TTV ? b) Pengkajian Persistem  Sistem Integumen Biasanya terjadi inflamasi jaringan sekitar uretra, genital lesions dan skin rashes.  Sistem Kardiovaskuler
y

Kaji apakah bunyi jantung normal / mengalami gangguan.

 Sistem Pernafasan
y y y

Amati pola pernafasan. Auskultasi paru-paru Kaji faring, apakah ada peradangan / otak.

 Sistem Penginderaan Kaji konjungtiva, apakah ada peradangan / tidak.  Sistem Pencernaan
y y

Kaji mulut dan tenggorokan termasuk toksil. Apakah terdapat diare / tidak.

 Sistem Perkemihan Biasanya px mengalami disuria dan kadang-kadang ujung uretra disertai darah.  Sistem Muskuluskeletal Biasanya px tidak mengalami kesulitan bergerak.  Anus Biasanya pasien mengalami inflamasi jaringan akibat infeksi. 7. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari  Kebutuhan Nutrisi Kaji intak dan out put nutrisi dan cairan. (biasanya kebutuhan nutrisi tidak terganggu).  Kebutuhan Eliminasi

Kaji frekuensi, warna, dan bau urin (isak).  Kebutuhan Alvi Kaji warna, konsist ensi, dan bau.  Kebutuhan Aktivitas Klien dengan GO biasanya aktivitasnya tisak begitu terganggu.  Kebutuhan Kebersihan diri Kaji berapa kali mandi, gosok gigi, mencuci rambut dan memot ong kuku. Klien dengan GO harus selalu menjaga kebersihan dan kesehatan diri. 8. Pengkajian Psikososial dan Spiritual  Psikologis : Biasanya px merasa gelisah dan distress adanya ketakutan.  Sosial  Spiritual : Biasanya px merasa kesepian dan takut di toluk dalam pergaulan. : Bagaimana ibadah px selama sakit.

C. INTERVENSI DAN RASIONAL Dx 1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan inflamasi jaringan. Tanda-tanda : Merintih dan terengah-engah. Gelisah dan memejamkan mata. Tidur satu arah dengan posisi tertentu. Setelah dilakukan asuhan keperawatan nyeri berkurang / hilang.

Kriteria Hasil : -

Intervensi 1. Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi int ensitas (skala 1 10) frekuens i dan waktu. Rasional : Mengindikasikan kebutuhan untuk intervensi dan tanda-tanda perkembangan komplikasi. 2. Dorong pengungkapan perasaan Rasional : Mengurangi rasa takut dan ansietas sehingga mengurangi persepsi akan intensitas rasa sakit. 3. Berikan tindakan kenyamanan misal : perubahan posisi tubuh. Rasional : Meningkatkan relaksasi / menurunkan t egangan otot. 4. Dorong penggunaan teknik relaksasi mis : bimbingn imajinasi, visualisasi latihan nafas dalam. Rasional : Memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol dan dapat meningkatkan kemampuan koping. 5. Kolaborasi dengan tenaga medis dan pemberian analgesik. Rasional : Mempercepat proses penyembuhan.

Rasional : N. Gonorhoe dapat menular melalui kontak seksual dan kotak darah. 2. Buang jarum dan benda tajam pada wadah tahan tembus yang di letakkan pada area penggunaan. Rasional : Mencegah tertusuk jarum secara tidak sengaja dengan peralatan yang terkontaminasi. 3. Anjurkan menggunakan handuk sendiri-sendiri. Rasional : Handuk memberi barier dari kontak dengan sekres i dan ekskresi infeksius.

Dx. 3. Isolasi sosial yang berhubungan dengan rasa takut akan penolakan diri. Tanda-Tanda : Tampak depresi, cemas, atau marah. Ketidak mampuan untuk konsentrasi dan membuat keputusan tak berguna. Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan dapat mengekspresikan kesedihannya. Intervensi : 1. Anjurkan px untuk ikut serta dalamaktivitas yang disukai. Rasional : Membantu Pasien menemukan kesenangan dan makna beraktivitas. 2. Anjurkan pasien untuk kontak dengan orang yang tidak menolaknya. Rasional : Memberikan pasien kesempatan untuk membina hubungan saling percaya dan berbagi perasaan. 3. Luangkan waktu bersama pasien saat hadirnya orang pendukung. Rasional :

D. Implementasi y y y y Bimbingan dan pengarahan (counseling dan leaching) Memberikan dorongan sosial dan emotional. Memberikan perawatan diri sendiri (self care). Meningkatkan sikap-sikap seksual yang sehat.

E. Evaluasi y Menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan infeksi sekarang dengan STDS (Multi Partner Seksual ; tidak memprakt ekkan safe sex). y y Menjelaskan mengapa terapi harus dilakukan. Menjelaskan mengapa pasien tidak boleh melakukan aktivitas seksua l sementara terjadi infeksi-infeksi STDS. y Menjelaskan apa yang dimaksud Safe Sex.

Indonesia. Jakarta. 4. Lachlan, Mc. 1979. Diagnosis dan Penyakit Kelamin. Icmia Kedokteran. Yogayakrta. 5. Soedarto. Dr, DTMH, PHD. 1990. Penyakit-Penyakit Infeksi di Indonesia. Widya Medika. Jakarta. 6. Jakim. Mi. dkk. 1995. Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai