B. Anamnesa (Subyektif) : Keluhan utama : Kepala terasa berputar Pasien mengeluh pusing berputar semakin memberat sejak 4 hari yll. Pusing dirasakan terutama saat pasien pindah posisi dari posisi tidur-duduk, duduk-berdiri, atau saat pasien ingin berbaring. Pasien juga mengeluh mudah mengantuk. Mual (+), muntah (-), pelo (-), kelemahan setengah badan (-), gembrebeg (-), mendenging (-), penglihatan dobel (-). Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat trauma: Awalnya, 10 hari yang lalu, kepala sebelah kiri pasien terbentur dan terdapat benjolan 4x4cm. Sesaat setelah trauma, pasien sadar namun pasien merasa nyeri kepala, pusing dan mual. Pasien langsung ke dokter dan diberi obat anti-nyeri dan obat maag. 4 hari setelah berobat, mata sebelah kiri pasien membiru dan bengkak serta nyeri di pipi. C. Pemeriksaan fisik (obyektif): Status Interna : TD : 110/80mmHg N : 80x/menit RR: 20x/menit Tax : 36,5C K/L : an (-/-) ict (-/-), JVP R+0 cmH2O, tampak hematom pada orbita S Tho : dbN Abd : dbN Ext : dbN Status Neurologis : GCS: 456 FL: dbN MS (-) N. cranialis: N. III,IV dan VI: normal N VII: normal NXII: normal Reflek Fisiologis : Reflek biceps (+2/+2) Reflek triceps (+2/+2) Reflek Patella ( +2/+2) Reflek achilles (+2/+2) Motorik: tonus: n n n n power: 5 5 5 5
Sensoris: normal Reflek Fisiologis BPR +2/+2 TPR +2/+2 KPR +2/+2 APR +2/+2 Tes cerebelum
Reflek Pathologis H/T : -/B : -/C : -/O : -/S : -/: dismetria -, disdidokinesia
D. Diagnosis (Assesment) Diagnosis klinis : acute vertigo tipe perifer dengan perubahan posisi kepala ke kanan Diagnosa topis : canalis semisikularis Diagnosa etiologis : BPPV Diagnosa sekunder : (-) E. Planning Recana Diagnosa : (-) Rencana Terapu : Non Farmakologis : Eppley Manouver FArmakologis : Betahistin 3x6 mg, Flunarrizin 2x5 mg, Ranitidine 2x1 tab, Sohobion 1x1 tab Monitoring : kontrol 2 minggu lagi F. Tinjauan Pustaka DEFINISI Positional vertigo merupakan sensasi berputar yang disebabkan oleh perubahan posisi relatif kepala terhadap gravitasi. Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) didefinisikan sebagai kelainan pada telinga dalam dengan episode positional vertigo yang berulang. Vertigo tersebut berlangsung singkat (30-60 detik) dan dipicu oleh perubahan posisi kepala (Bhattacharyya, 2008).
ETIOLOGI
a. b. PRIMER / IDIOPATIK 50-70% dari semua kasus BPPV4 SEKUNDER : 30-50% dari semua kasus BPPV4 i. TRAUMA 7%-17% dari semua kasus BPPV 1. Trauma kepala 2. Usia < 50 tahun paling banyak disebabkan oleh trauma ii. INFLAMASI Virus : vestibular neuritis 15% dari semua kasus BPPV iii. LAIN-LAIN : 1. Degenerasi system vestibular pada geriatric 2. Meniere's disease 3. Gentamicin 4. Migren : saat ini sedang banyak kasus yang menunjukkan bahwa penderita mengalami migren dan BPPV. Betahistin terbukti dapat mengurangi gejala migren yang berkaitan dengan BPPV7.
PATOFISIOLOGI: BPPV disebabkan oleh stimulasi mekanis yang abnormal pada satu atau lebih dari tiga saluran setengah lingkaran yang berada pada telinga dalam. Saluran yang berisi cairan tersebut normalnya berperan dalam mendeteksi perubahan posisi kepala melalui defleksi rambut-rambut sensoris pada membrane galatinosa, yang disebut juga sebagai kupula. Membrane sensoris berperan dalam mendeteksi gaya gravitasi pada kepala. Gangguan ini
1.
Cupulolithiasis: Dislokasi dari kristal kalsium karbonat yang berada pada sel rambut pada saccule dan utricle dari telinga dalam yang menyebabkan kerentanan terhadap gaya gravitasi. Kristal kalsium karbonat ini dapat menekan membran dan akhirnya mempengaruhi kupula dan organ ampularis (Fauci et al, 2008). Dislokasi kristal kalsium karbonat tersebut (otolith) terjadi akibat trauma, infeksi (neurolabyrinthitis atau "vestibular neuronitis") atau karena proses penuaan. Otolith tersebut bertahan pada kanalis semisirkularis posterior dan menyebabkan perubahan reseptor peka akselerasi menjadi reseptor yang peka pada perubahan posisi. Konsep Cupulolithiasis ditandai dengan suatu gambaran histopatologi seperti pada gambar dibawah ini:
Gambar Otolith (berwarna merah) berada diatas sel rambut pada kupula (Fauci et al, 2008).
2.
Canalithiasis: Otolith membentuk sedimen pada kanal (otoconia). Reorientasi pada kanal menyebabkan otoconia bergerak ke bagian terbawah dari kanal. Hal ini mengakibatkan pergerakan endolimfe. Pergerakan ini akan menimbulkan tekanan cairan endolimfe pada kupula dan mengaktifkan organ ampularis (Fauci et al, 2008).
Gambar otolith (warna biru) berada dekat kupula. Perubahan posisis tertentu menyebabkan otolith tersebut ke area yang tidak sensitif pada telinga dalam (Fauci et al, 2008).
d. e.
DIAGNOSIS: Gold standart : anamnesis dan pengamatan mata saat tes posisi (Bhattacharyya, 2008). a. Anamnesis i. Pusing berputar ii. Berlangsung singkat <30 detik iii. Dipicu dengan perubahan posisi kepala b. DixHallpike manuver (posterior canal BPPV) iv. Onset 1-5 detik v. Durasi <30 detik
Gambar Eppley Manouver Liberatory (Semont) maneuver Prosedur standar : maneuver ini sebenarnya didesain untuk penderita dengan malposisi kanalit pada kupula, namun menuver ini juga efektif untuk BPPV kanalis semisirkularis posterior akibat kanalitiasis. Maneuver ini harus dilakukan dengan cepat dan penderita harus dapat bergerak dengan cepat dari posisi satu ke posisi lainnya. Data penelitian menunjukkan bahwa efektifitas maneuver ini sama dengan Epley. Kontraindikasi : semua keadaan yang membatasi pergerakan penderita merupakan kontraindikasi untuk melakukan maneuver ini (pemasangan fiksator oleh ortopedik).
Gambar Liberatory (Semont) maneuver Farmakologis Pemberian obat antivertigo pada penderita BPPV masih merupakan kontroversi. Beberapa sumber menyatakan perlu memberikan obat antivertigo pada penderita BPPV, berikut adalah tabel daftar obat dan golongan obat yang digunakan sebagai terapi vertigo:
Komunikasi-informasi-edukasi BPPV menimbulkan vertigo yang hebat, biasanya pasien menjadi cemas akan adanya penyakit yang berat seperti stroke atau tumor, oleh karena itu perlu diberikan penjelasan