Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN (F.

2) PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN)

Oleh : dr. Laeli Kodriyati Pendam !n" : dr. Wahju Kurniawan, M.Kes

PROGRAM #OKTER INTERNSHIP PUSKESMAS PLUPUH II 2$%&

BAB I PEN#AHULUAN A. La'a( Bela)an" Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan yang ditemukan di daerah tropis dan subtropis. enyakit dengan potensi !atalitas yang "ukup tinggi ini ditemukan pertama kali pada tahun #$%&an di 'ilipina dan (hailand. )aat ini DBD merupakan penyakit yang dapat dijumpai di sebagian besar negara di *sia. )ebagian besar kasus DBD menyerang anak+ anak. *ngka !atalitas kasus DBD dapat men"apai lebih dari ,&-, namun dengan penanganan yang baik dapat menurun hingga kurang dari #- (W./, ,&&0)
Demam Berdarah dengue (DBD) telah menjadi masalah kesehatan masyarakat selama 1& tahun terakhir dan telah menyebar di seluruh pro2insi. Berdasarkan pro!il kesehatan 3ndonesia tahun ,&#&, terlihat bahwa pada pola penyakit terbanyak pasien rawat inap di seluruh wilayah di 3ndonesia, DBD masuk kedalam urutan kedua dengan jumlah kasus pada laki+laki 1&.,1, kasus dan perempuan sebanyak ,0.001 kasus. )elain itu, diperoleh jumlah yang meninggal sebanyak 1,% orang (4'5 sebesar &,%%-). ada tahun ,&## ro2insi 6awa (engah menempati urutan sebelas dengan insidensi rate kasus DBD 7,#8 per #&&&&& penduduk dengan jumlah kasus demam berdarah sebanyak ,.189 kasus. (Depkes 53, ,&##).

Wilayah kerja

uskesmas

lupuh 33 merupakan daerah yang

mempunyai lahan pertanian dan pekarangan yang luas yg berpotensi menjadi tempat berkembangbiak nyamuk. 6umlah kasus sejak bulan 6anuari+6uni ,&#1 terdapat empat kasus DBD. :paya pen"egahan DBD di wilayah kerja uskesmas lupuh 33 telah dilakukan dengan gerakan ); yang keberhasilan gerakan ini dilihat dari nilai *B6. (ampaknya gerakan ); di wilayah kerja uskesmas lupuh telah berhasil, karena *B6 telah men"apai target. *ngka yang diharapkan adalah minimal $%- ( uskesmas lupuh 33, ,&#1).

erubahan iklim menyebabkan perubahan "urah hujan, suhu, kelembaban, arah udara sehingga bere!ek terhadap ekosistem daratan dan lautan serta berpengaruh terhadap kesehatan terutama terhadap perkembangbiakan 2ektor penyakit seperti nyamuk Aedes, malaria dan lainnya. )elain itu, !aktor perilaku dan partisipasi masyarakat yang masih kurang dalam kegiatan emberantasan )arang ;yamuk ( );) serta !aktor pertambahan jumlah penduduk dan !aktor peningkatan mobilitas penduduk yang sejalan dengan semakin membaiknya sarana transportasi menyebabkan penyebaran 2irus DBD semakin mudah dan semakin luas (Depkes 53, ,&#&) enyakit DBD belum ditemukan 2aksinnya, sehingga tindakan yang paling e!ekti! untuk men"egah perkembang biakan nyamuk ini adalah dengan program pemberantasan sarang nyamuk. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan emerintah dalam rangka pemberantasan Demam Berdarah

Dengue (DBD) melalui upaya+upaya pen"egahan yang dilakukan se"ara berkelanjutan, hasilnya belum optimal bahkan masih dijumpai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang menelan korban jiwa. .al ini tentu erat kaitannya dengan tingkat pengetahuan masyarakat tentang pen"egahan Demam Berdarah Dengue (DBD) ((holib, ,&#&). 'athonah (,&&$) dalam kajian utama untuk memberantas DBD mengatakan bahwa pengetahuan masyarakat di 3ndonesia pada umumnya relati2e masih sangat rendah, sehingga perlu dilakukan sosialisasi berulang mengenai pen"egahan DBD. Dalam )osialisasi en"egahan DBD, penyuluhan tentang pen"egahan DBD harus sering dilakukan agar masyarakat termoti2asi untuk ikut berperan serta dalam upaya+upaya tersebut. B. Pe(ma*alahan Berdasarkan uraian diatas maka dapat dilihat bahwa terdapat permasalahan tentang bagaimana "ara meningkatkan pengetahuan masyarakat wilayah uskesmas lupuh 33 tentang penyakit Demam Berdarah mengenai penyebab, "ara penularan, gejala < gejala klinis, pengobatan, dan

pen"egahannya serta meningkatan kesadaran masyarakat pentingnya menjaga lingkungan bebas jentik nyamuk +. T,-,an a. T,-,an Um,m Meningkatkan pengetahuan masyarakat wilayah uskesmas lupuh 33 tentang penyakit Demam Berdarah serta peran dan perilaku yang bisa untuk men"egah dan menanggulangi penyakit Demam berdarah. )ehingga dapat menurunkan angka kejadian demam berdarah dengue di wilayah uskesmas lupuh 33. .. T,-,an Kh,*,* :ntuk memenuhi persyaratan sebagai dokter 3nternship di uskesmas lupuh 33 Kabupaten )ragen.

BAB II TIN/AUAN PUSTAKA

A. #e0!n!*! Demam dengue = Dengue !e2er ( D') dan demam berdarah dengue ( DBD) = dengue haemorrhagi" !e2er (D.'), adalah penyakit in!eksi yang disebabkan oleh 2irus dengue dengan mani!estasi klinis demam, nyeri otot, dan atau nyeri sendi yang disertai penurunan dari sel darah putih, adanya ber"ak kemerahan di kulit, pembesaran kelenjar getah bening, penurunan jumlah trombosit dan kondisi terberat adalah perdarahan dari hampir seluruh jaringan tubuh. hemokonsentrasi ada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh (peningkatan hematokrit) atau penumpukan "airan di

rongga tubuh. )indrom renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan atau syok ()uhendro dkk., ,&&9) B. E'!1l1"! dan +a(a en,la(an %. E'!1l1"! enyebab penyakit ini sudah dikenal sejak lama yaitu 2irus Dengue yang termasuk !amili 'la2i2iridae dan ada 8 serotipe yang diketahui yaitu D>;+#, D>;+,, D>;+1, dan D>;+8,,1. )emua serotipe 2irus Dengue ini ditemukan bersirkulasi di 3ndonesia. 3n!eksi 2irus Dengue pada manusia sudah lama ditemukan dan menyebar terutama di daerah tropik pada abad #0 dan #$ seiring dengan pesatnya perkembangan perdagangan antar benua. ?ektor penyebar 2irus Dengue yaitu Aedes aegypti pun ikut menyebar bersama dengan kapal niaga tersebut8. ada saat terjadi kejadian luar biasa (KLB) beberapa 2ektor lain seperti Aedes albopictus, Ae.polynesisensis, Ae. scutellaris "omple@ ikut berperan ()udjana, ,&#&)

2. 2e)'1( ;yamuk penular disebut 2ektor, yaitu nyamuk Aedes (Ae) dari subgenus Stegomya. ?ektor adalah hewan arthropoda yang dapat berperan sebagai penular penyakit. ?ektor DD dan DBD di 3ndonesia adalah nyamuk Aedes aegypti sebagai 2ektor utama dan Aedes albopictus sebagai 2ektor sekunder. )pesies tersebut merupakan nyamuk pemukiman, stadium pradewasanya mempunyai habitat perkembangbiakan di tempat penampungan air=wadah yang berada di permukiman dengan air yang relati! jernih. ;yamuk Ae. aegypti lebih banyak ditemukan berkembang biak di tempat+tempat penampungan air buatan antara lain A bak mandi, ember, 2as bunga, tempat minum burung, kaleng bekas, ban bekas dan sejenisnya di dalam rumah meskipun juga ditemukan di luar rumah di wilayah perkotaanB sedangkan Ae. albopictus lebih banyak ditemukan di penampungan air alami di luar rumah, seperti a@illa daun, lubang pohon, potongan bambu dan sejenisnya terutama di wilayah pinggiran kota dan pedesaan, namun juga ditemukan di tempat penampungan buatan di dalam dan di luar rumah ()ukowati, ,&#&). ;yamuk Ae. Aegypti dan Ae. albopictus mempunyai si!at anthropo!ilik, artinya lebih memilih menghisap darah manusia, disamping itu juga bersi!at multiple feeding artinya untuk memenuhi kebutuhan darah sampai kenyang dalam satu periode siklus gonotropik biasanya menghisap darah beberapa kali. )i!at tersebut meningkatkan risiko penularan DB=DBD di wilayah perumahan yang penduduknya lebih padat, satu indi2idu nyamukn yang in!ekti! dalam satu periode waktu menggigit akan mampu menularkan 2irus kepada lebih dari satu orang. ()ukowati, ,&#&)

Cambar #. Ae. Aegypti

Cambar ,. )iklus .idup ;yamuk Ae. Aegypti a) Pen"endal!an 2e)'1( ?aksin untuk pen"egahan terhadap in!eksi 2irus dan obat untuk penyakit DB=DBD belum ada dan masih dalam proses penelitian,sehingga pengendaliannya terutama ditujukan untuk memutus rantai penularan, yaitu dengan pengendalian 2ektornya. engendalian 2ektor DBD di hampir di semua negara dan daerah endemis tidak tepat sasaran, tidak berkesinambungan dan belum mampu memutus rantai penularan. .al ini disebabkan metode yang diterapkan belum menga"u kepada data=in!ormasi tentang 2ektor, disamping itu masih mengandalkan kepada penggunaan insektisida dengan "ara penyemprotan dan lar2asidasi. . ()ukowati, ,&#&) Menurut )ukowati (,&#&), beberapa metode pengendalian 2ektor telah banyak diketahui dan digunakan oleh program pengendalian DBD di tingkat pusat dan di daerah yaituA

%) Mana-emen L!n"),n"an

Manajemen lingkungan adalah upaya pengelolaan lingkungan untuk mengurangi bahkan menghilangkan habitat perkembangbiakan nyamuk 2ektor sehingga akan mengurangi kepadatan populasi. Manajemen lingkungan hanya akan berhasil dengan baik kalau dilakukan oleh masyarakat, lintas sektor, para pemegang kebijakan dan lembaga swadaya masyarakat melalui program kemitraan.
2) Pen"endal!an B!1l1"!*.

engendalian se"ara Biologis merupakan upaya peman!aatan agent biologi untuk pengendalian 2ektor DBD. Beberapa agen biologis yang sudah digunakan dan terbukti mampu mengendalikan populasi lar2a 2ektor DB=DBD adalah dari kelompok bakteri, predator seperti ikan pemakan jentik dan "y"lop (4opepoda). P(eda'1( redator lar2a di alam "ukup banyak, namun yang bisa digunakan untuk pengendalian lar2a 2ektor DBD tidak banyak jenisnya, dan yang paling mudah didapat dan dikembangkan masyarakat serta murah adalah ikan pemakan jentik. Di 3ndonesia ada beberapa ikan yang berkembang biak se"ara alami dan bisa digunakan adalah ikan kepala timah dan ikan "etul. ;amun ikan pemakan jentik yang terbukti e!ekti! dan telah digunakan di kota alembang untuk pengendalian lar2a DBD adalah ikan "upang. Meskipun terbukti e!ekti! untuk pengendalian lar2a Ae.aegypti, namun sampai sekarang belum digunakan oleh masyarakat se"ara luas dan berkesinambungan. 6enis predator lainnya yang dalam penelitian terbukti mampu mengendalikan lar2a DBD adalah dari kelompok 4opepoda atau "y"lops, jenis ini sebenarnya jenis 4rusta"ea dengan ukuran mikro. ;amun jenis ini mampu makan lar2a 2ektor DBD Ba)'e(! *gen biologis yang sudah dibuat se"ara komersial dan digunakan untuk lar2asidasi dan e!ekti! untuk pengendalian lar2a

2ektor adalah kelompok bakteri. Dua spesies bakteri yang sporanya mengandung endotoksin dan mampu membunuh lar2a adalah Bacillus thuringiensis serotype .+#8 (Bt. .+#8) dan B. spaericus (B)). >ndotoksin merupakan ra"un perut bagi lar2a, sehingga spora harus masuk ke dalam saluran pen"ernaan lar2a. Keunggulan agent biologis ini tidak mempunyai pengaruh negati! terhadap lingkungan dan organisme bukan sasaran. Kelemahan "ara ini harus dilakukan se"ara berulang dan sampai sekarang masih harus disediakan oleh pemerintah melalui sektor kesehatan. Karena endotoksin berada di dalam spora bakteri, bilamana spora telah berke"ambah maka agent tersebut tidak e!ekti! lagi. &) Pen"endal!an K!m!a3! engendalian se"ara kimiawi masih paling populer baik bagi program pengendalian DBD dan masyarakat. )tandar operasional rosedur !ogging yaituA a. (indak lanjut KLB yang dilakukan adalah tidak melakukan !ogging !okus, memberikan penyuluhan kepada masyarakat, menaburkan bubuk lar2asida (abate) pada tempat+tempat yang diperlukan, dan menggerakan masyarakat untuk emberantasan )arang ;yamuk ( );) yang selanjutnya dilakukan > ke+, pada 1 minggu yang akan datang sejak tanggal sakit indek kasus. Bila > ke+, ditemukan sesuai kriteria #+%, dilakukan !ogging !okus. :ntuk penaburan lar2asida harus sesuai dosis, yaitu % gr untuk %& liter air. *batesasi biasanya dilakuan pada tempat+tempat A daerah sulit air, tempat yang sulit untuk dikuras, pada tempat yang orangnya tidak pernah membersihkan penampungan airnya. )edangkan suatu kasus bisa dijadikan KLB jika ada peningkatan jumlah kasus DBD di suatu daerah , kali lipat atau lebih dalam kurun waktu # minggu= bulan dibandingkan minggu= bulan sebelumnya atau bulan yang sama tahun lalu. b. Bila dari hasil penyelidikan epidemiologi ditemukan penderita DBD lain atau tersangka DBD (penderita panas tanpa sebab yang jelas) lebih

dari tiga orang dan house index D%- maka dilakukan penyuluhan, 1 M plus dan pengasapan. 6ika tidak ditemukan hanya dilakukan penyuluhan dan kegiatan 1M plus ( );Elar2asida selekti!) c. Di wilayah kerja )urakarta terdapat kriteria jika dalam penyelidikan epidemiologi ditemukan kriteria #. *da tambahan , atau lebih kasus DBD dalam F minggu terakhir ,. *danya tambahan kasus DBD yang meninggal dalam periode 1 minggu terakhir 1. *danya tambahan kasus # orang DBD dan adanya 1 orang panas tanpa sebab yang jelas dalam periode 1 minggu terakhir serta house imde@D %8. *danya kasus DBD # orang dengan inde@ kasus meninggal %. 3nde@ kasus meninggal tetapi tidak ada tambahan kasus 9. *da tambahan # kasus DBD tetapi .ouse 3nde@ G%Bila terpenuhi kriteria # atau , atau 1 atau 8 dilakukan fogging focus seluas # 5W=dukuh= 1 rumah atau seluas 1#9 .a sebanyak , siklus dengan inter2al 7+#& hari dan ); di luar dan di dalam rumah Bila hanya terpenuhi kriteria % atau 9 maka diharapkan pergerkan masyarakat untuk emberantasan )arang ;yamuk ( );). )elanjutnya, dilakukan > yang ke , pada 1 minggu kemudian sejak tanggal sakit kasus yang dilaporkan. Bila pada > , ditemukan tambahan # kasus DBD dilakukan foging focus seluas 1&& rumah sebanyak , siklus dengan inter2al 7+#& hari Beberapa kelemahan dari !ogging A #. .arganya mahal. .arus mengeluarkan biaya untuk premium, solar, malation (insektisida), baterei, dan petugas. Dosis A # liter malation membutuhkan ,& liter solar. ,. .anya membunuh nyamuk dewasa. 1. ;yamuk bisa resisten kalau tidak sesuai dosis atau !ogging yang terus+ menerus. 8. 3nsektisida merupakan ra"un yang dapat masuk ke tubuh manusia.

Di lapangan, kadang berjalan tidak sesuai dengan prosedur. :ntuk !ogging sendiri ada berma"am+ma"am tujuan A #. 'ogging !okus sesuai prosedur. ,. 'ogging psikis. 'ogging dilakukan walaupun tidak memenuhi kriteria, tetapi masyarakat merasa takut dan meminta dilakukan !ogging. Biasanya dibiayai se"ara mandiri oleh masyarakat. 1. 'ogging politis. 'ogging dilakukan dengan unsur politis, biasanya ingin menjatuhkan "itra pejabat.
House Index (.3)A persentase rumah yang positi! terhadap jentik DBD Jumlah rumah positif jentik Ae. Aegypti Jumlah rumah yang diperiksa Angka Bebas Jentik (ABJ ! persentase rumah yang tidak ditemukan jentik Jumlah rumah"bangunan tidak ditemukan jentik # 100% Jumlah rumah" bangunan yang diperiksa 100%

erhitungan house inde@ dan *B6 memiliki makna A jika house index $%-, maka di daerah tersebut tidak terdapat nyamuk *edes aegypti yang "ukup berarti, dimana nyamuk tersebut adalah 2ektor = pembawa 2irus dengue yang dapat menularkan DBD. 6ika house index D %- dan *B6 G $%-, maka di daerah tersebut terdapat banyak nyamuk *edes aegypti yang sangat berisiko menularkan DBD. 4. Pa('!*! a*! Ma*5a(a)a' artisipasi masyarakat merupakan proses panjang dan memerlukan ketekunan, kesabaran dan upaya dalam memberikan pemahaman dan moti2asi kepada indi2idu, kelompok, masyarakat, bahkan pejabat se"ara berkesinambungan. rogram yang melibatkan masyarakat adalah ); mengajak masyarakat mau dan mampu melakukan 1 M plus atau

dilingkungan mereka. 3stilah tersebut sangat populer dan mungkin sudah menjadi trade mark bagi program pengendalian DBD, namun karena

masyarakat kita sangat heterogen dalam tingkat pendidikan, pemahaman dan latar belakangnya sehingga belum mampu mandiri dalam pelaksanaannya. Mengingat kenyataan tersebut, maka penyuluhan tentang 2ektor dan metode pengendaliannya masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat se"ara berkesinambungan. Karena 2ektor DBD berbasis lingkungan, maka penggerakan masyarakat tidak mungkin dapat berhasil dengan baik tanpa peran dari emerintah daerah dan lintas sektor terkait seperti pendidikan, agama, L)M, dll. rogram tersebut akan dapat mempunyai daya ungkit dalam memutus rantai penularan bilamana dilakukan oleh masyarakat dalam program pemberdayaan peran serta masyarakat. :ntuk meningkatkan sistem kewaspadaan dini dan pengendalian, maka perlu peningkatan dan pembenahan sistem sur2eilans penyakit dan 2ektor dari tingkat uskesmas, Kabupaten Kota, ro2insi dan pusat. Disamping kerjasama dan kemitraan dengan lintas sektor terkait perlu di"ari metode yang mempunyai daya ungkit. ); adalah suatu "ara yang paling e!ekti! dilaksanakan karenaA #. (idak memerlukan biaya yang besar ,. Bisa dilombakan untuk menjadi daerah yang terbersih 1. Menjadikan lingkungan bersih 8. Budaya bangsa 3ndonesia yang senang hidup bergotong royong %. Dengan lingkungan yang baik tidak mustahil, penyakit lain yang diakibatkan oleh lingkungan yang kotor akan berkurang. 6. Pe(l!nd,n"an Ind!7!d, :ntuk melindungi pribadi dari risiko penularan 2irus DBD dapat dilakukan se"ara indi2idu dengan menggunakanA #. repellent, ,. menggunakan pakaian yang mengurangi gigitan nyamuk. Baju lengan panjang dan "elana panjang bisa mengurangi kontak dengan nyamuk meskipun sementara.

1. :ntuk mengurangi kontak dengan nyamuk di dalam keluarga bisa memasang kelambu pada waktu tidur dan kasa anti nyamuk. 8. 3nsektisida rumah tangga seperti semprotan aerosol dan repellentA obat nyamuk bakar, vaporize mats (? ), dan repellent oles anti nyamuk bisa digunakan oleh indi2idu. %. ada #& tahun terakhir dikembangkan kelambu berinsektisida atau dikenal sebagai insecticide treated nets (3(;s) dan tirai berinsektisida yang mampu melindungi gigitan nyamuk. 8. Pe(a',(an Pe(,ndan"an eraturan perundangan diperlukan untuk memberikan payung hukum dan melindungi masyarakat dari risiko penularan DB=DBD. Dengan adanya peraturan perundangan baik undang+undang, peraturan pemerintah dan peraturan daerah, maka pemerintah, dunia usaha dan masyarakat wajib memelihara dan patuh. )alah satu ;egara yang mempunyai undang+undang dan peraturan tentang 2ektor DBD adalah )ingapura, yang mengharuskan masyarakat untuk menjaga lingkungannya untuk bebas dari in2estasi lar2a Aedes. 3ndonesia dapat terbebas dari risiko penularan DBD, jika dilakukan penyusunan dan sosialisasi peraturan perundangan dan penyuluhan tentang memelihara lingkungan yang bebas dari lar2a nyamuk se"ara bertahap. .al ini mengingat pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu seperti diamanatkan dalam ::D #$8% dan dipertegas di dalam pasal ,0 bahwa kesehatan adalah hak asasi manusia dan dinyatakan juga bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. &. Pa'1"ene*!* dan a'10!*!1l1"! atogenesis DBD masih belum jelas betul. Berdasarkan berbagai data epidemiologi dianut , hipotesis yang sering dijadikan rujukan untuk menerangkannya. Kedua teori tersebut adalah the secondary heterotypic antibody dependent enchancement of a dengue virus infection yang lebih

banyak dianut, dan gabungan e!ek jumlah 2irus, 2irulensi 2irus, dan respons imun inang. ?irus dengue masuk kedalam tubuh inang kemudian men"apai sel target yaitu makro!ag. )ebelum men"apai sel target maka respon immune non+spesi!ik dan spesi!ik tubuh akan berusaha menghalanginya. *kti2itas komplemen pada in!eksi 2irus dengue diketahui meningkat seperti 41a dan 4%a mediator+mediator ini menyebabkan terjadinya kenaikan permeabilitas kapiler "elah endotel melebar lagi. *kibat kejadian ini maka terjadi ekstra2asasi "airan dari intra2askuler ke e@tra2askuler dan menyebabkan terjadinya tanda kebo"oran plasma seperti hemokonsentrasi, hipoproteinemia, e!usi pleura, asites, penebalan dinding 2esi"a !ellea dan syok hipo2olemik Kenaikan permeabilitas kapiler ini berimbas pada terjadinya hemokonsentrasi, tekanan nadi menurun dan tanda syok lainnya merupakan salah satu pato!isiologi yang terjadi pada DBD. ()udjana, ,&#&) 4. Kla*!0!)a*! Ka*,* dan Be(a' Pen5a)!' Klasi!ikasi kasus yang disepakatidalam panduan W./ ,&&$ adalahA #. Dengue tanpa tanda bahaya (dengue without warning signs), ,. Dengue dengan tanda bahaya (dengue with warning signs), dan 1. Dengue berat (se2ere Dengue) K(!'e(!a den",e 'an a9den"an 'anda .aha5a : Dengue probable A #. Bertempat tinggal di =bepergian ke daerah endemik dengue ,. Demam disertai , dari hal berikut A a. Mual, muntah b. 5uam ". )akit dan nyeri d. :ji torniket positi! e. Lekopenia !. *danya tanda bahaya 1. (anda bahaya adalah A a. ;yeri perut atau kelembutannya b. Muntah berkepanjangan

". (erdapat akumulasi "airan d. !. erdarahan mukosa embesaran hati D , "m "epat Dengue dengan kon!irmasi laboratorium (penting bila bukti kebo"oran plasma tidak jelas) K(!'e(!a #en",e Be(a' :
1.

e. Letargi, lemah g. Kenaikan hematokrit seiring dengan penurunan jumlah trombosit yang

Kebo"oran plasma berat, yang dapat menyebabkan syok (D))), akumulasi "airan dengan distress perna!asan. erdarahan hebat, sesuai pertimbangan klinisi Cangguan organ berat, hepar (*)( atau *L( H #&&&, gangguan kesadaran, gangguan jantung dan organ lain)

$. %.

:ntuk mengetahui adanya ke"enderungan perdarahan dapat dilakukan uji tourniIuet, walaupun banyak !aktor yang mempengaruhi uji ini tetapi sangat membantu diagnosis, sensiti2itas uji ini sebesar 1& - sedangkan spesi!isitasnya men"apai 0, -. 6. Gam.a(an Kl!n!* Cambaran klinis penderita dengue terdiri atas 1 !ase yaitu !ase !ebris, !ase kritis dan !ase pemulihan. Pada Fa*e Fe.(!* Biasanya demam mendadak tinggi , < 7 hari, disertai muka kemerahan, eritema kulit, nyeri seluruh tubuh, mialgia, artralgia dan sakit kepala. ada beberapa kasus ditemukan nyeri tenggorok, injeksi !arings dan konjungti2a, anoreksia, mual dan muntah. ada !ase ini dapat pula ditemukan tanda perdarahan seperti ptekie, perdarahan mukosa, walaupun jarang dapat pula terjadi perdarahan per2aginam dan perdarahan gastrointestinal. Fa*e )(!'!* (erjadi pada hari 1 < 7 sakit dan ditandai dengan penurunan suhu tubuh disertai kenaikan permeabilitas kapiler dan timbulnya kebo"oran plasma yang

biasanya berlangsung selama ,8 < 80 jam. Kebo"oran plasma sering didahului oleh lekopeni progresi! disertai penurunan hitung trombosit. ada !ase ini dapat terjadi syok. Fa*e em,l!han Bila !ase kritis terlewati maka terjadi pengembalian "airan dari ekstra2askuler ke intra2askuler se"ara perlahan pada 80 < 7, jam setelahnya. Keadaan umum penderita membaik, na!su makan pulih kembali , hemodinamik stabil dan diuresis membaik.

8. Ind!)a*! Ra3a' Ina enderita in!eksi Dengue yang harus dirawat inap adalah seperti berikut. Bila ditemukan tanda bahaya, keluhan dan tanda hipotensi, perdarahan, gangguan organ (ginjal, hepar, jantung dan nerologik), kenaikan hematokrit pada pemeriksaan ulang, e!usi pleura, asites, komorbiditas (kehamilan, diabetes

mellitus, hipertensi, tukak petik dll), kondisi so"ial tertentu (tinggal sendiri, jauh dari !asilitas kesehatan BAB III INTER2ENSI: MONITORING #AN E2ALUASI A. In'e(7en*! Bentuk Kegiatan A metode inter2ensi yang dipilih adalah penyuluhan kepada masyarakat mengenai penyakit DBD serta "ara pen"egahan dan penanggulangannya yang dapat dilakukan oleh warga wilayah uskesmas lupuh 33 sebagai bentuk kerja sama untuk pen"egahan dan pemberantasan dini kasus DBD. enyuluhan dilakukan bersamaan dengan dilakukannya kegiatan emberantasan )arang ;yamuk ke setiap rumah penduduk. rioritas masalah A masih kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang penyakit DBD dan perilakunya dalam menjaga kebersihan lingkungan. (ujuan A meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya men"egah dan menanggulangi terjadinya penyakit DBD dan menurunkan angka kejadian DBD di wilayah Kabupaten )ragen elaksanaan A uskesmas lupuh 33

Hari tanggal A 6umat= #% Maret ,&#1 !empat Acara Intervensi A 5( ## Desa ungsari A Kegiatan ); A Memberikan penyuluhan mengenai penyakit Demam

Berdarah Dengue tentang penyebab, "ara penularan, gejala < gejala klinis, pen"egahannya serta pemeriksaan jentik+jentik pada setiap penampungan air. "umlah #eserta A 8& KK Hari tanggal A 6umat=,, Maret ,&#1

!empat Acara Intervensi

A 5( 7 Desa ungsari A Kegiatan ); A Memberikan penyuluhan mengenai penyakit Demam

Berdarah Dengue tentang penyebab, "ara penularan, gejala < gejala klinis, pen"egahannya serta pemeriksaan jentik+jentik pada setiap penampungan air. "umlah #eserta A 8&KK Hari tanggal A 6umat= ,9 Maret ,&#1 !empat Acara Intervensi A 5( &% Desa )idokerto A Kegiatan ); A Memberikan penyuluhan mengenai penyakit Demam

Berdarah Dengue tentang penyebab, "ara penularan, gejala < gejala klinis, pen"egahannya serta pemeriksaan jentik+jentik pada setiap penampungan air. "umlah #eserta A 8&KK Hari tanggal A 6umat= ,9 *pril ,&#, !empat Acara Intervensi A )idokerto A Kegiatan ); A Memberikan penyuluhan mengenai penyakit Demam

Berdarah Dengue tentang penyebab, "ara penularan, gejala < gejala klinis, pen"egahannya serta pemeriksaan jentik+jentik pada setiap penampungan air. "umlah #eserta A ,&KK Hari tanggal A 6umat= 1 Mei ,&#1 !empat Acara Intervensi A 5( &, Desa Cedongan A enelusuran kasus DBD J Kegiatan ); A Memberikan penyuluhan mengenai penyakit Demam

Berdarah Dengue tentang penyebab, "ara penularan, gejala < gejala klinis, pemeriksaan jentik+jentik pada setiap penampungan air, serta penelusuran kasus DBD. "umlah #eserta A ,&KK

Hari tanggal A 6umat= #& Mei ,&#1 !empat Acara Intervensi A 5( #1 Desa 6embangan A Kegiatan ); A Memberikan penyuluhan mengenai penyakit Demam

Berdarah Dengue tentang penyebab, "ara penularan, gejala < gejala klinis, pen"egahannya serta pemeriksaan jentik+jentik pada setiap penampungan air. "umlah #eserta A ,&KK Hari tanggal A 6umat= #7 Mei ,&#1 !empat Acara Intervensi A 5( #, Desa Bojongharjo A Kegiatan ); A Memberikan penyuluhan mengenai penyakit Demam

Berdarah Dengue tentang penyebab, "ara penularan, gejala < gejala klinis, pen"egahannya serta pemeriksaan jentik+jentik pada setiap penampungan air. "umlah #eserta A ,& KK Hari tanggal A 6umat= 1# Mei ,&#1 !empat Acara Intervensi A Dukuhgung 5(&% Desa 4angkol A Kegiatan ); A Memberikan penyuluhan mengenai penyakit Demam

Berdarah Dengue tentang penyebab, "ara penularan, gejala < gejala klinis, pen"egahannya serta pemeriksaan jentik+jentik pada setiap penampungan air. "umlah #eserta A ,& KK B. M1n!'1(!n" :ntuk menilai apakah masyarakat memahami inter2ensi yang diberikan maka perlu adanya monitoring. )elain itu monitoring juga diperlukan untuk mengetahui apakah masyarakat menerapkan apa yang sudah diberikan dalam kegiatan sehari+harinya. Monitoring dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan kader, bidan atau tokoh masyarakat desa setempat untuk

selalu dapat mengingatkan dan menggerakkan warga untuk dapat men"egahan adanya DBD di sekitar wilayah uskesmas lupuh 33. +. E7al,a*! )etiap anggota keluarga yang dikunjungi antusias dengan kedatangan petugas kesehatan untuk melakukan emberantasan )arang ;yamuk dan pemberian penyuluhan. )e"ara keseluruhan, inter2ensi yang diberikan berjalan "ukup baik. Banyak dari anggota keluarga yang tidak segan untuk bertanya saat diskusi dilakukan baik pertanyaan tentang apa itu DBD maupun pen"egahan dari DBD itu sendiri. )aat penyuluh memberikan pertanyaan kembali kepada setiap anggota keluarga seputar materi yang diberikan, banyak dari peserta yang dapat menjawab se"ara lan"ar

BAB I2 KESIMPULAN #AN SARAN

A. Ke*!m ,lan #. 3ndonesia merupakan daerah endemik Demam Berdarah Dengue (DBD=D.'), dimana balita dan anak+anak beresiko tinggi tertular penyakit ini. ,. Dibutuhkan kerjasama seluruh warga masyarakat dalam upaya pen"egahan dan pemberantasan DBD. 1. Kurangnya keterlibatan aparatur desa, tokoh masyarakat dalam upaya pen"egahan dan pemberantasan DBD 8. Kurangnya kerjasama lintas sektor terkait seperti pendidikan, agama, pemerintah desa dalam upaya pen"egahan dan pemberantasan DBD %. 3nter2ensi dari tenaga kesehatan kepada masyarakat dapat membantu dalam upaya pen"egahan dan pemberantasan DBD. B. Sa(an 3nter2ensi tenaga kesehatan seperti penyuluhan dengan peran akti! aparatur desa dan tokoh masyarakat dalam menggerakan warga se"ara langsung seperti bersama+sama kerja bakti untuk memberantas sarang nyamuk sangat perlu dilakukan erat hubungannya dengan penurunan kejadian DBD terutama di wilayah uskesmas lupuh 33.

#AFTAR PUSTAKA

Depkes 53. ,&#&. Buletin jendela epidemiologi.httpA==www.depkes.go. id=downloads =publikasi=buletin=B:L>(3;-,&DBD.pd!(diakses mei ,&#1) Depkes 53,,&##. ro!il Kesehatan 3ndonesia ,&##. httpA==www.depkes.go.id= downloads= 5/'3LKD*(*KK>)>.*(*;K3;D/;>)3*K(*.:;K,&##.p d! (diakses Mei ,&#1) 'athonah. ,&&$. )tudi Kapasitas Manajemen rogram en"egahan dan emberantasan Demam Br8darah Dengue di uskesmas Ke"amatan asar Mingggu (ahun ,&&$. :3 )udjana, rimal. ,&#&.Demam Berdarah Dewasa
http!""&&&.depkes.go.id"do&nloads $0-B-.pdf (diakses mei ,&#1) "publikasi"buletin"B'()*+,%

)uhendroB ;ainggolan, LeonardB 4hen, KhieB ohan, .erdiman. ,&&9. Demam Berdarah Dengue dalamBuku *jar 3lmu enyakit Dalam 6ilid 333 >disi 3?. 'K:3. .alA#7&$+,# )ukowati, )upratman. ,&#&. Masalah ?ektor Demam Berdarah Dengue (DBD) dan engendalian di 3ndonesia. http!""&&&.depkes.go.id "do&nloads "publikasi"bulletin "B'()*+,%$0-B-.pdf(diakses mei ,&#1) (holib, *bu. ,&#&. (B4 dan DBD, enyakit (ropis yang Masih (erus Mengan"am httpA==ugm.a".id=new=LIMid=news=tb"+dan+dbd+penyakit+tropis+ yang+masih+terus+mengan"am(diakses mei ,&#1) World .ealth /rganiNation. ,&&0. Dengue and Dengue .emmoragi" 'e2er. httpA==www.who.int=media"entre=!a"tsheets=!s##7=en= (diakses mei ,&#1) World .ealth /rganiNation. ,&&$. Dengue Cuideline !or Diagnosis, (reatment, re2ention, and 4ontrol.W./

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN)

lupuh,

6uni ,&#1

eserta rogram 3nternship Dokter 3ndonesia

endamping rogram 3nternship Dokter 3ndonesia

dr. Laeli Kodriyati

dr. Wahju Kurniawan, M.Kes ;3 .#$7#&8&7 ,&&,#, # &&7

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai