Anda di halaman 1dari 10

TUMOR MEDULA SPINALIS I.

DEFINISI Tumor medula spinalis adalah tumor yang berkembang dalam tulang belakang atau isinya dan biasanya menimbulkan gejala-gejala karena keterlibatan medula spinalis atau akar-akar saraf. ( ri!e syl"ia anderson# $%%&' II. a. ()*SIFI(*SI Tumor Intradural +erbeda dengan tumor ekstradural tumor intradural pada umumnya jinak. Tumor Ekstramedular Terletak diantara durameter dan medula spinalis# sebagian besar tumor di daerah ini merupakan neurofibroma atau meningioma jinak b. Tumor Intramedular +erasal dari dalam medula spinalis itu sendiri. Tumor Ekstradural Tumor ekstradural terutama merupakan metastase dari lesi primer di payudara# prostat# tiroid# paru-paru# ginjal# dan lambung Tumor ekstradural pada umumnya berasal dari kolumna "ertebralis atau dari dalam ruangan ekstradural. Neoplasma ekstradural dalam ruangan ekstradural biasanya karsinoma dan limfoma metastase. III. ,*NIFEST*SI ()INI( Tumor ekstradural Nyeri yang digambarkan sebagai konstan dan terbatas pada daerah tumor diikuti oleh nyeri yang menjalar menurut pola dermatom Nyeri paling hebat pada malam hari dan menjadi lebih hebat oleh gerakan tulang belakang dan istirahat baring Nyeri radikuler diperberat oleh batuk dan mengedan

Nyeri dapat berlangsung selama beberapa minggu atau bulan sebelum keterlibatan medula spinalis. Fungsi medula spinalis akan hilang sama sekali (elemahan spastik dan hilangnya sensasi getar arestesi dan defisit sensorik akan berkembang !epat menjadi paraplegia yang irre"ersible -angguan buang air besar dan buang air ke!il Tumor intradural erjalanan klinis dapat lebih lambat dan berlangsung selama

berbulan-bulan. +erkurangnya persepsi nyeri dan suhu kontralateral diba.ah tingkat lesi enderita mengeluh nyeri# mula mula pada punggung dan kemudian sepanjang akar-akar spinal Nyeri diperhebat oleh gerakan# batuk# bersin# atau mengedan dan paling berat pada malam hari ( nyeri pada malam hari disebabkan oleh traksi pada akar-akar yang sakit# yaitu se.aktu tulang belakang memanjang setelah hilangnya efek pemendekan dari gra"itasi. arestesia proprioseptif I/. ETI0)0-I Faktor 1esiko tumor dapat terjadi pada setiap kelompok 1as# insiden meningkat seiring dengan pertambahan usia# faktor resiko akan meningkat pada orang yang terpajan 2at kimia tertentu (0krionitil# tinta# pelarut# minyak pelumas'# namun hal tersebut belum bisa dipastikan. engaruh genetik berperan serta dalam tibulnya tumor# penyakit sklerosis T+ dan penyakit neurofibomatosis. /. *T0FISI0)0-I (ondisi patofisiologi akibat tumor medula spinalis disebabkan oleh kerusakan dan infiltrasi# pergeseran dan dekompresi medula spinalis dan terhentinya suplai darah atau !airan serebrospinal. Derajad gejala tergantung dari tingkat dekompresi dan ke!epatan perkembangan# dan berlanjutnya defisit sensorik

adaptasi bisa terjadi dengan tumor yang tumbuh lamban# 3& 4 tumor medula spinalis jinak. Terutama tumor neoplasma baik yang timbul ekstramedula atau intra medula. belakang Tumor ekstramedular dari tepi tumor intramedural pada a.alnya menyebabkan nyeri akar sarat subyektif. Dengan pertumbuhan tumor bisa mun!ul defisit motorik dan sensorik yang berhubungan dengan tingkat akardan medula spinalis yang terserang. (arena tumor membesar terjadilah penekanan pada medula spinalis. Sejalan dengan itu pasien kehilangan fungsi semua motor dan sensori diba.ah lesi5tumor Tumor medula spinalis# yang dimulai dari medula spinalis# sering menimbulkan gejala seperti pada sentral medula spinalis# termasuk hilang rasa nyeri segmental dan fungsi temperatur. Tambahan pula fungsi sel-sel tanduk anterior seringkali hilang# terutama pada tangan. Seluruh jalur sentral yang dekat benda kelabu menjadi disfungsi. 6ilangnya rasanyeri dan sensori suhu dan kelemahan motorik berlangsung sedikit demi sedikit# bertambah berat dan menurun. ,otorik !auda dan fungsi sensorik yang terakhir akan hilang# termasuk hilang fungsi eliminasi fe!al dan urine. ()ong 7# +arbara# $%%8' /I. EN*T*)*(S*N**N Stabilisasi 9 fusi spinal engobatan 9 relaksan otot# trans:uili2er# anti koagulan# laksatif# antasida dan steroid. Tumor Ekstradural )aminektomie 6ormon# radiasi dan kemoterapi merupakan pengobatan tambahan Tumor Intradural engangkatan dengan pembedahan Tumor sekunder atau tumor metastase dapat juga mengganggu medula spinalis dan lapisannya serta ruas tulang

/II.

E,E1I(S**N DI*-N0STI( emeriksaan diagnostik se!ara umum dapat dilakukan 9 emeriksaan sinar ; 7T. S!an ,1I *nalisa -as Darah Elektrolit Tumor Ekstradural 1adiogram tulang belakang *kan memperlihatkan osteoporosis atau kerusakan nyata pada korpus "ertebra dan pedikel ,yelogram ,emastikan lokalisasi tumor emeriksaan )7S *kan memperlihatkan peningkatan kadar protein dan kadar glukosa yang normal Tumor Intradural 1adiogram ,yelogram ,enentukan lokalisasi yang !epat tulang punggung memperlihatkan pembesaran foramen dan penipisan pedikel yang berdekatan

ASUHAN KEPERAWATAN I. a. b. engkajian Data dasar < nama# umur# jenis kelamin# status perka.inan# alamat# golongan darah# penghasilan 1i.ayat kesehatan < apakah klien pernah terpajan 2at 2at kimia tertentu# ri.ayat tumor pada keluarga# penyakit yang mendahului seperti sklerosis T+ dan penyakit neurofibromatosis# kapan gejala mulai timbul !. *kti"itas 5 istirahat# -ejala 9 kelemahan 5 keletihan# kaku# hilang keseimbangan. Tanda 9 perubahan kesadaran# letargi# hemiparese# :uadriplegi# ataksia# masalah dalam keseimbangan# perubaan pola istirahat# adanya faktor faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri# !emas# keterbatasan dalam hobi dan dan latihan d. Sirkulasi# -ejala 9 nyeri punggung pada saat berakti"itas. (ebiasaan 9 perubahan pada tekanan darah atau normal# perubahan frekuensi jantung. e. Integritas Ego# -ejala 9 faktor stres# perubahan tingkah laku atau kepribadian# Tanda 9 !emas# mudah tersinggung# delirium# agitasi# bingung# depresi dan impulsif. f. g. Eliminasi 9 Inkontinensia kandung kemih5 usus mengalami gangguan fungsi. ,akanan 5 !airan # -ejala 9 mual# muntah proyektil dan mengalami perubahan sklera. Tanda 9 muntah (mungkin proyektil'# gangguan menelan (batuk# air liur keluar# disfagia' h. Neurosensori# -ejala 9 *mnesia# "ertigo# synkop# tinitus# kehilangan pendengaran# tingling dan baal pad aekstremitas# gangguan penge!apan dan penghidu. Tanda 9 perubahan kesadaran sampai koma# perubahan status mental# perubahan pupil# de"iasi pada mata ketidakmampuan mengikuti# kehilangan penginderaan# .ajah tidak simetris# genggaman lemah tidak seimbang# reflek tendon dalam lemah# apra=ia# hemiparese# :uadriplegi# kejang# sensiti" terhadap gerakan i. Nyeri 5 (enyamanan# -ejala 9 nyeri kepala dengan intensitas yang berbeda dan biasanya lama. Tanda 9 .ajah menyeringai#

respon menarik dri rangsangan nyeri yang hebat# gelisah# tidak bisa istirahat 5 tidur. j. k. l. m. ernapasan# Tanda 9 perubahan pola napas# irama napas meningkat# dispnea# potensial obstruksi. 6ormonal 9 *menorhea# rambut rontok# dabetes insipidus. Sistem kelemahan (eamanan # -ejala 9 pemajanan bahan kimia toksisk# karsinogen# pemajanan sinar matahari berlebihan. Tanda 9 demam# ruam kulit# ulserasi n. o. Seksualitas# -ejala9 masalah pada seksual (dampak pada hubungan# perubahan tingkat kepuasan' Interaksi sosial 9 ketidakadekuatan sistem pendukung# ri.ayat perka.inan (kepuasan rumah tangga# dukungan'# fungsi peran. ( Doenges# >??? ' II. ,asalah kepera.atan (elumpuhan -angguan sensibilitas -angguan nafas5kelumpuhan diafragma untuk tumor ser"i!al tinggi -angguan sistem !erna (esukaran dalam buang air besar dan buang air ke!il era.atan khusus rehabilitasi bagi penderita instabilitas tulang punggung III. Diagnosa kepera.atan dengan 9 menyatakan nyeri oleh karena perubahan posisi# nyeri# pu!at sekitar .ajah# perilaku berhati hati# gelisah !ondong keposisi sakit# penurunan terhadap toleransi akti"itas# penyempitan fokus pada diri sendiri# .ajah menahan nyeri# perubahan pola tidur# menarik diri se!ara fisik Kriteria hasil 9 pasien melaporkan nyeri berkurang# menunju(kan perilaku untuk mengurangi kekambuhan atau nyeri ,otorik 9 s!aning spee!h# hiperekstensi sendi#

$. Nyeri (akut' 5 kronis b.d agen pen!edera fisik# kompresi saraf#ditandai

Intervensi : a. (aji keluhan nyeri b. 0bser"asi keadaan nyeri non"erbal ( misal < ekspresi .ajah# gelisah# menangis# menarik diri# diaforesis# perubaan frekuensi jantung# pernapasan dan tekanan darah. !. *njurkan untuk istirahat denn tenang d. +erikan kompres panas lembab pada kepala# leher# lengan sesuai kebutuhan e. )akukan pemijatan pada daerah kepala 5 leher 5 lengan jika pasien dapat toleransi terhadap sentuhan f. Sarankana pasien untuk menggnakan persyaratan positif @ saya sembuh @ atau @ saya suka hidup ini @ g. +erikan analgetik 5 narkotik sesuai indikasi h. +erikan antiemetiksesuai indikasi >. Defisit pera.atan diri 9 higiene# makan toileting dan mobilitas yang b. d gangguan neurofisiologis. Kriteria hasil : kebutuhan pera.atan diri pasien terpenuhi# kebutuhan nutrisi dan !airan terpenuhi# kebutuhan eliminasi terpenuhi# kebutuhan higiene oral# muka terpenuhi# latihan rentang gerak aktif dan psif dilakukan. Intervensi : a. b. !. d. e. f. g. h. i. (aji tingkat kemampuan yang berhubungan dalam melakukan kebutuhan pera.atan diri +antu saat pasien makan sesuai kebutuhan )akukan pera.atan kateter setiap hari )akukan higiene oral setiap hari )akukan latihan rentang gerak pasif untuk ekstremitas +antu dan ajarkan latihan pembentukan otot sesuai indikasi 9 boneka untuk latihan memeras# bola karet. )akukan pera.atan kulit 9 gosok punggung +erikan higiene se!ara total sesuai indikasi +erikan bantuan nutrisi sesuai pesanan 9 konsulkan dengan ahli gi2i untuk menetapkan kebutuhan

j. B.

Aelaskan pentingnya pera.atan diri. erubahan persepsi sensori b.d perubahan resepsi sensoris#

transmisi dan atau integrasi ( trauma atau defisit neurologis '# ditandai dengan disorientasi# perubaan respon terhadap rangsang# inkoordinasi motorik# perubahan pola komunikasi# distorsi auditorius dan "isual# penghidu# konsentrasi buruk# perubahan proses pikir# respon emosiaonal berlebihan# perubahan pola perilaku Kriteria hasil 9 pasien dapat dipertahanakan tingkat kesadaran dan fuingsi persepsinya# mengakui perubahan dalam kemampuan dan adanya keterlibatan residu# mendemonstrasikan perubahan gaya hidup. Intervensi : a. (aji se!ar teratur perubahan orientasi# kemampuan bi!ara# afektif# sensoris dan proses pikir b. (aji kesadaran sensoris seperti respon sentuan # panas 5 dingin# benda tajam atau tumpul# keadaran terhadap gerakan dan letak tubuh# perhatkian adanya masalah penglihatan !. 0bser"asi repon perilaku d. 6ilangkan suara bising 5 stimulus ang berlebihan e. +erikan stimulus yang berlebihan seperti "erbal# penghidu# taktil# pendengaran# hindari isolasi se!ara fisik dan psikologis Kolaborasi : f. pemberian obat supositoria gna mempermudah proses +*+ g. konsultasi dengan ahli fisioterapi 5 okupasi C. -angguan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler ditandai dengan ketidakmampuan untuk bergerak sesuai keinginan < paralise# atrofi otot dan kontraktur. Kriteria hasil 9 mempertahankan posisi fungsi dibuktikan oleh tidak adanya kontraktur# footdrop# meningkatkan kekuatan bagian tubuh yang sakit 5 kompensasi# mendemonstrasikan tehnik 5 perilaku yang memungkinkan melakuakn kembali akti"itas Intervensi : a. jari. (aji rasa nyeri# kemerahan# bengkak# ketegangan otot

b. !.

+erikan suatu alat agar pasien mampu untuk meminta pertolongan # seperti 9 bel atau lampu pemanggil +antu 5 lakukan latihan 10, pada semua ekstremitas dan sendi# pakailah gerakan perlahan dan lembut. )akukan hiperekstensi pada paha se!ara teratur

d. e. f. g. h. i.

)etakkan tangan dalam posisi kedalam ( melipat ' Tinggikan ekstremitas ba.ah beberapa saat se.aktu duduk atau angkat kaki +uat ren!ana akti"itas untuk pasin sehingga pasien dapat beristirahat tanpa terganggu +erikan posisi alih baring setiap > jam ,onitor tanda-tanda "ital (onsultasikan dengan ahli fisioterapi

&. 1esiko tinggi terhadap ketidakefektifan pola napas b.d kerusakan neuro"askuler# kerusakan kognitif. Kriteria hasil9 pasien dapat dipertahanakan pola nafas efektif# bebas sianosis# dengan -D* dan tanda-tanda "ital dalam batas normal# bunyi nafas jelas saat dilakukan auskultasi# tidak terdapat tanda distress pernafasan Intervensi : a. (aji dan !atat perubahan frekuensi# irama# dan kedalaman pernapasan b. *uskultasi bunyi pernafasan !. *ngkat kepala tempat tidur sesuai atuiran 5 posisi miring sesuai indikasi d. *njurkan utuk bernapas dalam# jika pasien sadar e. (aji kemampuan dan kualitas batuk f. ,onitor tanda-tanda "ital g. Daspada bah.a trakeostomie mungkundilakukan bila ada indikasi h. )akukan penghisapan lendir dengan hati hati jangan lebih dari $? E $& detik# !atat karakter .arna# kekentalan dan kekeruhan sekret i. antau pengguanaan obat obatan depresan seperti sedatif j. +erikan 0> sesuai indikasi k. )akukan fisioterapi dada jika ada indikasi

SUMBER PUSTAKA )ong 7# +arbara. Perawatan Medikal Bedah. /olume >. +andung9 Fayasan I* ( ajajaran< $%%8 Smelt2er Su2anne 7. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, +runner G Suddarth. *lih bahasa *gung Daluyo# dkk. Editor ,oni!a Ester# dkk. Ed. 3./olume B. Aakarta 9 E-7< >??> admosantjojo# 1.,# Keperawatan bedah saraf, bagian bedah saraf# F(HI# >??? +runner G Sudarth# >??B# Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed 3 /ol B # E-7# jakarta )ynda Auall 7arpenito# *lih bahasa Fasmin *sih# $%%I# Keperawatan # ed 8# E-7# Aakarta ,arilyn E. Doenges# et al# $%%I# Rencana Asuhan Keperawatan# E-7# jakarta Syl"ia *. ri!e# *lih bahasa *dji Dharma# $%%& Patofisiologi, konsep klinik proses- proses pen akit ed. C# E-7# Aakarta Diagnosa

Anda mungkin juga menyukai