Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I
PENDAHULUAN

Karsinoma sel skuamosa (KSS) adalah suatu proliferasi ganas dari keratinosit
epidermis yang merupakan tipe sel epidermis yang paling banyak dan merupakan salah satu
dari kanker kulit yang sering dijumpai setelah basalioma. Factor predisposisi karsinoma sel
skuamosa antara lain radiasi sinar ultraviolet, bahan karsinogenik, arsenic, dan lain lain.
Karsinoma sel skuamosa lebih banyak dijumpai pada pasien yang berkulit putih, dan lebih
banyak dijumpai pada pria dibandingkan wanita. Tempat predileksi tersering pada daerah
yang banyak terpapar sinar matahari, seperti wajah, telinga, bibir bawah, punggung, tangan,
dan tungkai bawah
1
.
Pada mata, KSS mempunyai angka kejadian yang lebih kecil dari karsinoma sel basal
(KSB), dengan predileksi terutama pada konjungtiva. Walaupun angka kejadian lebih kecil
daripada KSB, namun KSS cenderung lebih ganas, dengan 20% dari kasus menginvasi
kelenjar getah bening regional. Selain itu, resiko kejadian juga meningkat pada pasien dengan
gangguan system imunitas seperti pada penderita HIV.
2,3

Untuk itulah penulis ingin mengupas lebih dalam mengenai karsinoma sel skuamosa,
selain sebagai tugas telaah ilmiah sebagai syarat untuk menjalani kegiatan kepanitraan senior
(KKS) di departemen Ilmu Penyakit Mata RSUP Haji Adam Malik Medan, telaah ilmiah ini
juga diharapkan dapat digunakan pembaca untuk menambah ilmu, khususnya mengenai
karsinoma sel skuamosa












2



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi
Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) adalah suatu tumor ganas kulit non melanotic yang
berasal dari pertumbuhan neoplastik sel skuamosa epidermis

. Karsinoma sel skuamosa
dibedakan dari neoplasia insitu, dimana pada karsinoma sudah terjadi invasi melewati lapisan
membrana basal.
2,3

2.2. Epidemiologi
Insidensi KSS bervariasi berdasarkan geografis, ras, usia dan kaitannya dengan
HIV/AIDS. Secara internasional insidennya bervariasi secara geografis, antara 0,03-
3,5/100.000 penduduk/thn
4
. Individu yang tinggal dekat garis ekuator cenderung mengalami
KSS pada usia yang lebih muda daripada yang tinggal jauh dari garis ekuator. Karsinoma sel
skuamosa lebih dominan mengenai ras kaukasia
2,3,4,5
. Karsinoma sel skuamosa konjungtiva
lebih sering terjadi pada laki laki (75%) dibandingkan wanita (25%) dan cenderung mengenai
umur yang lebih tua, namun dapat terjadi pada usia lebih muda pada pasien dengan
xeroderma pigmentosum dan pada daerah tropis. Pasien dengan AIDS mempunyai resiko l3x
untuk berkembangnya keganasan epitel ini
4,5
.

2.3. Etiologi, Faktor Resiko, dan Patogenesis
Etiologi KSS belum diketahui, namun diduga bahwa terjadi maturasi abnormal epitel
konjungtiva akibat kombinasi dari beberapa faktor resiko , seperti :
4,5,6
- Paparan sinar ultra violet yang berlebihan
- HPV tipe 16 dan l8, diketahui dapat menyebabkan dysplasia pada lapisan skuamosa
epitel
- Individu dengan HIV positive dan pasien dengan Xeroderma Pigmentosum. Pada
xeroderma pigmentosum, terjadi gangguan kongenital dimana terjadi kegagalan
penyembuhan DNA akibat pengaruh UV.
- Faktor resiko lainnya diduga karena inflamasi yang lama, asap rokok dan pemakaian
lensa kontak yang lama.


3

2.4. Diagnosis
Pasien dengan karsinoma sel skuamosa (KSS) sering datang adanya massa di mata,
yang bertambah ukurannya dengan cepat. Sering pula ditemui keluhan kemerahan atau iritasi.
Tumor ini sering terdapat di daerah interpalpebral dekat nasal atau temporal limbus, namun
dapat juga mengenai konjungtiva palpebra atau kornea
3,4,5,6,7,8
.
Gambaran klinis dari karsinoma sel basal bervariasi. Terdapat 3 tipe gambaran klinis ;
yaitu :
2,5
Lesi Leukoplakic; tampak sebagai penebalan lapisan skuamosa dengan lapisan plak
hyperkeratosis berwarna putih.(A)
Lesi papilomatous; tampak sebagai massa lunak dengan vaskularisasi yang
banyak.(B)
Lesi gelatinosa; tampak sebagai penebalan lapisan gelatinosa dengan batas tidak jelas,
yang mana tidak sejelas lesi leukoplakic maupun lesi papilomatous.(C)





4

Pada palpebral, KSS mempunyai karakteristik klinis yang bervariasi dan juga tidak
memiliki tanda tanda patognomonik. Terdapat 3 bentuk KSS pada palpebra
2
:
KSS Nodular; mempunyai karakteristik berupa nodul hiperkeratotik yang dapat
berkembang menjadi erosi berkrusta dan fisura.
KSS Ulcerative; mempunyai dasar kemerahan, dengan batas tegas. Mempunyai
pinggiran yang menonjol, namun pnggiran keperakkan jarang ditemukan
Cutaneus Horn; dengan KSS pada dasarnya.




5

Jika terdapat kecurigaan suatu keganasan sel skuamosa konjungtiva, biopsi eksisional
dan pemeriksaan histopatologi jaringan merupakan pemeriksaan baku emas. Untuk lesi yang
sangat besar, biopsi insisional dapat dilakukan, namun cara yang tepat dan manipulasi
minimal dari jaringan sekitarnya penting untuk mencegah penyebaran tumor
4,5
.
Beberapa pemeriksaan dapat dilakukan pada Karsinoma sel skuamosa konjungtiva.
Pewarnaan Rose Bengal dapat membantu unhrk menentukan perluasan lesi yang tepat.
Pemeriksaan dengan slitlamp, gonioskopi dilakukan jika curiga adanya keterlibatan
intraokuler. Palpasi pembesaran kelenjar limfe dilakukan untuk mencari metastase regional.
CT Scan dan MRI dapat membantu jika ada invasi ke orbita
4


2.5. Penatalaksanaan
2,3,4,5,6,8
Terapi pilihan dari karsinoma sel skuamous konjungtiva adalah eksisi luas.
Dianjurkan untuk batas eksisi 2-3 mm dari tumor yang terlihat. Frozen section dapat menilai
batas lateral eksisi namun tidak dapat membantu menentukan batas dalam. Setelah eksisi
dapat dilakukan krioterapi pada batas konjungtiva yang tinggal dan dasar lesi untuk
menurunkan angka rekurensi. Krioterapi dapat menghancurkan sel tumor melalui
penghancuran oleh dingin sama seperti yang diakibatkan oleh iskemia lokal.

Radiasi dapat digunakan sebagai terapi adjuvant, pada lesi yang luas dengan batas
yang tidak jelas dan sebagai terapi paliatif pada kasus yang tidak dapat ditoleransi dengan
operasi. Enukleasi diindikasikan jika terdapat perluasan ke intraokuler dan untuk kasus lanjut
dengan keterlibatan orbit4 eksenterasi adalah prosedur pilihan

Terapi dengan anti metabolit 5FU (5 Fluorouracil) dan Mytomicin C (MMC) telah
digunakan sebagai terapi adjuvant dalarn manajemen keganasan konjungtiva. Obat ini
diindikasikan pada lesi lesi rekuren setelah eksisi primer, batas yang tidak bebas tumor pada
pemeriksaan histopatologi dan lesi yang difus.

2.7. Pencegahan
9
Untuk pencegahan KSS, dapat dilakukan melalui tindakan maupun dengan obat
obatan kemoprotektif. Secara tindakan yaitu dengan mengurangi paparan terhadap UV, baik
dengan penggunaan tabir surya ataupun dengan menggunakan pelindung tubuh seperti
pakaian berlengan panjang. Obat obatan kemoprotektif berupa konsumsi asam retinoat
(vitamin A) yang dapat menghambat pertumbuhan KSS secara invitro, dan menurunkan

6

angka kejadian KSS pada populasi beresiko tinggi seperti pada penderita Xeroderma
pigmentosum.

2.6. Komplikasi
Komplikasi utama adalah rekurensi, yang umumnya terjadi dalam tahun pertama
setelah eksisi, tapi juga bisa terlambat sampai 5 tahun. Rekurensi jarang terjadi pada eksisi
yang komplit. Temuan histopatologi dan batas eksisi juga mempengaruhi angka rekurensi.
Dengan eksisi lengkap, angka rekurensi kurang dari l0%. Selain itu, komplikasi paling sering
adalah invasi intraokuler dan metastase, umumnya melalui kelenjar getah bening preaurikuler
dan servikal
4,5
.

2.7. Prognosis
Karsinoma sel skuamosa konjungtiva merupakan keganasan tipe low grade
malignancy. Prognosis umumnya baik, namun hal itu juga terganrung pada ukuran lesi,
temuan histopatologis,dan eksisi yang komplit.
4,5




















7

BAB III
KESIMPULAN

Ini dijadiin abstrak yaa
Karsinoma Sel Skuamosa merupakan suatu tumor ganas epitel, pada mata umumnya
dijumpai pada konjungtiva, namun bisa mengenai palpebra maupun kornea. KSS cenderung
mengenai laki laki dan umur yang lebih tua (>60 tahun); namun dapat berkembang pada usia
yang lebih muda terutama pada pasien dengan gangguan system immune (XP, HIV/AIDS),
atau di daerah tropis.
Etiologi pasti belum diketahui, namun diduga terdapat beberapa faktor resiko yang
mempengaruhinya. Gejala klinik dari keganasan ini bervariasi sehingga memerlukan
ketelitian dalam mendiagnosa. Invasi intraokuler dan orbita jarang, tapi dapat terjadi.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan pemeriksaan histopatologi. Terapi utama adalah
eksisi tumor atau eksenterasi yang dapat dilanjutkan dengan radioterapi atau kemoterapi.
Prognosis dari karsinoma sel skuamosa cukup baik, terutama dengan eksisi komplit dan
penanganan pasca bedah yang tepat dapat menurunkan angka rekurensi. Pencegahan terutama
mengurangi paparan sinar UV, seperti penggunaan baju pelindung ataupun penggunaan tabir
surya.

















8

Anda mungkin juga menyukai