Anda di halaman 1dari 6

REFERAT KARSINOMA SEL SKUAMOSA

Pendahuluan

Definisi
Karsinoma sel skuamosa (KSS) kulit adalah kanker kulit umum yang ditandai dengan
proliferasi ganas dari keratinosit epidermal dan diklasifikasikan sebagai karsinoma
keratinosit bersama dengan karsinoma sel basal.

Epidemiologi

Karsinoma sel skuamosa adalah bentuk paling umum kedua dari kanker kulit. Dari kanker kulit
nonmelanoma, sekitar 80% adalah karsinoma sel basal (KSB) dan 20% adalah karsinoma sel
skuamosa (SCC). (NCBI di laptop, medscapes) Di Indonesia, berdasarkan data dari Departemen
Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia didapatkan 395 kasus tumor ganas
primer kulit melanositik dan non melanositik sepanjang tahun 2005-2009. Sebanyak 171 kasus
(43,3%) adalah KSB, 196 kasus (49,6%) KSS, serta 28 kasus (7,1%) adalah melanoma maligna.
(Arisanty, 2011) Berdasarkan penelitian retrospektif di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin Rumah Sakit Dr. M. Jamil Padang pada tahun 2015- 2017 didapatkan temuan KSS
sebagai keganasan kulit kedua setelah KSB (Wilvestra et al., 2018). Dilaporkan pada studi yang
dilakukan dari tahun 1999-2014 di Korea Selatan bahwa terdapat peningkatan insiden KSS
seiring tahun, meskipun pengetahuan dan pendidikan publik mengenai penyebab kanker kulit
sudah cukup luas diketahui (medscapes)

Etiologi dan Faktor Risiko

Radiasi matahari UV adalah penyebab paling umum dari karsinoma sel skuamosa, terutama
sinar ultraviolet B dengan panjang gelombang 200-320 nm. Akumulasi paparan yang diterima
seumur hidup memainkan peran utama dalam perkembangan kanker ini. (NCBI Howell) Namun,
paparan jangka panjang terhadap bahan kimia penyebab kanker, seperti tar dalam rokok, juga
dapat menyebabkan perkembangan karsinoma sel skuamosa. Kemungkinan penyebab lainnya
termasuk tempat bekas luka bakar yang parah, dan ulkus atau sakit hadir selama bertahun-
tahun dan beberapa jenis human papillomavirus (HPV), terutama tipe 16 dan 18. Keadaan
imunosupresi juga dapat meningkatkan kecenderungan seseorang menderita karsinoma sel
skuamosa. (NCBI Howell, IPKK UI)

Tingkat kejadian KSS tertinggi terlihat pada orang berkulit putih yang memiliki fenotipe sensitif
terhadap sinar matahari. Tingkat kejadian juga secara konsisten lebih tinggi pada populasi di
wilayah geografis dengan tingkat ambien radiasi UV yang tinggi. Walaupun kecenderungan
orang berkulit hitam lebih rendah untuk mengalami KSS, namun KSS pada orang kulit hitam
membawa angka kematian yang lebih tinggi, yang mungkin terjadi akibat keterlambatan
diagnosis. (medscapes)
Insidensi KSS lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita (oxford) Hal ini terjadi kemungkinan
besar sebagai akibat dari paparan UV seumur hidup kumulatif yang lebih tinggi pada pria.
Paparan yang meningkat ini mungkin karena partisipasi yang lebih besar dari laki-laki dalam
pekerjaan yang memerlukan paparan sinar matahari yang lebih signifikan atau bahaya
pekerjaan lainnya, seperti jelaga, minyak, atau ter. (medscapes) Usia khas pada presentasi
untuk KSS adalah sekitar 60 tahun. Namun, ini sangat bervariasi dengan mempertimbangkan
kelompok berisiko tinggi tertentu (misalnya, penerima transplantasi organ, pasien dengan
epidermolisis bulosa), maka KSS sering bermanifestasi pada usia yang jauh lebih muda.
(Medscapes)

Karsinoma sel skuamosa terjadi pada bagian tubuh yang terpapar sinar matahari, Sebagian
besar KSS primer (80%–90%) terletak di kepala dan leher. Berdasarkan penelitian di Norwegia
antara 1963-2011 dan di Kanada pada 1988–2006, terdapat peningkatan insiden terbesar untuk
SCC pada kulit kepala dan leher. (NCBI, OXFORD)

Patogenesis
- Siklus sel
- Epidermal growth factor receptor

Manifestasi Klinis

- Stadium Klinis
Dalam penentuan stadium (staging) dari KSS kulit, American Joint Committee on
Cancer (AJCC) edisi 8 tahun 2016 menetapkan sistem staging karsinoma sel
skuamosa kulit berdasarkan gambaran tumor (T), nodus (N), dan metastasis (M)
seperti pada tabel berikut:
Diagnosis
- Anam
- Pemfis
- Penunjang

1. Dermoskopi
Struktur vaskular polimorfik berupa linear ireguler/serpentine, hairpin/looped,
glomerular/coiled dan dotted. Sedangkan struktur keratin berupa white circle, Spesimen
diambil pada bagian lesi yang dicurigai infiltrasi lebih dari superfisial white pearl/clod central
keratin, dan central keratin with blood spot.
2. Biopsi
Spesimen diambil pada bagian lesi yang dicurigai infiltrasi lebih dari superfisial
3. Histopatologi.
Pada pemeriksaan harus mencantumkan subtipe perubahan morfologi pada sel, derajat
diferensiasi, dalamnya tumor dalam millimeter, kedalaman invasi, dan pemeriksaan
keterlibatan saraf, vaskular, dan kelenjar getah bening.
4. Computedtomography (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI)
Dilakukan bila terdapat kecurigaan perluasan penyakit pada tulang, saraf maupun jaringan
lunak lain. Pemeriksaan kelenjar getah bening.

Diagnosis Banding
1. Karsinoma sel basal
2. Keratosis aktinik
3. Penyakit Bowen
4. Kerato akantoma

Tatalaksana
Tujuan utama pengobatan KSS adalah pengangkatan tumor secara menyeluruh, pelestarian
fungsi dan kosmesis secara maksimal. Semua keputusan pengobatan harus disesuaikan untuk
memperhitungkan faktor-faktor tertentu yang ada dalam kasus individu seperti ukuran, lokasi,
dan gambaran histopatologi yang ditemukan. Pendekatan bedah seringkali merupakan cara
yang paling efektif dan efisien untuk mencapai penyembuhan, tetapi pertimbangan fungsi,
kosmesis, dan preferensi pasien dapat menyebabkan terapi radiasi dipilih sebagai perawatan
utama untuk mencapai hasil yang optimal secara keseluruhan. (NCCH)

Medikamentosa
Pada kasus karsinoma sel skuamosa superfisial kurang dari 2 cm di lokasi anatomi dengan risiko
rendah serta tidak dapat dilakukan tindakan bedah, dapat diberikan terapi topikal Imiquimod
5%. (PERDOSKI)

Pembedahan
a. Bedah pisau
Merupakan terapi pilihan pada sebagian besar kasus karsinoma sel skuamosa, dan merupakan
teknik terapi dengan rekurensi yang rendah bagi karsinoma sel skuamosa primer dengan
pertumbuhan yang tidak agresif dan lokasi nya berada di badan atau ektremitas. Angka
rekurensi sebesar 5% pada yang belum metastasis.
b. Mohs Micrographic Surgery (MMS)
Bedah mikrografi Mohs adalah pengobatan pilihan untuk karsinoma sel skuamosa kepala dan
leher. Bedah Mohs juga merupakan pengobatan pilihan untuk karsinoma sel skuamosa pada
pasien imunosupresi, karsinoma sel skuamosa berulang, karsinoma sel skuamosa dengan
gambaran histologis yang agresif, dan karsinoma sel skuamosa dengan kedalaman lebih dari
atau sama dengan 2 mm.
c. Kuret dan Bedah Listrik
Sekitar 1.7% pasien mengalami rekurensi setelah dilakukan kuret dan bedah listrik pada
karsinoma sel skuamosa tipe risiko rendah.
d. Bedah beku/ Cryosurgery
Sekitar 0,8% pasien dilaporkan mengalami rekurensi setelah dilakukan cryotherapy pada
karsinoma sel skuamosa risiko rendah.

Konsultasi
a. Terapi radiasi
Walaupun pembedahan dianggap sebagai terapi primer untuk KSS, preferensi pasien
dan faktor lainnya seperti lokasi yang sulit untuk di operasi dan usia tua menjadikan
radiasi menjadi terapi pilihan pada beberapa kasus KSS. Terapi radiasi dapat menjadi
alternatif pada KSS invasif superfisial, KSS ukuran kecil berisiko rendah, dan metastasis
in-transit lokal pada kasus yang tidak dapat dioperasi. Pasien pasca operasi Mohs dapat
dipertimbangkan radiasi adjuvant. (Fitzpatrick) Sekitar 6,4% pasien dilaporkan
mengalami rekurensi setelah dilakukan terapi radiasi pada karsinoma sel skuamosa yang
tidak metastasis. (PERDOSKI)
b. Adjuvant radiation therapy
Terapi radiasi adjuvan biasanya dilakukan setelah pembedahan. Sekitar 18% pasien
dilaporkan mengalami rekurensi lokal pada pasien dengan karsinoma sel skuamosa
dengan perineural invasion.
c. Konsultasi spesialis bedah onkologi bila terdapat penyebaran regional.
d. Konsultasi hematologi onkologi medik bila terdapat metastasis.

Edukasi dan Pencegahan

Komplikasi

Prognosis
Quo ad vitam : dubia
Quo ad fuctionam : dubia ad malam
Quo ad sanactionam : dubia ad malam
(PERDOSKI)
Pasien karsinoma sel skuamosa mempunyai risiko tinggi untuk mengalami karsinoma sel basal,
melanoma, dan rekurensi karsinoma sel skuamosa. (Bichakjian CL, Olencki T, Aasi SZ. Squamous
cell skin cancer. Version 1.2017. In National Comprehensive Cancer Network (NCCN). Clinical
Practice Guidelines in Oncology (NCCN Guidelines).
Lesi karsinoma sel skuamosa kecil dapat dieksisi dan tidak fatal tetapi dapat menambah
morbiditas yang signifikan tergantung pada lokasinya. Sebagian besar karsinoma sel skuamosa
di sekitar daerah kepala dan leher memerlukan operasi kompleks, yang bahkan di tangan
terbaik pun dapat menyebabkan kosmesis yang buruk. Karsinoma sel skuamosa stadium lanjut
memiliki prognosis yang buruk dengan tingkat kelangsungan hidup 5 tahun di bawah 40%.
Dengan lesi yang lebih besar, kekambuhan tumor juga menjadi masalah meskipun eksisi yang
luas. Kekambuhan lokal telah dilaporkan pada 10-18% kasus. (NCBI Howell)

Kesimpulan

Dafpus
https://academic.oup.com/bjd/article/177/2/373/6668667
https://emedicine.medscape.com/article/1965430-overview#a5
Wilvestra, S., Lestari, S., Asri, E., 2018. Studi Retrospektif Kanker Kulit di Poliklinik Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin RS Dr. M. Djamil Padang Periode Tahun 2015-2017. J. Kesehat.
Andalas 7, 47–49. https://doi.org/10.25077/jka.v7i0.873
Arisanty R, Tanurahardja B. Profil Keganasan Primer Tersering di Departemen Patologi
Anatomik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Tahun 2005-2009. Majalah Patologi, 2011.
20(1):14-20.

Lampiran Sesi Tanya Jawab (kalo ada)

Anda mungkin juga menyukai