KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Keluarga Berencana dengan
judul Contraceptive Technology Updates. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keluarga Berencana yang diampu oleh dr. Hj. Desmiwati, Sp.OG (K) pada
program pascasarjana ilmu kebidanan Universitas Andalas Padang.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan sehingga kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan
datang ini.
Padang,
Penulis
September 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB
PENDAHULUAN.................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Tujuan............................................................................................................................2
C. Manfaat Makalah...........................................................................................................2
BAB
II
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
A. Definisi Kontrasepsi......................................................................................................3
B. Program Baru BKKBN..................................................................................................3
C. Metode Kontrasepsi Terkini..........................................................................................4
1. Metode Sederhana.......................................................................................................7
2. Metode Modern.........................................................................................................14
3. Metode Operasi.........................................................................................................35
4. Vaksin Kontrasepsi...................................................................................................42
BAB
III
PENUTUP............................................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada awalnya, kontrasepsi sering kali dianggap sebagai cara untuk menjarangkan
yang kompeten, dan memberi manfaat maksimal bagi masyarakat atau keluarga yang
membutuhkan pelayanan kontrasepsi berkualitas. Pemahaman tentang teknologi terkini,
juga diharapkan dapat mengurangi/menghilangkan masalah barier medik diantara petugas
klinik yang sebelumnya menjadi penghambat akses bagi keluarga yang membutuhkan
pelayanan KB.
Bagaimanapun juga, pemberi pelayanan KB tentunya memerlukan penyegaran
pengetahuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi kontrasepsi
maupun perkembangan ilmu terbaru untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan KB
bagi masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar pemberi pelayanan KB
adalah para bidan. Program KB di Indonesia tidak akan berhasil tanpa hadirnya bidan.
Bidan merupakan ujung tombak penyedia layanan KB. Hal senada tercantum dalam
Kepmenkes No. 1464/Menkes/PER/X/2010 yang menyatakan bahwa bidan dalam
menjalankan praktiknya berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi pelayanan
kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, pelayanan KB, dan pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan. Para anggota IBI diharapkan dapat meningkatkan dan
mempertahankan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi terstandar. Standarisasi
pelayanan KB telah ada dalam kebijakan Depkes RI yang meliputi keahlian, kompetensi,
peralatan, sarana, prasarana, dan manajemen klinik. Oleh karenanya, melalui pelatihan ini
diharapkan kualitas pelayanan KB akan semakin meningkat sesuai dengan standar
sehingga dapat memuaskan klien/akseptor KB, yang pada gilirannya dapat meningkatkan
jumlah akseptor KB.
B.
Tujuan
1.
2.
C.
Manfaat Makalah
1.
Sebagai bahan pembantu materi yang akan dipelajari pada mata kuliah keluarga
berencana
2.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi asal kata dari kontra yang berarti mencegah/ menghalangi dan
konsepsi yang berarti pembuahan/pertemuan antara sel telur dengan sperma. Jadi
kontrasepsi diartikan sebagai cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur dengan sperma. Kontrasepsi dapat menggunakan berbagai
macam cara, baik dengan menggunakan hormon, alat ataupun melalui prosedur operasi.
Menurut Kamus BKKBN (2011) Kontrasepsi adalah Obat atau alat untuk mencegah
terjadinya konsepsi (kehamilan). Jenis kontrasepsi ada dua macam, yaitu kontrasepsi yang
mengandung hormonal (pil, suntik dan implant) dan kontrasepsi non-hormonal (IUD,
Kondom).
Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal itu harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Dapat dipercaya; 2. Tidak menimbulkan efek
yang mengganggu kesehatan; 3. Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan; 4. Tidak
menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus; 5. Tidak memerlukan motivasi terusmenerus; 6. Mudah pelaksanaanya; 7. Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat; 8. Dapat diterima penggunaanya oleh pasangan yang
bersangkutan.
B.
mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk
mewujudkan Keluarga Berkualitas Tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah
keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,
berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Dalam paradigma baru Program Keluarga Berencana ini, misinya sangat
menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya integral
dalam meningkatkan kualitas keluarga (Sarwono, 2003).
Berdasarkan visi dan misi tersebut, program Keluarga Berencana Nasional melalui
pemilihan alat kontrasepsi yang tepat mempunyai kontribusi penting dalam upaya
meningkatkan kualitas penduduk.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada 2011 akan
memprioritaskan tiga program peningkatan partisipasi KB, yaitu program KB bagi
generasi muda memasuki usia nikah, program KB bagi penduduk miskin, dan program KB
bagi penduduk di daerah terpencil dan perbatasan (Kompas, 2010).
Kepala BKKBN Sugiri Syarief mengemukakan hal itu sebelum memimpin rapat
Penyerahan Daftar Isian Proyek Anggaran (DIPA) 2011 kepada jajaran BKKBN di
Jakarta. Penekanan tiga prioritas program tersebut, karena sesuai hasil evaluasi pelayanan
Program KB pada 2010, kepesertaan KB bagi kalangan penduduk miskin dinilai masih
rendah, termasuk penduduk di daerah terpencil dan perbatasan, serta sosialisasi program
bagi generasi muda menjelang usia nikah juga masih kurang. Adanya anggaran untuk
program KB Nasional termasuk BKKBN pada 2011 yang mencapai Rp 2,4 triliun, maka
tiga sasaran kesertaan KB tersebut, termasuk di luar tiga sasaran juga mampu
meningkatkan kesertaan KB Nasional (Kompas, 2010).
Dengan anggaran Program KB yang cukup, maka BKKBN akan mampu memenuhi
target rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) periode 2009-2014 antara lain
penurunan pertumbuhan penduduk dari 1,4 persen per tahun saat ini menjadi 1,1 persen
pada 2014, serta penurunan angka kesuburan wanita (TFT- total fertility rate) dari 2,4
menjadi 2,1 pada 2014. Kesertaan KB Pria yang baru mencapai 1,5 persen saat ini,
BKKBN bekerjasama Unair Surabaya dan Indofarma telah mengembangkan alat
kontrasepsi oral (pil) KB Pria berupa fitofamarka dari buah gandarusa yang dijadwalkan
diluncurkan penggunaan pada akhir 2011 mendatang. Fitofarmaka (pil) jamu tersebut telah
diujicobakan pada fase I bagi 36 pria yang terbukti tidak memiliki efek samping,
selanjutnya pada fase II akan diujicobakan bagi 200 pria, sehingga nantinya diharapkan
dapat disosialisasikan masyarakat luas untuk peningkatan kesertaan KB pria (Kompas,
2010).
C.
Asia Tenggara memiliki kebutuhan keluarga berencana yang belum terpenuhi karena
faktor yang terkait metode. Alasan utama adalah kekhawatiran perempuan terhadap efek
samping alat kontrasepsi saat ini. Selain itu, mereka ingin tambahan pilihan metode yang
dapat digunakan sesuai kebutuhan. Perempuan lainnya memiliki suami yang menentang
penggunaan keluarga berencana dan mereka ingin metode yang dapat digunakan secara
terselubung. Tantangan struktural juga menciptakan rintangan. Metode long-acting (jangka
4
penggunaan
kontrasepsi
(terjadinya
kehamilan)
adalah
satu-satunya
pertimbangan utama dalam pengembangan alat dan obat kontrasepsi (Coffee dan Salak,
1998). Kedepan perkembangan teknologi kontrasepsi perlu mempertimbangkan hak-hak
reproduksi dan aspek kesetaraan gender, sehingga tidak terjadi ketimpangan dalam
5
perkembangan teknologi kontrasepsi antara metode pria dan wanita. Saat ini kontrasepsi
perempuan telah berkembang secara pesat dengan berbagai alternatif dan angka kegagalan
yang sangat rendah (Kammen, Oudshoorn, 2004). Sebaliknya, kontrasepsi pria masih
terbatas jenisnya, karena tidak dikaitkan dengan upaya mewujudkan hak-hak reproduksi
seseorang dan aspek kesetaraan gender. Masalah inilah yang menjadi landasan mengapa
perkembangan teknologi kontrasepsi perlu lebih mengarah pada teknologi kontrasepsi pria
(Keder, 2002).
Perkembangan pemenuhan hak-hak reproduksi menuntut pemahaman yang lengkap
dan akurat tentang alat dan obat kontrasepsi yang diperlukan. Tuntutan ini, semakin hari
semakin nyata, sehingga sekarang disadari bahwa aspek keadilan dalam melakukan
pengaturan kehamilan terjadi ketimpangan yang menyolok antara pria dan perempuan.
Sampai hari ini, jenis dan jumlah alat dan obat kontrasepsi masih didominasi bagi
perempuan. Sementara itu, pemahaman perilaku terhadap pengaturan kelahiran juga masih
didominasi bagi perempuan dan kurang dapat mampu menjelaskan perilaku pria. Tidak
aneh apabila dalam praktek sehari-hari bidang kedokteran kontrasepsi lebih banyak yang
dilayani bagi perempuan dibanding laki-laki (Kammen, Oudshoorn, 2004). Pada beberapa
dekade terakhir ini, banyak penelitian difokuskan kepada perkembangan efektivitas dan
keamanan kontrasepsi pria. Idealnya kontrasepsi pria itu harus memiliki khasiat jangka
lama, tetapi bersifat reversibel dalam hal menyebabkan azoospermia (tidak adanya sperma
didalam semen). Menurunkan jumlah sperma relatif lebih sulit bila dibandingkan dengan
menghambat terjadinya ovulasi pada wanita. Hal ini karena jumlah sperma sekali ejakulasi
dapat melebihi 20-40 juta sperma, sedangkan wanita umumnya hanya untuk menghambat
satu sel telur untuk setiap bulannya.
Tantangan umum perkembangan obat kontrasepsi pria terutama dalam hal:
1.
2.
3.
Selain metode hormonal kontrasepsi pria, berbagai penelitian kontrasepsi pria telah
difokuskan pada metode immunocontraception (Suri, 2005). Metode ini pada prinsipnya
juga didasarkan pada metode hormonal dan telah dikembangkan sampai tahapan uji klinik
pada manusia. Disamping itu dilakukan pula penelitian dengan metode SMA (Styrene
maleic anhydride) yaitu metode non bedah yang menggunakan pendekatan metode non
hormonal untuk kontrasepsi pria. Cara kerjanya melalui perusakan membran sperma,
mengurangi fungsi sperma, dan menghambat fertilisasi. Dari review berbagai penelitian
6
juga dapat disimpulkan bahwa beberapa obat kontrasepsi non-hormonal pernah digunakan,
namun belum aman (Lopez et al, 2005).
Masalahnya ialah beberapa metode yang dikembangkan sampai saat ini masih belum
dapat diedarkan di pasaran sebagai mana alat kontrasepsi pada perempuan. Masih
diperlukan uji klinik yang lebih luas sebelum digunakan untuk kepentingan program
keluarga berenacana. Untuk itu perlu pemahaman lebih lanjut agar perkembangan metode
kontrasepsi pria dapat dipahami oleh semua pihak.
Penemuan terkini Alat Kontrasepsi perkembangan teknologi memang terus
berkembang dan tidak terkecuali dengan alat kontrasepsi. beberapa alat kontrasepsi
diantaranya :
1.
Metode Sederhana
a.
Mekanisme kerja
Metode kalender menggunakan prinsip berkala yaitu
tidak
2.
3.
Nampaknya
cara ini
pada tahun-tahun
menjelang menopause.
b)
terakhir,
harus
2.
3.
b)
2.
3.
4.
5.
6.
Siklus terpendek = 29
Siklus terpanjang = 36
29-18 = 11
36-11 = 25
Efek samping
Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan frustasi. Hal ini
Daya guna
Gana guna teoritis adalah 15 kehamilan per 100 wanita per tahun.
Daya guna pemakaian ialah 20-30 kehamilan per 100 wanita per tahun.
Daya guna dapat ditingkatkan dengan menggunakan pola cara
rintangan, misalnya kondom atau spermisida disamping pantang
berkala.
5) Metode lendir serviks
Metode ovulasi dikembangkan pada tahun 1950-an oleh dua orang
dokter warga Negara Australia yaitu DRS. Evelyn dan
Validasi metode ini dilakukan dengan
John Billing.
menghubungkan pengawasan
terhadapa perubahan lender servik wanita yang dapat dideteksi di vulva dan
peningkatan jumlah estrogen pada fase folikuler siklus menstruasi.
Pola yang diidentifikasi menunjukkan bahwa seorang wanita dapat
memperkirakan
masa
ovulasi
dengan
cukup
akurat
tanpa
harus
b)
c)
2.
3.
4.
b)
6) MAL
MLA merupakan metode kontrasepsi alamiah yang mengandalkan
pemberian ASI pada bayinya. Akan tetap mempunyai efek kontrasepstif
apabila menyusukan secara penuh (eksklusif), belum haid dan usia bayi
kurang dari 6 bulan. Mal berfungsi efektif hingga 6 bulan, dan bila tetap
belum ingin hamil, kombinasikan dengan metode kontrasepsi lain setelah
bayi berusia 6 bulan.
Konseling yang dilakukan kepada klien harus jelas dan informatif,
sehingga pencegahan kehamilan dapat terjadi, seperti : memberikan ASI
(secara penuh) dari kedua payudara sesuai kebutuhan (sekitar 6-10 kali per
hari), memberikan ASI paling sedikit satu kali pada malam hari (tidak boleh
lebih dari 4-6 jam diantara 2 pemberian), tidak menggantikan jadwal
pemberian ASI dengan makanan/cairan lain, jika frekuensi menyusukan
kurang dari 6-10 kali @ 60 ml per hari atau atau bayi tidur semalaman tanpa
menyusu (mendapat ASI), maka MLA kurang dapat diandalkan untuk
metode kontrasepsi, serta menggantikan jadwal pemberian ASI dengan
makanan atau suplemen lainnya maka daya hisap bayi akan berkurang
sehingga mengurangi efektifitas mekanisme kerja kontraseptif MLA
Mekanisme kerja pada MAL adalah dengan adanya sekresi GnRH
yang tidak teratur akan menganggu pelepasan hormon FSH (follicle
stimulating hormone) dan LH (leutinizing hormone) untuk menghasilkan sel
telur dan menyiapkan endometrium, penghisapan ASI yang intensif secara
berulangkali akan menekan sekresi hormon GnRH (gonadotrophin releasing
hormone) yang mengatur kesuburan, sehingga rendahnya kadar hormon
FSH dan LH menekan perkembangan folikel di ovarium dan menekan
ovulasi.
b.
Kondom 'spray-on'
Seorang penemu di Jerman telah membuat kondom dengan sistem
semprot. Dengan kondom ini, dijamin tak akan ada lagi yang bingung
mencari kondom yang sesuai sebab kondom akan menyesuaikan ukuran
dengan sendirinya. Menurut sang penemu, Jan Vinzenz Krause,
11
Kondom Spray
Sebuah perusahaan Cina bernama Blue Cross Bio-Medical
spray
Pemanasan
Telah lama diketahui bahwa kenaikan suhu yang sebentar pada
Suspensory
Alat ini dirancang untuk menjaga testis pada tempatnya,
External Heat
Sumber panas dari luar ini mirip dengan suspensory yaitu
Metode Modern
a.
Kontrasepsi hormonal
1) Suntik KB hormonal pada pria
Alat kontrasepsi akan semakin bermacam pilihan dan tentunya akan
menjadi alternative bagi pasangan suami isteri untuk menentukan metode
keluarga berencananya. Selama ini alat kontrasepsi suntikan ataupun pil Kb
hanya monopoli kaum wanita. Namun dengan penemuan yang terbaru ini,
lelaki sudah bisa menggunakan alat kontrasepsi suntik. Disatu sisi hal ini
mungkin
menguntungkan
kaum
wanita
karena
bisa
bergantian
Hasilnya
apabila
telah
terjadi
azoospermia
dan
atau
dapat dilihat memberikan benefit yang positif. Kadar testosteron darah yang
melibihi nilai ambang batas fisiologis dapat meningkatkan kejadian jerawat
dan berat badan.
4) Androgen dan Kombinasi dengan Progestin
Bahan lain yang dapat menekan gonadotropin, misalnya progestin, akan
dapat mengurangi kadar androgen yang diperlukan untuk kontrasepsi pria
karena memiliki pengaruh yang saling sinergistik. Beberapa jenis progestin
dan testosteron pernah diteliti sebelumnya. Penilitian beberapa waktu
membandingkan pengaruh injeksi testosteron enthantate 100 mg/ minggu
dengan testosteron yang dikombinasi dengan pemberiaan levonogestrel per
oral dengan dosis 250 g per hari. Hasilnya menunjukkan kombinasi antara
androgen dengan progestin memberikan efikasi 94 persen, sedangkan
androgen tanpa progestin hanya 61 persen. Proses menjadi azoospermia
atau oligozoospermia dapat dicapai masing-masing dalam waktu 8,9
minggu untuk kombinasi androgen dengan progestin dan14,4 minggu untuk
androgen tanpa kombinasi. Penelitian berikutnya dapat membuktikan bahwa
dosis levonorgestrel dapat diturunkan menjadi 125 g per hari tanpa
penurunan supresi spermatogenik tetapi menurunnya berat badan dan
supresi serum HDL dengan penambahan progestin per oral. Testosterom
enanthate
telah
dicoba
diberikan
bersama
injeksi
depotmedroksi
b.
tak perlu takut. Hanya saja yang perlu dicatat adalah jika benar ini sudah
diedarkan jangan sampai disalah gunakan.
Gandarusa, merupakan tanaman herbal yang sudah dimanfaatkan oleh
sebagian besar masyarakat sebagai tanaman obat. Menurut situs Wikipedia,
tanaman gandarusa ini selain memiliki sifat antispermatozoa juga memiliki
efek analgetik, antidiuretik. Menurut salah seorang pembudidaya gandarusa,
Tini Hartini, Gandarusa ini bisa digunakan sebagai obat anti nyeri ketika
keseleo.
2) Suntikan styrene maleic anhydride (SMA)
Metode non hormonal mempunyai onset yang cepat dan sedikit
dipengaruhi oleh fungsi psikologi lainya yang berkaitan dengan fungsi
androgen. Sumber potensial alami dari kontrasepsi non-hormonal terutama
gossypol, neem dan tripterygium. Obat non hormonal lainnya yang
potensial dan reversibel antara lain adalah vaksin dan suntikan styrene
maleic anhydride (SMA) yang disuntikan kedalam vas deferen.\
Obat yang berasal dari sumber natural yang telah banyak diuji cobakan
sebagai kontrasepsi pria adalah gossypol. Gossypol berasal dari tanaman
kapas dan dapat menghambat pergerakan sperma dan pematangan sperma
(spermatogenesis). Studi yang dilakukan di China menemukan bahwa
gossypol menekan spermatogenesis pada sebagian besar pria, tetapi
oligospermia tidak terjadi secara konsisten dan reversible. Gossypol juga
dapat menyebabkan turunnya kalium dalam darah (hipokalemia). Neem dan
tripterygium juga berasal dari tumbuhan dan keduanya digunakan sebagai
kontrasepsi pria. Keduanya menimbulkan efek pada spermatogenesis, yang
dilakukan pada percobaan pada binatang. Neem adalah tanaman asli dari
India, dan sudah digunakan untuk percobaan dalam pengobatan.
Tripterigium wilfordii (TW) dan tripterigium hypoglaucum (TH) adalah
tumbuhan yang berasal dari genus yang sama, dan telah lama digunakan
sebagai pengobatan tradisional China. Isolasi bahan aktif dari tripterigium
sudah diuji cobakan untuk kontrasepsi pada manusia. Dari beberapa
penelitian yang ada, Lopez et al (2005) menyimpulkan bahwa meskipun ada
indikasi bahwa obat-obat tersebut memiliki pengaruh terhadap sperma,
namun belum cukup bukti untuk menjadikan obat-obat tersebut sebagai obat
20
Ultrasound
Saat ini, peneliti dari Universitas North Carolina, AS, sedang menguji
apakah gelombang ultrasound bisa menjadi metode kontrasepsi baru bagi pria.
Penelitian ini menemukan, gelombang ultrasound di bagian testis diketahui
cukup aman menghentikan produksi sperma selama enam bulan. Prinsip
kerjanya adalah menembakkan ultrasound ke testis supaya produksi sperma
turun sampai tingkat nol. Angka ini merupakan angka ideal untuk mencegah
terjadinya konsepsi atau kehamilan. Namun, para peneliti masih berkutat untuk
mencari tahu cara mengembalikan kesuburan pria setelah melakukan metode ini.
Pasalnya, ada kemungkinan pria ingin memiliki anak lagi.
21
Implant
1) Definisi
Kontrasepsi implant adalah alat kontrasepsi bawah Kulit (Hanafi,
2004).
Implant
adalah
suatu
alat
kontrasepsi
yang
mengandung
Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4
c)
Indolant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel
dengan lama kerjanya
22
3) Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja implant :
a)
b)
c)
4) Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi adalah daya guna tinggi, perlindungan jangka
panjang sampai 5 tahun, pengembalian kesuburan yang cepat pasca
pencabutan, bebas dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu senggama,
tidak mengganggu ASI
5) Kerugian
Menurut Hartanto, (2002) mengemukakan bahwa kerugian implant
adalah:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
6) Teknik Pemasangan
a)
23
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Keluarkan pendorong
h)
i)
j)
k)
l)
m)
n)
o)
p)
q)
b)
c)
d)
ke
arah
tempat
insisi
hingga
ujung
dapat
f)
g)
h)
Taruh kapsul pada mangkok yang berisi larutan klorin 0,5% dan
lakukan langkah yang sama untuk kapsul kedua
b)
c)
d)
e)
Pada saat ujung kaudal kapsul menonjol ke luar, lakukan insisi (23 mm) di ujung kapsul sehingga ujung kapsul terlihat
f)
g)
h)
Taruh kapsul pada mangkok yang berisi larutan klorin 0,5% dan
lakukan langkah yang sama untuk kapsul kedua
9)
Suntikkan anestesi lokal (0,3 cc) intrakutan di tempat insisi dan 1 cc subdermal
di bawah ujung kapsul ( panjang kapsul)Uji efek anestesi sebelum membuat
insisi pada kulitTentukan lokasi insisi pada kulit di antara kapsul 1 dan 2 lebih
kurang 3 mm dari ujung kapsul dekat siku
Jepit batang kapsul pada bagian yang sudah diidentifikasi menggunakan klem
U (klem fiksasi) dan pastikan jepitan ini mencakup sebagian besar diameter
kapsul
f)
Dengan ujung tajam klem diseksi mengarah keatas, dorong jaringan ikat yang
membungkus kapsul dengan tepi kedua sisi klem (lengkung atas) sehingga
ujung kapsul dapat dijepit dengan klem diseksi
g) Jepit ujung kapsul sambil melonggarkan jepitan klem fiksasi pada batang
kapsul
h) Tarik keluar ujung kapsul yang dijepit sehingga seluruh batang kapsul dapat
dikeluarkan. Letakkan kapsul yang sudah dicabut pada mangkok
Lakukan langkah 2 hingga 8 pada kapsul kedua
Susuk/implant disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di
bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit
lengan atas sebelah dalam. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau
pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk
dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis susuk
yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon.Susuk tersebut
akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya
menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma. Pemakaian
26
susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap
tahun. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil
lagi.
Macam Implant
1) Non Biodegradable Implan
a) Norplant (6 kapsul), berisi hormon levonorgestrel, daya kerja 5 tahun.
b) Norplant-2 (2 batang), berisi hormon levonorgestrel, daya kerja 3
tahun.
c) Norplant 1 batang, berisi hormon ST 1435, daya kerja 2 tahun.
d) Norplant 1 batang,1 batang berisi hormon 3 keto desogestrel, daya kerja
2,5 4 tahun.
Saat ini di Indonesia sedang di uji coba IMPLANON, implant 1 batang
dengan panjang 4 cm, diamater luar 2 mm, terdiri dari suatu EVA (Ethylene
Vinyl Acetate) berisi 60 mg 3 ketodesogestrel yang dikelilingi suatu membran
EVA, berdaya kerja 2 3 tahun.
2) Biodegradable
Yang sedang diuji coba saat ini :
a) Copronor PP
Suatu kapsul polymer berisi hormon levronorgastel dengan daya kerja
18 bulan.
b) Pellets
Berisi norethindrone dan sejumlah kecil kolesterol,daya kerja 1 tahun
3) Yang Paling Sering Dipakai
a) Norplant
1.
2.
3.
4.
b) Implanon
1.
2.
3.
4.
AKDR
1) Sejarah Perkembangan
Alat kontrasepsi yang prinsipnya memasukkan perintang ke dalam
organ intim wanita sesungguhnya sudah dikenal sejak ratusan tahun silam.
Namun produk intrauterine device (IUD) dalam versi lebih modern pertama
kali dibuat pada tahun 1909 oleh dr R. Richter. Penelitian lebih lanjut
dilakukan oleh Ernst Grafenberg tahun 1920 yang membuat alat kontrasepsi
mekanik dari sebuah cincin perak.
Kini IUD dibuat dari plastik dan tembaga. Pada tahun 1996, muncul
IUD yang bisa menghasilkan hormon juga. IUD cukup populer sebagai
salah satu alat kontrasepsi yang efektif dan penggunaannya jangka panjang.
Efek samping seperti radang pangggul dan penyebab perdarahan bercak
pervagina sempat dikaitkan dengan penggunaan IUD. Tetapi, sudah banyak
perbaikan sejak penemuan ini.
IUD (Intra Uterine Devivice) atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahin) yang pertama dikenalkan oleh Righter tahun 1909 terbuat dari
logam, sempat populer tahun 1929, karena efek samping berupa infeksi dan
mortalitas yang tinggi, penggunaannya sempat terhenti. Penemuan IUD oleh
Ishihama dari Jepang tahun 1956 dan Oppenheimer dari Israel tahun 1959.
Pada saat ini AKDR merupakan salah satu kontrasepsi yang paling popular
dan diterima oleh program Keluarga Berencana di setiap negara. Sekitar 60
65 juta wanita di seluruh dunia memakainya, dengan pemakai terbanyak
di China. AKDR termasuk salah satu kontrasepsi yang sangat efektif.
AKDR mempunyai kemampuan mencegah kehamilan yang dinilai sangat
efektif. Selain kemudahan dalam pemasangan juga mudah untuk lepas
28
enzim-enzim
di
endometrium,
metabolisme
Dengan demikian,
pencegahan
implantasi
bukan
b)
29
c)
d)
e)
f)
g)
tanda-tanda
fertilitas
maupun
perkembangan
terjadinya
aktivasi
alkali
implantasi
dan
phosphatase.;
juga
b.
mugkin
Mengganggu
30
pematangan
proliferatif
sekretoir
sehingga
timbul
endometrium
tetap
berada
dalam
fase
Spotting
Keluarnya bercak-bercak darah diantara siklus menstruasi, spoting
akan muncul jika capek dan stress. Perempuan yang aktif sering
mengalami spotting jika menggunakan kontrasepsi AKDR.
b)
c)
Amenore
Tidak didapat tanda haid selama 3 bulan atau lebih.
d)
Dismenore
Munculnya rasa nyeri saat menstruasi.
e)
Menorrhagea
Perdarahan berat secara eksesif selama masa haid atau haid yang
lebih banyak.
f)
Fluor albus
Penggunaan AKDR akan memicu rekurensi vaginosis bacterial
yaitu keadaan abnormal pada ekosistem vagina yang disebabkan
bertambahnya
pertumbuhan
flora
vagina
bakteri
anaerob
31
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
32
b)
c)
7) Keuntungan
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
8) Kerugian
Setelah pemasangan, biasanya ibu akan merasakan nyeri dibagian perut
dan mengalami pendarahan sedikit. Ini biasanya berjalan selama 3 bulan
setelah pemasangan dilakukan. Tetapi jika sudah lewat 3 bulan pendarahan
masih terjadi harus segera dilakukan pemeriksaan
9) Teknik Pemasangan AKDR
Teknik pemasangan AKDR pada saat ini memiliki perbedaan dengan
yang terdahulu yaitu pada penggunaan tenaculum, dahulu tenaculum tidak
33
pemasanagn.
Pemasanagan
Segera
setelah
kelahiran
sesar
terjadi
dengan
pemasangan
tertunda
postpartum
bila
dengan
pemasanagan
dengan
jarak.
Penempatan
daripada
postplacental
setelah
kelahiran
pervagina,
tanpa
Metode Operasi
a.
35
Metode sterilisasi ini untuk sebagian wanita merupakan suatu hal yang
meresahkan, karena metode ini dalam pelaksanaannya menggunakan sayatan,
sehingga banyak wanita yang tidak menginginkannya bahkan cenderung
menimbulkan ketakutan.
1) Macam-Macam Teknik dan Metode Sterilisasi antara lain :
a)
Minilaparotomi
Teknik atau metode minilaparotomi ini dalam pelaksanaannya
harus dilakukan sayatan selebar kurang lebih 10 cm di bagian
perut.
b)
Laparoskopi
Teknik atau metode laparoskopi ini dalam pelaksanaannya harus
dilakukan sayatan selebar kurang lebih 1,5 sampai 2 cm di bagian
perut.
Namun operasi bedah meskipun tidak menimbulkan rasa sakit tetap saja
banyak
yang
tidak
menyukainya
dan
takut
jika
harus
dikembangkan.
Teknik
tersebut
menggunakan
pendekatan
pasien akan dibius local (anestesi local) yaitu dilakukan penyuntikan obat
(lidocain) kedalam skrotum / zakar sehingga pada saat divasektomi pasien
tidak akan merasa sakit. Akan tetapi proses penyuntikan obat ke dalam
skrotum inilah yang sering kali dilakukan oleh yang sering dikhawatirkan
sebagian kaum pria. Walaupun bagi beberapa hal tersebut bukan merupakan
masalah. Namun penelitian penelitian di bidang ini terus dilakukan. Hal
tersebut terus dilakukan, sebab teknik anastesi local tanpa jarum pada saat
pasien akan melakukan vsektomi terbukti merupakan pendekatan sederhana
dan aman yang dapat meningkatkan kepuasan pasien. Upaya ini dilakukan
dengan harapan bahwa membatasi penggunaan jarum akan menurunkan
rasa ketakutan pria akan Vasektomi. Sebenarnya upaya untuk meningkatkan
popularitas Vasektomi telah dilakukan oleh Cina. Pada tahun 1957, Li
Shunqiang seorang dokter dari Cina telah berhasil menemukan metode
Vasektomi Tanpa Pisau (VTP) yang mampu meminimalkan trauma, rasa
nyeri dan kemungkinan terjasinya komplikasi. Sejak saat itu metode ini
diadopsi ke Amerika dan sekitar 15 juta pria diamerika telah divasektomi
dengan mengguanakan metode Vasektomi Tanpa Pisau. Untuk melihat
efektivitas metode VTP telah dilakukan penelitian yang hasilnya
menunjukan bahwa metode VTP 10 kali menurunkan kemungkinan
terjadinya komplikasi dibandingkan dengan Vasektomi cara Konvensional.
Pengenalan terhadap VTP telah sukses mengurangi ketakutan para pria
terhadap skapel / pisau bedah. Kesuksesan China dalam mencapai tujuannya
ini dibuktikan dengan meningkatkan rasio sterilisasi pria dibandingkan
sterilisasi pria dibandingkan sterilisasi wanita diprovinsi Sichuan China,
yaitu 3 : 1.
Teknik Vasektomi Tanpa Pisau menjadi demikian menarik bagi pria
bila dibandingkan teknik Vasektomi konvensional, sebab dengan VTP para
ahli bedah hanya membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit. Sedangkan
untuk menyelesaikan teknik Vasektomi konvensional para ahli bedah
umumnya membutuhkan waktu yang lama yaitu 20 - 30 menit. Setelah di
Vasektomi baik dengan teknik VTP maupun konvensional pasien dapat
segera kembali bekerja. Namun pada Vasektomi yang konvensional,
beberapa pasien masih merasakan rasa tidak nyaman setelah divasektomi.
Lebih dari itu penelitian menemukan bahwa 1% dari metode Vasektomi
40
41
dicatat
bahwa
dampak
pemotongan
vas
deferens
pada
Vaksin Kontrasepsi
Upaya mengembangkan vaksin untuk mengendalikan fertilitas telah dilakukan
sejak tahun tigapuluhan menggunakan sperma, ovum (telur), dan hormon sebagai
antigennya (Delves, Luna, Roitt, 2002). Namun demikian baru pada sepuluh tahun
terakhir ini mulai adaindikasi keberhasilan dalam pengembangan vaksin untuk
kontrasepsi, yang telah dibuktikan efikasinya pada manusia dan binatang (Jone,
42
GnRH. Uji klinis tahap I menunjukkan bahwa vaksin dapat dianggap aman,
efektif dan reversibel. Penurunan hormon gonadotropin tidak diikuti adanya efek
samping yang menyolok kecuali adanya penurunan libido. Penurunan ini akibat
vaksin-pria
menurunkan
kadar
testosteron,
sehingga
untuk
tetap
43
Berbagai macam bentuk vaksin GnRH dengan urutan homologi tinggi telah
diekstraksi dari otak beberapa jenis kera. Antibodi yang dirangsang oleh vaksin
GnRH memerlukan spesifikasi khusus sesuai molekul GnRH masing-masing,
sehingga dicari persamaannya dari berbagai jenis kera tersebut. Vaksin anti
fertilitas yang sekarang telah dikembangkan memiliki sasaran GnRH sub-spesies
yang spesifik, sehingga reaksi silangnya rendah, termasuk reaksi silangnya
dengan molekul yang serupa GnRH atau GnRH isoforms (Ferro,et al, 2001).
Vaksin pria yang memacu antibodi terhadap GnRH kemungkinan besar
dapat digunakan untuk terapi hipertropi prostat dan penyakit kanker pria dan
perempuan yang tergantung pada hormon kelamin. Uji klinis fase I sedang
dilakukan pada penderita kanker prostate tahap lanjut (dengan metastase)
menggunakan vaksin yang memacu GnRH tersebut (Talwar, et al, 1992; Talwar,
1997).
Pendekatan vaksinasi kedua adalah berbasis pada immunisasi terhadap
hormon gonadotropin FSH. Pendekatan ini dilakukan karena FSH bersama-sama
androgen lainnya mengatur proses pembentukan sperma (spermatogenesis) yang
terjadi dalam sel Sertoli sementara LH bekerja di sel Leydig yang mengatur
produksi testosteron. Vaksin yang memacu antobodi terhadap FSH hendaknya
tidak mengalami reaksi silang dengan LH, karena turunnya kada LH akan diikuti
penurunan produksi testosteron. Penurunan kadar testosteron akan diikuti
dengan penurunan libido pria. Vaksin yang sedang dikembangkan agar tidak
mengalami reaksi silang dengan LH baru tahap percobaan pada kelinci (Mettens
dan Monteyne, 2002). Sejak lima tahun terakhir ini, pengembangan vaksin
menggunakan FSH yang berasal dari ovine telah dicobakan pada pria, dan
hasilnya cukup baik karena menurunkan jumlah sperma tanpa terjadi reaksi
silang imunitas yang bermakna (Moudgal, Murthy, Kumar et al., 1997).
Dengan penemuan ini imunisasi kontrasepsi terhadap pria terbuka lebar
peluangnya sehingga permintaan untuk pengembangan kontrasepsi pria masih
ada harapan. Namun demikian, pada saat ini vaksin yang sasarannya melalui
auto-antigen pria dengan tanpa efek samping masih jauh dari kenyataan (Delves,
Lund, dan Roitt, 2002a; Delves, Lund, dan Roitt, 2002b; Mettens dan Monteyne,
2002).
44
c.
45
a)
menyolok
antara
efficacy
dan
used-effectiveness
pill
dibanding
dengan
vaksinasi
akan
lebih
tinggi
48
BAB III
PENUTUP
Teknologi Kontrasepsi Terkini (TKT) atau Contraceptive Technology Update (CTU)
merupakan suatu upaya untuk pemutakhiran informasi dan teknologi kontrasepsi.
Penggunaan istilah teknologi terkini, tidaklah indentik dengan penggunaan peralatan
canggih dan piranti yang mahal. Istilah ini diartikan sebagai teknologi tepat guna dan
sesuai untuk institusi pelayanan dengan sumber daya terbatas, dilaksanakan oleh petugas
yang kompeten, dan memberi manfaat maksimal bagi masyarakat atau keluarga yang
membutuhkan pelayanan kontrasepsi berkualitas. Pemahaman tentang teknologi terkini,
juga diharapkan dapat mengurangi/menghilangkan masalah barier medik diantara petugas
klinik yang sebelumnya menjadi penghambat akses bagi keluarga yang membutuhkan
pelayanan KB.
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan upaya itu dapat
bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan
salah satu variebel yang mempengaruhi fertilisasi. (Prawirohardjo, 2006). Kontrasepsi
menurut Mochtar, 2004 adalah cara mencegah terjadinya konsepsi dengan menggunakan
alat atau obat-obatan. Keluarga berencana adalah suatu usaha menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Sedangkan
kontrasepsi menurut BKKBN, 2012 adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma.
Adanya teknologi kontrasepsi terkini akan terus mengantisipasi beberapa hambatan
dalam penggunaan alat kontrasepsi, sehingga dapat mengurangi efek samping, menambah
kenyamanan dalam menggunakan kontrasepsi. Untuk itu setiap tenaga kesehatan harus
mengetahui teknologi-teknologi kontrasepsi terkini, dan dalam hal ini Pemerintah telah
mengadakan pelatihan-pelatihan CTU di daerah-daerah agar pelatihan ini berdistribusi
merata disegala daerah.
49
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, Kunsila.2012. Suntikan KB Untuk Pria. Diperoleh tanggal 19 September 2013
melalui http://www.merdeka.com/sehat/vasalgel-suntikan-kb-untuk-pria.html
Anawalt BD, Herbst BD, Herbst KL et al. Desogestrel plus testosterona effectively
suppresses spermatogenesis but also causes modest weight gain and high density
lipo protein suppression. Fertility and Sterility 2000;14:704-714.
Baker HWG. Management of Male infertility. Ballires Clinical Endocrinology and
Metabolism 2000;14(3):409-422.
Bilian X. Intrauterine Devices. Best Practice & Research Clinical and Gynaecology
2002;16(2):155-168.
Bonanomi M, Lucente G, Silvestrini B. Male fertility: core chemical structure in
pharmacological research. Contraception 2002;65:317-320.
Bray JD, Zhang Z,Winneker RC, Lyttle CR. Regulation of gene expression by RA-910, a
novel progesterone receptor modulator, in T47D cells. Steroids 2003;68:995-1003.
Ferro VA, Khan MA, Latimer VS, Brown D, Urbanski HF, Stimson WH.
Immunoneutralisation of GnRH-I, without cross-reactivity to GnRH-II, in the
development of a highly specific antifertility vaccine for clinical and veterinary
use. J Reprod Immunol 2001;51:10929.
Hartanto, hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Muliasari
Park, Alice . 2012. Condoms and vasectomies are so yesterday. Researchers are working
on a way to zap sperm to control male fertility. Diperoleh tanggal 19 September
2013
melalui
http://healthland.time.com/2012/01/31/sonic-sperm-couldultrasound-be-the-next-male-contraceptive/#ixzz2fj5avJoY
Prawirihardjo,Sarwono. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo Sarwono
Rizal, Syaiful. 2013. Sonicated Sperm : Could Ultrasound Be The Next Male
Contraceptive.
Diperoleh
tanggal
19
September
2013
melalui
iii
http://www.shnews.co/detile-23791-ketika-pil-kb-tak-lagi-harus-ditenggak-kaumhawa.html
Unknown, 2007. Revolution in the Bedroom: German Invents 'Spray-On' Condom to Fit
All
Sizes.
Diperoleh
tanggal
19
September
2013
melalui
http://www.spiegel.de/international/zeitgeist/revolution-in-the-bedroom-germaninvents-spray-on-condom-to-fit-all-sizes-a-518492.html
Unknown.
2012.
Mekanisme
kerja
http://worldhealth.blogspot.com/2012/05/mekanisme-kerja-akdr-alatkontrasepsi.html
AKDR
Unknown. 2013. Unair Kembangkan Pil KB Pria Dari Tanaman Gandarusa Papua.
Diperoleh
tanggal
19
September
2013
melalui
http://www.antaranews.com/berita/391071/unair-kembangkan-pil-kb-pria-daritanaman-gandarusa-papua
Unknown. 2013. Contraceptive Technology Update, FDA Approves smaller levonorgestrel
intrauterine system, a mini mirena. AHC Media
Unknown.
2013.
Upaya
bidan
dalam
menanggulangi
http://biimii0708.wordpress.com/2013/04/09/3/
efek
samping
iv