Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Epilepsi telah dikenal sejak zaman dahulu, dalam tulisan dari tahun 2080 sm telah
ditemukan pengenalan akan gejala-gejala epilepsi. Pada masa itu epilepsi masih dihubungkan
dengan pengaruh gaib, roh jahat dan pengaruh dari luar lainnya yang menimpa penderita.
Anggapan ini terus berkembang sampai tahun 400 sm, ippo!rates pada bukunya "On The
Sacred Disease# mengemukakan bah$a penyakit ini bukan disebabkan oleh tenaga
supernatural atau pengaruh gaib tetapi disebabkan karena perubahan dalam otak.
%i negara kita pun sudah lama dikenal terbukti dengan adanya nama lokal untuk
penyakit ini yang disebut sa$an, ayan atau !elengan dan hingga saat ini masih banyak yang
menghubungkannya dengan hal gaib dan berusaha menyembuhkan dengan !ara-!ara mistik.
ingga saat inipun penatalaksanaan penderita epilepsi belum men!apai optimal, hal ini
disebabkan karena pengertian yang salah mengenai epilepsi masih berkembang di masyarakat
sehingga sebagian penderita tidak diba$a berobat malahan disembunyikan karena dianggap
sakit ji$a, memba$a sial, dan aib bagi keluarga. &edangkan tenaga kesehatan sendiri masih
banyak yang ragu-ragu mendiagnosa dan memberikan pengobatan.
'alaupun belum pernah dilakukan penyelidikan epidemiologis tentang epilepsi di
(ndonesia, dapat dikatakan bah$a epilepsi tidak jarang dijumpai dalam masyarakat. )ika
dipakai angka-angka pre*alensi dan insidens epilepsi yang didapatkan dalam kepustakaan,
yakni pre*alensi +-,0 per ,000 dan insidens 0,+ per ,000. -aka dapat diperkirakan bah$a di
(ndonesia yang berpenduduk sekitar ,80 juta orang, terdapat .00.000-,.800.000 orang
dengan epilepsi, sedangkan insidens adalah .0.000 kasus epilepsi baru tiap tahun. Angka-
angka tersebut mengejutkan jika dibandingkan dengan angka pre*alensi penyakit-penyakit
lain yang terdapat di (ndonesi. (ni !ukup memprihatinkan, terutama bila para penyandang
epilepsi tidak ditangani dengan baik sehingga menimbulkan masalah sosial dan menjadi
beban bagi keluarganya dan masyarakat. %i negara-negara yang sedang berkembang seperti
(ndonesia dimana jumlah spesialis masih ke!il, sebagian besar penyandang epilepsi
diharapkan dapat ditanggulangi oleh dokter umum. %alam penanggulangan epilepsi
pengobatan dengan obat-obat antikon*ulsi menduduki tempat terpenting, meskipun /aktor-
/aktor yang dapat mempengaruhi kehidupan mereka yang menyandang epilepsi seperti /aktor
1
psikososial, lingkungan keluarga, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya perlu diperhatikan
juga. &ejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan terutama bidang kedokteran
pengetahuan mengenai epilepsi pun berkembang dengan pesat sehingga penatalaksanaan pun
semakin baik sehingga kualitas hidup penderita makin dapat ditingkatkan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Epilepsi
Epilepsi merupakan gangguan gangguan susunan syara/ pusat 0&&P1 yang di!irikan
oleh terjadinya serangan 0seizure, fit, attack, spell1 yang bersi/at spontan 0unprovoked) dan
berkala. &erangan dapat diartikan sebagai modi/ikasi /ungsi otak yang bersi/at mendadak dan
sepintas, yang berasal dari sekelompok besar sel-sel otak, bersi/at sinkron dan berirama.
(stilah epilepsi tidak boleh digunakan untuk serangan yang terjadi hanya sekali saja, serangan
yang terjadi selama penyakit akut berlangsung, dan occasional provoked seizures misalnya
kejang atau serangan pada hipoglikemi.
Epilepsi berdasarkan etiologi dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu sebagai
berikut.
a. Epilepsi idiopatik, yaitu epilepsi yang tak ditemukan /aktor penyebab bangkitan
epilepsinya.
b. Epilepsi simptomatik, yaitu epilepsi sebagai akibat atau gejala dari penyakit lain.
Epilepsi idiopatik biasanya dimulai terjadi pada usia lebih dari 2 tahun, sedangkan
yang simptomatik dapat dimulai dari neonatus hingga usia lanjut sebagai akibat kelainan
kongenital, trauma kelahiran, gangguan metabolik dan in/eksi, kera!unan, kelainan struktural
misalnya pada abses atau tumor otak, kelainan *askuler dan !edera kepala sedangkan pada
usia lanjut penyebab tersering adalah kelainan serebro*askuler dan tumor serebri.
%itinjau dari segi klinik, pato/isiologis dan praktis epilepsi dapat dide/inisikan sebagai
bangkitan yang diakibatkan oleh lepasnya muatan listrik neuron serebral yang berlebihan
se!ara berkala, dapat memberikan gejala gangguan kesadaran, gerakan involunter, gangguan
sensorik, motorik, peningkatan akti*itas otonom dan berbagai gangguan psikis.
2.2 Sejarah Epilepsi
3
3eterangan rin!i tentang epilepsi yang paling tua terdapat di lembaran 4abylon yang
tersimpan di British Museum. 4ab ini merupakan bagian dari buku teks kedokteran 4abylon
yang terdiri dari 40 lembar, dibuat pada tahun 2000 &-. Pada lembaran tadi termuat !atatan
berbagai jenis serangan epilepsi yang berbeda sebagaimana yang kita ketahui sekarang ini.
5raian tentang epilepsi tadi menekankan betapa epilepsi disebabkan atau dipengaruhi oleh
kekuatan supranatural, dengan tiap jenis serangan dikaitkan dengan nama roh atau setan.
%engan demikian terapinya didasarkan atas kekuatan spritual.
3ata epilepsi berasal dari 6unani epilepsia yang berarti serangan. -asyarakat per!aya
bah$a epilepsi disebabkan oleh roh jahat dan juga diper!aya bah$a epilepsi merupakan
penyakit yang bersi/at su!i. al ini merupakan latar belakang adanya mitos dan rasa takut
terhadap epilepsi. -itos tersebut me$arnai sikap masyarakat dan menyulitkan upaya untuk
memba$a penderita epilepsi ke dalam kehidupan normal.
ippo!rates per!aya bah$a epilepsi bukanlah penyakit yang bersi/at su!i atau
keramat. %ia menganggap bah$a epilepsi merupakan penyakit yang didasari oleh adanya
gangguan di otak, pandangan ini merupakan suatu hal yang re*olusioner. %ia menyarankan
untuk memberi terapi /isik, bukan terapi spiritual, dan dia menyatakan bah$a bila penyakit
menjadi kronis maka penyakit tadi tidak dapat disembuhkan. Pada pertengahan abad ke ,.
epilepsi memperoleh perhatian se!ara sungguh-sungguh. Pada tahun ,8+7 &ir 8harles 9o!o!k
untuk pertama kalinya mengenalkan sedativa sebagai pengendali serangan epilepsi. Pada
tahun ,870 )ohn ughlings )a!kson mengenali korteks otak sebagai bagian yang terlibat
dalam epilepsi. Pada tahun ,.2. ans 4erger memperlihatkan bah$a gelombang listrik di
otak manusia dapat direkam.
ans 4erger, seorang spesialis kedokteran ji$a, mengembangkan human
electroencephalograph pada saat itu dikenal juga sebagai EEG rains!aves" -an/aat EE:
tadi mulai dirasakan pada tahun ,.20, yaitu dalam bidang epilepsi. EE: menunjukkan
adanya !etusan listrik di otak, di samping itu EE: juga menunjukkan pola !etusan
gelombang otak yang berbeda. EE: berman/aat untuk menentukan letak sumber !etusan
listrik di otak. %alam perkembangannya EE: juga berperan dalam persiapan terapi bedah
untuk epilepsi, hal demikian ini dikembangkan sejak tahun ,.+0 baik di 9ondon, -ontreal,
maupun di Paris.
Pada pertengahan abad ke 20, EE: permukaan menjadi alat standar untuk
menentukan diagnosis dan klasi/ikasi serangan. ;amun demikian, sebagaimana setiap
4
penemuan alat baru, banyak terjadi penyalahgunaan, penggunaan yang berlebihan, maupun
kesalahan interpretasi yang berkaitan dengan EE:. al ini terutama terjadi pada orang-orang
yang tidak berpengalaman. &elama pertengahan pertama abad ke 20, obat utama untuk
epilepsi adalah /enobarbital 0,.,21 dan /enitoin 0,.281. 3emudian sejak tahun ,.<0
ditemukan berbagai ma!am =AE baru. Penemuan tersebut didasarkan atas pengetahuan yang
maju tentang akti*itas elektrokimia di otak, terutama neurotransmitter pema!u 0e#citator$)
dan penghambat 0inhiitor$1.
Pendorong lain dalam bidang kemajuan pengetahuan dan terapi epilepsi adalah
ditemukannya comuterized a#ial tomograph$ 08A>1 scan, magnetic, resonance imaging
0-?(1, -?( spectroscop$, dan positron emission tomograph$ 0PE>1. Alat-alat tadi mampu
mengungkapkan lesi di otak yang bertanggung ja$ab atas terjadinya epilepsi.
The %nternational &eague 'gainst Epilepsi 0(9AE1, suatu organisasi pro/esional yang
memikirkan segala aspek epilepsi, didirikan pada tahun ,.0.. Pada tahun ,.<2 didirikan
organisasi yang setara dengan (9AE, diberi nama The %nternational Bureau for Epilepsi
0(4E1. Pada tahun ,..7 kedua organisasi tersebut bersama-sama dengan '=
menyelenggarakan Gloal 'nti(epilepsi )ampaign"
2. Klasi!ikasi Epilepsi
3lasi/ikasi bangkitan epilepsi 0(9AE, ,.8,1 dibuat berdasarkan gejala klinik
gambaran EE: saat serangan 0iktal1 dan diluar serangan 0interiktal1.
,1 4angkitan /okal
a. &ederhana
-ani/estasi klinik dapat ber*ariasi tergantung dari susunan sara/ pusat yang
terkena, dapat menetap atau menyebar tetapi terbatas pada satu hemis/er sehingga
bangkitan dapat terjadi pada salah satu bagian tubuh dan dapat menyebar pada sisi
tubuh yang sama. 4angkitan ini dapat terlihat sebagai gangguan motorik dengan
adanya kejang tonik-klonik pada satu bagian tubuh, terutama kepala atau mata,
bangkitan postural dimana lengan atau tungkai menjadi kaku pada sikap tertentu,
gangguan /onasi atau bi!ara. 4angkitan somato-sensorik berupa perasaan seperti
ditusuk jarum, rasa sebal, rasa nyeri atau terbakar. 4angkitan sensorik khusus berupa
bangkitan *isual biasanya sederhana dan tidak terbentuk. 4angkitan auditorik berupa
bisikan, bunyi lon!eng. 4angkitan ol/aktorik dengan ter!ium bau biasanya yang tidak
menyenangkan seperti bau mayat, tinja dan lain-lain. 4angkitan gustatorik dengan
halusinasi rasa ke!ap. 4angkitan *ertigo dengan rasa berputar dapat dirinya atau
5
benda disekitarnya, bangkitan otonom sebagai muntah, pu!at, berkeringat,
inkontinensia urine atau tinja dapat pula berupa bangkitan psikis berupa perubahan
dari ingatan akan suatu perjalanan, $aktu, keadaan seperti bermimpi, de *avu 0kembali
ke keadaan lampau1 dan *amais+vu 0tak mengenal kembali kejadian lampau1.
4angkitan gangguan kogniti/ dengan distorsi $aktu dan depersonalisasi. 4angkitan
dengan gejala a/ekti/ dengan rasa sangat senang, rasa takut, depresi.
b. 3ompleks
4ila bangkitan parsial sederhana disertai ganguan kesadaran. 6ang dimaksud
dengan gangguan kesadaran disini tidak hanya derajat kuantitati/ saja 0somnolent,
sopor1, juga perubahan derajat kesiagaan 0a!areness yaitu kontak penderita dengan
kejadian dan kemampuan mengingat kembali kejadian dan respons penderita terhadap
rangsang luar yaitu kemampuan penderita untuk melaksanakan suatu perintah atau
gerakan yang dikehendaki1.
!. 5mum sekunder
4ila bangkitan parsial sederhana atau parsial kompleks berkembang umum tonik
klonik disertai gangguan kesadaran.
21 4angkitan umum
a. 9ena 0asence1
%imana terjadi kehilangan kesadaran biasanya singkat sekali 0beberapa detik
sampai setengah menit1 ditandai dengan penghentian akti/itas yang sedang
berlangsung, pandangan kosong disertai rotasi bola mata ke atas, dapat disertai
gerakan motorik ringan, misalnya kedutan pada kelopak mata atau sudut mulut, mulut
menge!ap-nge!ap serangan biasanya sering, dalam satu hari dapat beberapa ratus kali.
4iasanya terdapat pada anak-anak usia 2 sampai ,+ tahun, gambaran EE: khas yaitu
adanya gelombang 2 spd, dahulu dikenal sebagai petitmal, ditemukan pada 40@
penderita lena.
b. -ioklonik
-ioklonik terjadi kontraksi otot yang bersi/at menyentak 0jerking1 serangan
mioklonik dapat berulang dengan !epat atau hanya sekali-sekali.
!. >onik, klonik atau tonik-klonik
4angkitan umum tonik, klonik atau tonik-klonik merupakan serangan berupa
gangguan kesadaran dikuti oleh keadaan tonik sampai pada otot perna/asan sehingga
terjadi stridor dan jeritan epilepti! diikuti oleh kejang tonik klonik pada seluruh tubuh.
4angkitan ini telah dikenal sebagai granmal. )enis bangkitan ini dapat dimulai ada
masa anak-anak sampai dengan de$asa.
d. Atonik
6
4angkitan umum atonik, penderita kehilangan tonus otot se!ara mendadak
sehingga terjatuh, bila berlangsung singkat terjadi drop attack.
2." Pat#!isi#l#gi Epilepsi
&erangan epilepsi terjadi apabila proses eksitasi di dalam otak lebih dominan daripada
proses inhibisi. Perubahan-perubahan di dalam eksitasi a/eren, disinhibisi, pergeseran
konsentrasi ion ekstraselular, voltage(gated ion(channel opening, dan menguatnya sinkroni
neuron sangat penting artinya dalam hal inisiasi dan perambatan akti*itas serangan epileptik.
Akti*itas neuron diatur oleh konsentrasi ion di dalam ruang ekstraselular dan intraselular, dan
oleh gerakan keluar masuk ion-ion menerobos membran neuron.
&erangan epilepsi akan mun!ul apabila sekelompok ke!il neuron abnormal mengalami
depolarisasi yang berkepanjangan berkenaan dengan !etusan potensial aksi se!ara !epat dan
berulang-ulang. 8etusan listrik abnormal ini kemudian "mengajak# neuron-neuron sekitarnya
atau neuron-neuron yang terkait di dalam proses. &e!ara klinis serangan epilepsi akan tampak
apabila !etusan listrik dari sejumlah besar neuron abnormal mun!ul se!ara bersama-sama,
membentuk suatu badai akti*itas listrik di dalam otak. 4adai listrik tadi membuktikan
berma!am-ma!am serangan epilepsi yang berbeda 0lebih dari 20 ma!am1, bergantung pada
daerah dan /ungsi otak yang terkena dan terlibat. %engan demikian dapat dimengerti apabila
epilepsi tampil dengan mani/estasi yang sangat ber*ariasi.
4eberapa keadaan yang dapat men!etuskan bangkitan epilepsi diantaranya /aktor
genetik dimana sel neuron mempunyai /aktor instrinsik untuk terjadinya lepas muatan listrik
yang abnromal, perubahan pada sel yang ditimbulkan oleh gangguan keseimbangan elektrolit
misalnya anoksia, hipoksia, hipokapnia, hipoglikemia, hiperglikemia, hipokalssemia,
dehidrasi, gangguan hormon adrenal dan progestron, gangguan pelepasan neurotransmitter
misalnya pada kerusakan serebral atau adanya toksin
2.$ Serangan Epilepsi
%idalam klasi/ikasi sindrom epilepsi menurut (9AE terdapat berbagai ma!am
sindrom yang tidak seluruhnya sering dijumpai maupun mudah dikenali. >api disini akan
dibahas sindrom epilepsi yang sering dijumpai.
2.$.1 Epilepsi U%&% T#nik'Kl#nik
7
Epilepsi jenis ini dikenal pula sebagai grand mal epileps$ atau generalized tonic(
clonic seizures 0:>8&1, mengenai 2 dari ,0.000 populasi. &erangan meliputi seluruh tubuh,
dimulai dengan rigiditas otot-otot tubuh 0tonik1 keudian diikuti oleh kontraksi otot-otot se!ara
ritmik 0klonik1, dan kehilangan kesadaran. &erangan dapat terjadi pada laki-laki maupun
$anita, umur berapa saja, dan !enderung menjadi kronis. Epilepsi jenis ini dapat bersi/at
idiopatik maupun simtomatik.
2.$.2 Epilepsi U%&% Absence
Epilepsi asence meliputi ,0@ kasus epilepsi pada usia anak-anak, mempunyai
prognosis yang baik. &ekitar 40@ kasus dapat mengalami serangan tonik-klonik dan hal
demikian ini dapat diobati dengan *alproat. &erangan tonik dan klonik pada umumnya terjadi
pada golongan laki-laki dengan a$itan pada umur 8 tahun dan terapi a$al tidak memberikan
hasil yang baik.
Pada penderita epilepsi asence tidak dijumpai kelainan neurologis lainnya dan
kognisinya juga normal. ;amun demikian serangan asence dapat mengakibatkan kesulitan
belajar dan seterusnya menghambat kemampuan belajar penderita. Epilepsi asence lebih
banyak terjadi pada anak-anak perempuan daripada laki-laki 02A,1. A$itan serangan terjadi
pada umur +-,0 tahun, namun demikian dapat mun!ul pada umur 2-,2 tahun.
2.$. Sin(r#% Lenn#)'*asta&t
&9: merupakan salah satu bentuk epilepsi yang berat. &9: mun!ul pertama kali pada
umur ,-,4 tahun, rata-rata 2 tahun. -un!ulnya serangan dipermudah oleh rasa mengantuk
atau bahkan tanpa rangsangan dapat mun!ul serangan. %i Eropa, per*alensi &9: adalah 0,,-
0,28B,000 penduduk. (nsedensi tahunan mendekati angka 2B,00.000 anak. %i antara anak-
anak yang mengalami keterlambatan intelektual maka 7@ dari mereka mengalami &9:, dan
diantara anak-anak yang diasramakan karena keterlambatan intelektual maka ,<,2@
mengalami &9:.
&9: di!irikan oleh adanya berbagai jenis serangan, meliputi serangan tonik, atonik,
mioklonik dan asence tidak khas, terjadi setiap hari. &erangan ini sukar diatasi dengan obat
antikon*ulsan, dan prognosis biasanya buruk. &9: dapat terjadi tanpa sebab yang jelas,
sering dihubungkan dengan berbagai abnormalitas yang ada sebelumnya, seperti anomali
perkembangan, kelainan metabolik, dan in/eksi otak.
8
2.$." Epilepsi L#+&s ,r#ntalis
:ambaran umum yang membedakan epilepsi jenis ini dengan bukan epilepsi adalah
serangan besi/at stereopatik, terjadi selama penderita tidur, serangan berlangsung sebentar,
segera mengalami generalisasi sekunder, mani/estasi motorik menonjol, dan otomatisme
kompleks. Apabila hanya didasarkan atas ri$ayat maka gejala akan sulit untuk dibedakan
dengan gejala nonepilepsi. >idak jarang terjadi bah$a penderita epilepsi lobus /rontalis
terlebih dahulu dikirim ke spesialis kedokteran ji$a dan bukan ke spesialis sara/. Epilepsi ini
dilatar belakangi oleh berbagai ma!am penyakit, antara lain disgenesis kortikal, gliosis,
mal/ormasi *askular, neoplasma, in/eksi, dan anoksia. %isamping itu ada yang bersi/at
genetik dengan pe$arisan autosomal dominant.
2.$.$ Epilepsi L#+&s -ksipitalis ,#t#sensiti! I(i#patik
Epilepsi jenis ini merupakan sebagian besar dari epilepsi re/leks, serangan epilepsi
dirangsang oleh !ahaya atau sinar di sekeliling penderita. Pada tahun ,.48 :astaut et al.
melaporkan bukti adanya hubungan antara serangan epilepsi dengan !ahaya yang masuk ke
mata penderita, ialah dengan pemberian rangsangan !ahaya se!ara intermiten terhadap
penderita epilepsi yang sensiti/ terhadap !ahaya. 4erdasarkan data di klinik atau pusat
epilepsi, maka proporsi epilepsi jenis ini adalah 0,4@ dari 2.447 penderita epilepsi yang
dira$at di klinik tersebut. Penderita perempuan lebih banyak daripada laki-laki 04A,1.
&ebagian besar penderita adalah kalangan remaja.
Epilepsi jenis ini di!irikan oleh serangan parsial yang mun!ul pada masa remaja.
&erangan umum sekunder tidak jarang terjadi. Caktor pen!etus yang paling sering dijumpai
adalah tele*isi dan *ideo games. Cenomena *isual merupakan a$al mani/estasi serangan.
Para penderita umumnya menjelaskan adanya bintik atau lingkaran yang !emerlang, dengan
$arna yang jelas atau ber$arna-$arni. &ementara itu beberapa penderita melaporkan adanya
kebutaan yang mendadak atau pandangan menjadi sangat tidak jelas. Cenomena *isual
biasanya diikuti oleh tahap versive, kepala dan mata mengalami de*iasi. Apabila serangan
berlanjut maka biasanya urutan serangan berikutnya adalah rasa tidak enak di perut, tidak
responsi/ terhadap sekelilingnya, dan muntah. 4eberapa penderita mengeluh nyeri kepala
yang bersi/at tajam atau seperti tertikam.
2.. Jenis'jenis Serangan Epilepsi
9
&erangan epilepsi sangat ber*ariasi, $alaupun demikian se!ara indi*idual serangan
epilepsi bersi/at stereotipik. &ebagian besar penderita epilepsi tidak menunjukkan kelainan
/isik, serangan hanya berlangsung sepintas tanpa dapat diperkirakan sebelumnya. &ementara
itu, serangan epilepsi ber*ariasi dalam $aktu, tingkat penurunan kesadaran, perasaan
subjekti/ 0sensorik1, mani/estasi objekti/ 0motorik, kejang1, dan perubahan psikologis.
&erangan epilepsi yang nonkon*ulsi/ lebih sulit dikenali daripada yang bersi/at
kon*ulsi/ dan akan lebih sulit lagi apabila serangan nonkon*ulsi/ tadi disertai oleh perubahan
status mental, perubahan tingkah laku, atau gejala psikiatrik lainnya. al demikian ini juga
berlaku untuk status epilepatikus yang bersi/at nonkon*ulsi/.
,1 Epilepsi lobus temporalis 0E9>1
Pada umumnya epilepsi yang tidak terdiagnosis termasuk dalam kelompok epilepsi
parsial terutama yang tidak mempunyai gejala kejang. %ari kelompok ini yang paling
menonjol adalah E9> atau epilepsi psikomotor. E9> meliputi sepertiga dari seluruh
jenis epilepsi yang serangannya sering melibatkan unsur psikis. -ani/estasi E9>
sangat ber*ariasi, berupa sensasi epigastrik, halusinasi, gangguan memori, keadaan
seperti mimpi, otomatisme primer, gangguan a/ekti/ dan hipergra/ia.
a. &ensasi epigastik
&ensasi epigastrik sebenarnya lebih merupakan halusinasi somatik, biasanya
hanya berupa rasa tidak enak ber!ampur dengan perasaan takut. &ensasi epigastrik ini
biasanya naik ke dada, tenggorokan, dan kemudian ke mulut. Dariasi lainnya adalah
mun!ulnya sensasi tertentu di daerah mulut dan bibir sehingga mulut penderita
berkomat-kamit atau menge!apkan lidah dan bibir berkali-kali. :ejala-gejala tersebut
bersumber pada /okus epilepsi di lobus temporalis bagian anterior dan kadang-kadang
melibatkan amigdala.
b. alusinasi
Pada E9> dapat terjadi halusinasi pembauan atau penghidupan, penge!apan lidah,
pendengaran, penglihatan dan *estibular. :angguan *isual kadang-kadang lebih
bersi/at ilusi daripada halusinasi, misalnya benda-benda terlihat lebih ke!il
0mikropsia1, terlihat lebih jauh atau terlihat terpilin. Pada beberapa penderita dapat
terjadi perubahan orientasi *isual se!ara mendadak ataupun perubahan dalam hal
depth perception. alusinasi kadang-kadang disertai oleh perubahan dalam apresiasi
terhadap ke!epatan atau intonasi bi!ara serta gangguan persepsi $aktu. Cenomena
*estibular dapat berupa *ertigo paroksismal.
!. :angguan memori
:angguan memori dan keadaan seperti mimpi meliputi d$smnesic s$ndrome ,de*a
vu, *amais vu) dan keadaan seperti mimpi. Penderita sering merasa seakan-akan
melayang-layang atau terapung-apung atau merasa bah$a antara ji$a dan raganya
10
seolah-olah terpisah. %i samping itu sering pula terdapat gangguan a/ekti/ yang
berupa perasaan takut, panik, !emas, ekstase, depresi atau kombinasi dari berbagai
episoda tadi. al-hal tadi merupakan /enomena temporolimbik.
d. ipergra/ia
ipergra/ia meliputi tiga hal pokok, ialah !ara penulisan 0misalnya memakai
bayangan !ermin, kode, $arna tinta yang berbeda-beda kaligra/i1, ritualized script
e#essive 0misalnya panjang tulisan danBatau /rekuensi serta lamanya menulis1, dan isi
atau tema tulisan 0misalnya /iloso/i, etika, moral, agama1. ipergra/ia merupakan
salah satu perubahan tingkah laku 0yang lainnya adalah hiperemosionalisme,
obsesionalisme, religiousit$, perubahan tingkah laku seksual dan circumstantialit$1
yang terdapat pada E9>. ;amun demikian hubungan antara dis/ungsi lobus temporalis
dengan perubahan tingkah laku tadi masih belum jelas benar.
e. Aura
&erangan epilepsi pada E9> dapat bersi/at tunggal. &erangan tunggal ini dapat
ber/ungsi sebagai aura apabila sesudah serangan tadi mun!ul serngan-serangan
epilepsi lainnya. %engan demikian aura merupakan tanda dari serangan parsial
kompleks.
21 Epilepsi re/leks
%i samping E9> maka ada jenis epilepsi lainnya yang sulit dikenali sehingga dapat
lolos dari diagnosis epilepsi. Epilepsi re/leks 0E?1 adalah salah satu !ontoh epilepsi
yang dapat membingungkan penderita, keluarganya, atau bahkan dokter yang
memeriksanya. 6ang membingungkan bukan jenis serangannya melainkan kejadian-
kejadian sebelum mun!ulnya serangan. Pada E? terdapat serangan se!ara teratur,
dalam bentuk serangan parsial maupun umum, sesudah penderita menerima rangsang
tertentu yang jelas diketahui jenisnya. Cenomena ini seringkali dipergunakan dalam
pemeriksaan EE: yang meman/aatkan stimulasi /otik dan hiper*entilasi. (stilah E?
mengandung makna yang luas. &ejak mun!ulnya laporan tentang beberapa kasus E?
sebagai akibat dari parasit dalam usus, masturbasi, dan lain-lain yang bersi/at
noncausative faktors maka terjadilah kebingungan dalam hal makna E? yang
sebenarnya. &ehubungan dengan hal ini, Pen/ield dan Eri!kson pada tahun ,.4,
mengusulkan istilah yang dianggap lebih !ermat dan speisi/k, ialah sensor$(
precipitated seizures"
a. Photi!-indu!ed epilepsi
Epilepsi jenis ini disebut pula sebagai photosensitive epilepsi, merupakan salah
satu jenis E? yang membingungkan penderita, keluarga, maupun dokter yang
memeriksanya. Epilepsi jenis ini dapat terjadi dalam berbagai keadaan misalnya
11
perubahan sinar yang redup menjadi terang benderang, berkendaraan di sepanjang
deretan pepohonan di mana sinar matahari menerobos sela-sela dedauanan, melihat
roda berputar, melihat bandul berayun, melihat kedipan !ahaya tele*isi atau lampu
neon, dan bahkan dapat self(induced ialah ketika penderita melambaikan tangan di
antara matanya dengan sumber !ahaya. )enis serangan epilepsi ber*ariasi dari gerakan
yang tak bermakna, lena, sampai kejang umum.
b. -attern(evoked seizures
&ebagaimana photic(induced epilepsi maka jenis serangan seperti ini termasuk
kelompok visuall$(induced epilepsi dan lebih jarang dijumpai. Apabila penderita
melihat pola khusus atau tertentu misalnya kisi-kisi atau deretan garis *ertikal atau
horizontal, maka akan mun!ul serangan lena. &ebagai !ontoh, keluarga penderita tidak
menyadari adanya /enomena ini, tetapi setelah ditelusuri se!ara retrospekti/ maka
terungkap bah$a penderita mengalami serangan epilepsi berulang kali setiap kali dia
mengenakan pakaian bermoti/ kotak-kotak atau bergaris.
!. E$e(closure seizures
)enis serangan ini juga termasuk kelompok visuall$(induced epilepsi, disebut pula
dengan closing(the(e$es epilepsi. 3edipan atau tertutupnya mata dapat menginduksi
paro#$smal discharges yang tampak pada EE: serta merangsang mun!ulnya serangan
epilepsi.
Ada beberapa pandangan mengenai mekanisme terjadinya serangan se!ara
re/lektorik tadi. %iperkirakan bah$a serangan tadi didasarai oleh mekanisme
propriosepti/, kemudian ada pula yang berpendapat bah$a serangan tadi didasari oleh
mekanisme hubungan antara menutupnya kelopak mata dengan pusat kesadaran di
/ormasio retikularis. %i samping itu ada pula yang menduga bah$a mekanismenya
didasari oleh penekanan tangsang *isual se!ara mendadak. ;amun demikian
semuanya tadi tidak memberikan kejelasan. 3emudian mun!ul teori lain yang
mengatakan bah$a serangan tadi mungkin disebabkan oleh !ahaya yang menerobos
sela-sela atau !elah palpebra.
d. Eating(evoked epilepsi
&erangan epilepsi diinduksi oleh akti/itas makan 0mengunyah, menelan1. )enis
epilepsi ini merupakan E? kompleks yang bersumber di lobus temporalis dan daerah
suprasyl*ii. Pada umumnya penderita tidak menyadari adanya hubungan antara
serangan epilepsi yang ada dengan akti*itas makan. 4agi yang menyadari /enomena
ini maka penderita !enderung takut untuk makan dengan akibat berat badan menurun
dan berikutnya terjadi gangguan nutrisi.
12
&erangan mioklonik pada jenis E? ini dirangsang oleh proses menelan makanan.
%alam hal ini rangsangan tidak dipengaruhi oleh suhu, rasa, susunan, makanan,
lamanya makan atau tingkat proses menelan. &erangan epilepsi dimulai dengan
kehilangan kesadaran se!ara singkat, sering diiringi oleh otomatisme dan kemudian
diikuti oleh kelemahan otot /aring, laring, lidah, $ajah, dan leher. %engan demikian
terjadi kelemahan otot-otot bulbar, penderita tidak mampu menelan dan berbi!ara,
sementara itu penderita masih tetap mengerti semua perintah yang bersi/at kompleks.
&erangan tadi disertai oleh gelombang paku 0spike !aves1 pada EE: yang berasal dari
/isura &yl*ii kiri.
e. &anguage epilepsi
4entuk lain dari E? adalah language epilepsi yang didominasi oleh reading
epilepsi" %ikenal dua jenis reading epilepsi ialah primar$ reading epilepsi 0P?E1 dan
secondar$ reading epilepsi 0&?E1. 5ntuk pertama kali kasus P?E dilaporkan oleh
4i!k/ord et al" pada tahun ,.+<. -ani/estasi P?E meliputi serangan mioklonik yang
singkat pada otot rahang, $ajah, dan lidah sering kali disertai *okalisasi, kehilangan
kesadaran sejenak, serta kehilangan sebagian kalimat yang sedang diba!anya.s
erangan berupa kejang tonik-klonik.
8iri lain dari P?E adalah terjadi pada usia dasa$arsa kedua, ri$ayat keluarga
positi/, tidak ada de/isit neurologis. 8iri-!iri tadi untuk membedakan antara P?E dan
&?E. Pada &?E serangannya tidak bergantung pada akti*itas memba!a, tidak ada
mioklonik otot rahang, dan resting EEG biasanya abnormal. &ementara itu pada P?E
menunjukkan resting EEG yang normal dan ketika sedang memba!a maka pada
rekaman EE: mun!ul gelombang epilepti/orm.
&erangan pada reading epilepsi tidak berhubungan dengan materi yang sedang
diba!a, namun demikian ada kasus yang mengalami serangan ketika sedang memba!a
bahasa asing di mana penderita berusaha untuk memahaminya. Ada pula kasus yang
menunjukkan serangan pada saat sedang menulis, mengetik main piano, dan memba!a
notasi musik tanpa syair. 4erdasarkan kasus-kasus tersebut timbul kesan bah$a
reading epilepsi merupakan suatu ganguan komunikasi dan serangannya dirangsang
oleh akti*itas /ungsi luhur.
/. 'uditor$(evoked seizures
?angsangan pada E? jenis ini bersi/at spesi/ik misalnya dering pesa$at telepon,
suara tertentu, atau musik tertentu. Ada pula rangsangan yang tidak spesi/ik misalnya
suara yang keras dan mendadak. Pada startle of acousticomotor seizures rangsangan
suara bersi/at sangat mengejutkan dengan gejala m$oclonic *erk yang bersi/at tunggal
dan kemudian mn!ul berulang-ulang disusul oleh kejang tonik dan akhirnya kejang
13
tonik-klonik. Pada musicogenic seizures timbul serangan psikomotor disertai adanya
gelombang distrimik di daerah lobus temporalis.
g. E$elid m$oclonia
E$elid m$oclonia 0E-1 ada yang disertai asence 0E-A1 dan ada yang tanpa
asence" untuk pertama kali E-A dilaporkan oleh )ea*ons pada tahun ,.77. &ampai
dengan tahun ,..< ada . laporan dan kon/irmasi mengenai E-A tadi. Pada a$alnya
E-A disalahartikan sebagai tic atau manerisme. :ambaran klinisnya adalah sebagai
berikut adalah mata berkedip-kedip bersama-sama dengan kepala mendongak
tersentak-sentak dan bola mata melirik ke atas se!ara ritmis. :erakan tersebut
berlangsung singkat, dalam satu hari dapat terjadi ratusan kali, disertai dengan
penurunan kesadaran, dipi!u oleh sinar matahari atau !ahaya yang berkedip-kedip.
21 .nclassified seizures
a. /ersive seizures
&erangan epilepsi di!irikan oleh gerakan memalingkan kepala ke arah satu sisi
dan disertai oleh lirikan bola mata ke arah yang sama. 5ntuk pertama kalinya kasus
ini dilaporkan oleh )ohn ughlings )a!kson pada tahun ,880. :erakan tersebut
berlangsung beberapa detik yang kemudian diteruskan dengan kejang atau berhenti
begitu saja. 3adang-kadang kepala dan badan bersama-sama bergerak memutar ke
arah satu sisi, gerakan ini terjadi se!ara mendadak. %ikenal adanya contraversive
seizures kepala berpaling ke arah yang berla$anan dengan /okus epilepsi. &edang
ipsiversive seizures kepala berpaling ke arah /okus epilepsi. 3eduanya bersumber
pada /okus epilepsi di lobus /rontalis, temporalis, atau oksipitalis.
b. /olvular epilepsi
Epilepsi jenis ini di!irikan oleh gerakan berputar, dengan langkah-langkah ke!il,
satu sampai dengan beberapa kali putaran, sementara itu penderita tetap sadar tetapi
tidak mampu berbi!ara. Pada beberapa kasus dapat pula diakhiri dengan kejang umum
dan penurunan kesadaran. Cokus epilepsi tidak terbatas di daerah temporal saja tetapi
juga terdapat di daerah /rontal bagian depan, parietal, dan oksipital.
/ersive seizures dan volvular epilepsi menunjukkan gerakan mendadak dan aneh
0terutama bagi a$am1 sehingga ada kemungkinan di!arikan pertolongan kepada ihak
nonmedik. &ementara itu bagi klinis ada kemungkinan bah$a gerakan tersebut
dianggap sebagai perubahan tingkah laku atau sekedaar sebagai suatu tortikolis
spasmodik.
!. 'phasic seizures
)enis serangan ini bersi/at sepintas dan dapat mun!ul sebagai satu-satunya
mani/estasi klinis. Pada beberapa kasus serangan a/asia diikuti oleh gerakan klonik
pada otot $ajah. 3omponen a/asia ini pada umumnya merupakan suatu serangan yang
14
dirangsang oleh musik dengan si/at suara tertentu. %engan demikian ada yang
mengganggap atau memasukkannya ke dalam jenis musicigenic epilepsi"
d. Epileptic dizziness
Dizziness diartikan sebagai perasaaan kehilangan keseimbangan dalam $aktu
sepintas. Dizziness dapat mun!ul sebagai akibat gangguan /ungsi sistem *estibular di
sembarang tempat antara telinga dan korteks serebri. %i samping itu dapat pula terjadi
pad multplesclerosis dan hiper*entilasi yang berkaitan dengan ke!emasan atau
ketegangan emosional.
Epileptic dizziness diperkenalkan oleh )ohn ughllings )a!kson dan kemudia
oleh :o$ers lebih dari ,00 tahun yang lalu. &erangan ini sering mu!nul sebagai
bagian dari aura ada kejang umum. ;amun demikian epilepsi jenis ini lebih spesi/ik
untuk epilepsi lobus temporalis. Pada beberapa kasus serangan dapat bersi/at tunggal
yang mun!ul se!ara periodik dan didukung oleh gambaran EE: yang abnormal
dengan berbagai jenis gelombang, tanpa disertai gangguan /ungsi *estibular.
BAB III
PE/BAHASAN
.1 Pen0e+a+ (an Pe%i1& Serangan Epilepsi
.1.1 Pen0e+a+
15
Pada epilepsi tidak ada penyebab tunggal. 4anyak /aktor yang dapat men!ederai sel-
sel sara/ otak atau lintasan komunikasi antar sel otak. 9ebih kurang <+ @ dari seluruh kasus
epilepsi tidak diketahui /aktor penyebabnya. 4eberapa /aktor yang sudah diketahui yaitu A
trauma kepala, demam tinggi, stroke, intoksikasi 0termasuk obat-obatan tertentu1, tumor otak,
masalah kardi*askular, gangguan keseimbangan elektrolit, in/eksi 0ense/alitis, meningitis1,
dan in/estasi parasit terutama !a!ing pita. Apabila diketahui /aktor-/aktor tersebut maka
epilepsi yang ada disebut epilepsi simtomatik. &ementara itu epilepsi yang /aktor
penyebabnya tidak diketahui disebut epilepsi idiopatik.
5ntuk men!ari /aktor penyebab maka diperlukan anamnesis yang !ermat dan lengkap.
3ejang demam merupakan salah satu /a!tor resiko yang sering diperdebatkan. 3ejang demam
sederhana terjadi pada 2-+ @ anak-anak berusia < bulan sampai + tahun yang sebelumnya
dalam keadaan sehat. &troke merupakan /aktor resiko epilepsi yang penting khususnya pada
kelompok lanjut usia. Penderita yang mengalami stroke memiliki kemungkinan 20 kali lebih
besar untuk epilepsi daripada populasi umum.
Caktor penyebab epilepsi sungguh sangat banyak, dapat bersi/at tunggal maupun
dalam bentuk kombinasi. 5paya untuk men!ari /aktor penyebab antara lain pemeriksaan
darah, pemeriksaan !airan serebrospinal, 8> s!an, dan -?(. 4erikut ini adalah da/tar
penyebab epilepsi.
,1 (diopatik 0penyebab tidak diketahui1
a. >erjadi pada umur berapa saja, terutama kelompok umur +-20 tahun.
b. >idak ada kelainan neurologis
!. Ada ri$ayat epilepsy pada keluarganya
21 %e/ek kongenital dan !edera perinatal
-un!ulnya serangan pada usia bayi atau anak-anak
21 3elainan metabolik
a. >erjadi pada umur berapa saja
b. 3omplikasi dari diabetes melitus
!. 3etidakseimbangan elektrolit
d. :agal ginjal dan uremia
e. %e/isiensi nutrisi
/. (ntoksikasi alkohol atau obat-obatan
41 >rauma kepala
a. >erjadi pada umur berapa saja, terutama pada de$asa muda
b. >erutama pada kontusio serebri
!. -un!ulnya serangan biasanya 2 tahun pas!a !edera
d. 4ila mun!ul a$al 02 minggu pas!a!edera1 biasanya tidak menjadi kronis
+1 >umor dan proses desak ruang lainnya
a. >erjadi pada umur berapa saja, terutama umur di atas 20 tahun
b. Pada a$alnya berupa serangan parsial
!. 3emudian berkembang menjadi serangan umum tonik-klinik
<1 :angguan kardi*askular
>erutama karena stroke dan pada lanjut usia
71 (n/eksi
16
a. %apat terjadi pada umur berapa saja
b. -ungkin bersi/at re*ersible
!. %alam bentuk ense/alitis, meningitis, abses
d. %apat meruapakn akibat dari in/eksi berat di bagian lain
e. (n/eksi kronis 0si/ilis1
/. 3omplikasi dari A(%&
81 Penyakit degenerati/
a. >erutama pada lanjut usia
b. %emensia Alzheimer
.1.1 Pen1et&s serangan
%alam penatalaksanaan epilepsy perlu ditanyakan hal-hal yang terjadi sebelum
mun!ul serangan, misalnya kelelahan /isik, kelelahan mental, kurang minum, kurang tidur,
terkena sinar matahari se!ara langsung, dan sinar dari layar monitor tele*ise maupun
!omputer. al-hal tersebut sangat penting untuk men!egah terjadinya serangan.
,1 8ahaya tertentu
8ahaya tertentu dapat merangsang terjadinya serangan. Epilepsi demikian disebut
sebagai epilepsi /otosensiti/ atau /otogenik. 8ahaya yang mampu merangsang
terjadinya serangan adalah !ahaya yang berkedip-kedip atau menilaukan.
21 3urang tidur
%iduga bah$a kurang tidur dapat menurunkan ambang serangan yang kemudian
memudahkan terjadinya serangan.
21 Caktor makan dan minum
Caktor makan dan minum sehari-hari dapat menjadi masalah pada penderita epilepsi.
-akan dan minum harus teratur, jangan sampai terlalu lapar dan terlalu haus ataupun
sebaliknya.
41 &uara tertentu
&uara tertentu dapat merangsang terjadinya serangan. Epilepsi jenis ini disebut
epilepsi audiogenik atau epilepsi musikogenik. &uara dengan nada tinggi atau
berkualitas keras dapat menimbulkan serangan.
0) 1eading dan eating epileps$
1eading epileps$ adalah serangan dirangsang oleh kegiatan memba!a. Eating
epileps$ menunjukkan bah$a serangan terjadi pada saat penderita mengunyah
makanan.
<1 9upa atau enggan minum obat
9upa minum obat dapat menimbulkan serngan bahkan serangan yang mun!ul dapat
lebih lama atau lebih berat.
2) Drug ause
3okain dapat menimbulkan serangan dalam $aktu beberapa detik, menit, atau jam
sesudah mengkonsumsinya.
17
81 -ensturasi
al ini berkaitan dengan kadar esterogen yang tinggi dan rendahnya kadar
progesteron.
.1 &tres
&tress dapat mempengaruhi /ungsi otak melalui berbagai !ara. &tress berkaitan
dengan berbagai jenis emosi yang tidak mengenakkan perasaan misalnya kha$atir,
takut, depresi, /rustasi, dan marah.
.2 Epi(e%i#l#gi Epilepsi
%ibidang ilmu penyakit syara/ menduduki urutan kedua setelah gangguan peredaran
darah otak. (nsidens epilepsi diberbagai negara ber*ariasi antara 0,2@ sampai 0,7@ bahkan di
negara berkembang diperkirakan men!apai ,@, sedangkan di (ndonesia pada tahun ,.82
diperkirakan terdapat , juta penderita, laki-laki lebih banyak daripada $anita. 4angkitan
epilepsi dapat dimulai pada semua umur, tetapi terdapat perbedaan /rekuensi yang menyolok
pada kelompok umur tertentu 20@-22,.@ penderita mendapat bangkitan pertama pada umur
kurang dari 4 tahun, +0@-+,,+@ pada usia kurang dari ,0 tahun dan 7+@-82,4@ pada umur
kurang dari 20 tahun.
.2.1 ,akt#r 2esik#
Epilepsi dapat dianggap sebagai suatu gejala gangguan /ungsi otak yang penyebabnya
ber*ariasi, terdiri dari berbagai /aktor. Epilepsi tidak diketahui /aktor penyebabnya disebut
idiopatik. 5mumnya /aktor genetik lebih berperan pada epilepsi idiopatik, sedangkan epilepsi
yang dapat ditentukan /aktor penyebabnya disebut epilepsi simptomatik. Pada epilepsi
idiopatik diduga adanya kelainan genetik. 5ntuk menentukan /aktor penyebab dapat
diketahui dengan melihat usia serangan pertama kali, misalnya usia diba$ah ,8 tahun
kemungkinan /aktor adalah trauma perinatal, kejang demam, radang susunan sara/ pusat,
struktural, penyakit metabolik, keadaan toksik, penyakit sistemik, penyakit trauma kepala dan
lain-lain. %iperkirakan epilepsi disebabkan oleh keadaan yang mengganggu stabilitas neuron-
neuron otak yang dapat terjadi pada saat prenatal, perinatal atau postnatal. Caktor prenatal
dan perinatal saling berkaitan dalam timbulnya gangguan pada janin atau bayi yang
dilahirkan yang dapat menyebabkan epilepsi.
a. Caktor Prenatal
b. Caktor ;atal
18
!. Caktor Postnatal
d. Caktor erediter 03eturunan1
Caktor herediter memiliki pengaruh yang penting terhadap beberapa kasus epilepsi.
Apabila seseorang mengidap epilepsi pada masa ke!ilnya, maka saudara kandungnya juga
memiliki resiko tinggi menderita epilepsi. %emikian pula pada anak-anak yang akan
dilahirkan.
e. )enis kelamin
9elaki lebih berisiko terkena epilepsi daripada $anita. %ari suatu penelitian yang
dilakukan oleh ?umah &akit asan &adikin 4andung, didapatkan bah$a pria lebih sering
menderita kerusakan otak yang tidak /atal misalnya !edera kepala. &edangkan penderita
$anita lebih !epat menyembunyikan penyakitnya dan tidak men!ari pengoobatan.
/. 8edera kepala
8edera ini bertanggung ja$ab pada banyak kasus epilepsi. al ini dapat dikurangi
resikonya dengan selalu menggunakan sabuk pengaman ketika mengendarai mobil dan
menggunakan helm ketika mengendarai motor, bermain ski, bersepeda atau melakukan
akti/itas lain yang berisiko terkena !edera kepala.
g. &trok dan penyakit *askular lain
(ni dapat menyebabkan kerusakan otak yang memi!u epilepsi. 3ita dapat mengambil
beberapa langkah untuk mengurangi risiko penyakit-penyakit tersebut, termasuk adalah batasi
untuk mengkonsumsi alkohol dan hindari rokok, makan makanan yang sehat dan selalu
berolahraga.
h. (n/eksi pada otak
(n/eksi seperti meningitis, menyebabkan peradangan pada otak atau tulang belakang
dan menyebabkan peningkatan risiko terkena epilepsi.
.2.2 Distri+&si
.2.2.1 -rang
19
%i (ndonesia sendiri, belum ada angka pasti yang menunjukkan berapa pre*alensi dan
insidensi dari penyakit epilepsi. ;amun, menurut Perhimpunan %okter &pesialis &ara/
(ndonesia 0PE?%=&&(1 tahun 20,2, diperkirakan penderita epilepsi akti/ saat ini adalah ,,8
juta per 220 juta penduduk (ndonesia. &edangkan perkiraan penderita baru yaitu 2+0.000
penderita pada tahun 20,2. &elain itu, ada juga data dari '= tahun 200+. %ilaporkan dari
,08 negara meliputi 8+,4@ dari jumlah penduduk di dunia, ada sekitar 42.704.000 orang
dengan epilepsi. (ni berarti jumlah rata-rata orang dengan epilepsi adalah 8,.2 per ,000
penduduk. )umlah rata-rata orang dengan epilepsi per ,.000 populasi ber*ariasi di seluruh
$ilayah. Penderita epilepsi lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan.
'= menyatakan bah$a in/ormasi mengenai jumlah orang dengan akti/ epilepsi tidak
diperoleh dan in/ormasi mengenai jumlah orang dengan epilepsi pada kelompok-kelompok
khusus misalnya anak-anak juga tidak diperoleh. %ata mengenai jumlah orang dengan
epilepsi tidak dikumpulkan dengan menggunakan metode penelitian yang ketat sebagaimana
studi epidemiologi, metode tersebut mahal dan tidak mudah untuk melaksanakannya. &umber
in/ormasi ber*ariasi dari seluruh negara yang melaporkan. &ebagai !ontoh, beberapa
responden memberikan angka berdasarkan pre*alensi umum atau temuan dari satu $ilayah
tertentu negara atau jumlah orang yang memenuhi syarat untuk memakai obat antiepilepsi.
.2.2.2 Te%pat
(nsidens 0jumlah kasus baru per tahun1 epilepsi adalah 24-+2 per ,00.000 penduduk di
negara maju. %i negara berkembang insidens epilepsi adalah 4.,2-,.0 per ,00 000 penduduk.
3asus baru lebih banyak terjadi di negara berkembang. )umlah rata-rata orang dengan
epilepsi di negara berpenghasilan tinggi adalah berkisar 7,.. per ,.000 penduduk dan .,+0
di negara-negara berpenghasilan rendah. 4erikut ini adalah gra/ik distribusi rata-rata jumlah
penderita epilepsi di dunia.
20
%ari data di atas dapat dilihat bah$a jumlah rata-rata orang yang menderita epilepsi di
Amerika adalah ,2,+. per ,000 penduduk, ,,,2. per ,000 penduduk di A/rika, dan
seterusnya.
.2.2. 3akt&
Epilepsi dapat terjadi kapan saja, tidak ada batasan $aktu tertentu.
. Diagn#sa epilepsi
E*aluasi penderita dengan gejala yang bersi/at paroksismal, terutama dengan /a!tor
penyebab yang tidak diketahui, memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus untuk
dapat menggali dan menemukan data yang rele*an. Penegakan diagnosis harus dilaksanakan
se!ara runtut dan terarah.
,1 Anamnesis
%iagnosis epilepsi didasarkan atas anamnesis dan pemeriksaan klinis dikombinasikan
dengan hasil pemeriksaan EE: dan radiologis.
a. 3e!ermatan anamnesis
9aporan dari penderita dan saksi mata sangat berman/aat untuk mengarahkan
diagnosis. Penjelasan perihal segala sesuatu yang terjadi sebelum, selama, dan
sesudah serangan 0meliputi gejala dan lamanya serangan1 merupakan in/ormasi yang
sangat berarti dan merupakan kun!i diagnosis.
b. Mode of onset
Mode of onset merupakan gambaran klinis yang harus dirin!i se!ara jelas.
!. Aura
21
Pemeriksaan harus mengajukan pertanyaan se!ara sistematik, baik kepada
penderita maupun saksi mata tentang aura, yang mungkin bersi/at samar-samar atau
tidak menentu gambarannya. 4entuk-bentuk aura yang dapat digambarkan lebih jelas
antara lain sensasi aneh di dalam perut, dada, atau kepala, perasaan kesemutan dan
lainnya.
d. 3ejadian selama dan sesudah serangan
3ejadian selama serangan harus dirin!i dideskripsikan se!ara tepat. 3ondisi
sesudah serangan berman/aat untuk menentukan perjalanan serangan.
21 Pemeriksaan /isik
Pemeriksaan /isik harus menapis sebab-sebab terjadinya serangan dengan
menggunakan umur dan ri$ayat penyakit sebagai pegangan. Pada penderita yang lebih tua,
auskultasi di daerah leher penting untuk mendeteksi penyakit *as!ular. Pada anak-anak,
pemeriksa harus memperhatikan adanya keterlambatan pertumbuhan.
21 Elektro-ense/alogra/i
Elektroda yang ditempelkan ke kulit kepala dengan pasta kondukti/ dapat mendeteksi
akti/itas listrik spontan di otak. EE: melukiskan akti/itas otak sebagai gelombang, /rekuensi
gelombang di ukur per detik 0z1. Pada epilepsy pola EE: dapat membantu untuk
menentukan jenis dan lokasi serangan.
41 ?ekaman *ideo-EE:
?ekaman EE: dan *ideo se!ara simultan pada seorang penderita yang sedang
mengalami serangan dapat meningktkan ketepatan diagnosis dan lokasi sumber serangan.
+1 Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan yang dikenal dengan istilah neuroimaging studies bertujuan untuk
melihat struktur otak dan melengkapi data EE:. 4ila dibandingkan dengan 8> &!an maka
-?( lebih sensiti*e dan se!ara anatomi! akan tampak lebih rin!i. -?( berman/aat untuk
membandingkan hipokampus kanan dan kiri. %i samping itu -?( juga dapat
mengidenti/ikasi kelainan pertumbuhan otak, tumor yang berukuran ke!il, mal/ormasi
*as!ular tertentu, dan penyakit demielinisasi.
." Peng#+atan Epilepsi
&erangan epilepsi dapat dihentikan oleh obat dan dapat pula di!egah agar tidak
kambuh. =bat yang dimaksud adalah obat antikon*ulsan atau obat antiepilepsi. Pengobatan
epilepsi berlangsung lama. al ini harus di!amkan oleh penderita dan keluarganya.
>abel =bat antikon*ulsan yang lazim digunakan
Na%a *enerik Na%a Dagang
22
,en#+ar+ital4 L&%inal
,enit#in
Kar+a%a5eptin %ilantin
Dia5epa% >egretol, >emporol
Kl#na5epa% &tesolid, Dalium
Pri%i(#n ?i*otril
6alpr#at Epilim, 9eptilan
.".1 ,en#+ar+ital 7L&%inal8
Cenobarbital mulai digunakan sebagai obat antikon*ulsan pada tahun ,.,2. arganya
murah, toksisitasnya rendah 0!ukup aman1 dan dapat diperoleh di semua apotek. Cenobarbital
dapat digunakan terhadap hampir semua jenis epilepsi, misalnya A grandmal, psikomotor,
/okal motor. %osis bagi orang de$asa <0-,80 mg tiap 24 jam. %osis umum pada anak +-8
mgBkg.obat ini biasanya diberikan sehari sekali $aktu malam atau 2 E sehari.obat ini
dinaikkan dosisnya 20 mg setiap minggu.
E/ek samping dari /enobarbital adalah rasa kantuk. (ni dapat terjadi pada $aktu
permulaan pengobatan dan biasanya berkurang atau menghilang setelah beberapa hari
pengobatan, rasa mengantuk ini dapat mengurangi kelin!ahan ber/ikir anak yang sedang
bersekolah. 4ila perlu penderita dapat minum kopi untuk mengurangi rasa mengantuk. Pada
dosis yang lebih tinggi dapat terjadi gangguan koordinasi motorik 0ataksia1 dan nistagmus
0gerakan-gerakan pada bola mata1.
Pada anak, /enobarbital sering mengakibatkan hiperakti*itas. Anak menjadi banyak
bergerak, sukar duduk diam untuk jangka $aktu yang !uku, lama ia tidak dapat
berkonsentrasi pada satu topik selama beberapa menit, karena perhatiannya mudah sekali
beralih. %an reaksi alergi sesekali dapat terjadi.
.".2 Di!enilhi(ant#in 7Phen0t#in4 Dilantin8
23
=bat di/enilhidantoin digunakan terhadap epilepsi sejak tahun ,.28. =bat ini
berkhasiat baik terhadap epilepsi jenis grandmal, jenis /okal dan psikomotor. =bat ini tidak
berkhasiat terhadap jenis petit mal dan terhadap kejang demam.
Pada penderita epilepsi yang bersekolah atau bekerja, lebih !o!ok memakai obat
di/enilhidantoin 0%C1 daripada /enobarbital. %C kurang menyebabkan rasa mengantuk
dibanding /enobarbital. Pada anak yang bersekolah dan orang de$asa yang bekerja rasa
mengantuk harus dihindari agar mereka dapat berkonsentrasi dengan baik. %osis %C
berkisar antara 4-,0 mgBkilogram berat badanBhari. Pada orang de$asa ini dapat diberi satu
kali atau dibagi dua kali sehari. Pada anak yang berat badannya kurang dari 20 kilogram,
diberikan dalam 2 dosis sehari. %engan dosis tersebut di atas diharapkan kadar %C di dalam
darah berada antara ,0-20 mikrogramBml 0Fkadar terapetik bagi %C1.
E/ek samping dari %C, pada dosis terapetik, yaitu pada kadar obat di dalam darah
yang berkisar antara ,0-20 mikrogramBml, umumnya tidak terjadi rasa mengantuk. Pada dosis
yang lebih tinggi, dengan kadar %C di dalam darah yang lebih tinggi, dapat terjadi sedasi
0mengantuk,tidur1, nistagmus 0gerak ritmik bola mata1, ataksia 0gangguan koordinasi sistem
motorik1.
Pada orang de$asa nistagmus umumnya mun!ul bila kadar obat di dalam darah lebih
besar dari 20 mikrogramBml. Ataksia timbul pada kadar lebih 20 mikrogramBml, dan sedasi
terlihat pada kadar lebih dari 40 mikrogramBml. Pada anak gejala intoksikasi 0kera!unan1 atau
e/ek samping biasanya kurang tegas. 4iasanya berupa kurang na/su makan, mengantuk,
prestasi sekolah menurun, ketidak stabilan dalam gerakan. Pada bayi sukar diketahui gejala
intoksikasi %C. :ejala ataksia dan diplopia 0melihat kembar1 yang sering merupakan gejala
dini dari kera!unan %C, tidak mudah diketahui pada bayi. (tulah sebabnya %C sebaiknya
tidak digunakan pada bayi.
?eaksi alergi dijumpai pada kira-kira +@ penderita yang mendapat %C, dengan
gejala antara lain ber!ak-ber!ak merah di kulit. 4ila didapatkan reaksi alergi, obat harus
segera dihentikan. :usi yang bertambah tebal 0hiperplasia1 kadang-kadang dijumpai pada
penderita yang memakan obat %C. al ini lebih sering dijumpai pada anak. Penebalan gusi
ini mulai terlihat 2-2 bulan pengobatan. >imbulnya penebalan gusi ini dapat di!egah dengan
meningkatkan kebersihan mulut dan gigi geligi. Penderita harus menggosok gigi se!ara
teratur, 2-2 kali sehari. 4ila perlu, hiperplasia gusi ini dapat diobati dengan pembedahan.
24
ipertrikhosis 0rambut badan bertambah1 dapat pula terjadi pada beberapa penderita yang
mendapat %C, dan mulai terlihat setelah mendapat obat lebih 2-2 bulan.
.". Kar+a%a5epin 7Tegret#l4 Te%p#r#l8
3arbamazepin mulai digunakan sebagai obat antiepilepsi pada tahun ,.74 di Amerika
&erikat. 5mumnya, hasil penelitian menunjukkan bah$a karbamazepin merupakan
antikon*ulsan yang terutama e/ekti/ terhadap epilepsi jenis psikomotor. ;amun, juga
berkhasiat terhadap jenis grandmal dan jenis /okal motor. 3arbamazepine tidak berkhasiat
terhadap epilepsi jenis petit mal.
3arbamazepin juga mempunyaie/ek psikotropik 0berpengaruh baik terhadap keadaan
psikis1. E/ek psikotropik ini dapat berupa penderitamenjadi lebih gesit, lebih bergairah,
gangguan tingkah laku berkurang atau menghilang. E/ek psikotropik ini dapat dijumpai pada
segala jenis epilepsi. 3arbamazepin kurang menyebabkan sedasi 0rasa mengantuk1 dibanding
antikon*ulsan lainnya. E/ek psikotropik obat ini merupakan suatu keuntungan bagi anak yang
menderita epilepsi jenis psikomotor, yang sering disertai gangguan tingkah laku.
%osis karbamazepin ialah ,0-20 mgBkilogram berat badanBhari pada anak, yang dibagi
dalam 2-4 kali pemberian. Pada orang de$asa dosis berkisar antara 400-,<00 mgBhari. 3adar
terapetikdi dalam darah ialah 4,+-,, mikrogramBml. E/ek samping karbamazepin yang
berkaitan dengan besarnya dosis ialah rasa !apai, nistagmus, rasa puyeng 0*ertigo1, gangguan
koordinasi motorik 0ataksia1, bi!ara pelo dan melihat kembar 0diplopia1. 4ila dosis dikurangi,
gejala ini akan menghilang atau berkurang.
%apat pula terjadi reaksi alergi, berkurangnya sel-sel darah putih dan trombosit,
gangguan /ungsi hati. =leh karenanya harus diperiksa se!ara berkala keadaan darah dan
/ungsi hati. %ianjurkan agar pemeriksaan ini dilakukan tiap bulan selama tahun pertama
pengobatan, dan setelah itu tiap tiga bulan. 4ila terjadi reaksi alergi, obat harus segera
dihentikan.
."." Dia5epa% 76ali&%4 Stes#li(8'stat&s epilepsi
%iazepam biasanya digunakan untuk kejang yang sedang berlangsung 0status
kon*ulsi/1 atau serangan epilepsi yang timbul se!ara beruntun 0status epilepsi1. &tatus
epilepsi atau kejang yang berlangsung lama merupakan keadaan darurat. 3eadaan ini harus
25
segera diatasi dan diakhiri karena dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian.
&erangan kejang atau epilepsinya dapat segera diakhiri dengan obat antikon*ulsan diazepam,
yang diberikan melalui pembuluh darah *ena.
4ila pemberian melalui *ena ini sulit 0misalnya tenaga medis tidak ada, harus diberi
oleh orang tuanyaG atau men!ari pembuluh darah *ena sulit karena ke!il pada bayi1 diazepam
dapat diberikan melalui dubur 0per rektum1. %osis per rektum ini ialah + mg bagi bayi yang
berat badannya kurang dari ,0 kg, dan ,0 mg bagi bayi atau anak yang berat badannya
melebihi ,0 kg untuk sekali pemberian. 4ila kejang masih belum berhenti, pemberian
diazepam dengan dosis yang sama dapat diulangi ,+ menit kemudian.
Preparat diazepam yang dapat diberi per rektum yang dapat dibeli di apotek ialah
&tesolid, dengan kemasan + mg dan ,0 mg. jika anda mempunyai anak dengan epilepsi,
mintalah resep dokter anda supaya ada persediaan obat tersebut di rumah.
Pemberian dilakukan dengan anak pada posisi miring menungging dan rektiol
0preparat stesolid1 diolesi ujungnya dengan minyak makan dan dimasukkan pipa saluran
keluarnya ke dalam rektum 0dubur1 sedalam 2-+ !m. kemudian rektiol dipijat sampai kosong
dan selanjutnya untuk beberapa menit lubang dubur ditutup dengan !ara merapatkan kedua
otot pantatnya. Penderita yang mengalami kejang lama atau serangan epilepsi beruntun harus
diba$a ke rumah sakit guna pemeriksaan yang lebih teliti, men!ari sebab-sebabnya serta
mengobatinya.
.".$ Kl#na5epa% 72i9#tril8
3lonazepam mulai diizinkan di Amerika &erikat pada tahun ,.<0 untuk epilepsi jenis
petit mal, spasmus in/antil, lena tidak khas, mioklonik dan akinetik. %ari hasil penelitian
didapatkan bah$a obat ini juga berkhasiat pada epilepsi lainnya yaitu grandmal, /okal motor
dan psikomotor. 3lonazepam biasanya sudah e/ekti/ dengan dosis yang rendah. Pengobatan
dengan klonazepam dimulai dengan dosis rendah, yaitu 0,0,-0,02 mgBkg berat badanBhari
yang dibagi atas 2-2 kali pemberian. 4ergantung kepada hasil pengobatan, maka dosis ini
dapat ditingkatkan se!ara bertahap, misalnya tiap tiga hari. 5mumnya dosis 0,,-0,2 mgBkg
berat badan sudah memadai.
Pada orang de$asa biasanya kita mulai dengan dosis ,,+ mg sehari yang dibagi atas 2
kali pemberian. 4ila belum berhasil dan bila gejala intoksikasi belum ada, dosis dapat
dinaikkan tiap 2 hari dengan 0,+-,,0 mg. %osis maksimal yang dianjurkan untuk de$asa ialah
26
kira-kira 20 mgBhari. Pada beberapa penderita obat ini malah dapat pula mengakibatkan
meningkatnya jumlah serangan. >oleransi terhadap obat ini dapat pula terjadi, yaitu setelah
beberapa saat 0,-< bulan1 klonazepam yang sebelumnya berkhasiat menekan serangan
epilepsi, akhirnya menjadi kurang berman/aat dan serangan mulai timbul lagi.
E/ek samping yang sering dijumpai ialah rasa mengantuk dan rasa lemah. %apat juga
terjadi ataksia dan perubahan tingkah laku. ;amun e/ek samping mengatuk dan ataksia ini
dapat mengurang atau menghilang setelah beberapa hari memakan obat. 4ila tidak
menghilang, obat perlu dikurangi. &ampai saat ini belum ada dilaporkan akibat buruk obat ini
terhadap sistem pembentukan darah, hati atau ginjal.
.".. 6alp#rat 7Epili%4 Depakin4 Leptilan8
=bat ini berkhasiat terhadap jenis epilepsi jenis asence 0lena1, namun obat ini juga
dapat digunakan pada jenis lainnya, serta berkhasiat terhadap kejang demam. Pada anak,
dosis obat ini berkisar dari,+-<0 mgBkg berat badanBhari. Pada orang de$aasa, besarnya dosis
adalah sekitar 20 mgBkg berat badanBhari atau .00-,800 mgBhari. %osis ini masih dapt
ditingkatkan. %ianjurkan agar dosis dinaikkan bertahap. 3adar terapetik di dalam darah
berkisar antara +0-,00 mikrogramBmililiter.
E/ek samping obat ini sedikit. 6ang sering dijumpai ialah rasa mual dan mengantuk.
Pada dosis yang tinggi dapat dijumpai ataksia dan tremor. ?ambut rontok dapat terjadi, yang
kadang-kadang berkaitan dengan besarnya dosis obat. 3omplikasi yang berat, yang pernah
terjadi ialah gagal hati.
27
BAB I6
PENUTUP
".1 Kesi%p&lan
".2 Saran
28
DA,TA2 PUSTAKA
?umah &akit asan &adikin. ,.82. -ola -enderita Epilepsi. 4andung A ?umah &akit asan
&adikin 4andung.
&hor*on, &imon. Alih 4ahasa oleh &idiarto, 9ily. ,.88. Epilepsi .ntuk -raktek .mum.
)akarta A 8iba :eigy Pharma (ndonesia.
9umbantobing, &.-. 2002. Epilepsi ,'$an). )akarta A 4alai Penerbit Cakultas 3edokteran
5ni*ersitas (ndonesia.
arsono. 200,. Epilepsi. 6ogyakarta A :adjah -ada 5ni*ersity Press.
?umah &akit asan &adikin. ,.8.. Simposium Epilepsi. 4andung A ?umah &akit asan
&adikin 4andung.
29

Anda mungkin juga menyukai