Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Perkembangan dunia usaha di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini berkembang dengan
sangat pesat. Perkembangan ini memberikan dampak positif dan negatif, di satu sisi perkembangan
dunia usaha membuka lapangan kerja baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
namun disisi yang lain, tempat kerja dalam dunia industri juga dapat menjadi ladang sumber penyakit
bagi para pekerja yang ada di dalamnya. Hal ini disebabkan oleh tempat kerja memiliki karakteristik
hazard yang berbeda tergantung dari bidang usahanya. Potensi hazard yang umumnya terdapat di
tempat kerja adalah kebisingan, getaran, suhu, kelembaban, tekanan, debu, bahan-bahan kimia
berbahaya dan juga hazard biologi. Hazard-hazard tersebut dapat menimbulkan penyakit pada
pekerja. Setiap tahun angka kejadian penyakit akibat kerja terus mengalami peningkatan, menurut
International Labor Organization ILO! setiap tahun terjadi "," juta kematian yang disebabkan oleh
penyakit atau yang din sebabkan oleh pekerjaan. Sekitar #$$.$$$ kematian terjadi dari %&$ juta
ke'elakaan dan sisanyaadalah kematian karena penyakit akibat kerja dimana diperkirakan terjadi "($
juta penyakit akibat hubungan pekerjaan baru setiap tahunnya )u'harii, %$$*!.
+enurut ,eputusan Presiden -epubli' Indonesia .o. %% /ahun "00# yang dimaksud dengan Penyakit
1ang /imbul ,arena Hubungan ,erja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja. 2alam ,eputusan Presiden -epubli' Indonesia .o. %% /ahun "00# juga disebutkan
bah3a terdapat #" jenis penyakit akibat kerja yang mungkin dialami oleh pekerja tergantung dari
bidang usaha tempat mereka bekerja. +enga'u pada hal tersebut, maka dapat dikatakan bah3a tempat
kerja merupakan tempat yang sangat mengan'am kesehatan pekerja, untuk itu maka diperlukan
penerapan sistem manajemen ,# yang tepat untuk mengandalikan potensi-potensi hazard di tempat
kerja untuk memperke'il kemungkinan penyakit yang dapat ditimbulkan di tempat kerja. .amun
untuk mengendalikan penyakit akibat kerja bukanlah hal yang mudah dilakukan, karena sangat sulit
untuk membedakan penyakit tersebut diperoleh selama pekerjaan dilakukan atau di luar lingkungan
tempat kerja. 4ntuk itu maka diperlukan pengidentifikasin penyakit akibat kerja yang menyangkut
definisi, 'ara mendiagnosa, gejala, fa'tor risiko dan upaya pengendalian, hal ini bertujuan untuk
memudahkan dalam menentukan penyakit akibat kerja. )erkaitan dengan keterbatasn yang dimiliki
oleh penulis, maka dalam paper ini akan dibahas 5 penyakit akibat hubungan pekerjaan yaitu
bisinosis, heat stress, pneumo'oniosis dan katarak.
1
1.2 Rumusan masalah
". )agaimanakah 'ara mendianosa penyakit bisinosis, heat stress, pneumo'oniosis dan katarak yang
disebabkan oleh pekerjaan6
%. 7pakah hazard yang menyebabkan penyakit bisinosis, heat stress, pneumo'oniosis dan katarak
yang disebabkan oleh pekerjaan6
#. Pekerjaan apakah yang berpotensi untuk terpajan penyakit bisinosis, heat stress, pneumo'oniosis
dan katarak yang disebabkan oleh pekerjaan6
5. )agaiamankah upaya penanggulangan penyakit bisinosis, heat stress, pneumo'oniosis dan
katarak ditempat kerja6
&. Peraturan apakah yang menjelaskan mengenai penyakit bisinosis, heat stress, pneumo'oniosis
dan katarak yang disebabkan oleh pekerjaan6
1.3 Tujuan
". 4ntuk mengtahui 'ara mendianosa penyakit bisinosis, heat stress, pneumo'oniosis dan katarak
yang disebabkan oleh pekerjaan6
% 4ntuk mngetahui hazard yang menyebabkan penyakit bisinosis, heat stress, pneumo'oniosis dan
katarak yang disebabkan oleh pekerjaan6
# 4ntuk mengetahui pekerjaan yang berpotensi untuk terpajan penyakit bisinosis, heat stress,
pneumo'oniosis dan katarak yang disebabkan oleh pekerjaan6
5 4ntuk mengetahui upaya penanggulangan penyakit bisinosis, heat stress, pneumo'oniosis dan
katarak ditempat kerja6
& 4ntuk mengetahui peraturan yang menjelaskan mengenai penyakit bisinosis, heat stress,
pneumo'oniosis dan katarak yang disebabkan oleh pekerjaan6
1.4 Manfaat
". +enambah pengetahuan penulis mengenai penyakit-penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan.
%. +enambah pengetahun pemba'a khususnya para pekerja, sehingga dapat lebih 3aspada dengan
potensi hazard yang ada lingkungan kerja mereka.
2
BAB II
PEMBAHAAN
2.1 B!s!n"s!s
%."." 2efinisi dan identifiksasi )isinosis
a. 2efinisi
)isinosis atau brown lung disease adalah salah satu penyakit kelainan pada paru-paru yang
disebabkan oleh paparan debu organi' seperti kapas yang kemudian terhisap ke dalam paru-
paru Susanto, %$""!. Paparan debu kapas dapat menimbulkan obtruksi saluran napas atau
bisinosis. )isinosis disebut juga dengan Monday fever, hal ini disebabkan karena penyakit ini
memiliki 'iri yang khas yaitu se'ara psikis setiap hari Senin pekerja yang menderita penyakit
bisinosis merasakan beban berat pada dada serta sesak nafas. -eaksi alergi akibat adanya
kapas yang masuk ke dalam saluran pernapasan juga merupakan gejala a3al bisinosis. Pada
bisinosis yang sudah lanjut atau berat, penyakit tersebut biasanya juga diikuti dengan
penyakit bron'hitis kronis dan mungkin juga disertai dengan emphysema. Patogenesis
bisinosis belum sepenuhnya jelas, beberapa bukti menunjukan bah3a suatu zat toksik yang
melepaskan histmamin menyebabkan gejala khas bisinosis, yaitu sesak napas pada hari
pertama setelah liburan akhir minggu. Se'ara luas diyakini bah3a pelepasan histamine ini di
sebabkan oleh senya3a molekuler ke'il yang larut air dan tahan terhadap panas yang berasal
dari bulu tanaman kapas, disamping pelepasan histamine, paparan debu kapas juga
menyebabkan iritasi saluran napas bagian atas dan bronkus. Setelah paparan yang lama
perlahan-lahan berlanjut menjadi penyakit paru obtruktif kronik. 8ejala dari bisinosis dibagi
kedalam 5 drajat yaitu9
/abel ". 8ejala bisisnosis dibagi dalam 5 drajat

b. Identifikasi bisinosis
3
2iagnosa bisinosis dilakukan dengan menanyakan keluhan pasien, seperti adakah sesak
napas, nyeri dada,batuk, demam, apakah membaik jika pekerja berlibur dan kambuh jika
pasien kembali bekerja, dan menanyakan tempet kerja dari pasien. 4ntuk memperkuat
penegakan diagnosa maka pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah9
". Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengukuran tekanan
darah, frekuensi nadi, frekuensi napas, dan suhu. Pasien yang menderita bisinosis akan
mengalami penurunan frekuensi nafas dan peningkatan suhu, sedangkan nadi dan tekanan
darah dalam batas normal ke'uali terdapat penyakit penyerta lainnya. 2idapatkan keluhan
iritasi saluran napas bagian atas seperti 9 bersin-bersin, iritasi pada mata, hidung, stridor.
%. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengujian
terhadap fungsi Paru dengan melakukan pemeriksaan spirometri. Pemeriksaan spirometri
merupakan pemeriksaan terhadap fungsi :entilasi dengan menggunakan alat spriometer
yang mengukur arus udara dalam satuan isi dan 3aktu. Spirometer dapat digunakan untuk
berbagai ma'am uji tetapi yang paling bermanfaat di lapangan adalah :olume ekspirasi
paksa " detik ;<PI! dan kapasitas :ital palsa ,;P!. 2engan spirometri, dapat diketahui
uji fungsi paru dasar yang meliputi ;ital =apa'ity ;=!, >or'e ;ital =apa'ity >;=! dan
>or'ed <?piratory ;olume in One Se'ond ><;"!. ;ital =apa'ity adalah jumlah udara
maksimal yang dapat diekspirasi sesudah inspirasi maksimal sedang >or'e ;ital =apa'ity
adalah pengukuran kapuritas :ital yang di dapat pada ekspirasi dengan dilakukan se'epat
dan sekuat mungkin. >or'ed <?piratory ;olume One Se'ond adalah :olume udara yang
dapat diekspirasi dalam 3aktu satu detik selama tindakan >;= kedua pemba'aan tersebut
dapat dibuat dari usaha ekspirasi yang sama. Pemba'aan akhir pada kedua hal tersebut
adalah rata-rata tiga tarikan napas yang di dahului oleh dua tarikan napas latihan. Pada tes
fungsi paru, tes dibagi dalam dua kategori yaitu tes yang berhubungan dengan fungsi
:entilasi paru-paru dan dinding dada serta tes yang berhubungan dengan pertukaran gas.
Pemeriksaan dengan spirometri ini adalah tes yang berhubungan dengan fungsi :entilasi
paru-paru dan dinding dada. Hasil dari tes fungsi paru ini tidak dapat untuk mendiagnosa
suatu penyakit paru-paru tapi hanya memberikan gambaran gangguan fungsi paru yang
dapat dibedakan atas kelainan :entilasi obstruktif dan restriktif. ,elainan obstruktif adalah
setiap keadaan hambatan aliran udara karena adanya sumbatan atau penyempitan saluran
nafas. Sedangkan gangguan restriktif adalah gangguan pada paru yang menyebabkan
4
kekakuan paru sehingga membatasi pengembangan paru-paru. Pada kasus bisinosis
pemeriksaan dilakukan pada hari pertama bekerja, dilakukan sebelum dan sesudah pajanan
selama ( jam, dapat menghasilkan penurunan ><; I. 8ambaran penurunan ><; I yang
bermakna "$@ atau lebih! , derajat perbaikan penyumbatan jalan napas dapat dikaji
dengan tes ><; I sebelum giliran tugas dilakukan setelah dua hari tidak terpajan.
%.".% Hazard dan pekerja berisiko
Hazard yang birisiko sebagai penyebab bisinosis adalah debu kapas. 2ebu kapas atau serat kapas
ini banyak dijumpai pada pabrik pemintalan kapas, pabrik tekstil, perusahaan dan pergudangan
kapas serta pabrik atau bekerja lain yang menggunakan kapas atau tekstilA seperti tempat
pembuatan kasur, pembuatan jok kursi dan lain sebagainya. -isiko untuk terkena bisinosis
sangat ditentukan oleh lamanya paparan dan jumlah debu kapas yang masuk kedalam paru-paru.
+enurut peraturan +enteri /enaga ,erja dan /ransmigrasi .o. Per. "#B+enBCB%$"" /ahun %$""
/entang .ilai 7mbang )atas >aktor >isika 2an >aktor ,imia di /empat ,erja, ditetapkan .7)
debu kapas adalah $,% mgBm# dengan lama kerja sehari-hari tidak lebih dari D jam atau 5$ jam
seminggu.
%.".# ,asus
)eberapa penelian menunjukan kejadian bisinosis terjadi di tempat kerja. Penelitian yang
dilakukan oleh Hendarta %$$&! menunjukan bah3a Pre:alensi bisinosis pada responden yang
bekerja di bagian spinning di perusahaan C sebesar ""," @ 0 dari D" pekerja !. Penelitian lain
yang dilakukan oleh Eahab %$$"! memperoleh hasil per:alensi bisinosis pada karya3an pabrik
tekstil C di Semarang sebesar %(.% @. ,edua penelitian tersebut menunjukan bah3a debu kapas
merupakans salah satu hazard di tempat kerja yang dapat menyebabkan bisinosis.
%.".5=ara penanggulangan
/indakan penanggulangan bisinosis dapat dilakukan dengan9
a. Penggunaan masker filter
+asker filter merupakan salah satu alat pelindung diri yang dapat digunakan untuk sebagai
upaya pen'ehagan untuk mengirup debu kapas. 7lat ini efektif untuk diguanakan apabila
filtrasi dari masker tersebut diperiksa se'ara teratur.
b. ;entilasi
;entilasi adalah tempat keluar masuk dan pertukaran udara yang digunakan untuk
memelihara dan juga mengatur udara sesuai kebutuhan dan kenyamanan. Prinsip kerja
:entilasi ini adalah membuat suatu proses pertukaran udara yang terjadi karena perbedaan
tekanan. 4dara akan bergerak dari tempat yang bertekanan tinggi menuju tempat yang
bertekanan rendah. ;entilasi dapat berupa pintu, jendela, lubang angin, :entilasi sistem
5
pengendali suhu dan kelembaban, :entilasi sistem pengeluaran udara e?haust system! dan
pemasukan udara supply system!, atau juga bisa dibantu menggunakan kipas angin fan!.
4ntuk upaya pengendalian debu kapas, maka jenis :entilasi yang dapat digunakan adalah
sistem pengeluaran udara e?haust system!. Hal ini karena dengan sistem ini, udara kotor
tidak lagi mengalir di sepanjang bukaan, melainkan terhisap masuk ke du't pipaBsaluran
:entilasi!.
'. Isolasi
Isolasi adalah salah satu upaya memisahkan atau menjauhkan tempat-tempat yang memiliki
potensi hazard yang berbahaya. Isolasi yang dapat dilakukan untuk men'egah bisinosis
ditempat kerja adalah menutup tempat-tempat dalam proses kerja yang menghasilkan debu
kapas.
d. Pemerikasaan kesehatan pra kerja dan berkala
Pemerikasaan kesehatan bertujuan untuk mengetahui kesehatan pekerja sebelum dan sesudah
bekerja untuk memastikan bah3a pekerja dalam kondisi sehat. Pemerikasaan kesehatan juga
bertujuan untuk memastikan bah3a penyakit akibat kerja dalam hal ini bisinosis yang diderita
oleh pekerja benar-benar disebabkan karena pekerja bersebut bekerja di tempat kerta tertentu.
Pemeriksaan kesehatan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diagnose bisinosis
sesuai dengan identifikasi bisinosis yang disebutkan pada bagian sebelumnya.
2.2 Heat st#ess
%.%." 2efinisi heat stress
Heat stress merupakan reaksi fisik dan fisiologis pekerja terhadap suhu yang berada diluar
kenyamanan bekerja. Suhu yang dimaksud yaitu suhu panas yang dihasilkan tubuh baik se'ara
internal pada penggunaan otot atau se'ara eksternal oleh lingkungan. Suhu panas ini biasanya
didapatkan dari lingkungan kerja yang terus terpapar selama 3aktu kerja berlangsung sehingga
tubuh akan terus melakukan penyesuaian derajat panas yang konstan dan tepat. Heat Stress
timbul dari berma'am F ma'am kondisi di mana tubuh mendapat paparan dari suhu panas yang
berlebih. )eberapa faktor utama yang mempengaruhi heat stress antara lain 9
a. Suhu
b. ,elembaban udara
'. Suhu radiasi dari lingkungan
d. 8erak aliran udara
e. Pakaian yang dikenakan
f. ,eaktifan fisik metabolisme tubuh !
Penyakit akibat kerja yang ditimbulkan dari suhu panas seperti heat stress akan menimbulkan
gejala apabila tubuh sudah tidak mampu menseimbangkan suhu tubuh normal karena besarnya
6
beban panas dari luar. Gika tubuh terpapar panas, maka sistem yang ada didalam tubuh akan
menpertahankan suhu tubuh internal agar tetap pada suhu normal #(-#D =! dengan 'ara
mengalirkan darah lebih banyak kekulit dan mengeluarkan 'airan atau keringat. Hal tersebut
akan menganggu pekerja dalam bekerja sehingga produktifitas diri dalam bekerja pun menurun.
/anda dan gejala dari pekerja yang menderita heat stress yaitu
a. ,enaikan suhu, sampai 5$H= atau lebih
b. /idak berkeringat. Gika heat stroke disebabkan oleh karena suhu lingkungan yang sangat
panas, maka kulit 'enderung terasa panas dan kering
'. ,emerahan pada kulit
d. .afas menjadi 'epat dan terasa berat
e. 2enyut jantung semakin 'epat
f. Sakit kepala seperti ditusuk-tusuk
g. 8ejala saraf lain, misalnya kejang, tidak sadar, halusinasi
h. Otot bisa terasa kram, lalu selanjutnya terasa lumpuh
Heat sroke akan menimbulkan gejalanya melalui paparan se'ara kontinu. )erikut merupakan
tahapan Heat Stroke yang terjadi apabila suhu panas dilingkungan kerja tidak dapat diterima
oleh tubuh yang merupakan gabungan dari % kondisi serius yang berhubungan dengan suhu9
a. ,ondisi pertama adalah heat 'rampB kram akibat kenaikan suhu tubuh, dimana terjadi karena
paparan suhu yang sangat tinggi. )iasanya ditandai dengan keringat berlebihan, kelelahan,
haus, kram otot
b. ,ondisi yang lain adalah heat e?haustionB kelelahan akibat kenaikan suhu tubuh. Heat
e?haustion mun'ul jika anda tidak mempedulikan gejala dari Iheat 'rampJ yang mun'ul
gejalanya termasuk sakit kepala, pusing, kepala terasa ringan, mual, kulit dingin dan terasa
lembab, kram otot.
/oleransi suhu tubuh berada pada daerah yang sempit, #( - #*,& =. Peningkatan di dalam suhu
tubuh dari lebih dari " derajat berarti tubuh itu mempunyai kesulitan berhadapan dengan panas
di lingkungan. -espon tubuh terhadap panas antara lain 9
a. Peningkatan suhu tubuh
b. Peningkatan denyut jantung B nadi
c. Peningkatan aliran darah
d. Peningkatan kebutuhan oksigen
e. Peningkatan asam laktat dalam otot dapat memper'epat kelelahan
f. )erkeringat dan terjadi pengeluaran elektrolit mengakibatkan dehidrasi
Gika faktor-faktor di atas terus berlanjut maka akan menyebabkan 9 heat stroke sengatan panas!,
heat exhaustion kelelahan karena panas!, heat cramp kejang panas!, heat collapsefainting!,
heat rashes, heat fatigue dan heat burn luka bakar!.
%.%.% Potensi tempat kerja
7
/empat kerja yang dapat menimbulkan heat stress adalah industri pupuk, industri ayam broiler,
pengerajin pandai besi, pabrik tambang, konstruksi bangunan, perkebunan, pabrik aluminium,
perusahaan pembuat botol ka'a dll.
%.%.# Potenzi hazard
Heat Stress merupakan penyakit akibat kerja yang diderita oleh pekerja dengan suhu
lingkungan yang rendah yaitu dengan suhu panas yang lebih dari 5$=. )ekerja di area panas
dapat meningkatkan potensi terjadinya ke'elakaan, misalnya karena telapak tangan li'in akibat
berkeringat, pusing, fogging dari ka'a mata safety dan luka bakar jika tersentuh benda panas.
Selain dari bahaya ini jelas, frekuensi ke'elakaan, se'ara umum tampaknya lebih tinggi di
lingkungan yang panas daripada di kondisi lingkungan yang lebih moderat. Salah satu
alasannya adalah bah3a bekerja di lingkungan yang panas menurunkan ke3aspadaan mental
dan kinerja fisik indi:idu. Peningkatan suhu tubuh dan ketidaknyamanan fisik dapat
meningkatkan emosi, kemarahan, dan kondisi emosional lainnya yang kadang-kadang
menyebabkan pekerja mengabaikan prosedur keselamatan atau kurang hati-hati terhadap
bahaya ditempat kerja.
%.%.5 ,ebijakan Pengendalian
+enurut Peraturan +enteri /enaga ,erja dan /ransmigrasi -epublik Indonesia .o. P<-.
"#B+enBCB%$"" tentang .ilai 7mbang >aktor >isika dan >aktor ,imia di tempat ,erja, nilai
ambang batas iklim kerja indeks suhu basah dan bola IS))! yang diperkenankan terdapat pada
tabel diba3ah ini.
Pen$atu#an %a&tu 'e#ja
et!a( )am
IBB *+,
Be-an 'e#ja
R!n$an edan$ Be#at
*&@ - "$$@ #",$ %D,$ -
&$@ - *&@ #",$ %0,$ %*,&
%&@ - &$@ #%,$ #$,$ %0,$
$@ - %&@ #%,% #"," #$,&
=atatan 9
- )eban kerja ringan membutuhkan kalori sampai dengan %$$ kilo kaloriBjam.
- )eban kerja sedang membutuhkan kalori lebih dari %$$ sampai dengan kurang dari #&$ kilo
kaloriBjam
- )eban kerja berat membutuhkan kalori lebih dari #&$ sampai dengan kurang dari &$$ kilo
kaloriBjam
Pengukuran suhu di lingkungan industri sangatlah penting. Pengukuran suhu dapat dilakukan
untuk suhu basah dan suhu kering. Pengukuran suhu basah dan kering menggunakan peralatan
8
yang sama yaitu termometer suhu udara, perbedaannya terletak pada pemasangan kain katun
pada bola bulb! termometer tersebut. Suhu basah menunjukkan keadaan uap air dan angin di
udara.
Suhu bola atau suhu radiasi merupakan pengukuran suhu akibat adanya radiasi panas di
lingkungan. -adiasi panas bisa berasal dari sinar matahari, proses produksi ataupun proses
metabolisme tubuh. ,elembaban udara mengukur banyaknya uap air yang berada di udara
sedangkan ke'epatan gerakan udara atau angin merupakan pengukuran terhadap gerakan udara.
Indeks Suhu )asah dan )ola untuk di luar ruangan dengan panas radiasi 9
IS)) K $,* Suhu basah alami L $,% Suhu bola L $," Suhu kering
Indeks Suhu )asah dan )ola untuk di dalam atau di luar ruangan tanpa panas radiasi 9
IS)) K $,* Suhu basah alami L $,# suhu bola
2.2.. U(a/a (en$endal!an
+enurut SumaJmur "00(!, suhu nikmat bagi orang-orang Indonesia adalah sekitar %5-%( =.
4ntuk mengurangi gangguan fisiologis selama bekerja maka pekerja harus diatur untuk
istirahat sejenak, minum dan mengganti kehilangan elektrolit, di mana pekerja harus
membiasakan diri mengganti kehilangan 'airan se'ara sistematis, karena bila tidak diganti
akan menyebabkan gangguan kesehatan. Penyediaan air putih dan garam harus dilakukan agar
pekerja dapat memperoleh masukan 'airan sebagai pengganti 'airan tubuh yang hilang.
/emperatur air minum harus dijaga pada suhu "$-"&=, dan ditempatkan pada tempat yang
mudah dijangkau oleh pekerja tanpa meninggalkan pekerjaannya +egasari dan Guniani,
%$$&!.
/eknik Pengendalian Lingkungan ,erja Panas di bagi menjadi tiga yaitu 9 pengendalian se'ara
teknik, administratif dan penggunaan alat pelindung diri.
a. Pengendalian se'ara /eknik
Pengukuran suhu bola atau suhu radiasi di dapatkan dari tempat kerja dapat dilihat dari alat
monitoring heat stress yang kemudian di analisa, se'ara teknik pengedalian Lingkungan
kerja panas dapat dilakukan dengan Pengadaan :entilasi umum diharapkan panas yang
menyebar se'ara radiasi, konduksi dan kon:eksi ke seluruh ruang kerja dapat mengalir
keluar dimana suhu udaranya lebih rendah. /etapi panas yang terjadi se'ara terus menerus
dan kontinyu, sehingga pengadaan :entilasi umum dirasakan kurang. Sebaiknya perusahaan
mem buat exhaust fan, dimana panas dari lingkungan kerja ditarik keluar ke lingkungan
dengan suhu yang lebih rendah. Sehingga pengendalian se'ara teknik yang perlu dilakukan
adalah penambahan :entilasi umum, memperlebar :entilasi umum, Penggunaan penyekat
9
shielding ! terutama untuk mengurangi panas radiasi. Isolasi perubahan tempat perubahan
desain atau substitusi peralatan atau proses untuk menurunkan panas. Pemasangan exhaust
fan dan pemasangan dust collector. Selain itu perusahaan sebaiknya mengontrol panas yang
dihasilkan oleh mesin dan menyediakan pendingin u dara seperti 7=.
b. Pengendalian se'ara 7dministratif
Lingkungan kerja yang panas membutuhkan tenaga kerja yang fit, kesegaran jasmani baik,
status kesehatan baik dan status gizi baik. )erdasar data yang didapat bah3a tenaga kerja
yang bekerja tidak di periksa kesehatannya saat baru masuk kerja. Sebaiknya pemeriksaan
kesehatan a3al diberikan terhadap tenaga kerja yang baru masuk agar tenaga kerja sesuai
dengan pekerjaannya the right man on the right job!. Organisasi ketenagakerjaan di
perusahaan tersebut telah terbentuk yaitu P%,# Panitia Pembina ,ese lamatan 2an
,esehatan ,erja! dan SPSI. Organisasi ini dibentuk berdasarkan komitmen direktur
terhadap tenaga kerjanya . P%,# diketuai oleh direktur dengan anggota para tenaga kerja.
2engan adanya organisasi ini diharapkan masalah yang berhubungan dengan ,# dapat
diatasi. Selain itu perusahaan juga sebaiknya menyediakan air minum dingin dekat pekerja
dan mengingatkan mereka untuk minum se'angkir setiap %$ menit, menetapkan pekerja
tambahan atau memperlambat ke'epatan kerja, memberikan pengetahuan untuk mengenali
tanda-tanda heat stress dan pertolongan pertama responden harus tersedia dan ren'ana
tanggap darurat harus ditempat yang rentan akan penyakit yang berhubungan dengan panas.
'. Pengadaan alat pelindung diri 7P2!
Pengadaan alat pelindung diri 7P2! dirasakan kurang. Helm sebaiknya harus diberi bila
ada kerusakan, tidak hanya diberi " saja selam tenaga kerja bekerja di perusahaan tersebut.
+asker penutup hidung dan mulut sebaiknya diberi setiap hari. +asker yang terbuat dari
kain serap akan 'epat lusuh dan rusak bila dipakai seharian apalagi perusahaan tersebut
menghasilkan debu. 2emikian pula dengan sepatu dan pakaian kerja. ,hususnya sepatu
kerja sebaiknya diberi saat tenaga kerja tersebut mengeluh sepatunya rusak akibat adanya
letikan api dari peleburan metal. Pemberian 7P2 hendaknya diberi konsisten dan
konsekuen agar tenaga kerja terhindar dari bahaya di tempat kerja. Pemberian pakaian kerja
setiap enam bulan sekali.
7pabila heat stress sudah terjadi pada tubuh, faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
mekanisme pengontrolan agar tidak terjadi heat stress yang lebih parah dan dapat
berdampak buruk bagi kesehatan yaitu 9
1. ,ondisi Lingkungan suhu, kelembaban, tingkat radiasi, dan tingkat kon:eksi!
%. ,arakteristik indi:idu
10
)entuk tubuh hubungan antara fisik jasmani! dengan toleransi terhadap panas
tergantung pada apakah suhu lingkungan di ba3ah atau di atas suhu kulit, pada suhu
panas ekstrim orang dengan rasio luas permukaan tubuh per massa tubuhnya lebih
besar akan membentuk panas yang lebih sedikit dari pada yang mempunyai ratio
yang lebih ke'il, tetapi kehilangan keuntungannya oleh karena ia akan menerima
panas lebih besar melalui radiasi, konduksi dan kon:eksi!
,omposisi tubuh toleransi rendah pada orang gemuk!
4mur toleransi rendah pada orang tua, toleransi rendah dapat mengakibatkan
dampak yang lebih berbahaya!
8ender laki-laki dan 3anita mempunyai tingkat aerobi' po3er yang ekui:alen yang
menunjukkan perbedaan yang sangat ke'il dalam hal toleransi terhadap kerja di
tempat panas 2rink3ater "0**A Paulone et al. "0**!!.
#. Penggantian 'airan tubuh :olume 'airan, suhu 'airan, dan kandungan 'airan!
5. /urunkan suhu inti internal! sampal dengan #0H=
&. 8unakan pakaian dingin dan handuk
(. /aruh es pada kulit sambil menyemprot dengan air biasa.
*. 8unakan Selimut Pendingin
D. Posisikan kipas angin listrik sehiugga menghembus pada pasien
0. Pantau se'ara konstan suhu, dan tanda tanda :ital
"$. )erikan oksigen dan pasang infus bila ada
"".Segera ba3a ke unit pelayanan kesehatan terdekat
%.%.( =ontoh kasus
2esa Hadipolo merupakan salah satu desa di ,e'amatan Gekulo ,abupaten ,udus, merupakan
desa sentral kerajinan pandai besi yang sudah turun temurun. Setiap rumah penduduk
mempunyai dapur atau lahan untuk mengerjakan kerajinan pandai besi dengan tenaga kerja
rata-rata % orang sampai dengan &$ orang tiap rumah industri. 2ata yang diperoleh dari
Puskesmas /anjung -ejo ,e'amatan Ge'ulo,diketahui bah3a ada ""$ home industri dengan
jumlah tenaga kerja 5"% orang. 5"! Hasil sur:ei pendahuluan terhadap kondisi lingkungan
kerja pada tanggal %$ September %$"" dan tanggal "* >ebruari %$"%, menunjukan bah3a
kondisi lingkungan kerja dikatakan mempunyai resiko yang sangat besar terhadap terjadinya
penyakit akibat kerja. 2imana suhu pada lingkungan kerja berkisar antara #$ F#& ,
sedangkan suhu yang optimal untuk kerja orang Indonesia berkisar antara %5 -%(. %!
Selain itu masih ada pekerja yang bekerja lebih dari D jam per hari jam kerja9$*.$$-"*.$$
EI)! dan tidak mengenakan pakaian saat bekerja dengan paparan panas yang terus menerus
dari tungku pembakar.
11
Iklim kerja seperti diatas maka hasil pemeriksaan tekanan darah dan denyut nadi terhadap D&
pekerja pandai besi dengan umur yang ber:ariasi,diambil dari "$ industri pandai besi
menunjukan bah3a pekerja yang mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi sebanyak
#",0@, hipotensi atau tekanan darah rendah sebanyak 55,#@ dan tekanan darah normal
sebanyak %#,D@. Sedangkan untuk denyut nadi dari D& orang pekerja yang diperiksa
menunjukan denyut nadi terendah adalah dengan detak ($ kaliBmenit dan yang tertinggi 0$
kaliBmenit.
2.3 Pneum"&"n!"s!s
Setiap tempat kerja terdapat berbagai potensi bahaya yang dapatmempengaruhi kesehatan tenaga
kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja, debu adalah partikel yang merupakan
salah satu faktor kimia yang ada di tempat kerja +eita %$"%!. 2ebu adalah partikel-partikel zat padat
yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan alami atau mekanis dari bahan-bahan organik maupun
anorganik. 7kibat penumpukan debu yang tinggi di paru-paru dapat menyebabkan kelainan dan
kerusakan paru. Penyakit akibat penumpukan debu pada paru disebut pneumokoniosis.
Pneumokoniosis merupakan kelompok penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu di
daerah tambang. International Labour rgani!ation "IL# mendefinisikan pneumokoniosis sebagai
suatu kelainan yang terjadi akibat penumpukan debu di dalam paru yang menyebabkan reaksi
jaringan terhadap debu tersebut. )entuk kelainan yang terjadi biasanya berupa peradangan dan
pembentukan jaringan fibrosis. 2ebu yang berukuran $." F "$ mikron adalah yang gampang terhirup
pada saat kita bernapas, yang berukuran lebih dari & mikron akan mengendap disaluran napas bagian
atas. 2ebu berukuran #-& mikron akan menempel disalurun napas bronkiolus, sedangkan yang
berukuran "-# mikron akan sampai ke al:eoli. 2ebu-debu tersebut masuk ke dalam paru, dan akan
terdistribusikan di saluran napas dan menimbulkan reaksi sistem pertahanan tubuh sebagai respon
terhadap debu tersebut. -eaksi yang ditimbulkan juga bergantung terhadap komposisi kimia, sifat
fisik, dosis dan lama pajanan yang menentukan dapat atau mudah tidaknya terjadi pneumokoniosis.
/imbulnya reaksi debu terhadap jaringan membutuhkan 3aktu yang 'ukup lama, pada beberapa
penelitian didapatkan sekitar "& F %$ tahun. )erdasarkan penyebabnya pneumokoniosis dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu yang disebabkan oleh debu organik bisinosis!, anorganik silika, asbes
dan timah! dan pekerjaan pneumokoniosis penambang batubara B $oal %orker&s 'neumoconiosis !
atau yang lebih dikenal dengan paru-paru hitam.
%.#." 2efinisi
12
Pneumokoniosis adalah sekumpulan penyakit yang disebabkan oleh penimbunan debu-debu di
dalam jaringan paru-paru. )iasanya berupa debu mineral, tergantung dari jenis debu mineral
yang ditimbun, nama penyakit nyapun berbeda-beda, tergantung dari derajat dan banyaknya
debu yang ditimbum didalam paru-paru. ,etika bernafas udara yang mengandung debu masuk
kedalam paru-paru , tidak semua debu dapat menimbun didalam jaringan paru-paru , karena
tergantung dari besar ukuran tersebutSe'ara umum gejala F gejalanya antara lain batuk F batuk
kering saat nafas , kelelahan umum , berat badan berkurang dan lain-lain 8ambaran -ontgen
menunjukkan adanya kelainan dalam paru F paru , namun pemeriksaan ditempat kerja harus
menunjukkan adanya debu yang diduga sebagai penyebab pneumokoniosis. Pekerja yang
paling rentan terkena pneumokoniosis adalah penambang batubara.
%.#.% 2iagnosa
2iagnosa penyakit pneumokoniosis didasarkan dari gejala-gejala yang ada dan hasil
pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan rontgen atau =/ s'an dada bisa ditemukan adanya bintik-
bintik yang khas di daerah paru pada orang dengan ri3ayat terpapar debu batubara untuk 3aktu
yang lama, biasanya orang yang telah bekerja di tambang batubara setidaknya selama "$ tahun.
Selain itu, bisa dilakukan tes fungsi paru-paru.
%.#.# Pengobatan
/idak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini, pengobatan akan diberikan untuk mengatasi
gejala-gejala yang ada dan komplikasinya misalnya gagal jantung atau tuberkulosis paru!.
Penambang batubara biasanya dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan foto rontgen dada rutin
setiap tahun sehingga penyakit bisa dideteksi pada tahap yang relatif a3al. Gika penyakit
terdeteksi, maka pekerja harus dipindahkan ke tempat dimana kadar debu batubara rendah,
sehingga membantu men'egah terjangkitnya penyakit pneumokoniosis akut.
%.#.5 Pen'egahan
Pneumokoniosis bisa di'egah dengan 'ara menghindari atau menekan paparan debu batubara di
tempat kerja, misalnya dengan menggunakan sistem :entilasi yang baik dan memakai masker
3ajah yang dapat menyaring udara. Pekerja batubara yang paling rentan terkena penyakit
pneumokoniosis adalah pekerja yang merokok. Oleh karena itu, pekerja batubara yang merokok
didorong untuk berhenti merokok supaya tidak terkena penyakit pneumokoniosis.
%.#.& Hazard
13
Sumber hazard penyakit akibat kerja pneumokoniosis adalah debu, mineral dan batubara.
Gumlahnya ber:ariasi dengan debu terhirup jenis batubara. >aktor faktor yang dapat
meningkatkan resiko pneumokoniosis pada pekerja batubara antara lainA
/ipe debuA debu yang mengandung silika dapat memperberat terjadinya pneumokoniosis
pada pekerja batubara, usia juga dapat menentukan resiko terjadinya pneumokoniosis pada
pekerja batubara
4sia pekerja saat paparan debu pertama kali
Lama berada di tempat kerja
+erokok
4kuran debu
Genis pekerjaan, pekerja yang bertugas sebagai pemotong batu bara se'ara langsung memiliki
resiko yang lebih tinggi dibandingkan pekerja lainnya.
14
%.#.( =ontoh kasus
Gumat, %5 7gustus %$"% M $09%%
Pe&e#ja Tam-an$ d! +h!na Te#&ena a&!t Pa#u H!tam
Para pekerja tambang batu bara di =hina. sumber9 7>P!
e&!ta# 0 juta (e&e#ja tam-an$ d!(e#&!#a&an te#&ena (neum"1"n!"s!s a&!-at men$h!#u(
de-u -atu -a#a.
Pemerintah =hina beren'ana menyelidiki sebagian tambang milik negara untuk men'egah
penyebaran penyakit paru-paru hitam pneumo'oniosis!.
2emikian yang dikemukakan oleh 2inas ,eselamatan /ambang )atu )ara .egara, ,amis
%#BD!.

Love Save 'neumoconiosis, sebuah yayasan amal yang didirikan untuk membantu mera3at
pekerja pendatang yang terserang penyakit itu, memperkirakan sebanyak enam juta petani
terserang penyakit tersebut.
)eranjak dari fakta itulah dinas kesehatan tersebut telah meminta Perhimpunan ,esehatan dan
,eselamatan ,erja =hina, untuk melakukan penyelidikan tentang penyebaran pneumo'oniosis
dan pemantauan debu di beberapa tambang milik negara mulai 7gustus sampai 2esember.
NLembaga itu akan meneliti 'atatan kesehatan pekerja tambang dan memantau tingkat debu di
lokasi kerja mereka, N demikian isi pernyataan yang disiarkan oleh lembaga tersebut.
Penelitian tersebut, menurut dinas kesehatan =hina, akan dilandasi atas data statistik yang
dikumpulkan dari hari tambang itu mulai beroperasi sampai #" 2esember %$"".
2itambahkannya, penelitian tersebut dimaksudkan untuk membantu pembuatan peraturan bagi
standard pemantauan dan tingkat debu.
Perlu diketahui, pneumo'oniosis adalah penyakit paru-paru yang disebabkan orang menghirup
debu batu bara. Penyakit ini merupakan penyakit utama yang berkaitan dengan pekerjaan di
=hina
15
2.4 'ata#a&
%.5." 2efinisi
,atarak adalah suatu ukelainan pada mata yang berupa kekeruhan pada lensa yang
disebabkan oleh peme'ahan protein atau bahan lainnya oleh proses o?idase dan foto oksidasi.
,atarak merupakan penyebab kebutaan yang paling besar $,*D@! di antara penyebab
kebutaan lainnya.-isiko /erkena ,atarak yakni gangguan penglihatan dari derajat yang ringat
sampai berat bahkan bisa sampai buta.
%.5.% 8ejala
,atarak mungkin terjadi tanpa gejala dan ditemukan se'ara kebetulan saat pemeriksaan
mata.kadang-kadang tidak menimbulkan rasa sakit tetapi mengganggu penglihatan seperti
penglihatan menjadi kabur, penglihatan bagian sentral hilang sampai menjadi buta.
7pabila terjadi penurunan penglihatan se'ara perlahan-lahan tanpa rasa sakit pada orang usia
tua maka pada umumnya di'urigai menderita penyakit katarak 3alaupun perlu dilakukan
diagnosis lebih lanjut dan perlu memperhatikan keadaan lain seperti glau'oma kronik,
perubahan ma'ular pada diabetes mellitus dan degenerasi ma'ular senilis.
Salah satu kelihan dini pada katarak adalah keluhan silau atau tidak tahan terhadap 'ahaya
terang seperti sinar mataharilangsung atau sinar lampu kendaraan bermotor dari arah depan.
,eluhan silau ber:ariasi tergantung lokasi dan besarnya kekeruhan pada lensa. ,ekeruhan
ke'il yang terjadi di daerah pupil akan dirasakan sangat mengganggu. 7pabila kekeruhan
lensa menjadi semakin parah maka penglihatan jarak jauh dan dekat mulai terganggu.
,eluhan lain dapat berupa penglihatan berkabut, penglihatan 3arna menjadi tumpul dan
penglihatan ganda.
%.5.# 2iagnosis
Sebagian besar katarak tidak dapat diolihat oleh pengamat a3am sampai kekeruhan 'ukup
padat yaitu pada tingkat matur atau hipermatur yang menyebabkan kebutaan. Se'ara klinis
tingkatan katarak ditentukan oleh tajam penglihatan, dengan asumsi tidak ada penyakit lain.
Selain pemerikaan tajam penglihatan dilakukan juga pemeriksaan dengan oftalmoskop, lup
atau lampu 'elah dengan pupil yang dilebarkan. Pemeriksaan proyeksi 'ahaya pada mata
sangat penting dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab penyakit mata lain
16
atau kerusakan pada retina. Pada pemeriksaan rutin, katarak tingkat dini mungkin didapatkan
penglihatan yang normal. /ajam penglihatan umunya turun se'ara langsung sebanding
dengan kepadatan katarak. Pupil pada mata dengan katarak biasanya bereaksi normal
terhadap 'ahaya yang merupakan tanda klinik penting untuk menandai retina sehat dan
ner:us opti'us berfungsi baik. 7danya penurunan tajam penglihatan disertai tidak adanya
reflek fundus mengarah kepada diagnosis katarak 3alaupun perlu memperhatikan kelainan
pada kornea atau pada :itreous body karena penyebab lain. Pada katarak matureBmatang,
penglihatan mungkin menurun sehingga hanya dapat melihat gerakan tangan pada jarak
dekan atau bahkan hanya dapat melihat 'ahaya. Semakin parah kekerusahan lensa semakin
sukar memantau fundus okuli sampai akhirnya refle? fundus negati:e.
%.5.5 >aktor risiko
>aktor risiko dapat berupa faktor instrinsik yang berasal dari dalam tubuh sendiri atau faktor
ekstrinsik yakni faktor yang berasal dari luar tubuh. )erikut pembagian faktor intrinsi' dan
faktor ekstrinsik 9
- >aktor intrinsi'
". 4sia 9 hubungan katarak dengan proses ketuaan sudah diketahui sejak dulu. )iasanya
usia diatas && tahun berisiko terkena katarak.
%. Genis kelamin 9 3alaupun penelitian di beberapa .egara melaporkan bah3a katarak
lebih banyak terjadi pada 3anita namun hal ini mungkin berhubungan dengan faktor
lain. >aktor lain tersebut adalah relati:e kurang baiknya se'ara umum akses kesehatan
terhadap 3anita di suatu .egara. Selain itu perlu juga memperhitungkan angka
harapan hidup yang lebih tinggi pada 3anita di beberapa .egara.
#. -i3ayat atau menderita 2+ 9 7danya peningkatan metabolism glu'ose dalam lensa
menyebabkan penimbunan sorbitol yang dianggap berhubungan dengan perubahan
osmoti' dan akhirnya menyebabkan kekeruhan lensa.
5. <tnik 9 suatu penelitian melaporkan bah3a berkembangnya gejala katarak pada
kelompok populasi 7merika-7frika 'enderung 5 kali lebih tinggi dibandingkan
kelompok kaukasia. Hal ini mungkin berhubungan dengan faktor lain misalnya,
pengobatan penderita kataran dan glau'oma kurang baik.
- >aktor <ktrinsi'
". .utrisi 9 nutrisi di'urigai sebagai salah satu diantara banyak faktor yang menyebabkan
perubahan kepekaan pada protein lensa. Penilitian -obertson dkk mengatakan bah3a
adanya hubungan katarak dengan asupan :itamin. 7supan :itamin = dan < lebih
banyak se'ara bermakna maka terjadi pengurangan risiko katarak sedikitnya &$@.
17
7supan :itamin = menunjukan konsentrasi :itamin = dalam 'airan bola mata dan di
dalam lensa yang memiliki efek antioksidan sehingga mengurangi stress oksidatif
yang dapat menimbulkan pembentukan katarak.
%. -adiasi sinar pengion 9 radiasi sinar pengion ada % jenis yaitu jenis elektromagnetik
dan partikel. 1ang termasuk jenis elektromagnetik adalah sinar C dan sinar gamma
sedangkan jenis partikel adalah ele'tron, proton, neutron, partikel alfa dan lainya.
Sinar pengion menimbulkan efek sto'hasti' dan sto'hasti' pada tubuh. <fek sto'hasti'
meliputi efek mutagen, efek karsinogen dan efek teratogen. <fek nonsto'hasti'
meliputi efek eritem kulit dan katarak pada lensa. <fek radiasi sinar pengion pada
lensa dapat mengakibatkan terbentuknya kekeruhan lensa setelah beberapa bulan
sampai beberapa tahun kemudian. >rekuensi, keparahan, dan 3aktu terjadinya
kekeruhan lensa terjadinya kekeruhan lensa tergantung kepada dosis dan penyebaran
sinar dalam 3aktu dan tempat. 7mbang terjadinya kekeruhan lensa diperkirakan
antara %-# S: Sie:ert unit S:K "$$ rem! pada pajanan tunggal yang singkat, sampai
&,&-"5 S: pada pajanan berulang dengan periode 3aktu bulanan.
#. -adiasi sinar bukan pengion 9 radiasi bukan pengion yang dapat menimbulkan katarak
adalah sinar ultra:iolet dan infra merah. -adiasi 4; ditimbulkan oleh gelombang
panas yang berasal dari energy yang mengeluarkan 'ahaya yang berasal dari alam dan
buatan. Sumber utama 4; adalah sinar matahari yang difiltrasi oleh lapisan ozon pada
atmosfir. Pajanan 4; akut mempunyai efek pada kulit, kornea dan lensa mata.
Pajanan kronis 4;) ddengan tingkat yang bermakna dan 3aktu yang berlebihan akan
menyebabkan hilangnya elastisitas pada kulit atau penuaan kulit dan risiko terjadinya
kanker kulit dan kekeruhan lensa mata. Pajanan terhadap sinar matahari selama rata-
rata "% jam menimbulkan katarak #,D kali lebih banyak dibandingkan hanya terpajan *
jam sehari. Selain sinar 4;, sinar infra merah juga dapat menyebabkan terjadinya
katarak. -adiasi I- dianggap sebagai sinar elektromagnetik atau sinar penghasil
panas.
5. +erokok 9 perokok dengan jumlah lebih %$ batang sehari akan meningkatkan risiko
menjadi katarak hamper % kali lipat lebih tinggi dan mempunyai risiko khusus
terbentuknya jenis katarak yang berlokasi di bagian tengah lensa, yang mengakibatkan
pandangan menjadi terbatas dan sangat parah dibandingkan katarak di lokasi lain pada
lensa.
18
&. /rauma 9 Genis trauma yang paling sering dijumpai menimbulkan katarak adalah
'edera tumpul pada bola mata akibat terkena peluru senapan angina , anak panah ,
batu, benturan, dan terkena obyek yang berterbangan. Obyek yang bertebangan dapat
berupa serpihan logam atau batu, benda tajam atau pasirBkrikil dari proses
penggurindaan gringidng!. Penyebab trauma lain adalah trauma karena terpajan panas
terlalu lama pada glass blo3er!, sinar C, dan bahan-bahan radioaktif.
(. Penyakit di dalam mata 9 katarak dapat terjadi se'ara primer dan sekunder karena
penyakit. Penyakit di dalam mata yang mempengaruhi fisiologi lensa misalnya u:eitis
berat kambuhan yang biasanya mulai di daerah subkapsuler dan akhirnya mengenai
seluruh mata. Penyakit mata lain yang bisa menyebabkan katarak adalah u:etis
menahun, glau'oma, retinitis pigmentossa dan ablasi retina.
*. Obat-obatan 9 )eberapa obat yang diabsorpsi se'ara oral dan topi'al dapat merangsang
pembentukan katarak. Pada tahun "0#$ banyak terjadi kasus katarak toksik sebagai
akibat pemakaian dinitirfenol sebagai obat menekan nafsu makan. ,esalahan
pemakaian obat lain seperti triparanol, kortikosteroid jangka panjang dan ekotiofat
iodide yang merupakan obat miotik kuat pada pengobatan glau'oma.
%.5.& Pekerja yang berisiko terkena ,atarak
Pekerja yang berisiko katarak adalah pekerjaa yang terpajan oleh faktor-faktor yang
merupakan risiko katarak di lingkungan kerjanya. 7dapun pekerjaan yang berisiko terkena
penyakit katarak dibagi menjadi % jenis yakni pekerja dengan radiasi sinar pengion dan
pekerja dengan radiasi tanpa sinar pengion.
- -adiasi sinar pengion
Pekerja bidang energy atom
73ak pesa3at terbang
Operator ele'tron mikroskop
Operator fluoroskopi
Perbaikan tele:ise :oltase tinggi
Industri radiografi
2okter gigi
Pembantu dokter gigi
7hli radiologi
Pekerja laboratorium radium
/eknisi sinar C
Pembuat tabung sinar C
Pekerja tambang uranium
Pekerja tambang minyak
19
- -adiasi sinar bukan pengion
Pekerja di luar gedung dan terpajan radiasi 4;) dari sinar matahari
Pekerja yang terpajan 4; dengan intensitas tinggi
Pekerja yang terpajan sinar I-
%.5.( Penanggulangan dan Pen'egahan
Pen'egahan kebutaan karena katarak melalui tindakan operasi. 4paya untuk menurunkan
pre:alensi katarak perlu dilakukan terutama men'egah kebutaan pada usia produktif. 4ntuk
memperlambat terjadinya katarak dibutuhkan upaya mengurangi pajanan terhadap faktor
perusak antara lain faktor-faktor ekstrinsik seperti faktor lingkungan, 'ahaya 4;, trauma,
merokok dan nutrisi. )eberapa anjuran untuk pen'egahan katarak melalui nutrisi antara lain
dengan mengkonsumsi buah dan sayuran lebih dari #,& porsi sehari, makan lebih banyak
makanan yang mengandung tinggi asam amino sulfur lebih banyak biji-bijian dan legumes!
dan menggunakan banyak bumbu, tumerik dan 'ur'umin.
,husus pada pekerja
Pada pen'egahan terhadap trauma langsung di lingkungan kerja maka pengusaha dan
pekerja perlu memperhatikan keselamatan kerja. Perlindungan mata dan 3ajah
diperlukan pada pekerjaan dengan kemungkinan berma'am-ma'am bahaya termasuk
obyek yang melayang serpihan logam atau batu, pasir atau kerikil dari proses
penggurindaan!, semburan 'airan korosif. Logam 'air, debu, dan radiasi.
/im kesehatan kerja menge:aluasi dan memellihara kesehatan mata dan penglihatan
dengan menilai kebutuhan penglihatan dalam melakukan tugas dengan aman dan
adekuat, menilai akses terhadap pertolongan medis dan system untuk pertolongan
pertama dan pelayanan yang ada bila terjadi ke'elakaan. Pajanan radiasi pada pekerja
dikurangi tanpa terlalu menakutkan efisiensi pekerja, melalui peren'anaan tempat kerja
dan prosedur kerja yang teliti, pelatihan dan penga3asan pekerja, penerapan program
perlindungan radiasi yang telag tersedia, pemberian label pada semua sumber radiasi dan
daerah yang repajan radiasi, perlindungan yang berlapis-lapis dalam men'egah terkena
radiasi karena tidak berhati-hati, dan membuat peringatan lainnya. Pekerja yang terpaksa
harus bekerja pada pukul "$-"5 siang di luar bangunan maka sebaiknya bekerja dengan
perlindungan tabir matahari atau bekerja di tempat teduh atau menggunakan topi yang
mempunyai pinggiran lebar dan ka'a mata dengan lensa yang dapat mengasborpsi 4;)
untuk melindungi mata dari sinar 4;. )agi orang yang berada di dalam ruangan dan di
dalam kendaraan, pajanan terhadap sinar 4;) matahari dapat ditekan sangat rendah
20
dengan asbsopsi 4;) oleh ka'a jendela baik di ruangan maupun pada kendaraan yang
dilapisi oleh filter penghambat 4;.
Pekerja yang bekerja di dlaam ruangan tetapi harus berhubungan dengan 4; pada
pekerjaannya perlu melakukan pen'egahan dengan 'ara mengisolasi sumber radiasi 4;
intensitas tinggi, memakai peralatan pelindung diri yang sesuai untuk melindungi mata
seperti memakai gogglesBpelindung lain dengan filter yang sesuai. ,a'a mata yang
dipakai adalah ka'a mata yang dapat mengabsoprsi 4; dan bila mungkin sesuai dengan
standard 7ustralia 7S "$*(.
%.5.* 7turan ,ebijakan
a. Pe#atu#an (eme#!ntah RI N". 11 Tahun 123. Tentan$ 'eselamatan 'e#ja
Te#hada( Rad!as!
2alam peraturan ini diatur nilai ambang batas yang diizinkan. Selanjutnya ketentuan
nilai ambang batas yang diizinkan, diatur lebih lanjut oleh instansi yang ber3enang.
Pengaturan mengenai petugas dan ahli proteksi radiasi, pemeriksaan kesehatan 'alon
pekerja dan pekerja radiasi, kartu kesehatan, pertukaran tugas pekerjaan, ketentuan-
ketentuan kerja dengan zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya, pembagian
daerah kerja dan pengelolaan limbah radioaktif, ke'elakaan dan ketentuan pidana.
-angkuman isi peraturan sebagai berikut 9
". Instalasi atom harus mempunyai petugas dan ahli proteksi radiasi dimana petugas
proteksi mempunyai tugas menyusun pedoman dan instruksi kerja, sedangkan ahli
proteksi mempunyai tugas menga3asi ditaatinya peraturan keselamatan kerja
terhadap radiasi.
%. Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada pekerja radiasi adalah9
- 'alon pekerja radiasi
- berkala setiap satu tahun
- pekerja radiasi yang akan putus hubungan kerja.
#. Pekerja radiasi 3ajib mempunyai kartu kesehatan dan petugas proteksi radiasi
3ajib men'atat dalam kartu khusus banyaknya dosis pajanan radiasi yang
diterimamasing-masing pekerja.
5. 7pabila pekerja menerima dosis radiasi melebihi nilai ambang batas yang
diizinkan, maka pekerja tersebut harus dipindahkan tempat kerjanya ketempat lain
yang tidak terpajan radiasi.
&. Perlu adanya pembagian daerah kerja sesuai dengan tingkat bahaya radiasi dan
pengelolaan limbah radioaktif.
(. Perlu ada tindakan dan pengamanan untuk keadan darurat apabila terjadi
ke'elakaan radiasi.
21
*. Pelanggaran ketentuan ini dian'am pidana denda -p. "$$.$$$,- seratus ribu
rupiah!
b. Pe#atu#an Peme#!ntah N". 12 Tahun 123. Tentan$ I4!n (ema&a!an 5at Rad!"a&t!f
atau sum-e# Rad!as! la!nn/a
2alam peraturan ini diatur tentang pemakaian zat radioaktif dan atau sumber radiasi
lainnya, syarat dan 'ara memperoleh izin, ke3ajiban dan tanggung ja3ab pemegang izin
serta pemeriksaan dan ketentuan pidana.
1. 'e(utusan P#es!den RI N". 22 Tahun1223 Tentan$ Pen/a&!t 6an$ T!m-ul &a#ena
Hu-un$an 'e#ja
2alam peraturan ini diatur hak pekerja kalau menderita penyakit yang timbul karena
hubungan kerja, pekerja tersebut mempunyai hak untuk mendapat jaminan ke'elakaan
kerja baik pada saat masih dalam hubungan kerja maupun setelah hubungan kerja
berakhir paling lama # tahun sejak hubungan kerja berakhir!
22
BAB III
PENUTUP
3.1 !m(ulan
". )isinosis, heat stress, pneumo'oniosis dan katarak merupakan 5 dari sekian banyak
penyakit yang dapat disebabkan oleh pajanan hazard yang terdapat di tempat kerja.
%. )isinosis, heat stress, pneumo'oniosis dan katarak disebabkan oleh pajanan hazard yang
berbeda-beda, bisinosis disebabkan oleh pajanan debu kapas, heat stress disebabkan oleh
pajanan suhu panas, pneumo'oniosis disebabkan oleh multikausal salah satunya adalah
debu batubara dan katarak juga disebabkan oleh multikausal salah satunya yang berkaitan
dengan pekerjaan adalah paparan sinar radiasi.
#. 4paya penanggulangan bisinosis, heat stress, pneumo'oniosis dan katarak dilakukan
dengan 'ara yang berbeda-beda, salah satunya yang dapat dilakukan adalah dengan
munggunakan alat pelindung diri yang tepat.
5. /erdapat banyak peraturan yang mengatur tentang bisinosis, heat stress, pneumo'oniosis
dan katarak, salah satunya adalah Peraturan +enteri /enaga ,erja dan /ransmigrasi .o.
Per. "#B+enBCB%$"" /ahun %$"" /entang .ilai 7mbang )atas >aktor >isika 2an >aktor
,imia di /empat ,erja
3.2 a#an
". Sebaiknya para pekerja lebih tanggap dengan kondisi lingkungan pekerjaannya, dan
bekerja dengan standar yang berlaku untuk meminimalisir kejadian penyakit di tempat
kerja.
%. Sebaiknya para pemberi kerja menerapkan sistem manajemen ,# untuk meminimalisir
timbulnya penyakit di tempat kerja.
#. Sebaiknya pemerintah menga3asi pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja di setiap
bidang usaha dan memberikan sanksi terhadap para pemberi kerja yang tidak
memperhatiakan kesehatan dan keselamatan kerja pekerjanya.
23

Anda mungkin juga menyukai