Tabel 1 Golongan Karbohidrat No. Nama Makanan Bahan Makanan Berat utuh (gr) Berat per bagian (gr) 1. Kentang goreng Kentang goreng 1 porsi 69 69 2. Nasi uduk Nasi uduk utuh 1 porsi Nasi Bakwan Tempe Telur Bihun Kerupuk 345
4.2 Pembahasan Food weighing adalah salah satu metode penimbangan makanan. Pada metode penimbangan makanan ini responden atau petugas menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi responden selama satu hari. Food weighing mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dibanding metode-metode lain karena banyaknya makanan yang dikonsumsi sehari-hari diketahui dengan cara menimbang (Kusharto & Sadiyah 2008). Pada praktikum kali ini menu makanan yang disajikan adalah sumber karbohidrat seperti nasi uduk, nasi padang, kwetiau goreng, bubur ayam, pizza, roti manis, biskuit, lontong, dan kentang goreng. Semua bahan yang disediakan dilakukan penimbangan, bahan yang menjadi campuran dilakukan pemisahan dan dilakukan penimbangan masing-masing bahan. Sesuai dengan prinsip dari food weighing yaitu menimbangan seluruh makanan dan bahan makanan yang dikonsumsi oleh responden (Mei, 2010). Pada penimbangan 1 porsi kentang goreng ukuran kecil berat seluruh kentang tanpa pengemas adalah 69 gram, sedangkan berat 1 potong kentang goreng adalah 3 gram. Kemudian dalam 1 porsi nasi uduk memiliki berat utuh 345 gram, setelah mengalami pemisahan isi dari nasi uduh maka berat nasi adalah 200 gram, berat bakwan adalah 20 gram, berat tempe adalah 20 gram, telur 45 gram, bihun adalah 30 gram, dan kerupuk 10 gram. Dalam 1 porsi nasi padang berat utuhnya adalah 550 gram, berat nasi adalah 350, berat sayur kol adalah 35 gram, berat ayam utuh adalah 75 gram, berat kacang panjang adalah 5 gram, berat timun adalah 6 gram, dan berat sambal adalah 5 gram. Dalam 1 porsi bubur ayam dengan berat 300 gram tanpa kaldu terdiri dari bubur 235 gram, kacang kedelai goreng 23 gram, ayam suwir 36 gram, dan berat kaldu tersendiri adalah 90 gram. Lontong 1 porsi dengan berat utuh tanpa pengemas adalah 90 gram, berat 1 potong kecil lontong adalah 11 gram. Pada penimbangan 1 potong pizza diperoleh berat utuh adalah 76 gram, berat pizza tanpa isi adalah 53 gram, berat beef adalah 4 gram, berat jamur adalah 13 gram, dan berat sosis adalah 6 gram. Pada penimbangan 1 porsi kwetiau goreng diperoleh berat adalah 470 gram, berat mie adalah 375 gram, berat timin adalah 34 gram, berat tomat adalah 24 gram, berat caisin adalah 4 gram, dan berat telur adalah 22 gram. Penimbangan biskuit diperoleh berat 4 bh biskuit adalah 20 gram, dengan rata-rata berat 1 bh biskuit adalah g 5gram. Kemudian penimbangan yang terakhir dilakukan adalah pada roti manis, dalam 1 bungkus roti diketahui berat utuh adalah 150 gram, berat untuk 1 potong roti adalah 30 gram. Melalui metode food weighing banyaknya jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang dapat diketahui dengan teliti dan tepat. Sesuai menurut Effendi (2011) metode penilaian status gizi dengan menggunakan metode food weighing merupakan metode yang hasilnya akurat dan teliti. Ketelitian dan keakutan ini karena pelaksanaan metode ini semua bahan dilakukan penimbangan langsung tanpa adanya estimasi berat yang dapat menimbulkan bias antara renponden dan pewawancara. Selain melakukan penimbangan sumber karbohidrat, penimbangan juga dilakukan pada makanan jajanan. Makanan jajanan merupakan makanan dan minuman yang dipersiapkan dan/atau dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan ataudikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut. makanan selingan menurut bentuknya terdiri dari , makanan jajanan kering seperti keripik dan kacang telur, sedangkan makanan jajanan berbentuk basar seperti risoles, pastel, pisang goreng dl. Makanan jajanan berbentuk kuah seperti bakso, mie ayam, pempek-pempek, dll. Dan yang lain seperti siomay, batagor, humbergur, dll (Menkes, 2003) Makanan jajanan yang dilakukan penimbangan adalah pempek, keripik bayam, risoles, martabak sayur, onde-onde, putu ayu, tekwan, dan somay penimbangan dilakukan sama dengan penimbangan pada sumber karbohidrat dilakukan pemisahan terlebih dahulu. Pada penimbangan pempek berat seluruh pempe yang ada adalah 250 gram, ada 3 jenis pempek yaitu pempek isi pepaya muda, dengan berat pempek adalah 35 gram, berat pepaya adalah 4 gram. Pempe rebon dengan berat 40 gram terdiri dari 38 gram pempek, dan 2 gram rebon. Pempe telur dengan berat 1 biji adalah 40 gram terdiri dari 38 gram pempek dan 2 gram telur. Pada penimbangan martabak sayur, diperoleh berat martabak utuh adalah 40 gram dengan isi wortel 9 gram dan kentang 9,5 gram. Penimbangan onde-onde diperoleh beratnya adalah 30 gram, dengan berat kulit adalah 24 gram, isi 4 gram, dan wijen 2 gram. Menurut DKGJ (1985), berat onde-onde dipasaran adalah 35 gram. Tahap penimbangan risol, diperoleh berat 1 bj risoles adalah 40 gram dengan berat kulit 29 gram dan wortel 9 gram, dan kentang yaitu 2,5 gram. Berat bahan yang ada sama beratnya dengan berat yang tetapkan pada DKGJ (1985) yaitu 1 bj risoles adalah 40 gram. Berat dalam 1 bj kue putu ayu adalah 25 gram, dengan berat kelapa adalah 7 gram, dan berat tanpa kelapa adalah 17 gram. Penimbangan 1 porsi tekwan adalah 330 gram, kuah tekwan dengan berat 228 gram, tekwan 10 bj 125 gram, bihun 30 gram, dan timun 7 gram. Dan hasil penimbangan somay 1 porsi dengan isi 5 bj adalah 290 gram, berat 1 bj somay adalah 45 gram dan berat bumbu kacang adalah 60 gram. Jika dibandingkan dengan berat 1 porsi somay pada DKGJ (1985) lebih sedikit yaitu hanya 170 gram. Penimbangan keripik bayam 2 bj adalah 10 gram dengan berat per 1 bj keripik bayam adalah 5 gram. Penimbangan bahan melalui metode food weighing dapat menggambarkan kuantitas dan kualitas konsumsi makanan seseorang dan dapat menbantu dalam melakukan estimasi saat melakukan recall atau metode lain yang digunakan. Penyajian setiap porsi dan ukuran makanan jajanan akan berbeda-beda, namun untuk menyamakan pemikiran dapat memanfaatkan tabel DKGJ yang telah ada sebagai gambaran secara umum.
BAB V KESIMPULAN Dari uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Kandungan Gizi Makanan Jajanan Efendy.2011.Survey Konsumsi Pangan.Jakarta; Rineka Cipta Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003 Kusharto CM, Sadiyah NY. 2008. Diktat Penilaian Konsumsi pangan. Bogor: Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor.
Mey. 2010.Penilaian Status Gizi). (www.mey_PHs.htm ) diakses 11 juni 2014