Anda di halaman 1dari 42

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI


JURUSAN SISTEM KOMPUTER



PROYEK SISTEM TERTANAM







Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat
Dalam Kelulusan Praktikum Sistem Tertanam

UNIVERSITAS GUNADARMA
2014
FLOOD SENSOR WITH LCD BERBASIS ATMEGA 8535

Disusun Oleh :

(Rahmat Ali 25111775)
(Rio Ramski 26111252)
(Satya Ariyono 26111646)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Makalah : Flood Sensor With LCD Berbasis ATMega 8535
Nama / NPM : 1. Rahmat Ali (25111775)
2. Rio Ramski (26111252)
3. Satya Ariyono (26111646)


Penguji 1 Penguji 2


(.) (.)

Penguji 3 Penguji 4


(.) (.)


Depok,
PJ. Praktikum Sistem Tertanam


Rizky Pratama Putra P., Amd


ALAT MAKALAH PRESENTASI TOTAL
NILAI
No NAMA
iii

PERNYATAAN ORIGINALITAS & PUBLIKASI

Yang bertanda tangan di bawah ini,
1. Rahmat Ali (25111775)
2. Rio Ramski (26111252)
3. Satya Ariyono (26111646)

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan karya kami yang telah kami buat
ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Segala kutipan dalam bentuk
apa pun telah mengikuti kaidah, dan etika yang berlaku. Mengenai isi dan segala yang
tercantum dalam pembuatan makalah ini adalah tanggung jawab kami selaku penulis.
Demikian, pernyataan ini kami buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.


Depok, 10 Mei 2014



(Satya Ariyono)













iv

ABSTRAKSI

Satya Ariyono. 26111646
Flood Sensor With LCD Berbasis ATMega 8535
Makalah. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi. Universitas Gunadarma.
2014
Kata Kunci: Buzzer, LCD, LED, Mikrokontroler, Sensor
( xii + 33)

Penelitian ini dimaksudkan untuk membuat suatu sistem informasi mobile yang
diberi nama Flood Sensor With LCD Berbasis ATMega 8535. Sistem pengontrol pada
alat ini dikendalikan oleh Mikrokontroler ATMega8535, menggunakan satu buah LCD
sebagai informasi berupa teks, 3 buah LED sebagai tanda bahaya dan satu buah Buzzer
sebagai tanda bunyi bahwa banjir telah melewati batas waspada.
Sistem ini bekerja ketika sensor membaca ketinggian air dari suatu tempat dan
daerah yang kemungkinan besar sering terjadinya banjir. Air di sini berupa data Analog
yang kemudian sensor tersebut diproses di dalam mikrokontroler dengan menggunakan
logika program. Setelah itu hasil dari pemrosesan tersebut diterjemahkan ke dalam data
digital melalui mikrokontroler dan dikirim serta dipresentasikan pada LCD dan nyala
LED.
LCD akan ditampilkan sebuah karakter kata yang menggambarkan ketinggian
air pada sensor begitupun dengan output LED. Jika tinggi air masih dalam keadaan
normal atau aman, semua LED hijau akan menyala dan LCD akan menampilkan kata
Aman. Jika tinggi air mengindikasikan Siaga, maka indikator LED berwarna kuning
akan menyala dan LCD menampilkan kata Siaga. Jika tinggi air dalam keadaan
Waspada maka LED merah menyala dan LCD tampil kata Waspada. Jika ketinggian
air pada status Bahaya maka Buzzer akan berbunyi dan LCD menampilkan kata
Bahaya.



Daftar Pustaka ( 2013 2014 )












v

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolonganNya kami dapat menyelesaikan proyek Flood Sensor With LCD Berbasis
ATMega 8535. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam
proses pengerjaannya tetapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Dengan keberhasilan dalam pengerjaan proyek tersebut, tak lupa kami
mengucapkan terimakasih kepada:
Rizky Pratama Putra P., Amd sebagai Penanggung Jawab Praktikum yang telah
memberi ketentuan-ketentuan kepada penulis dalam pembuatan makalah dan
proyek ini.
Delwyn Antaryasa, sebagai Asisten Pembimbing dan Penanggung Jawab Shift
yang telah membantu dan membimbing proses pembuatan makalah dan proyek
ini.
Kedua orang tua penulis, yang telah memberikan dorongan dan motivasi
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Rekan-rekan kelompok atas kerjasama pembuatan proyek serta 3KB01 yang
telah memberi bantuan, semangat, dukungan dan doanya.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil
proyek ini. Karena itu kami berharap proyek ini dapat menjadi sesuatu yang berguna
di masa yang akan datang bagi kita bersama.
Semoga proyek yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan
yang lebih baik lagi.
Depok, 10 Mei 2014

Penulis
vi

DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................................... i
Lembar Pengesahan ................................................................................................. ii
Pernyataan Originalitas dan Publikasi ...................................................................... iii
Abstrak ..................................................................................................................... iv
Kata Pengantar ......................................................................................................... v
Daftar Isi .................................................................................................................... vi
Daftar Gambar ......................................................................................................... viii
Daftar Tabel ............................................................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1. 1. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
1. 2. Pembatasan Masalah ....................................................................... 1
1. 3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 2
1. 4. Metode Penelitian ............................................................................ 2
1. 5. Sistematika Penelitian ..................................................................... 3
BAB 2 LANDASAN TEORI ................................................................................. 4
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM ..................................................................... 22
3. 1. Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram ...................................... 22
3. 2. Analisa Rangkaian Secara Detail ................................................... 24
3. 3. Flowchart ........................................................................................ 25
3. 4. Analisa Logika Program ................................................................. 26
vii

BAB 4 CARA KERJA ALAT ............................................................................... 29
BAB 5 PENUTUP ................................................................................................. 30
5. 1. Kesimpulan ...................................................................................... 30
5. 2. Saran ................................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 33






















viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Battery 9 Volt .................................................................................... 4
Gambar 2.2. Resistor 220k ..................................................................................... 6
Gambar 2.3. IC ATMega 8535 .............................................................................. 7
Gambar 2.4. Konfigurasi Pin ATMega 8535 ......................................................... 11
Gambar 2.5. IC Regulator ...................................................................................... 15
Gambar 2.6. LCD .................................................................................................... 16
Gambar 2.7. Buzzer ................................................................................................ 20
Gambar 2.8. LED ................................................................................................... 21




















ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kode Warna Resistor ........................................................................ 6
Tabel 2.2. Fungsi Khusus Port B ....................................................................... 12
Tabel 2.3. Fungsi Khusus Port C ....................................................................... 13
Tabel 2.4. Fungsi Khusus Port D ....................................................................... 14
Tabel 2.5. Konfiguras Pin LCD 2x16 ................................................................ 17



1

BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Mikon lebih sering digunakan dibanding mikroprosesor karena mikon
lebih mudah digunakan. Salah satu contoh mikon adalah Mikrokontroler
ATMega 8535. ATMega 8535 sendiri merupakan IC yang dapat digunakan
untuk berbagai macam aplikasi, salah satunya adalah untuk aplikasi proyek
Flood Sensor with LCD dimana IC ATMega akan mengatur input dari sensor
dan menghasilkan output berupa teks pada LCD, nyala Led dan sinyal bunyi
oleh Buzzer.
IC ATMega8535 juga salah satu keluaran ATMEL yang dapat
diprogram menggunakan port serial atau paralel. Penggunaan IC tersebut
memiliki beberapa keuntungan dan keunggulan, antara lain tingkat keandalan
yang tinggi, komponen perangkat keras eksternal yang lebih sedikit,
kemudahan dalam pemrograman, hemat dari segi biaya, dan dapat beroperasi
hanya dengan satu chip dan beberapa komponen dasar seperti kristal, resistor
dan kapasitor. IC ATMega 8535 memiliki program internal yang mudah untuk
dihapus, direset dan diprogram kembali secara berulang-ulang.

1. 2. Pembatasan Masalah
Agar penulisan ini terarah sesuai dengan tujuan yang dicapai maka
penulis membuat beberapa batasan masalah. Adapun batasan masalah pada
penulisan ini adalah sebagai berikut:
Pembahasan dasar teori, Mikrokontroler ATMega 8535, ADC, bahasa
pemrograman C adalah sebatas dari perancangan sistem.
Suatu sensor akan dikirimkan melalui mikorkontroler yang kemudian LCD
akan memunculkan karakter teks berupa tanda bahaya
2

Led berperan sebagai indikator sinyal tanda bahaya pada sistem Flood
Sensor

1. 3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Membuat sistem Flood Sensor seperi miniatur sensor untuk siaga bahaya
banjir pada sisi sungai.
2. Menjelaskan analisa rangkaian dan program dari sistem Flood Sensor.
3. Menjelaskan cara kerja dari sistem Flood Sensor

1. 4. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data yang didapat, penulis harus menyelesaikan
makalah ini dengan baik, adapun metode yang dipakai pada pembuatan
makalah ini, yaitu:

1. Metode Studi Kepustakaan
Pengumpulan data secara teoritis sebagai bahan pembanding dan acuan
dalam pengumpulan data-data yang diperoleh baik dari buku ataupun
internet. Metode kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan landasan teori
yang kuat yang berkaitan dengan berbagai permasalahan yang muncul
dalam proses pembuatan alat ini.
2. Metode Lapangan
Pembuatan maket dan peraga dengan beberapa kali percobaan pada alat
untuk mengetahui kinerja sistem alat tersebut agar berjalan sesuai yang
diinginkan.
3. Metode Gabungan
Pada metode ini menggabungkan metode lapangan dan Studi Kepustakaan
dengan menerapkan dan menganalisa cara kerja dari alat peraga.
3


1. 5. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penulisan ini, maka
penulis akan menguraikan isi tulisan secara garis besar. Adapun sistematika
penulisan antara lain:

BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan
dari penyusunan makalah pembuatan alat.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Bab ini berisi uraian tentang teori-teori yang mendukung dan
yang berkaitan dengan pembuatan alat ini.
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi tentang analisa rangkaian secara blok diagram,
analisa rangkaian secara detail, dan analisa logika program dari
Sistem Flood Sensor
BAB 4 CARA KERJA ALAT
Bab ini berisi uraian terhadap cara kerja sistem alat Flood Sensor
yang telah dirancang
BAB 5 PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari perancangan Flood
Sensor dengan Mikrokontroler ATMega 8535 serta saran-saran
hasil evaluasi yang perlu diperhatikan baik dalam kerja
perancangan dan penulisan.


4

BAB II
LANDASAN TEORI

2. 1. Baterai
Vcc yang digunakan pada proyek Sistem Flood Sensor ini adalah
Baterai 9 Volt. Yang berfungsi sebagai media penyimpan dan penyedia energi
listrik. Sumber listrik yang digunakan sebagai pembangkit power dalam bentuk
arus searah (DC).
Baterai memiliki prinsip kerja yaitu dengan cara mengubah energi kimia
yang terkandung didalamnya menjadi energi listrik melalui reaksi elektro kima,
Redoks (Reduksi Oksidasi). Batere terdiri dari beberapa sel listrik, sel listrik
tersebut menjadi penyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia.
Sel batere tersebut elektroda elektroda. Elektroda negatif disebut katoda, yang
berfungsi sebagai pemberi elektron.
Elektroda positif disebut anoda yang berfungsi sebagai penerima
elektron. Antara anoda dan katoda akan mengalir arus yaitu dari kutub positif
(anoda) ke kutub negatif (katoda). Sedangkan electron akan mengalir dari ktoda
menuju anoda.




Gambar 2.1. Battery 9 Volt
http://shop.waayoo.com/index.php?route=product/product&product_id=226

5

2. 2. Resistor
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk
membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Kemampuan
resistor dalam menghambat arus listrik sangat beragam disesuaikan dengan
nilai resistansi resistor tersebut. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut
Ohm atau dilambangkan dengan symbol (Omega).
Resistor komposisi karbon terdiri dari sebuah unsur resistif berbentuk
tabung dengan kawat atau tutup logam pada kedua ujungnya. Badan resistor
dilindungi dengan cat atau plastik. Resistor komposisi karbon lawas
mempunyai badan yang tidak terisolasi, kawat penghubung dililitkan disekitar
ujung unsur resistif dan kemudian disolder. Resistor yang sudah jadi dicat
dengan kode warna sesuai dengan nilai resistansinya.
Unsur resistif dibuat dari campuran serbuk karbon dan bahan isolator
(biasanya keramik). Resin digunakan untuk melekatkan campuran.
Resistansinya ditentukan oleh perbandingan dari serbuk karbon dengan bahan
isolator. Resistor komposisi karbon sering digunakan sebelum tahun 1970-an,
tetapi sekarang tidak terlalu populer karena resistor jenis lain mempunyai
karakteristik yang lebih baik, seperti toleransi, kemandirian terhadap tegangan
(resistor komposisi karbon berubah resistansinya jika dikenai tegangan lebih),
dan kemandirian terhadap tekanan/regangan.
Selain itu, jika resistor menjadi lembab, panas solder dapat
mengakibatkan perubahan resistansi dan resistor jadi rusak. Walaupun begitu,
resistor ini sangat reliabel jika tidak pernah diberikan tegangan lebih ataupun
panas lebih. Resistor ini masih diproduksi, tetapi relatif cukup mahal.
Resistansinya berkisar antara beberapa miliohm hingga 22M ohm. Nilai
resistansi resistor dapat ditemukan pada bodi resistor tersebut biasanya berupa
kode gelang warna atau angka (pada jenis surface mounted).

6

Gambar tabel 2.1. Kode warna resistor
[http://www.infoservicetv.com/tabel-kode-warna-resistor.html]

Resistor merupakan salah satu komponen penting yang digunakan
dalam pembuatan rangkaian Flood Sensor. Dibutuhkan tiga Resistor yang
masing-masing bermuatan sama yaitu 220k.





Gambar 2.2. Resistor 220k
entesla.com

7

2. 3. Mikrokontroler ATMega 8535
Mikrokontroler adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik
ditulis atau dihapus (Agus Bejo, 2007). Biasanya digunakan untuk
pengontrolan otomatis dan manual pada perangkat elektronika.


Gambar 2.3. IC ATMega 8535
http://produk-inovatif.com/wp-content/uploads/2013/06/atmega8535-1.jpg

Beberapa tahun terakhir, mikrokontroler sangat banyak digunakan
terutama dalam pengontrolan robot. Seiring perkembangan elektronika,
mikrokontroler dibuat semakin kompak dengan bahasa pemrograman yang juga
ikut berubah. Salah satunya adalah mikrokontroler AVR (Alf and Vegards Risc
processor) ATmega8535 yang menggunakan teknologi RISC (Reduce
Instruction Set Computing) dimana program berjalan lebih cepat karena hanya
membutuhkan satu siklus clock untuk mengeksekusi satu instruksi program.
Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu kelas ATtiny,
keluarga AT90Sxx, keluarga ATmega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang
membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya.
8

Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan
hampir sama.
Mikrokontroler AVR ATmega8535 memiliki fitur yang cukup lengkap.
Mikrokontroler AVR ATmega8535 telah dilengkapi dengan ADC internal,
EEPROM internal, Timer/Counter, PWM, analog comparator, dll (M.Ary
Heryanto, 2008). Sehingga dengan fasilitas yang lengkap ini memungkinkan
kita belajar mikrokontroler keluarga AVR dengan lebih mudah dan efisien,
serta dapat mengembangkan kreativitas penggunaan mikrokontroler
ATmega8535.
Fitur-fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler ATmega8535 adalah
sebagai berikut:
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu port A, port B, port C, dan port
D.
2. ADC internal sebanyak 8 saluran.
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.
4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.
5. SRAM sebesar 512 byte.
6. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.
7. Port antarmuka SPI
8. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
9. Antarmuka komparator analog.
10. Port USART untuk komunikasi serial.
11. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan
maksimal 16 MHz.

2. 3. 1. Konstruksi ATmega8535
Mikrokontroler ATmega8535 memiliki 3 jenis memori, yaitu
memori program, memori data dan memori EEPROM. Ketiganya
memiliki ruang sendiri dan terpisah.

9

a) Memori program
ATmega8535 memiliki kapasitas memori progam sebesar 8
Kbyte yang terpetakan dari alamat 0000h 0FFFh dimana
masing-masing alamat memiliki lebar data 16 bit. Memori
program ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian program boot
dan bagian program aplikasi.

b) Memori data
ATmega8535 memiliki kapasitas memori data sebesar 608 byte
yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu register serba guna, register
I/O dan SRAM. ATmega8535 memiliki 32 byte register serba
guna, 64 byte register I/O yang dapat diakses sebagai bagian dari
memori RAM (menggunakan instuksi LD atau ST) atau dapat
juga diakses sebagai I/O (menggunakan instruksi IN atau OUT),
dan 512 byte digunakan untuk memori data SRAM.

c) Memori EEPROM
ATmega8535 memiliki memori EEPROM sebesar 512 byte
yang terpisah dari memori program maupun memori data.
Memori EEPROM ini hanya dapat diakses dengan
menggunakan register-register I/O yaitu register EEPROM
Address, register EEPROM Data, dan register EEPROM
Control. Untuk mengakses memori EEPROM ini diperlakukan
seperti mengakses data eksternal, sehingga waktu eksekusinya
relatif lebih lama bila dibandingkan dengan mengakses data dari
SRAM.



10

ATmega8535 merupakan tipe AVR yang telah dilengkapi
dengan 8 saluran ADC internal dengan fidelitas 10 bit. Dalam mode
operasinya, ADC ATmega8535 dapat dikonfigurasi, baik secara single
ended input maupun differential input. Selain itu, ADC ATmega8535
memiliki konfigurasi pewaktuan, tegangan referensi, mode operasi, dan
kemampuan filter derau yang amat fleksibel, sehingga dengan mudah
disesuaikan dengan kebutuhan ADC itu sendiri.
ATmega8535 memiliki 3 modul timer yang terdiri dari 2 buah
timer/counter 8 bit dan 1 buah timer/counter 16 bit. Ketiga modul
timer/counter ini dapat diatur dalam mode yang berbeda secara individu
dan tidak saling mempengaruhi satu sama lain. Selain itu, semua
timer/counter juga dapat difungsikan sebagai sumber interupsi. Masing-
masing timer/counter ini memiliki register tertentu yang digunakan
untuk mengatur mode dan cara kerjanya.
Serial Peripheral Interface (SPI) merupakan salah satu mode
komunikasi serial syncrhronous kecepatan tinggi yang dimiliki oleh
ATmega8535. Universal Syncrhronous and Asyncrhronous Serial
Receiver and Transmitter (USART) juga merupakan salah satu mode
komunikasi serial yang dimiliki oleh ATmega8535. USART merupakan
komunikasi yang memiliki fleksibilitas tinggi, yang dapat digunakan
untuk melakukan transfer data baik antar mikrokontroler maupun
dengan modul-modul eksternal termasuk PC yang memiliki fitur
UART.
USART memungkinkan transmisi data baik secara
syncrhronous maupun asyncrhronous, sehingga dengan memiliki
USART pasti kompatibel dengan UART. Pada ATmega8535, secara
umum pengaturan mode syncrhronous maupun asyncrhronous adalah
sama. Perbedaannya hanyalah terletak pada sumber clock saja.
Jika pada mode asyncrhronous masing-masing peripheral
memiliki sumber clock sendiri, maka pada mode syncrhronous hanya
11

ada satu sumber clock yang digunakan secara bersama-sama. Dengan
demikian, secara hardware untuk mode asyncrhronous hanya
membutuhkan 2 pin yaitu TXD dan RXD, sedangkan untuk mode
syncrhronous harus 3 pin yaitu TXD, RXD dan XCK.

2. 3. 2. Konfigurasi Pin pada Mikrokontroler ATMega 85335
















Gambar 2.4. Konfiguras Pin ATMega 8535
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20194/4/Chapter%20II.pdf = IC
ATmega 8535

Konfigurasi pin ATmega8535 dengan kemasan 40 pin DIP
(Dual Inline Package) dapat dilihat pada gambar 2.1. Dari gambar di
12

atas dapat dijelaskan fungsi dari masing-masing pin Atmega8535
sebagai berikut:
VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu
daya.
GND merukan pin Ground.
Port A (PortA0PortA7) merupakan pin input/output dua
arah dan pin masukan ADC.
Port B (PortB0PortB7) merupakan pin input/output dua
arah dan dan pin fungsi khusus, seperti dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.

Pin Fungsi Khusus
PB7 SCK (SPI Bus Serial Clock)
PB6 MISO (SPI Bus Master Input/ Slave
Output)
PB5 MOSI (SPI Bus Master Output/ Slave
Input)
PB4 SS (SPI Slave Select Input)
PB3 AIN1 (Analog Comparator Negative
Input)
OC0 (Timer/Counter0 Output
Compare Match Output)
PB2 AIN0 (Analog Comparator Positive
Input)
INT2 (External Interrupt 2 Input)
PB1 T1 (Timer/ Counter1 External
Counter Input)
PB0 T0 T1 (Timer/Counter External
Counter Input)
13

XCK (USART External Clock
Input/Output)

Tabel 2.2 Fungsi Khusus Port B

Port C (PortC0PortC7) merupakan pin input/output dua arah
dan pin fungsi khusus, seperti dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.

Pin Fungsi khusus
PC7 TOSC2 ( Timer Oscillator Pin2)
PC6 TOSC1 ( Timer Oscillator Pin1)
PC5 Input/Output
PC4 Input/Output
PC3 Input/Output
PC2 Input/Output
PC1 SDA ( Two-wire Serial Buas Data
Input/Output Line)
PC0 SCL ( Two-wire Serial Buas Clock
Line)

Tabel 2.3 Fungsi Khusus Port C

Port D (PortD0PortD7) merupakan pin input/output dua arah
dan pin fungsi khusus, seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini.


14

Pin Fungsi khusus
PD7 OC2 (Timer/Counter Output Compare
Match Output)
PD6 ICP (Timer/Counter1 Input Capture Pin)
PD5 OC1A (Timer/Counter1 Output
Compare A Match Output)
PD4 OC1B (Timer/Counter1 Output
Compare B Match Output)
PD3 INT1 (External Interrupt 1 Input)
PD2 INT0 (External Interrupt 0 Input)
PD1 TXD (USART Output Pin)
PD0 RXD (USART Input Pin)

Tabel 2.4 Fungsi Khusus Port D

RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset
mikrokontroler.
XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.
AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
AREFF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.










15

2. 4. IC Regulator
Gambar 2.5. IC Regulator
http://diditnote.blogspot.com/2013/02/ic-regulator-tegangan.html

IC Regulator tegangan berfungsi sebagai filter tegangan agar sesuai
dengan keinginan. IC regulator tegangan secara garis besar dapat dibagi
menjadi dua, yakni regulator tegangan tetap (3 kaki) dan regulator tegangan
yang dapat diatur (3 kaki dan banyak kaki). Kaki di sini menyatakan terminal
IC. IC regulator tegangan tetap (3 kaki) yang sekarang ini populer adalah seri
78 untuk tegangan positif dan seri 79 untuk tegangan negatif. Regulator seri 78
tersedia dalam beberapa variasi tegangan keluaran mulai dari 5 volt sampai 24
volt, seperti 7805, 7806,7808, 7810, 7815, 7818, dan 7824.
Besarnya tegangan keluaran IC seri 78 atau 79 ini dinyatakan dengan
dua angka terakhir dari serinya. Contoh IC 7805 adalah regulator tegangan
positif dengan tegangan keluaran 5 Volt. IC 7915 adalah regulator tegangan
negative dengan tegangan -15 Volt.
Selain dari regulator tegangan tetap ada juga IC regulator yang
tegangannya dapat diatur. Prinsipnya sama dengan regulator OP-amp yang
dikemas dalam satu IC misalnya LM317 untuk regulator variabel positif dan
LM337 untuk regulator variabel negatif. Hanya saja perlu diketahui supaya
16

rangkaian regulator dengan IC tersebut bisa bekerja, tengangan input harus
lebih besar dari tegangan output regulatornya.
Biasanya perbedaan tegangan Vin terhadap Vout yang
direkomendasikan ada di dalam datasheet komponen tersebut. Pemakaian
heatshink (aluminium pendingin) dianjurkan jika komponen ini dipakai untuk
men-catu arus yang besar. Di dalam datasheet komponen seperti ini maksimum
bisa dilewati arus mencapai 1 A.

2. 5. LCD
LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi untuk menampilkan karakter
angka, huruf ataupun simbol dengan lebih baik dan dengan konsumsi arus yang
rendah. Dalam aplikasinya, LCD 2x16 terbagi menjadi beberapa bagian bentuk,
ada yang memakaibacklight, ada juga yang tidak. Kemudian yang
memakai backlight, ada yang berwarna hijau dan ada juga yang berwarna biru,
tetapi intinya sama, pin yang digunakan sama.






Gambar 2.6. LCD
www.parallax.com

Karena LCD sudah dilengkapi perangkat kontrol sendiri yang menyatu
dengan LCD, maka kita mengikuti aturan standar yang telah disimpan dalam
pengontrolan tersebut. konfigurasi pin yang terdapat dalam LCD adalah:
17


Pin Simbol Nilai Fungsi
1 Vss - Power Supply 0 volt (Ground)
2 Vdd - Power Supply Vcc
3 Vee - Setting Contrast
4 RS 0/1 0: instruksi / 1: data input
5 R/W 0/1 0: tulis ke LCD / 1: membaca dari LCD
6 E 0 1 Mengaktifkan sinyal
7 DB0 0/1 Data pin 0
8 DB1 0/1 Data pin 1
9 DB2 0/1 Data pin 2
10 DB3 0/1 Data pin 3
11 DB4 0/1 Data pin 4
12 DB5 0/1 Data pin 5
13 DB6 0/1 Data pin 6
14 DB7 0/1 Data pin 7
15 VB+ - Power 5 V
16 VB- - Power 0 V

Tabel 2.5. Konfigurasi Pin LCD 2x16
www.parallax.com
Fungsi display dalam suatu aplikasi microcontroller sangat penting
sekali . diantaranya untuk :
Memastikan data yg kita input valid
Mengetahui hasil suatu proses
Memonitoring suatu proses
Mendebug program
Menampilkan pesan
Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan RW:
Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD
bahwa anda sedang mengirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke
18

LCD, maka melalui program EN harus dibuat logika low 0 dan set pada dua
jalur kontrol yang lain RS dan RW. Ketika dua jalur yang lain telah siap, set
EN dengan logika 1 dan tunggu untuk sejumlah waktu tertentu ( sesuai
dengan datasheet dari LCD tersebut ) dan berikutnya set EN ke logika low 0
lagi.
Jalur RS adalah jalur Register Select. Ketika RS berlogika low 0, data
akan dianggap sebagi sebua perintah atau instruksi khusus ( seperti clear screen,
posisi kursor dll ). Ketika RS berlogika high 1, data yang dikirim adalah data
text yang akan ditampilkan pada display LCD. Sebagai contoh, untuk
menampilkan huruf T pada layar LCD maka RS harus diset logika high 1.
Jalur RW adalah jalur kontrol Read/ Write. Ketika RW berlogika low (0), maka
informasi pada bus data akan dituliskan pada layar LCD. Ketika RW berlogika
high 1, maka program akan melakukan pembacaan memori dari LCD.
Sedangkan pada aplikasi umum pin RW selalu diberi logika low 0.
Pada akhirnya, bus data terdiri dari 4 atau 8 jalur ( bergantung pada mode
operasi yang dipilih oleh user ). Pada kasus bus data 8 bit, jalur diacukan
sebagai DB0 s/d DB7. Beberapa perintah dasar yang harus dipahami adalah
inisialisasi LCD Character:
Function Set
Mengatur interface lebar data, jumlah dari baris dan ukuran font karakter
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
0 0 0 0 1 DL N F X X
Entry Mode Set
Mengatur increment/ decrement dan mode geser
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
0 0 0 0 0 0 0 1 I/D S
19

Display On/ Off Cursor
Mengatur status display ON atau OFF, cursor ON/ OFF dan fungsi Cursor
Blink
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
0 0 0 0 0 0 1 D C B
Clear Display
Perintah ini hapus layar
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Geser Kursor dan Display
Geser posisi kursor atau display ke kanan atau kekiri tanpa menulis atau baca
data display. Fungsi ini digunakan untuk koreksi atau pencarian display
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
0 0 0 0 0 1 S/C R/L X X

2. 6. Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk
mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja
buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari
kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut
dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke
dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena
kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan
menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar
yang akan menghasilkan suara.
20








Gambar 2.7. Buzzer
http://www.digikey.com/product-detail/en/CEP-4411AC/102-1125-ND/412384

Buzzer pada rangkaian Flood Sensor di sini berfungsi memberitahukan
bahwa ketika sensor menyatakan bahwa tanda bahaya sudah sampai pada
ketinggian Overflow maka sensor Buzzer akan berbunyi.


2. 7. LED
Lampu LED atau kepanjangannya Light Emitting Diode adalah suatu
lampu indikator dalam perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi
untuk menunjukkan status dari perangkat elektronika tersebut.
Misalnya pada sebuah komputer, terdapat lampu LED power dan LED
indikator untuk processor, atau dalam monitor terdapat juga lampu LED power
dan power saving.
21


Gambar 2.8. LED
cs.wikipedia.org

Lampu LED terbuat dari plastik dan dioda semikonduktor yang dapat
menyala apabila dialiri tegangan listrik rendah (sekitar 1.5 volt DC).
Bermacam-macam warna dan bentuk dari lampu LED, disesuaikan dengan
kebutuhan dan fungsinya.
LED (Light Emitting Diode) merupakan sejenis lampu yang akhir-akhir
ini muncul dalam kehidupan kita. LED dulu umumnya digunakan pada gadget
seperti ponsel atau PDA serta komputer. Sebagai pesaing lampu bohlam dan
neon, saat ini aplikasinya mulai meluas dan bahkan bisa kita temukan pada
korek api yang kita gunakan, lampu emergency dan sebagainya. Led sebagai
model lampu masa depan dianggap dapat menekan pemanasan global karena
efisiensinya.
Pada rangkaian sistem Flood Sensor menggunakan tiga LED yang
masing-masing berwarna merah, kuning dan hijau. Warna hijau untuk keadaan
Siaga, warna kuning untuk keadaan Waspada dan warna merah untuk keadaan
Overflow.
22

BAB III
PERANCANGAN SISTEM

3. 1. Analisa Blok Diagram















Pada blok diagram di atas terdapat aktifator dan tiga blok di
bawahnya yaitu blok input, proses dan output. Pada blok input terdapat
sensor air sebagai sensor yang merupakan sistem kendali flood sensor, input
ini lalu diproses pada blok proses, pada blok proses ini terdapat
mikrokontroler ATMega8535.
Setelah proses selesai maka di lanjutkan sebagai finishing sistem
pada blok output, pada blok output ini terdapat LED hijau untuk level paling
rendah, LED kuning untuk level sedang, LED merah untuk lv tinggi, dan
buzzer yang berbunyi untuk level paling atas. LCD juga menampilkan
output dalam bentuk karakter sesuai dengan level yang dicapai sebagai
bentuk output dari program.

AKTIVATOR
PROSES
INPUT
LED
SENSOR AIR
BUZZER
OUTPUT
LCD
ATMEGA8535
23

3. 2. Aktifator
Aktifator adalah suatu power supply yang berfungsi untuk memberi
masukan tegangan kepada setiap rangkaian dalam sistem. Aktifator dapat
berupa catu daya, aki, baterai dan sebagainya. Pada project Flood Sensor
with LCD ini menggunakan baterai bertegangan 9 Volt dan ground sebagai
aktifatornya.

3. 2. 1. Input
Pada blok input ini terdapat sensor air sebagai sensor pengukur
ketinggian air. Saat terkena air, tegangan akan terhubung dari sensor
yang terhubung sumber tegangan dengan sensor yang sudah diatur
sesuai dengan level ketinggian. Ketika air menyentuh kedua
elektroda (tembaga) maka tegangan 5V akan terhubung dengan
output dan sebagian tegangan akan berkurang karena air berfungsi
sebagai penghambat. Tegangan keluarannya sebesar 3v sampai 4.5v
dengan jarak antara kedua elektroda + 1cm.

3. 2. 2. Proses
Pada blok proses ini terdapat IC ATMega 8535. Berikut fungsi
IC tersebut:

IC ATMega8535
IC mikrokontroler ATMega8535 berfungsi sebagai pemroses
sinyal input. Saat sinyal input masuk, maka mikrokontroler juga
akan mengatur outputnya. Pada kasus kali ini sisi input pada
mikrokontroler terdapat pada port B, sedangkan sisi output yang
digunakan adalah port A dan port C. Pada perencanaan program, IC
ini akan bekerja apabila mendapatkan perubahan nilai logika pada
port B, dan merubah nilai sisi output yang berada pada port A dan
port C, sedangkan 2 port ini difungsikan sebagai olah sinyal untuk
komponen output, yang mana jika berubah nilai input dari port B,
24

maka akan mempengaruhi sistem informasi dari Flood Sensor with
LCD. IC ATMega 8535 ini merupakan inti dari pemroses sinyal
input dan output, serta sebagai wadah program yang telah dibuat
dalam fungsi sebagai inti proses kinerja sistem.


3. 2. 3. Output
Pada blok output ini terdapat LED, buzzer, dan LCD sebagai
informasi untuk pengguna. Output ini dipengaruhi oleh sinyal
masukan yang didapatkan pada sensor air. Sistem pada output ini
adalah pemberitahuan yang sesuai dengan level sensor yang didapat.
Hal ini mengakibatkan LED, buzzer, dan LCD menampilkan
informasi sesuai dengan level air yang dibaca oleh sensor.

3. 3. Analisa Rangkaian Secara Detail
Untuk mengaktifkan rangkaian Flood Sensor with LCD ini dibutuhkan
sumber tegangan sebesar 9 volt yang terbagi masing masing untuk
mengaktifkan LED, buzzer, dan LCD yang berfungsi sebagai suplai
tegangan komponen melalui pin VS pada komponen tersebut.
Saat sensor terkena air maka sensor akan mengubah nilai tegangan pada
ATMega 8535 dan IC ATMega 8535 akan memproses masukan sehingga
input ini akan diproses yang akhirnya akan menghasilkan output yang
bernilai 1 ( High ) pada LED, buzzer, dan LCD. Sedangkan saat sensor tidak
terkena air maka sensor akan mengubah juga nilai tegangan pada IC
ATMega 8535 dan IC ATMega 8535 juga memproses masukan sehingga
input ini akan diproses yang menghasilkan output yang bernilai 0 ( Low ).
Dalam mikrokontroler ini akan memproses input dan output dalam
bentuk heksadesimal, dengan Port B sebagai input dan Port A dan Port C
sebagai output yang nantinya akan dilanjutkan kembali ke LED, buzzer, dan
LCD untuk pengaktifan komponen tersebut masing - masing.


25

3. 4. Flowchart































Mulai
S 1 = Sensor 1
S 2 = Sensor 2
S 3 = Sensor 3
S 4 = Sensor 4
LH = LED hijau
LK = LED kuning
LM = LED merah
BUZ = buzzer
LCD = lcd





Power ON
Input
S 1
S 2
Tidak
Ya
S 3
S 4
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
LH = 1
LCD aman
BUZ = 1
LCD bahaya
LM = 1
LCD waspada
LK = 1
LCD siaga
26

3. 5. Analisa Logika Program
#include <mega8535.h> // mengaktifkan library mega8535
#include <delay.h> // mengaktifkan library delay

#asm
.equ __lcd_port=0x15; PORTC // mengaktifkan komponen LCD
#endasm

#include <lcd.h> // mengaktifkan library LCD

void aman (void); // memanggil fungsi aman
void siaga (void); // memanggil fungsi siaga
void awas (void); // memanggil fungsi awas
void overflow(void); // memanggil fungsi overflow

void main(void){
PORTB = 0xFF; DDRB = 0x00; // inisialisasi PORT B sebagai input
PORTC = 0x00; DDRC = 0x00; // inisialisasi PORT C sebagai input
PORTA = 0xFF; DDRA = 0xFF; // inisialisasi PORT A sebagai output

lcd_init(16); // inisialisasi LCD 16 karakter
lcd_gotoxy(2,0); // menset pointer baris ke 2 kolom ke
0
lcd_putsf("FLOOD SENSOR"); // memasukan karakter FLOOD
SENSOR
delay_ms(500); // memberi delay sebanyak 500 ms


while(1){ // memberikan fungsi percabangan
bila aktif
lcd_gotoxy(2,0); // penempatan pointer LCD kolom 2
baris 0
27

lcd_putsf("FLOOD SENSOR"); // pemberian karakter FLOOD
SENSOR
switch(PINB){ // percabangan switch pada PORT B
case 0b10111111 : aman(); break; // jika berlogika 10111111
memanggil aman
case 0b10101111 : siaga();break; // jika berlogika 10101111
memanggil siaga
case 0b10101011 : awas(); break; // jika berlogika 10101011
memanggil awas
case 0b10101010 : overflow();break; // jika berlogika 10101010
memanggil overflow
default : PORTD = 0xFF; lcd_clear(); break; // jika berlogika 11111111
LCD akan menghapus pada bagian baris 2
}
}
}

void aman (void) { // blok koding untuk void aman
PORTD = 0xFE; // pengaktifan PORT D sebesar
11111110
lcd_gotoxy(0,1); // penempatan pointer LCD kolom 0
baris 1
lcd_putsf(" AMAN "); // pemberian karakter aman
}

void siaga (void){ // blok koding untuk void siaga
PORTD = 0xFA; // pengaktifan PORT D sebesar
11111010
lcd_gotoxy(0,1); // penempatan pointer LCD kolom 0
baris 1
lcd_putsf(" SIAGA "); // pemberian karakter siaga
}
28


void awas (void) { // blok koding untuk void awas
PORTD = 0xEA; // pengaktifan PORT D sebesar
11101010
lcd_gotoxy(0,1); // penempatan pointer LCD kolom 0
baris 1
lcd_putsf(" AWAS "); // pemberian karakter awas
}

void overflow (void){ // blok koding untuk void overflow
PORTD = 0xAA; // pengaktifan PORT D sebesar
10101010
lcd_gotoxy(0,1); // penempatan pointer LCD kolom 0
baris 1
lcd_putsf(" BAHAYA "); // pemberian karakter bahaya
}

29

CARA KERJA ALAT

Berikut ini akan dijelaskan bagaimana cara kerja alat Flood Sensor with
LCD beserta rinciannya.

1. Ketika sensor air tidak berkurang tegangannya, maka nilai tegangan sensor akan
bernilai tetap yaitu bernilai logika 0. Pada port B di mikrokontroler tidak
mendapatkan perubahan sinyal, otomatis sistem tetap dan alat peraga diam.
2. Ketika air mengenai sensor paling bawah (level 1), maka nilai logika pada port
B.6 akan berubah menjadi 1 yang mengakibatkan output pada LED berwarna
hijau yang terpasang pada port Port A.0 akan bernilai 1 dan LCD juga akan
menampilkan output berupa karakter yang bertuliskan Aman .
3. Ketika air mengenai sensor bawah (level 2), maka nilai logika pada port B.4
akan berubah menjadi 1 yang mengakibatkan output pada LED berwarna
kuning yang terpasang pada port Port A.2 akan bernilai 1 dan LCD juga akan
menampilkan output berupa karakter yang bertuliskan Siaga .
4. Ketika air mengenai sensor atas (level 3), maka nilai logika pada port B.2 akan
berubah menjadi 1 yang mengakibatkan output pada LED berwarna merah yang
terpasang pada port Port A.4 akan bernilai 1 dan LCD juga akan menampilkan
output berupa karakter yang bertuliskan Waspada .
5. Ketika air mengenai sensor paling atas (level 4), maka nilai logika pada port
B.0 akan berubah menjadi 1 yang mengakibatkan output pada buzzer yang
terpasang pada port Port A.6 akan bernilai 1 dan LCD juga akan menampilkan
output berupa karakter yang bertuliskan Bahaya .
30

BAB V
PENUTUP

5. 1. Kesimpulan
Setelah melakukan analisis, percobaan dan perancangan proyek Light
Detector Robot secara manual. Dapat disimpulkan bahwa :
1. Flood Sensor merupakan sebuah proyek yang didesain untuk sistem
keamanan mobile agar terhindar dari bahaya banjir. Flood Sensor
dikendalikan oleh minsys yang telah diprogram oleh user dan sensor air
sebagai sensornya.
2. Flood Sensor bekerja berdasarkan sensor ketinggian air, saat ada air
yang mengenai sensor maka indikator LED akan menyala dan LCD
akan menampilkan kata berdasarkan keadaan yang terjadi.
3. Flood Sensor memiliki beberapa kondisi yaitu:
Level Output LCD
1 LED Hijau Aman
2 LED Kuning Siaga
3 LED Merah Waspada
4 Buzzer Bahaya

5. 2. Saran
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dalam perancangan proyek
Flood Sensor ini, maka disarankan untuk memerhatikan beberapa hal berikut :

1. Sebelum memulai perancangan proyek ini, buatlah beberapa tahapan
secara berurutan agar proses pengerjaan tertata secara rapi dan tidak
membuang banyak waktu.
2. Disarankan menggunakan Mynsis.
31

3. Disarankan menyusun tahapan kerja untuk merancang Flood Sensor
sebagai berikut :
i. Menyediakan komponen-komponen yang dibutuhkan, seperti
PCB, Buzzer, MinSys, black housing, dan lain-lain.
ii. Pembuatan jalur sesuai dengan schematic. Disarankan untuk
menggunakan software khusus untuk membuat jalur elektronika
pada PCB. Perhatikan secara teliti, jangan sampai ada jalur yang
bentrok ataupun salah menghubungkan jalur dengan pin IC
maupun ground.
iii. Setelah selesai, sablon jalur yang telah dibuat pada papan PCB.
Apabila hasilnya kurang tebal, gunakan spidol permanent untuk
menebalkan jalur tersebut.
iv. Gunakan Mini Drill untuk membuat lubang-lubang yang
dibutuhkan yang nantinya akan dipasangkan komponen pada
lubang tersebut.
v. Selanjutnya proses pelarutan menggunakan larutan FeCl,
larutkan PCB pada air (disarankan air panas) yang telah
dicampur dengan FeCl dalam wadah plastik (tidak boleh
menggunakan wadah berbahan logam). Larutkan sampai logam
pada PCB yang tidak terhalangi oleh jalur habis. Lalu bersihkan
dengan air bersih.
vi. Hapus tinta spidol yang menghalangi jalur dengan menggunakan
bahan berbahan aerosol atau bisa juga menggunakan bensin.
vii. Selanjutnya, Gunakan amplas untuk menggesek jalur yang telah
dibuat agar timah mudah merekat pada jalur. (Penggesekan tidak
boleh terlalu keras).
viii. Letakkan komponen pada titik yang telah ditentukan. Gunakan
solder dan juga timah dengan kualitas yang bagus agar hasilnya
memuaskan.
32

ix. Setelah semua selesai, proses selanjutnya yaitu masukan
program yang dibutuhkan ke dalam MynSis. Program harus
benar dan tidak boleh salah sedikit pun.
x. Hubungkan port-port PCB dengan port-port pada Mynsis sesuai
dengan program dan schematic.
xi. Rancang dengan sedemikian rupa dan desain proyek ini sesuai
dengan keinginan.
4. Berikan sumber tegangan yang sesuai pada proyek ini. Agar bisa
berjalan dengan semestinya berikan sumber tegangan minimal tegangan
9V.
5. Gunakan Acrillic agar Maket pada Flood Sensor terlihat lebih menarik
dan spacer untuk penempatan papan PCB terlihat kokoh.

33

DAFTAR PUSTAKA

Team Dasar Elektronika, Rangkaian Tester Kristal dan Cara
Membuatnya, http://dasarelektronika.com/rangkaian-tester-kristal-
dan-cara-membuatnya/ , 11 September 2013.
Didit, IC Regulator Tegangan,
http://diditnote.blogspot.com/2013/02/ic-regulator-tegangan.html,
Februari 2013.
Universitas Sumatera Utara.
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20194/4/Chapter%20II.pdf
Diode Pancaran Cahaya
http://id.wikipedia.org/wiki/Diode_pancaran_cahaya, 2013
Percobaan 4 LCD Karakter,
http://www.mytutorialcafe.com/mikrokontroller%20bab4%20LCDKar
akter.htm, 2013

Anda mungkin juga menyukai