Anda di halaman 1dari 2

Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera Utara

Jakarta (ANTARA News) - PT Pelindo I (Persero) siap mengembangkan Pelabuhan Kuala


Tanjung, Sumatera Utara dengan total investasi sekitar Rp17 triliun hingga tahun 2019.
"Pengembangan Kuala Tanjung sejalan dengan program Poros Maritim dan Tol Laut yang
dicanangkan Pemerintah," kata Direktur Utama Pelindo I, Bambang Eka Cahyana, di sela
seminar "Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung: Port of Rotterdam International dan PT
Pelindo I", di Jakarta, Rabu.
Menurut Bambang, untuk tahap awal pada tahun 2015 perseroan akan mengalokasikan dana
sekitar 400 juta dolar atau sekitar Rp4,9 triliun. Dana tersebut sebagian besar digunakan
untuk fase pertama meliputi terminal pelabuhan multipurpose seperti terminal peti kemas,
teminal curah cair untuk melayani pengiriman hasil perkebunan berupa minyak sawit (CPO).
Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung akan dikerjakan selama 16-18 bulan, termasuk
pembangunan dermaga sepanjang 400 meter, utilitas, peralatan, instalasi teknologi informasi.
Pembangunan tahap II meliputi pengembangan lapangan penumpukan seluas 10 hektare,
termasuk pembangunan kawasan industrial seluas 1.000 hektar.
Tahap III pembenahan kegiatan peningkatan transhipment seluruh kegiatan bongkar muat
dari Kuala Tanjung ke berbagai pelabuhan di dunia. Sedangkan tahap ke IV mewujudkan
Kuala Tajung sebagai "City Port".
Dengan selesainya seluruh tahapan tersebut, maka Pelabuhan Kuala Tanjung pada tahun 2019
akan memiliki terminal curah cair berkapasitas 3,5 juta ton per tahun, curah kering 1 juta ton
per tahun, peti kemas 400.000 TEUs per tahun, dan dermaga baru sepanjang 400 meter.

Pengembangan pelabuhan Kuala Tanjung akan dikerjakan anak usaha PT Prima Multi
Terminal, merupakan perusahaan patungan antara Pelindo I, PT Pembangunan Perumahan
(Persero), dan PT Waskita Karya (Persero).
Pembentukan perusahaan patungan sudah disepakati dengan komposisi saham 55 persen
dimiliki Pelindo I, 35 persen PP dan 15 persen Waskita Karya.
Pada tahun 2015, Pelindo I menargetkan pendapatan sekitar Rp2,3 triliun, tumbuh sekitar 12
persen dari realisasi tahun 2014. Sedangkan laba bersih perusahaan yang mengelola 5
pelabuhan tersebut pada 2015 diproyeksikan mencapai Rp605 miliar, tumbuh dari laba 2014
sebesar Rp550 miliar.
Pelindo I saat ini mengelola sebanyak 19 pelabuhan yang berada Provinsi Aceh, Sumatera
Utara, Aceh, Riau, Kepulauan Riau.
Pelindo I menganggarkan investasi sebesar Rp1 triliun untuk pengembangan pelabuhan
Kuala Tanjung, Sumatera Utara, pada tahun ini. Dana itu dialokasikan pada belanja modal
(capital expenditure/capex) perusahaan pelat yang bergerak sebagai operator pelabuhan
tersebut dari total anggaran.
Pendanaan pengembangan pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera Utara, menggunakan kas
internal sekitar 30 persen, 70 persen sisanya dari pinjaman perbankan. "PT BNI (Persero)
Tbk, PT BRI (Persero), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk siap membiayai," ucap
Bambang.
Bambang mengatakan Pelindo I memiliki opsi untuk menerbitkan surat utang (obligasi)
sebesar Rp300 miliar pada semester kedua tahun 2015. Instrumen pendanaan itu untuk
kebutuhan likuiditas dalam pengembangan pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera Utara.
Menurutnya, Pelindo I menargetkan jangka waktu pembangunan Terminal Muti Purpose di
pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera Utara, selama 24 bulan. "Target kami kuartal pertama
tahun 2018 sudah bisa beroperasi," ungkapnya.
Terminal Muti Purpose di pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera Utara, memiliki kapasitas
untuk curah cair sebanyak 3,5 juta, curah kering sekitar 1 juta ton, dan peti kemas sebesar
400 ribu TEUs (twenty feet equivalent units), Terminal Muti Purpose merupakan tahap
pertama dalam pengembangan pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera Utara. Lalu dilanjutkan
untuk pengembangan kawasan industri seluas 1.000 hektar (ha).
Pelindo I sudah menandatangani nota kesepahaman (momerandum of understanding/MoU)
dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III dan PT Indonesia Asahan Alumunium
(Inalum). Inalum akan membangun industri hilirisasi dari alumunium. Lalu PTPN
membangun industri oil chemical.

Anda mungkin juga menyukai