Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn T DENGAN SELULITIS


DI RUANG WIJAYA KUSUMA RSU Dr.R.SOETIJONO BLORA

OLEH :

Hartatik
NIM : P17420613017

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG PROGRAM STUDI D IV


KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH KELAS KERJASAMA DINKES
KAB.BLORA
TAHUN 2013
LEMBAR PENGESAHAN
1

Laporan telah diteliti dan disetujui

MENGETAHUI

PEMBIMBING AKADEMIK
PEMBIMBING KLINIK

PAMBAYUN
S.U,Skep,Ns

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN SELULITIS
DI RUANG PENYAKIT BEDAH / WIJAYA KUSUMA RSU Dr.R.SOETIJONO BLORA
Praktikan
:
Hartatik
NIM
:
P17420613017
PATHWAYS :

Bakteri Patogen
Streptokokus piogenes, streptokokus grup A, Stapilokokus
aureus
Menyerang kulit dan jaringan subkutan
Meluas kejaringan yang lebih dalam

Menyebar secara sistemik


Terjadi peradangan akut
oedem,kemerahan

eritema local pada kulit


le
si

nyeri tekan

Kerusakan
integritas
kulit

Gangguan
rasa Nyaman
Nyeri

Mengenai vena, arteri,


pembuluh kapiler
Perdarahan masif
Penurunan Hb
3

Kurang paparan
informasi tentang
penyakit

hipoxia

Kurang pengetahuan

Gangguan perfusi
jaringan perifer

Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan turgor
sirkulasi
dan edema
3. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan
ikatan O2 oleh Hb
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang paparan informasi

INTERVENSI / RENCANA KEPERAWATAN


Diagnosa

Tujuan

Intervensi

Gangguan
rasa
nyaman
nyeri
berhubung
an dengan
inflamasi
jaringan

Rasional

Setelah
1. Kaji intensitas nyeri
1. Mengetahui
dilakukan
menggunakan skala /
berat nyeri
tindakan
peringkat nyeri
yang dialami
keparawatan
2. Jelaskan pada pasien
pasien.
selama 2x24 jam
tentang sebab sebab 2. Pemahaman
diharapkan nyeri
timbulnya nyeri.
pesien
berkurang atau 3. Berikan anal gesik jika
tentang
hilang.
diperlukan, kaji
penyebab
Kriteria hasil :
keefektifan.
nyeri yg
1. pasien
4. Ubah posisi sesering
terjadi akan
menampakkan
mungkin, pertahankan
mengurangi
ketenangan
garis tubuh untuk
ketegangan
2. ekspresi muka
menccegah penekanan
pasien.
rileks ketidakny
dan kelelahan.
3. Obat obatan
amanan
dalam 5. Bantu dan ajarkan
analgesik
batas
yang
penanganan terhadap
dapat
dapat ditoleransi
nyeri, penggunaan
membantu
imajinasi, relaksasi dan
mengurangi
distraksi
nyeri pasien
4. Posisi yang
4

Kerusakan
integritas
kulit
berhubung
an dengan
perubahan
turgor
sirkulasi
dan
1.
edema.

Setelah
1.
dilakukan
tindakan
keparawatan 2.
selama 2x24 jam
diharapkan
menunjukkan
regenerasi
jaringan.
3.
Kriteria hasil :
Lesi mulai pulih
4.
dan area bebas
dari
infeksi
5.
lanjut,
2. kulit bersih,
3. kering dan area
sekitar
bebas
dari edema,

nyaman akan
membantu
memberikan
kesempatan
pada otot
untuk
relaksasi
seoptimal
mungkin.
5. Teknik
relaksasi dan
distraksi bisa
mengurangi
rasanyeri
yang
dirasakan
pasien.
Kaji kerusakan, ukuran, 1. Pengkajian
kedalaman warna
yang
tepat
cairan.
terhadap luka
Pertahankan istirahat di
dan
proses
tempat tidur dengan
penyembuhan
peningkatan
akan
ekstremitas dan
membantu
mobilitasasi.
dalam
Pertahankan teknik
menentukan
aseptic.
tindakan
Gunakan kompres dan
selanjutnya.
balutan.
2. Sirkulasi yang
Pantau suhu laporan,
lancar
bisa
laoran dokter jika ada
mempercepat
peningkatan
proses
penyembuhan
luka.
3. Dapat
mempercepat
proses
penyembuhan
luka.
4. Kompres
dan
balutan
bisa
mengurangi
kontaminasi
dari luar
5. Deteksi
dini
terhadap
komlikasi
infeksi.

Gangguan
perfusi
jaringan
perifer
berhubung
an dengan
penurunan
ikatan O2
oleh Hb

Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama
x24 jam tidak
ada gangguan
pada status
sirkulasi psien
dengan
indicator:
Tekanan darah
sistolik dbn
Tekanan darah
diastolik dbn
Nadi dbn
AGD dbn
Kesimbangan
intake dan
output 24 jam
Pengisian
kapiler dbn
Warna kulit
normal
Suhu kulit
hangat

1. Kaji secara

komprehensif
sirkukasi perifer
(nadi
perifer,edema,capill
ary refill,warna dan
temperatur
ekstremitas)
2. Evaluasi nadi
perifer dan edema
3. Inpseksi kulit

adanya luka
4. Kaji tingkat nyeri
5. Elevasi anggota
badan 20 derajat
atau lebih tinggi
dari jantung untuk
meningkatkan
venous return
6. Ubah posisi klien
minimal setiap 2
jam sekali
7. Monitor status
cairan masuk dan

keluar
8. Gunakan
therapeutic bed
9. Dorong latihan ROM
selama bedrest
10. Dorong pasien
latihan sesuai
kemanpuan
11. Jagakeadekuatanhi
drasi untuk
mencegah
peningkatan
viskositas darah
12. Kolaborasi
pemberian
Antiplatelet atau
antikoagulan
13. Monitor
laboratorium Hb,
Hmt

Pengkajian
tanda vital
secara rutin
akan
mengetahui
keadaan
perfusi
secara
keseluruhan
.
Elevasi 20 0
akan
memudahka
n
pengembali
an aliran
darah ke
jantung
sehingga
tidak
meningkatk
an oedema.
Latihan ROM
aktif akan
merangsang
lancarnya
peredaran
darah

Kurang
pengetahu
an
berhubung
an dengan
kurang
paparan
informasi

Setelah
1. Demonstasikan
1. Agar keluarga
dilakukan
perawatan luka dan
dapat
tindakan
balutan,
ubah
melkukan
keparawatan
prosedur,
tekankan
perawatan
selama 2x24 jam
pentingnya
teknik
secara
diharapkan
aseptic.
aseptik
di
pasien mengerti 2. Dorong
melakukan
rumah
tentang
aktivitas
untuk
sehingga luka
perawatan
mentoleransi
bisa sembuh.
dirumah
penggunaan
alat 2. Peningkatan
Kriteria hasil :
penyokong.
perilaku yang

melaksanakan 3. Jelaskan
tanda-tanda
adiktif pada
perawatan luka
dan
gejala
untuk
pasien.
dengan
benar
dilaporkan ke dokter. 3. Deteksi
dini
menggunakan: 4. Tekankan
pentingnya
terhadap
tindakan
diet nutrisi
kegawatan
kewaspadaan
dan
aseptic
yang
penanganan
tepat.
yang sesuai.

Mengekspresik
4. Nutrisi
yang
an pemahaman
adekuat
perkembangan
mempercepat
yang diharapkan
proses
tanpa infeksi dan
penyembuha
jadwal obat.
n luka.

DAFTAR PUSTAKA

Corwin Elizabeh.J.2009 Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 9 Alih bahasa


Tim penerbit PSIK UNPAD, EGC, Jakarta,
Doenges, M.E.,Moorhouse M.F.,Geissler A.C. (2000). Rencana Asuhan
Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta.
Harsono. (2000). Kapita Selekta Neurologi, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.

Hudak C.M.,Gallo B.M. (1996). Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik.


Edisi VI, Volume II, EGC, Jakarta.
Lismidar, (1990). Proses Keperawatan, Universitas Indonesia, Jakarta.
MansJoer, Arif 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius. Jakarta.
Price S.A., Wilson L.M. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 4, Buku II, EGC, Jakarta.
Susilo, Hendro. (2000). Simposium Stroke, Patofisiologi Dan Penanganan
Stroke, Suatu Pendekatan Baru Millenium III. Bangkalan.
Widjaja, Linardi. (1993). Patofisiologi dan Penatalaksanaan Stroke. Lab/UPF
Ilmu Penyakit Saraf, FK Unair/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai