KEBIDANAN
1
2
3
4
5
6
7
Nama kelompok 2 :
Ai naila hidayat
Danita hadi aprilia
F. Lina veronika
Intan permata sari
Nenden nurul HS
Rifna sulistyani
Vina soraya
P3.73.24.1.14.002
P3.73.24.1.14.008
P3.73.24.1.14.014
P3.73.24.1.14.020
P3.73.24.1.14.021
P3.73.24.1.14.032
P3.73.24.1.14.038
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan Hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan tugas makalah mata kuliah etikolegal dalam
Praktik Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III jurusan Kebidanan, dengan tema
Bank sperma dalam bentuk dan isinya yang sangat sederhana.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, namun kami telah berusaha semaksimal mungkin agar
makalah ini menjadi sumber informasi bagi yang memerlukan. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dalam pembuatan
makalah berikutnya.
Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat dan dapat menjadi
masukan dalam pengetahuan tentang etikolegal dalam praktik kebidanan pada bank
sperma bagi para pembaca makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI.. 2
BAB I PENDAHULUAN
6
10
11
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau IPTEK telah
menunjukkan perkembangan yang amat pesat dan para ahli dibidangnya terus
melaju ke depan untuk menemukan penemuan-penemuan baru. Tujuan utama
perkembangan IPTEK adalah menjadikan perubahan kehidupan masa depan
manusia yang lebih baik, mudah, murah, cepat dan aman.
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Bank sperma
2.1 .
2.2
Latar belakang munculnya bank sperma antara lain adalah sebagai berikut :
1. Keinginan memperoleh atau menolong pasangan suami istri yang tidak
mempunyai anak untuk memperoleh keturunan;
kedalam
rahim.Untuk
menghindari
kemungkinan
kegagalan,
penenaman bibit biasanya lebih dari satu.Embrio yang tersisa kemudian disimpan
beku atau dibuang.
3.
fuqaha berbeda pendapat.Ada yang mengharamkan secara mutlak dan ada yang
mengharamkan pada suatu hal-hal tertentu, ada yang mewajibkan juga pada hal-hal
tertentu, dan ada pula yang menghukumi makruh.Sayyid Sabiq mengatakan bahwa
Malikiyah, Syafi`iyah, dan Zaidiyah menghukumi haram.Alasan yang dikemukakan
adalah bahwa Allah SWT memerintahkan menjaga kemaluan dalam segala keadaan
kecuali kepada isteri dan budak yang dimilikinya. Hanabilah berpendapat bahwa
onani memang haram, tetapi kalau karena takut zina, maka hukumnya menjadi wajib,
berdasarkan kaidah usul Mengambil yang lebih ringan dari suatu kemudharatan
adalah wajib
Kalau tidak ada alasan yang senada dengan itu maka onani hukumnya
haram.Ibnu hazim berpendapat bahwa onani hukumnya makruh, tidak berdosa tetapi
tidak etis.Diantara yang memakruhkan onani itu juga Ibnu Umar dan Atha` bertolak
belakang dengan pendapat Ibnu Abbas, hasan dan sebagian besar Tabi`in
menghukumi Mubah. Al-Hasan justru mengatakan bahwa orang-orang islam dahulu
melakukan onani pada masa peperangan. Mujahid juga mengatakan bahwa orang
islam dahulu memberikan toleransi kepada para pemudanya melakukan onani.
Hukumnya adalah mubah, baik buat laki-laki maupun perempuan.Ali Ahmad Al-
(emergency).Padahal
keadaan
darurat/terpaksa
itu
membolehkan
fuqaha
yang
memperbolehkan/menghalalkan
inseminasi
buatan yang bibitnya berasal dari suami-isteri ialah Syaikh Mahmud Saltut, Syaikh
Yusuf al-Qardhawy, Ahmad al-Ribashy, dan Zakaria Ahmad al-Barry. Secara
organisasi, yang menghalalkan inseminasi buatan jenis ini
yaitu Majelis
Pertimbangan Kesehatan dan Syara Depertemen Kesehatan RI, Mejelis Ulama` DKI
Jakarta, dan Lembaga Fiqih Islam OKI yang berpusat di Jeddah.
Hal ini juga sesuai dengan keputusan (fatwa) Majelis Ulama Indonesia tentang
masalah bayi tabung atau enseminasi buatan :
1. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami isteri yang sah
hukumnya mubah (boleh), sebab hak ini termasuk ikhiar berdasarkan kaidahkaidah agama.
2. Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri yang lain
(misalnya dari isteri kedua dititipkan pada isteri pertama) hukumnya haram
10
2.3
akan
memasuki
daerah
kerja
yang
berbahaya
yang
2.4
SPERMA
Untuk menjadi donor sperma, laki-laki harus melewati uji kesehatan
untuk mendeteksi kemungkinan menderita penyakit, seperti hepatitis, kanker,
kesehatan jiwa, TBC hingga HIV/AIDS.
Uji kesehatan pendonor umumnya berlangsung selama enam minggu,
kemudian baru dilakukan pemeriksaan kesehatan sampel sperma. Sperma hanya
diterima bila dalam kondisi sehat dan memiliki jumlah minimal 20 juta sel per
satu ml sperma. Sperma yang disimpan dalam bank sperma biasanya digunakan
oleh pasangan yang tidak bisa memiliki keturunan.
Banyak pasangan mengalami masalah infertilitas sehingga membuat
mereka kesulitan mendapatkan anak. Biasanya sperma didapatkan dari pasangan
pria, namun dalam kasus dimana pasangan pria memiliki masalah kesuburan,
11
sperma bisa diperoleh dari donor. Salah satu metode medis yang efektif untuk
membantu sperma dapat membuahi ovum dikenal dengan inseminasi buatan
(artificial insemination).
Prosedur tersebut melibatkan penempatan langsung sperma baik di
dalam leher rahim (serviks), rahim atau tuba fallopi melalui prosedur yang
dikenal sebagai Intracervical Insemination (ICI). Intrauterine Insemination (IUI),
atau Intratubal Insemination (ITI).
12
13
akan meninggal. Sperma yang ada bisa digunakan untuk menggantikan anak
yang meninggal," kata Ketua Kolegium Keilmuan Ikatan Ahli Kesehatan
Masyarakat Indoensia (IAKMI) itu. Namun penyimpanan sperma di bank juga
seharusnya diatur batas waktu atau masa kedaluwarsanya. "Batasnya, sperma
suami hanya bisa disimpan sampai istri berumur 45 tahun. Karena di atas umur
45 tahun istri sudah tidak bisa melahirkan, maka sperma itu harus dimusnahkan,"
kata Prof Does.
Bank sperma komersil Selain bank sperma suami, lanjut Prof Does, ada juga
bank sperma komersial. "Mereka menyelenggarakan bank sperma komersial
untuk yang ingin punya anak tapi tidak bisa punya anak, atau tidak punya suami
tapi ingin punya anak. Melalui bank sperma, mereka akan menentukan ingin
punya anak warna kulitnya apa,warna matanya apa, itu semua bisa dipilih," kata
Prof Does.
Dipandang dari sisi kesehatan, adanya bank sperma dapat membantu
sebagian orang. Tetapi implementasinya harus disesuaikan dengan norma, nilainilai agama dan budaya di negeri itu. Pemerintah telah mengaturnya dalam pasal
16 UU No.23/1992 tentang kesehatan dan Peraturan menteri Kesehatan No.73
tahun 1992. Peraturan itu menetapkan bahwa inseminasi buatan hanya
diperbolehkan pada suami istri yang sah secara hukum. Sel sperma dan sel telur
dari pasangan itulah yang kemudian ditanam dalam rahim istri.
setelah UU No 23/1992 direvisi menjadi UU N0 36/2009, tetap ditegaskan
dalam pasal 1 bahwa upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat
dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan hasil
pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan ditanamkan
dalam rahim istri dari mana ovum berasal; dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu; dan pada fasilitas pelayanan
kesehatan tertentu.
Dalam UU No 23/1992 tentang Kesehatan pasal 16 ayat 1 tertulis bahwa
kehamilan di luarcara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk
membantu suami istri mendapat keturunan. Pada ayat dua ditegaskan upaya
kehamilan diluar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat satu hanya dapat
dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan beberapa ketentuan.
Ketentuan tersebut yakni hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri
14
yang bersangkutan, ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum berasal;
dilakukan oleh tenaga keschatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan
untuk itu; dan pada sarana kesehatan tertentu. Di ayat tiga, tertulis bahwa
ketentuan mengenai persyaratan penyelenggaraan kehamilan di luar cara alami
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
"Jadi tampak jelas aturan yang ada di Indonesia, memang persyaratannya berasal
dari sperma dan ovum suami istri yang sah. Sedangkan di luar negeri memang
ada yang membolehkan donor sperma, donor ovum bahkan donor embrio," jelas
Prof Dr dr Budi Santoso, SpOG(K), dari Klinik Fertilitas Graha Amerta RSUD
Dr Soetomo Surabaya kepada detikHealth dan ditulis pada Kamis (9/10/2014).
Dengan segala pernyataan yang kami paparkan pada makalah ini, menunjukkan
bahwa kami sangat PRO terhadap bank sperma namun, tetap harus ada
ketentuan-ketentuan yang mengaturnya, dan ada prosedur-prosedur yang harus
ditaati dalam menjalankan bank sperma tersebut. Dari aspek medis bank sperma
dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan reproduksi dan keturunan,
mengantisipasi dari kepunahan manusia, dan dapat memilih hasil anak tersebut,
misalnya ingin anaknya menjadi pintar seperti para soekarno dan dapat
merencanakan hasil daripada anak yang akan dilahirkannya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Walaubagaimanapun juga masih banyak alas an orang masuk terhadap
kelompok KONTRA tapi Kelompok kami tetap PRO terhadap bank sperma
karna dengan diadakannya bank sperma maka akan memudahkan keluarga
khususnya keluarga yang tidak subur dalam hal reproduksinya yaitu suami
yang mempunyai sperma yang tidak subur sehingga tidak dapat menghasilkan
anak, dan akan menghambat proses reproduksi sehingga dibutuhkan suatu
penyimpanan yang akan membantu dalam proses reproduksi antara suami dan
istri yang sah untuk menghasilkan seorang anak. Meskipun di Indonesia
belum diadakan bank sperma karna menyangkut dengan etika, norma, dan
hukum yang berlaku di Indonesia, namun untuk di Negara-negara lain
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Anshory, M. 2008. Bank Sperma Menurut hukum Islam. http://makmumanshory.blogspot.com/2008/10/hukum-bank-sperma-menurut-hukumislam.html?m=1. Diakses tanggal 28 september 2014. pukul 20.45 WITA
https://id-id.facebook.com/notes/konsul-dokter/wowww-1-pendonor-sperma-dengan150-keturunan-anda-berminat-/10150414187161276.
Diakses
tanggal
28
bahasa
Indonesia,
ensiklopedia
bebas.
2014.
DONOR.
17
www.anehdidunia.com/2013/05/lara-carter-wanita-pemburu-sperma.html?m=1
http://female.kompas.com/read/2010/07/30/10322767/bank.sperma.hanya.untuk.sah
http://spiritriau.com/view/Kesehatan/15090/Aturan-Kesehatan-RI-Tegas-Sebut-Bayi.
18