Diagnosis
ABSTRAK
Objektif : Penyakit Parkinson (PD) adalah gangguan neurologis
progresif yang ditandai dengan sejumlah besar fitur motor dan
non-motor yang dapat berdampak pada fungsi tingkat variabel.
Ulasan ini menggambarkan karakteristik klinis PD dengan
penekanan pada gambaran yang membedakan penyakit dari
gangguan parkinsonian lainnya.
Metode : pencarian MedLine dilakukan untuk mengidentifikasi
studi yang menilai karakteristik klinis dari PD. Pencarian
termasuk Penyakit Parkinson, diagnosis dan tanda dan
gejala.
Hasil : karena tidak ada tes definitif untuk diagnosis PD,
penyakit ini harus didiagnosis berdasarkan kriteria klinis. Tremor
pada saat istirahat, bradikinesia, kekakuan dan hilangnya refleks
postural dianggap cardinal sign dari PD. Kehadiran dan
presentasi tertentu dari gambaran ini digunakan untuk
membedakan PD dari gangguan parkinsonian lainnya. Gambaran
klinis lainnya termasuk gejala motorik sekunder (misalnya
hypomimia, disartria, disfagia, sialorrhoea, micrographia,
shuffling gait, festinasi, pembekuan, distonia, refleks glabellar),
gejala nonmotor (misalnya disfungsi otonom, kelainan
perilaku/kognitif, gangguan tidur dan kelainan sensoris seperti
insomnia, parestesia dan nyeri). Tidak adanya tremor pada saat
istirahat, awal terjadinya kesulitan berjalan, instabilitas postural,
demensia, halusinasi, ataksia dan gambaran atipikal lainnya,
ditambah dengan kurang atau tidak adanya respon dengan
levodopa, diagnosisnya selain PD.
Kesimpulan : melalui pemahaman spektrum luas manifestasi
klinis dari PD sangat penting untuk diagnosis yang tepat dari
penyakit. Mutasi genetik atau variannya, abnormalitas
pencitraan neuro dan tes lainnya potensi biomarker yang dapat
meningkatkan diagnosis dan memungkinkan identifikasi pada
orang yang berisiko.
Bradikinesia
Bradikinesia mengacu pada lambatnya gerakan dan
merupakan gambaran klinis yang paling penting dari PD,
meskipun dapat pula terlihat pada gangguan lain, termasuk
depresi. Bradikinesia merupakan ciri dari gangguan ganglia
basalis dan itu mencakup kesulitan dalam perencanaan, memulai
dan melaksanakan gerakan dan melakukan tugas-tugas yang
yang berurutan dan simultasn.22 Manifestasi awal ini sering
kelambatan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari dan
gerakan lambat dan waktu reaksi. 23,24 hal ini mungkin termasuk
kesulitan dengan tugas-tugas yang memerlukan kontrol motorik
halus (misalnya memasang kancing, menggunakan perkakas).
Manifestasi lain dari bradikinesia termasuk hilangnya gerakan
spontan dan isyarat, air liur menetes karena gangguan
menelan,25 monoton dan disartria hipoponik, kehilangan ekspresi
wajah (hypomimia) dan penurunan berkedip, dan ayunan lengan
dikurangi ketika berjalan. Mengingat bradikinesia adalah gejala
yang paling mudah dikenali pada PD, hal ini mungkin menjadi
jelas sebelum setiap pemeriksaan neurologis formal. Penilaian
bradikinesia biasanya mencakup penilaian pasien dari kecepatan,
berulang, gerakan tangan yang bergantian (ketukan jari,
genggaman tangan, pronasi-supinasi tangan) dan ketukan tumit
dan observasi tidak hanya kelambatan tetapi juga pungurangan
amplitudo.
Sama dengan gejala parkinsonian lainnya, bradikinesia
bergantung pada keadaan emosional pasien. Sebagai contoh,
pasien bergerak yang menjadi bersemangat mungkin mampu
membuat gerakan cepat seperti menangkap bola (atau mungkin
dapat tiba-tiba berlari jika seseorang berteriak api). Fenomena
ini (kinesia Paradoxica) menunjukkan bahwa pasien dengan PD
mempunyai program motor yang utuh tapi mengalami kesulitan
mengakses tanpa pemicu eksternal, seperti suara keras, musik
atau isyarat visual yang mengharuskan mereka untuk
melamgkah diatas sebuah rintangan. Meskipun patofisiologi
bradikinesia belum digambarkan dengan baik, itu adalah
gambaran utama dari PD yang berkorelasi terbaik dengan
kekurangan dopamin.26 hal ini didukung oleh pengamatan
penurunan kepadatan saraf di substansia nigra pada pasien usia
lanjut dengan parkinsonisme terlepas dari diagnosis PD. 27 selain
itu, emisi positron tomografi pada pasien dengan PD
Tremor kinetik
Tremor ekstremitas
Distribusi selain ekstremitas
Neuroimaging-sistem
dopaminergik
Sonografi otak tengah
Neuropatologi
Pengobatan
+/Asimetris
Wajah, rahang,
bibir, dagu
Ditandai defisit
dopaminergik
Ditandai hiperekogenisitas
Degenerasi
nigrostriatal, badan
Lewy
Antikolinergik,
amantadine, obat
dopaminergik,
stimulasi otak
dalam
Ya
Simetris
Kepala, suara
Defisit
dopaminergik
ringan
Hiper-ekogenisitas
ringan
Degenerasi serebral
ringan, badan Lewy
di substansia nigra,
batang otak dan
beberapa kasus
Cerebellum
Alkohol, betablocker, primidone,
gabapentin, toksin
botulinum, stimulasi
otak dalam.
Kekakuan
Kekakuan
ditandai
dengan
peningkatan
resistensi,
biasanya disertai dengan fenomena coghweel, khususnya bila
dikaitkan dengan tremor yang mendasari, hadir diseluruh
gerakan pasif anggota tubuh (fleksi, ekstensi atau rotasi sendi).
Ini dapat terjadi di proksimal (misalnya leher, bahu, pinggul) dan
distal (misalnya pergelangan tangan, pergelangan kaki). Manuver
menguatkan (misalnya, gerakan volunter daro kontralateral
ekstremitas) yang dikenal sebagai manuver Froment, 39 biasanya
meningkatkan kekakuan dan sangat berguna dalam mendeteksi
kasus-kasus kekakuan ringan.
Kekakuan mungkin berhubungan dengan nyeri, dan nyeri
bahu merupakan salah satu manifestasi awal yang paling sering
dari PD meskipun biasa salah didiagnosis sebagai arthtritis,
bursitis atau rotator cuff.40,41 sebuah studi prospektif dari 6038
orang (usia rata-rata 68.5 tahun) dengan tidak ada bukti
demensia atau parkinson ditemukan bahwa kehadiran kekakuan,
tremor dan ketidakseimbangan masing-masing terkait dengan
peningkatan risiko untuk PD (rasio hazar, masing-masing 2.11,
2.09 dan 3.47).42 Di antara kohort ini, 56 kasus baru PD
diidentifikasi atas rata-rata tindak lanjut dari 5.8 tahun.
Deformitas postural
Selain itu, kekakuan leher dan tubuh (kekakuan aksial)
mungkin terjadi, sehingga abnormal postur aksial (misalnya
anterocollis, scoliosis). Cacat postural sehingga leher tertekuk
dan postur tubuh dan fleksi siku dan lutut sering dengan
kekakuan. Namun, postur tertekuk umumnya terjadi di akhir
penyakit. Cacat anggota tubuh striatal (misalnya, tangan striatal,
kaki striatal) juga dapat terjadi pada beberapa pasien. Tangan
striatal ditandai dengan deviasi ulna, fleksi metacarpophalangeal
distasl (gambar 1A); kaki striatal ditandai dengan ekstensi atau
fleksi (gambar 1B) dari jari kaki. 43,44 Di sebuah penelitian, kaki
striatal (perpanjangan jempol kaki) dilaporkan di 21% dari pasien
dengan didiagmosis klinis PD.45 Pasien dengan cacat striatal
cenderung lebih muda dan mengalaminya sebelum timbul gejala
parkinsonian awal.44
Abnormalitas tulang lainnya termasuk fleksi leher yang
ekstrim (menjatuhkan kepala atau tulang bengkok) fleksi
badan (camptocormia) dan skoliosis.44,46-48 Camptocormia
Gambar 1 Tangan striatal (A) dan kaki (B) kelainan khas pada
pasien dengan Penyakit Parkinson.
dan
Diperoleh konfirmasi diagnosis histopatologi pada otopsi
Diagnosis Banding
Gangguan parkinson dapat diklasifikasikan dalam empat
jenis : parkinson primer (idiopatik), parkinson sekunder (didapat,
simptomatik), parkinson hederodegenerativ dan multiple sistem
degenerasi (ditambah sindrom parkinsonisme). Beberapa gejala,
seperti tremor, abnormalitas gaya berjalan (misalnya beku),
instabilitas postural dan respon terhadap levodopa, dapat
digunakan untuk membedakan PD dari gangguan parkinsonian
lainnya. Meskipun perbedaan kepadatan reseptor dopamin post
sinaps pada pasien dengan PD atau gangguan parkinsonian
atipikal lainnya telah digunakan untuk menjelaskan respon yang
buruk terhadap terapi levodopa pada kelompok kedua, hal ini
mungkin bukan satu-satunya penjelasan. Baru-baru ini penelitian
emisi positron tomografi menunjukkan reseptor dopamin di PSP
relatif terjaga,136 mengusulkan perubahan sebagai kemungkinan
mekanisme untuk respon yang kurang. Selain itu, pasien dengan