Anda di halaman 1dari 7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Fraktur Greenstick
Fraktur greenstick adalah fraktur dimana salah satu sisi patah dan sisi
lainnya melengkung. Disebut fraktur greenstick karena bentuk patahannya sama
dengan patahan dahan hijau (pohon muda segar), dimana jika dahan hijau patah
maka hanya satu sisi saja yang patah sedangkan sisi yang lainnya melengkung
tetapi masih intak. Fraktur greenstick terjadi apabila ada robekan periosteum dan
kortex pada daerah konveks dari deformitas.Pada fraktur greenstick, ada bagian
korteks yang masih intak. Jadi pada fraktur greenstick, fraktur terjadi pada korteks
yang terdapat pada sisi yang berlawanan dari arah energi sedangkan korteks yang
langsung mendapat energi masih intak. Fraktur greenstick merupakan fraktur yang
stabil karena sebagian dari tulang tetap utuh dan tak terputus.

Gambar : Greenstick Fracture


(sumber: http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/greenstickfractures/basics/definition/con-20027302)
2

2.2 Patofisiologi
Bentuk fraktur yang unik pada anak-anak adalah hasil dari perbedaan
biologis antara anak-anak dengan dewasa. Secara spesifik, keberadaan lempeng
pertumbuhan (growth plate), periosteum yang tebal, serta kemampuan tulang
anak-anak yang elastis seperti plastik, dan kemampuan mengalami remodelling
adalah dasar dari gambaran fraktur yang khas pada anak-anak.Tulang pada anakanak lebih lembut dan lebih elastis daripada tulang dewasa, sehingga lebih tahan
terhadap tekanan. Kepadatan tulang pada anak-anak lebih rendah daripada tulang
dewasa, tetapi periosteumnya lebih tebal. Karena tulang pada anak-anak
mempunyai elastisitas yang tinggi dan periosteum yang tebal maka jarang
didapatkan fraktur komplit pada anak-anak. 1,6,9,14
Fraktur greenstick merupakan fraktur inkomplit pada anak-anak. Fraktur
greenstick terjadi karena adanya kompresi longitudinal dan torsional. Ada dua
jenis fraktur greenstick yaitu angulasi ke volar (sering ditemukan) dan angulasi ke
dorsal (jarang ditemukan). 4,15
Pola fraktur greenstick terjadi sebagai akibat dari elastisitas tulang. Fraktur
pada anak-anak paling sering disebabkan jatuh karena bermain atau sedang
berolahraga. Faktor resiko terjadinya fraktur greenstick adalah aktivitas dengan
resiko jatuh atau dapat juga karena adanya pukulan (kompresi) pada lengan
bawah. 13
2.3 Gambaran klinis
2.3.1 Anamnesa
Sering kali pasien datang sudah dengan keluhan bahwa tulangnya patah
karena jelasnya keadaan patah tulang tersebut bagi pasien. Sebaliknya juga
mungkin, fraktur tidak disadari oleh penderita dan mereka datang dengan keluhan
keseleo, terutama patah yang disertai dislokasi fragmen yang minimal. 12
Riwayat trauma tertentu, seperti jatuh, terputar, tertumbuk, dan berapa
kuatnya trauma tersebut. Pada pasien dengan riwayat trauma yang perlu
ditanyakan adalah waktu terjadinya, cara terjadinya, posisi penderita dan lokasi
trauma. Pada fraktur greenstick dapat terjadi karena jatuh (kompresi longitudinal)
atau adanya pukulan pada lengan bawah. 4,12,13

Dapat juga didapatkan keluhan nyeri meskipun fraktur yang fragmen


patahannya stabil, kadang tidak menimbulkan keluhan nyeri. Pada anak-anak yang
lebih kecil akan menghindari gerakan pada lengannya sehingga terjadi
pseudoparalisis. Pada fraktur greenstick juga terdapat nyeri di daerah fraktur.
2,12,13

Perlu diperhatikan lokasi keluhannya. Anak-anak dengan fraktur pada


lengan bawah akan terjadi nyeri, bengkak dan krepitasi yang merupakan diagnosa
pasti. Fraktur greenstick dapat menunjukkan deformitas lebih jelas yang
menjelaskan bahwa terjadi kerusakan yang lebih berat. 2,12
2.3.2 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan untuk menentukan ada atau tidaknya fraktur terdiri atas tiga langkah
yaitu lihat (inspeksi/look), raba (palpasi/feel), dan gerakan (move). 12
a.

Inspeksi / look

Terlihat adanya asimetris pada kontur atau postur, pembengkakan, dan perubahan
warna local. Pasien merasa kesakitan, mencoba melindungi anggota badannya
yang patah, terdapat pembengkakan, perubahan bentuk berupa bengkok, terputar,
pemendekan, dan juga terdapat gerakan yang tidak normal. Pasien diinstruksikan
untuk menggerakkan bagian distal lesi, bandingkan dengan sisi yang sehat.
b.

Palpasi / feel

Nyeri yang secara subyektif dinyatakan dalam anamnesis, didapatkan juga secara
objektif pada palpasi. Nyeri itu berupa nyeri tekan yang sifatnya sirkuler dan nyeri
tekan sumbu pada waktu menekan atau menarik dengan hati-hati anggota badan
yang patah searah dengan sumbunya.
Status neurologis dan vaskuler di bagian distalnya perlu diperiksa. Lakukan
palpasi pada daerah ekstremitas tempat fraktur tersebut, meliputi persendian di
atas dan di bawah cedera, status vaskuler di bagian distal lesi. Keadaan vaskuler
ini dapat diperoleh dengan memeriksa warna kulit dan suhu di distal fraktur.
Neurovaskularisasi yang perlu diperhatikan pada bagian distal fraktur diantaranya,

pulsasi arteri, warna kulit, pengembalian cairan kapiler (capillary refill test), dan
sensibilitas. 7,12
c.

Gerakan / move

Pemeriksaan gerak persendian secara aktif termasuk dalam pemeriksaan rutin


fraktur. Adanya keterbatasan gerakan disertai nyeri dan deformitas menunjukkan
adanya fraktur. 12,15
2.3.3 Pemeriksaan penunjang
Sebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah pemeriksan Radiologi.
Untuk melengkapi deskripsi fraktur dan dasar untuk tindakan selanjutnya. Foto
rontgen minimal harus dua proyeksi yaitu anteroposterior(AP) dan lateral. Foto
rontgen X-ray dapat menunjukkan fraktur greenstick. Tetapi dalam beberapa
kasus, pada foto rontgen X-ray susah dilihat adanya fraktur greenstick, hal ini
disebabkan karena tulang pada anak-anak masih lunak sehingga gambaran pada
foto rontgen X-ray kurang jelas. Dalam kasus ini, ultrasound atau computerized
tomography (CT) scan dapat menunjukkan gambaran yang lebih baik. 7,16

Gambar 6 foto rontgen X-ray fraktur greenstick

Gambar 7 CTscan fraktur greenstick


2.4 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang yaitu radiologis. 4
Pada anamnesa didapatkan adanya riwayat trauma (jatuh/kompresi
longitudinal atau terpukul pada lengan bawah), nyeri, pembengkakan, perubahan
bentuk pada lengan bawah. 7,12
Pada pemeriksaan fisik pada lengan bawah didapatkan deformitas
(angulasi dan rotasi), bengkak atau kebiruan, fungsio laesa, nyeri tekan, krepitasi
serta nyeri bila digerakkan, baik gerak aktif maupun pasif. 7,12
Sebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah pemeriksan
radiologi. Untuk melengkapi deskripsi fraktur dan dasar untuk tindakan
selanjutnya. Foto rontgen minimal harus dua proyeksi yaitu AP dan lateral.
Ultrasound atau computerized tomography (CT) scan dapat juga digunakan untuk
menunjukkan gambaran yang lebih baik. 7,12,16
2.5 Penatalaksanaan
Pedoman terapi fraktur berdasarkan umur dari anak, lokasi fraktur dan
derajat displacement dan angulasi. Terapi yang digunakan adalah dengan reposisi
tertutup dan immobilisasi dengan gips. Reposisi fraktur dapat menggunakan

semua teknik anestesi secara umum, termasuk intramuscular, sedasi intravena,


blok axilla atau anestesi umum. Fraktur pada anak-anak jarang dibutuhkan
tindakan bedah dibandingkan fraktur pada dewasa. Fraktur sepertiga distal sampai
sepertiga tengah dari lengan bawah dapat diterapi dengan short-arm cast, longarm cast dapat juga digunakan untuk mencegah terjadinya late displacement atau
angulasi. Displacement yang signifikan pada fraktur lengan bawah dapat
digunakan long-arm cast untuk mengontrol rotasi dan angulasi. Karena pada
fraktur greenstick terdapat rotasi dan angulasi maka sebaiknya menggunakan
long-arm cast dengan siku difleksikan 90 derajat. Angulasi pada fraktur greenstick
dapat direposisi dengan traksi dan kontertraksi. Pada fraktur greenstick sering
dilakukan pematahan pada korteks yang berlawanan untuk mencegah angulasi
berulang selama di dalam gips. 2,10,13
Derajat angulasi yang dapat diterima pada fraktur sepertiga tengah radius
dan ulna yaitu hingga 30 derajat pada bayi, sedangkan pada anak-anak hingga 15
derajat tergantung umur. Pada anak-anak, jika angulasi kurang dari 10 derajat
dengan umur kurang dari 10 tahun maka tidak memerlukan koreksi angulasi.
Sedangkan angulasi yang dapat diterima pada fraktur sepertiga distal radius dan
ulna yaitu hingga 30 derajat pada bayi dan 15 derajat pada anak-anak. 17
Pemasangan gips untuk immobilisasi bervariasi tergantung umur : 17
0 2 tahun

2 3 minggu

2 5 tahun

3 4 minggu

6 10 tahun

5 6 minggu

> 10 tahun

6 8 minggu

Fraktur greenstick bisa memerlukan waktu lama untuk menyembuhkan


karena mereka cenderung terjadi di tengah, bagian tulang tumbuh lebih lambat. 16
Reposisi pada fraktur greenstick dengan angulasi ke volar adalah dengan
memposisikan lengan bawah dalam posisi pronasi, sedangkan jika angulasi ke
dorsal maka lengan bawah dalam posisi supinasi. Selama reposisi perlu untuk

menjaga tekanan pada sendi periosteal tetap utuh. Long-arm cast dapat digunakan
setelah lengan bawah diposisikan supinasi atau pronasi. 17
Evaluasi terapi dilakukan setiap minggu selama 3 minggu untuk
mengetahui adanya re-angulasi pada fraktur setelah swelling menghilang. Jika reangulasi terjadi kurang dari 2 minggu maka dapat dilakukan koreksi manual, tetapi
jika sudah lebih dari 2 minggu angulasi dapat menjadi permanen karena proses
penyembuhan berjalan cepat. Selama dan sesudah pemasangan gips, pada
umumnya pasien tidak memerlukan latihan fisioterapi secara khusus. 10,13
2.6 Komplikasi
Dapat terjadi penjeratan neurovascular pada daerah lengan bawah. Selain
itu dapat terjadi deformitas berulang, re-angulasi lebih banyak terjadi pada fraktur
greenstick dengan angulasi ke ventral daripada dorsal. Dan banyak juga terjadi
pada fraktur greenstick pada radius sedangkan ulna masih intak. 17

Anda mungkin juga menyukai