Anda di halaman 1dari 7

Borang Portofolio

Kasus 4
Topik: Pre-Eklampsia Berat pada G1 usia kehamilan 36 minggu, janin presentasi kepala tunggal hidup
(JPKTH)
Tanggal (kasus): 22 Februari Peserta: Dr. Hilman Zulkifli Amin
2014
Tanggal presentasi: Pendamping: Dr. Tifa Lindasari
Tempat presentasi: Obyektif presentasi:
Keilmuan
Diagnostik
Neonatus

Keterampilan

Penyegaran

Manajemen
Bayi

Anak

Tinjauan Pustaka

Masalah

Istimewa

Remaja

Lansia
Dewasa

Bumil

Deskripsi: Ny. NH, 32 tahun, G1 usia kehamilan 36 minggu, Janin presentasi kepala tunggal hidup
dengan PEB
Tujuan: Memahami manajemen pre-eklampsia berat
Bahan bahasan:
Cara membahas:

Tinjauan
Pustaka
Diskusi

Riset
Presentasi dan
diskusi

Kasus
Email

Audit
Pos

Data pasien:

Nama: Ny. NH

Telp: (0526) 2021018


Nama Wahana: RSUD
Badaruddin
Data utama untuk bahan diskusi:

Nomor Registrasi: 18248


Terdaftar sejak:

1. Diagnosis/ Gambaran Klinis:


Pre-Eklampsia Berat pada G1 usia kehamilan 36 minggu, janin presentasi kepala tunggal hidup
2. Riwayat Pengobatan:
Drip MgSO4 dalam D5, Nifedipine, Vitamin C
3. Riwayat kesehatan/ Penyakit:
Hipertensi, asma, sakit jantung, alergi, kelainan darah disangkal
4. Riwayat keluarga:
Hipertensi, asma, sakit jantung, alergi, kelainan darah disangkal
5. Riwayat pekerjaan:
Ibu rumah tangga
6. Lain~lain :
Pasien tidak teratur mengikuti antenatal care selama masa kehamilan
Daftar Pustaka:
rd
a. Cuningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ. Williams Obstetrics. 23 edition. USA: The
McGraw-Hill Companies, Inc; 2003.

b. Buku Ajar Ilmu Kebidanan dan Kandungan FKUI


c.
Hasil pembelajaran:
1. Definisi Pre-Eklampsia Berat
2. Patofisiologi Pre-Eklampsia Berat
3. Manajemen Pre-Eklampsia Berat
4. Pengaruh Pre-Eklampsia Berat pada Kehamilan
5. Persiapan persalinan pada kehamilan dengan Pre-Eklampsia Berat
6. Komplikasi Pre-Eklampsia Berat
7. Suplemen pada kehamilan dengan Pre-Eklampsia berat
8. Komunikasi, informasi, edukasi mengenai Pre-Eklampsia Berat

1 Subyektif: Ny. NH, 32 tahun, G1 usia kehamilan 36 minggu dengan tekanan darah 180/100 mmHg tanpa ada
keluhan penyerta lainnya
2. Objektif: Pasien G1 usia kehamilan 36 minggu dengan tidak terdapat riwayat hipertensi sebelumnya. Pada
saat kehamilan, TD pasien 180/100 mmHg. Setelah dilakukan urinalisis terdapat proteinuria +++. Data ini
menunjukkan terjadinya PEB pada pasien.
3. Assesment: Pre-eklampsia berat merupakan keadaan dimana terdapat tekanan darah tinggi > 160/100
mmHg pada saat usia kehamila n lebih dari 20 minggu diikuti dengan terdapatnya proteinuria ++ pada urinalisis.
Pada pasien ini, tidak terdapat riwayat hipertensi sebelumnya, dan pada saat kehamilan TD pasien mencapai
180/100 mmHg dengan proteinuria +++. Melalui berbagai studi, terdapat beberapa teori mengenai patofisiologi
terjadinya PEB. Teori yang diakui dan diterima para ahli sekarang ini ialah posisi implantasi plasenta yang kurang
tepat dan adekuat sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan sirkulasi uteroplasenta, yang pada akhirnya
mengakibatkan terjadinya gangguan sirkulasi sistemik berupa tekanan darah tinggi. Ditengarai terdapat pula
peran dari sitokin-sitokin pro-inflamasi yang mengakibatkan hal ini dapat terjadi. Dengan adanya gangguan
sirkulasi uteroplasenta ini, maka janin pun dapat menalami keadaan hipoksia yang sangat berbahaya. Sehingga
diperlukan pemantauan ketat terhadap tanda-tanda vital ibu dan janin. Pre-eklampsia berat ini dapat berubah
menjadi keadaan eklampsia yang sangat berbahaya bagi ibu dan janin. Sehingga diperlukan penatalaksanaan
yang tepat meliputi pemberian MgSO4, pengontrolan tekanan darah dengan nifedipine. Selain itu, dapat pula
diberikan vitamin c sebagai anti-oksidan yang dapat membantu mengurangi proses oksidasi yang terjadi selama
PEB. Selanjutnya, perlu direncanakan pula mengenai persiapan proses kelahiran pada keadaan PEB ini. Bila
denyut jantung janin dan ibu dalam keadaan baik, maka proses persalinan diusahakan tetap secara normal.
Namun, apabila terdapat keadaan gawat janin maupun terjadi perburukan pada kondisi ibu, maka diperlukan
terminasi segera melalui section caesarea. Selama perawatan, pasien harus mendapatkan nutrisi dengan gizi
seimbang dan rendah garam untuk mencapai tekanan darah yang optimal.

4.Plan:
Diagnosis: Pasien dengan Pre-eklampsia berat pada G1 usia kehamilan 36 minggu, janin presentasi kepala
tunggal hidup Pengobatan:Diperlukan pemberian drip MgSO4 dalam D5 16 tpm untuk mencegah terjadinya
eklampsia. Selain tiu, perlu diberikan nifedipine 4x10 mg untuk mengontrol tekanan darah pasien. Diberikan pula
vitamin C 1x1 ampul sebagai anti-oksidan yang membantu mengurangi terjadinya proses oksidasi pada keadaan
PEB.
Pendidikan: Penjelasan mengenai pentingnya kontrol kehamilan secara teratur dan mendapatkan nutrisi dengan
gizi seimbang serta rendah garam. Perlu juga diberitahukan mengenai prognosis dan tindakan yang perlu
dilakukan sewaktu-waktu bila terjadi komplikasi dari PEB seperti gawat janin yang membutuhkan terminasi
segera berupa sectio caesarea.
Konsultasi: Edukasi mengenai pentingnya kontrol kehamilan rutin dengan bekerjasama melalui penyuluhanpenyuluhan yang dapat dilakukan unit pelayanan kesehatan primer seperti puskesmas dan posyandu dalam
pemberian nutrisi dengan gizi seimbang sekaligus memantau keadaan ibu dan janin dalam rangka mencapai
pelayanan kesehatan ibu dan anak yang optimal serta menurunkan angka mortalitas maupun morbiditas ibu dan
janin terutama terkait dengan tingginya prevalensi angka kematian ibu dan janin.

Anda mungkin juga menyukai