Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No.

2, Mei 2011

143

Peranan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) terhadap Peningkatan


Penjualan (Sebuah Kajian terhadap Bisnis Restoran)
Rina Rachmawati
Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, FT, Universitas Negeri Semarang
Tjp_unnes@yahoo.com

Abstrak: Dari waktu kewaktu bisnis dibidang makanan mempunyai kecenderungan terus
meningkat. Permintaan pangan yang terus meningkat karena merupakan kebutuhan dasar
manusia berimbas terhadap peningkatan penawaran makanan. Hal ini sesuai dengan hukum
permintaan dan penawaran (supply and demand law). Terdapat bermacam-macam bisnis
makanan, antara lain adalah bisnis restoran dan bisnis popular catering (cafe, coffe shop, toko roti/
bakery dan steak house). Dalam bidang pemasaran, kondisi paling sulit adalah mempertahankan
konsumen untuk selalu menggunakan produk dari penjual, atau sering disebut dengan loyalitas
pelanggan.
Untuk mampu menciptakan loyalitas pelanggan tersebut, para pengusaha perlu memiliki suatu
strategi pemasaran yang jitu dalam memasarkan produknya. Salah satu bentuk strategi pemasaran
yang mampu mendukung dalam memasarkan produk makanan untuk menciptakan loyalitas
konsumen adalah penggunaan strategi marketing mix (bauran pemasaran) yang meliputi product,
price, promotion, dan physical evidence atau place. Jika konsumen mendapatkan kepuasan
terhadap produk yang dijual, maka mereka akan loyal. Jika terwujud loyalitas pelanggan, maka
akan berimbas terhadap peningkatan penjualan.
Kata kunci : bisnis makanan, marketing mix, penjualan

1. Pendahuluan
Dari waktu kewaktu bisnis dibidang
makanan mempunyai kecenderungan
terus meningkat, baik dari segi kuantitas
maupun kualitasnya. Faktanya didasarkan
pada
kenyataan
bahwa
makanan
merupakan kebutuhan pokok manusia.
Hal ini sesuai dengan teori A.A Maslow,
yang mendifinisikan bahwa sandang,
pangan dan papan merupakan kebutuhan
dasar
manusia,
atau
ditingkatan
kebutuhan paling dasar. Permintaan
pangan yang terus meningkat karena
merupakan kebutuhan dasar manusia
berimbas
terhadap
peningkatan
penawaran makanan. Hal ini sesuai
dengan
hukum
permintaan
dan
penawaran (supply and demand law).
Oleh karena itu, bisnis dibidang makanan
juga selalu meningkat dan berkembang
dari waktu kewaktu.
Dewasa ini, bisnis makanan melingkupi
berbagai ragam, sebagai contoh adalah
bisnis restoran dan bisnis popular catering

(cafe, coffe shop, toko roti/ bakery dan


steak house). Semakin banyaknya bisnis
makanan yang berkembang, kususnya
bisnis restoran, tidak semuanya mampu
bertahan lama. Sebagian besar bisnis
tersebut jatuh atau bangkrut karena
beberapa faktor, antara lain faktor
manajemen yang masih sederhana,
kekurangan modal usaha dan hilangnya
konsumen
untuk
mencari
alternatif
produsen lain. Dalam bidang pemasaran,
kondisi
paling
sulit
adalah
mempertahankan konsumen untuk selalu
menggunakan produk dari penjual, atau
sering disebut dengan loyalitas pelanggan.
Untuk mampu menciptakan loyalitas
pelanggan tersebut, para pengembang
perlu memiliki suatu strategi pemasaran
yang jitu dalam memasarkan produknya,
karena
strategi
pemasaran
juga
merupakan
alat
fundamental
yang
direncanakan untuk mencapai tujuan
perusahaan dengan mengembangkan
keunggulan bersaing yang digunakan
untuk melayani pasar sasaran (Tull &

144

Kahle dalam Tjiptono 1997). Dalam


mengembangkan
bisnis
makanan,
pengusaha
tidak
cukup
hanya
mengandalkan barang dan mutu produk
yang dijual.
Salah satu bentuk strategi pemasaran
yang
mampu
mendukung
dalam
memasarkan produk untuk menciptakan
kepuasan konsumen adalah penggunaan
marketing mix (bauran pemasaran) yang
meliputi product, price, promotion, dan
physical evidence atau place (Pawitra
1993). Dengan demikian, faktor yang ada
dalam bauran pemasaran (marketing mix)
merupakan
variabel-variabel
yang
diharapkan
mampu
menciptakan
kepuasan konsumen, atau dengan kata
lain variabel-variabel tersebut akan
mempengaruhi
kepuasan
konsumen
dalam membeli suatu produk. Kepuasan
pelanggan akan berimbas kepada loyalitas
pelanggan,
sehingga
usaha
yang
dibangun akan terus bertahan dan
berkembang.
Sebuah usaha dikatakan berkembang dan
mampu bertahan jika mempunyai indikator
awal yaitu penjualan yang bagus, atau
dengan kata lain penjualan yang
meningkat dari waktu ke waktu. Penjualan
adalah suatu usaha yang terpadu untuk
mengembangkan
rencana-rencana
strategis yang diarahkan pada usaha
pemuasan kebutuhan dan keinginan
pembeli, guna mendapatkan penjualan
yang menghasilkan laba (Marwan, 1991).
Penjualan merupakan sumber hidup suatu
perusahaan, karena dari penjualanlah
maka diperoleh laba. Laba digunakan
untuk mengembangkan usaha dan
mempertahankan usaha.

2. Pemasaran
Pemasaran (Marketing) adalah proses
penyusunan komunikasi terpadu yang
bertujuan untuk memberikan informasi
mengenai barang atau jasa dalam
kaitannya dengan memuaskan kebutuhan
dan keinginan manusia. Pemasaran
dimulai dengan pemenuhan kebutuhan
manusia yang kemudian bertumbuh
menjadi keinginan manusia. Proses dalam
pemenuhan kebutuhan dan keinginan

Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No. 2, Mei 2011

manusia inilah yang menjadi konsep


pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk
(product), penetapan harga (price),
pengiriman
barang
(place),
dan
mempromosikan
barang
(promotion).
Seseorang
yang
bekerja
dibidang
pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini
sebaiknya memiliki pengetahuan dalam
konsep dan prinsip pemasaran agar
kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan manusia
terutama pihak konsumen yang dituju.
Pemasaran lebih dipandang sebagai seni
daripada ilmu, maka seorang ahli
pemasaran tergantung pada lebih banyak
pada ketrampilan pertimbangan dalam
membuat kebijakan daripada berorientasi
pada ilmu tertentu. Pandangan ahli
ekonomi terhadap pemasaran adalah
dalam menciptakan waktu, tempat dimana
produk diperlukan atau diinginkan lalu
menyerahkan produk tersebut untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen (konsep pemasaran).
Strategi pemasaran (marketing strategy)
adalah
sebuah
rencana
yang
memungkinkan
perusahaan
mengoptimalkan penggunaan sumber
dayanya
untuk
mencapati
tujuan
pemasaran dan perusahaan.
Isu strategi pemasaran adalah:
1. Seleksi dan Evaluasi Pasar Sasaran.
Pasar sasaran adalah kelompok orang
yang dijadikan sasaran dari semua
usaha pemasaran perusahaan. Dalam
penentuan pasar sasaran perusahaan
perlu mempertimbangkan pengaruh
pasar sasaran terhadap tingkat
penjualan perusahaan, biaya dan laba.
2. Merancang dan menyusun Bauran
Pemasaran (Marketing Mix). Marketing
mix
adalah
sekumpulan
alat
pemasaran
yang
digunakan
perusahaan untuk mencapai tujuan
pemasaran pada pasar sasaran.
E.Jerome McCarthy menamai alat-alat
pemasaran itu the four Ps of
Marketing. 4P yang dimaksudkan
adalah Product
(Produk),
Price
(Harga), Promotion (promosi), dan
Place (Tempat).

Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No. 2, Mei 2011

145

Pemasaran memiliki tujuan yaitu :


1. Konsumen
potensial
mengetahui
secara detail produk yang kita hasilkan
dan perusahaan dapat menyediakan
semua permintaan mereka atas
produk yang dihasilkan.
2. Perusahaan dapat menjelaskan secara
detail
semua
kegiatan
yang
berhubungan dengan pemasaran.
Kegiatan pemasaran ini meliputi
berbagai
kegiatan,
mulai
dari
penjelasan mengenai produk, desain
produk, promosi produk, pengiklanan
produk, komunikasi kepada konsumen,
sampai pengiriman produk agar
sampai ke tangan konsumen secara
cepat.
3. Mengenal dan memahami konsumen
sedemikian rupa sehingga produk
cocok dengannya dan dapat terjual
dengan sendirinya.

nilai manfaat kepada konsumen.Produk


dalam bisnis restoran sangat bergantung
pada pengalaman. Produk dapat berupa
paket yang lengkap yang terdiri dari
makanan, minuman, servis, atmosfer dan
kenyamanan yang memuaskan kebutuhan
dan
keinginan
konsumen
dan
menciptakan kesan yang tidak terlupakan.
Pengunjung di restoran membayar untuk
pengalaman makan secara total bukan
hanya untuk makanannya saja. Tingkatan
produk-produk
restoran
dapat
didiskripsikan dalam 3 tingkatan, yaitu: the
core product, the formal product, dan the
augment product. Produk-produk restoran
juga dapat dianalisis sama seperti produk
lain, misalnya: atmosphere, product
development, product positioning, product
life cycle. Jadikan produk makanan
mempunyai rasa yang enak dan
mempunyai
keunikan
supaya
bisa
menembus pasaran. Makanan enak akan
menarik pembeli untuk terus datang
kembali dan menjadi pelanggan setia.

3. Marketing mix (Bauran


pemasaran).
Philip Kotler mendefenisikan marketing
mix atau bauran pemasaran sebagai :
serangkaian variabel yang dapat dikontrol
dan tingkat variabel yang digunakan oleh
perusahaan untuk mempengaruhi pasaran
yang menjadi sasaran. Keempat unsur
atau
variabel
bauran
pemasaran
(Marketing mix) tersebut atau yang disebut
four p's, adalah sebagai berikut:
1. Strategi Produk
2. Strategi Harga
3. Strategi Penyaluran / Distribusi
4. Strategi Promosi
Marketing mix atau bauran pemasaran
sangat penting diperhatikan pada saat
awal pembentukan bisnis restoran atau
rumah makan. Bisnis restoran atau rumah
makan seharusnya ditangani dari biaya
makanan (food cost), pekerja, sewa (jika
lokasi usaha bukan milik pribadi), promosi
dan iklan, kualitas makanan, pelayanan
pelanggan, keuntungan dan tentunya
sikap untuk melanjutkan tipe bisnis ini.
Adapun bauran pemasaran meliputi :
3.1. Produk (Product),
Produk adalah keseluruhan konsep objek
atau proses yang memberikan sejumlah

Sedangkan unik berarti beda dalam


bentuk penyajian, modifikasi resep
makanan, pelayanan, atau apa saja yang
bisa menarik perhatian pembeli. Supaya
suatu bahan menarik perhatian (terlihat
unik) maka harus diolah dan divariasikan,
sehingga diperoleh aneka produk pangan
dengan penampilan, bentuk, tekstur,
warna, aroma dan cita rasa yang memikat.
Untuk membuat produk demikian tidak
selalu harus menggunakan bahan dasar
mahal.
Keputusan lain mengenai kebijakan
produk yang perlu diperhatikan adalah
mengenai model, merk, label dan
kemasan. Untuk itu ada beberapa
kemungkinan misalnya membuat model
tertentu sebagai ciri sebagian atau seluruh
produk yang dipasarkan perusahaan.
Strategi kemasan hendaknya diarahkan
untuk terciptanya manfaat tambahan,
misalnya
menambah
ketahanan
perlindungan kualitas, mempunyai efek
promosi dan lain- lain. Sedangkan
keputusan mengenai label hendaknya
memperjelas informasi kepada konsumen,
mempunyai efek promosi dan lain-lain.
Atribut produk meliputi :

146

1. Merek, merek adalah nama, simbol


atau lambang, istilah, desain yang
diharapkan
dapat
memberikan
identitas dan deferensi terhadap
produk pesaing.
2. Kemasan, kemasan adalah proses
yang berkaitan dengan perancangan
pembuatan wadah atau pembungkus
untuk suatu produk.
3. Labeling, labeling adalah bagian dari
suatu produk yang menyampaikan
informasi mengenai produk dan
penjual. Sebuah label juga merupakan
bagian dari kemasan, dan kemasan
meruakan bagian dari etiket produk.
4. Layanan pelengkap.
5. Jaminan, adalah janji yang merpakan
kewajiban produsen atas produknya
kepada konsumen.

3.2. Lokasi atau distribusi (Place).


Pemilihan lokasi merupakan nilai investasi
yang paling mahal, sebab lokasi bisa
dikatakan
menentukan
ramai
atau
tidaknya pengunjung. Lokasi usaha yang
berada di pinggir jalan atau ditempat yang
strategis cukup menyedot pengunjung
untuk sekadar mampir dan mencicipi
hidangan dan konsep yang ditawarkan.
Memang untuk mendapatkan lokasi yang
strategis
memang
mahal.
Lokasi
merupakan faktor yang penting dalam
mencapai keberhasilan sebuah restoran,
yaitu menyangkut antara lain good
visibility, easy access, convenience,curb
side appeal, parking.
Keputusan saluran akan mempengaruhi
dua hal, yaitu jangkauan penjualan dan
biaya. Setiap alternatif saluran yang dipilih
jelas dipengaruhi unsur-unsur lain yang
terdapat dalam bauran pemasaran
perusahaan. Misalnya tujuan yang ingin
dicapai, ciri-ciri pasar yang dijadikan
sasaran dan karakteristik produk yang
ditawarkan. Penilaian terhadap alternatif
saluran didasarkan kriteria ekonomis,
efektfitas dan pengendalian.
3.3. Promosi (Promotion).
Langkah kecil berupa promosi dalam
berbagai cara untuk meraih target

Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No. 2, Mei 2011

pemasaran yang belum di raih. Promosi


adalah aktivitas yang dilakukan restoran
untuk mencari konsumen, bukan hanya
untuk sekali datang, tetapi juga konsumen
yang akan melakukan pembelian berulang
(pelanggan). Tujuan dari promosi adalah
meningkatkan awareness meningkatkan
persepsi konsumen, menarik pembeli
pertama, mencapai persentase yang lebih
tinggi untuk konsumen yang berulang,
menciptakan loyalitas merek, meningkatkan
average
check,
meningkatkan
penjualan pada makanan tertentu atau
waktu-waktu khusus, dan mengenalkan
menu baru. Cara promosi yang dapat
dilakukan antara lain dengan promosi
mounth by mounth, mengikuti even-even
tertentu, mengadakan diskon kusus pada
saat tertentu, memberi member card pada
pelanggan. Dapat juga dilakukan melalui
promosi seperti reklame, sisipan pada
koran
dan
media
massa
atau
menggunakan
spanduk.
Selain
itu
membuat konsep resto yang unik dan
disukai oleh pelanggan.
Kebijakan pembauran pemasaran tentu
akan lebih berhasil jika apa telah
diprogram dikomunikasikan dengan tertara
yang baik. mengkomunikasikan program
perusahaan
kepada
masyarakat
konsumen dapat dilakukan dengan empat
variabel, yaitu :

1. Periklanan : Bentuk presentasi dan


promosi non pribadi tentang ide,
barang, dan jasa yang dibayar oleh
sponsor tertentu.
2. Personal selling: Presentasi lisan
dalam suatu percakapan dengan satu
calon pembeli atau lebih yang
ditujukan
untuk
menciptakan
penjualan.
3. Publisitas: Pendorong permintaan
secara non pribadi untuk suatu produk,
jasa atau ide dengan menggunakan
berita komersial di dalam media mass
dan sponsor tidak dibebani sejumlah
bayaran secara langsung.
4. Promosi
penjualan:
Kegiatan
pemasaran selain personal selling,
periklanan
dan
publisitas
yang
mendorong pembelian konsumen dan
efektifita

Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No. 2, Mei 2011

147

3.4. Harga (Price).


Harga adalah satuan moneter atau ukuran
lainnya termasuk barang dan jasa lainnya
yang ditukarkan agar memperoleh hak
kepimilikan atau pengguna suatu barang
dan jasa (tjiptono, 2000)
Harga juga merupakan pertimbangan
yang penting dalam memilih restoran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga
yang diterapkan dalam sebuah restoran,
adalah: hubungan antara permintaan dan
penawaran,
penurunan
loyalitas
konsumen, sales mix, harga-harga dalam
persaingan, biaya overhead, aspek
psikologis, kebutuhan untuk meraih laba.
Cara menentukan harga yang tepat
adalah dengan melihat harga jual pesaing
sejenis, tentunya dengan kualitas dan
porsi makanan yang kira-kira sama.
Kemudian, tetapkan harga jual produk
makanan tersebut sedikit lebih murah
daripada harga jual prouk pesaing sejenis
agar konsumen mau mencoba produk
makanan yang ditawarkan di resto. Tetapi
harga jual bisa tidak selalu lebih rendah
dibanding pesaing sejenis, jika resto
mempunyai karakteristik kusus yang
menarik konsumen. Sehingga resto
mempunyai nilai lebih dibanding resto
pesaing sejenis.
Keputusan tentang harga jual mempunyai
implikasi yang cukup luas perusahaan
maupun konsumen. Harga yang terlalu
tinggi dapat menimbulkan kemungkinan
menurunnya daya saing. Sebaliknya harga
rendah dapat menyebabkan kerugian,
khususnya bila biaya meningkat. Hal ini
terutama akan menjadi masalah bagi
perusahaan yang baru berdiri. Tujuan
akan sangat mempengaruhi tingkat harga
jual yang akan ditetapkan perusahaan.
Adapun tujuan penetapan harga jual
adalah :
1. Untuk Survival
Bila perusahaan berada dalam kondisi
menghadapi persaingan yang sangat
gencar,
pergeseran
keinginan
konsumen
adanya
kapasitas
menganggur, maka yang diinginkan
perusahaan adalah bagaimana untuk

2.

3.

4.

5.

bertahan hidup dalam kondisi untuk


tetap eksis dalam dunia bisnisnya
maka perusahaan akan menetapkan
harga jual sekedar dapat menutupi
tetap dan variabel saja.
Penetrasi Pasar
Jika perusahaan ingin memperkuat
market share dari produk yang
dipasarkannya, maka perusahaan
akan menetapkan harga jual yang
rendah. Dengan kebijakan harga jual
yang rendah diharapkan pembeli akan
sangat peka terhadap harga, biaya per
unit akan semakin kecil seiring dengan
semakin meningkatnya penjualan dan
akan mendesak pesaing.
Maksimumkan Laba Dalam Jangka
Pendek
Jika perusahaan menetapkan untuk
mendapatkan keuntungan setinggi
mungkin, maka akan ditetapkan harga
jual tinggi.
Mendapatkan Uang Secepat Mungkin.
Jika perusahaan berada dalam
kesulitan keuangan, maka perusahaan
akan menetapkan harga jual rendah
dengan maksud untuk mendapatkan
uang tunai dengan cepat.
Untuk Keunggulan Dalam Kualitas
Produk
Suatu perusahaan mungkin bertujuan
agar
kualitas
produk
yang
dipasarkannya selalu yang terbaik.
Untuk itu perlu di penelitian dan
pembangan yang terus menerus.

4. Penjualan
Penjualan adalah suatu usaha yang
terpadu untuk mengembangkan rencanarencana strategis yang diarahkan pada
usaha
pemuasan
kebutuhan
dan
keinginan pembeli, guna mendapatkan
penjualan yang menghasilkan laba
(Marwan, 1991). Penjualan merupakan
sumber hidup suatu perusahaan, karena
dari penjualan dapat diperoleh laba serta
suatu usaha memikat konsumen yang
diusahakan untuk mengetahui daya tarik
mereka sehingga dapat mengetahui hasil
produk yang dihasikan. Menurut Winardi
(1982), penjualan adalah suatu transfer
hak atas benda-benda. Dari penjelasan
tersebut dalam memindahkan atau
mentransfer barang dan jasa diperlukan

148

Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No. 2, Mei 2011

orang-orang yang bekerja dibidang


penjualan seperti pelaksnaan dagang,
agen, wakil pelayanan dan wakil
pemasaran.
Volume penjualan dapat dijabarkan
sebagai umpan balik dari kegiatan
pemasaran yang dilaksanakan oleh
perusahaan.
Penjualan
mempunyai
pengertian
yang
bermacam-macam
tergantung pada lingkup permasalahan
yang sedang dibahas. Menurut Kotler dan
Amstrong (1998), penjualan dalam lingkup
kegiatan, sering disalah artikan dengan
pengertian pemasaran. Penjualan dalam
lingkup ini lebih berarti tindakan menjual
barang atau jasa. Kegiatan pemasaran
adalah penjualan dalam lingkup hasil atau
pendapatan
berarti
penilaian
atas
penjualan nyata perusahaan dalam suatu
periode.
Menurut Swastha dan Irawan (2000),
permintaan pasar dapat diukur dengan
menggunakan volume fisik maupun
volume rupiah. Berdasarkan pendapat
Swastha dan Irawan tersebut, pengukuran
volume penjualan dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu didasarkan jumlah unit
produk yang terjual dan didasarkan pada
nilai
produk
yang
terjual
(omzet
penjualan). Volume penjualan yang diukur
berdasarkan unit produk yang terjual, yaitu
jumlah unit penjualan nyata perusahaan
dalam suatu periode tertentu, sedangkan
nilai
produk
yang
terjual
(omzet
penjualan), yaitu jumlah nilai penjualan
nyata perusahaan dalam suatu periode
tertentu. Dalam penelitian ini pengukuran
volume penjualan didasarkan pada jumlah
unit produk yang terjual.
Dalam praktek, kegiatan penjualan itu
dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai
berikut (Swastha dan Irawan, 1990):
1. Kondisi dan Kemampuan Penjual.
Transaksi jual-beli atau pemindahan
hak milik secara komersial atas barang
dan jasa itu
pada prinsipnya
melibatkan dua pihak, yaitu penjual
sebagai pihak pertama dan pembeli
sebagai pihak kedua. Disini penjual
harus dapat menyakinkan kepada
pembelinya agar dapat berhasil

mencapai sasaran penjualan yang


diharapkan.untuk maksud tersebut
penjual harus memahami beberapa
masalah
penting
yang
sangat
berkaitan, yakni:

2.

3.

4.

5.

a. Jenis dan karakteristik barang yang


di tawarkan.
b. Harga produk.
c. Syarat penjualan seperti:
pembayaran, penghantaran, pelayanan sesudah penjualan, garansi dan
sebagainya.
Kondisi Pasar.
Pasar, sebagai kelompok pembeli atau
pihak yang menjadi sasaran dalam
penjualan, dapat pula mempengaruhi
kegiatan penjualannya. Adapun faktorfaktor kondisi pasar yang perlu di
perhatikan adalah:
a. Jenis pasarnya
b. Kelompok pembeli atau segmen
pasarnya
c. Daya belinya
d. Frekuensi pembelian
e. Keinginan dan kebutuhan
Modal.
Akan lebih sulit bagi penjualan
barangnya apabila barang yang dijual
tersebut belum dikenal oleh calon
pembeli, atau apabila lokasi pembeli
jauh dari tempat penjual. Dalam
keadaan seperti ini, penjual harus
memperkenalkan
dulu
membawa
barangnya ketempat pembeli. Untuk
melaksanakan
maksud
tersebut
diperlukan adanya sarana serta usaha,
seperti:
alat
transport,
tempat
peragaan baik didalam perusahaan
maupun di luar perusahaan, usaha
promosi, dan sebagainya. Semua ini
hanya
dapat
dilakukan
apabila
penjualan memiliki sejumlah modal
yang diperlukan untuk itu.
Kondisi Organisasi Perusahaan.
Pada perusahaan besar, biasanya
masalah penjualan ini ditangani oleh
bagian tersendiri (bagian penjualan)
yang
dipegang
orang-orang
tertentu/ahli di bidang penjualan.
Faktor lain.
Faktor-faktor lain, seperti: periklanan,
peragaan,
kampanye,
pemberian
hadiah,
sering
mempengaruhi
penjualan. Namun untuk melaksana-

Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No. 2, Mei 2011

149

kannya, diperlukan sejumlah dana


yang tidak sedikit. Bagi perusahaan
yang bermodal kuat, kegiatan ini
secara
rutin
dapat
dilakukan.
Sedangkan bagi perusahaan kecil
yang mempunyai modal relatif kecil,
kegiatan ini lebih jarang dilakukan.
Ada pengusaha yang berpegangan
pada suatu prinsip bahwa paling
penting membuat barang yang baik.
Bilamana
prinsip
tersebut
dilaksanakan,
maka
diharapkan
pembeli akan kembali membeli lagi
barang yang sama. Namun, sebelum
pembelian dilakukan, sering pembeli
harus dirangsang daya tariknya,
misalnya
dengan
memberikan
bungkus yang menarik atau dengan
cara promosi lainnya.

mengungkapkan bahwa alasan rasional


outlet makanan tumbuh adalah karena
para
pebisnis
makananan
bisa
mengantongi keuntungan bersih minimal
50% setelah dikurangi biaya operasional.
Sudah banyak usaha atau bisnis restoran
baru yang tumbuh dan berkembang saat
ini, dikarenakan kebutuhan akan dine out
(makan di luar) sudah menjadi trend dan
kebiasaan yang lazim dilakukan banyak
komunitas. Hal ini terlihat dari data yang
menyebutkan bahwa dari 1.588 restoran
dan kafe pada 2001 menjadi 2.050 pada
Mei 2003. Tingkat pertumbuhan yang
tinggi
ini
sejalan
dengan
tingkat
persaingan antar restoran yang juga
semakin tinggi.

6. Penutup
5. Bisnis Restoran
Definisi restoran berbeda dengan popular
catering (seperti: kafe, steak house, coffee
shops). Perbedaan restoran dengan
popular catering menurut Lillicrap dan
Cousins (1994, p. 4) adalah dalam hal
tujuan dan historisnya. Tujuan restoran
adalah
menyajikan
makanan
dan
minuman umumnya pada harga tinggi
dengan tingkat pelayanan yang tinggi, Dari
sisi historisnya, restoran awalnya berasal
dari restoran-restoran hotel dengan
pelayanan yang bersifat formal, sampai
kemudian mulailah para chef mendirikan
bisnis sendiri.
Bisnis makanan dan minuman memang
begitu menarik untuk ditelaah dan
digeluti.
Beberapa
alasan
yang
menjadikan bisnis tersebut menjadi sangat
menarik antara lain disamping profit
margin yang cukup besar dan sangat
menjanjikan, juga pasarnya yang begitu
luas. Pertumbuhan bisnis makanan dan
minuman
masih
tercatat
sebagai
pertumbuhan yang tinggi di berbagi
belahan dunia (Nonto, 2006, p.13).
Berbagai outlet yang menawarkan produk
makanan dan minuman dalam berbagai
bentuk banyak bermunculan. Mulai dari
yang sederhana hingga yang mewah. Hal
ini disebabkan karena makanan adalah
salah satu kebutuhan pokok yang semua
orang harus penuhi. Hasil penelitian

Dewasa ini, bisnis makanan mempunyai


prospek yang cerah. Hal ini tidak terlepas
dari kebutuhan dasar manusia, yaitu
sandang pangan dan papan. bisnis
makanan melingkupi berbagai ragam,
sebagai contoh adalah bisnis restoran dan
bisnis popular catering (cafe, coffe shop,
toko roti/ bakery dan steak house).
Semakin banyaknya bisnis makanan yang
berkembang, kususnya bisnis restoran,
tidak semuanya mampu bertahan lama.
Hanya bisnis yang mempunyai pelanggan
yang loyal dan dukungan manajemen
yang baguslah yang mampu bertahan dan
eksis. Loyalitas pelanggan dapat terwujud
salah satunya dengan dukungan sistem
pemasaran yang baik. Salah satu bentuk
strategi pemasaran yang mampu untuk
menciptakan loyalitas konsumen adalah
strategi
marketing
mix
(bauran
pemasaran) yang meliputi product, price,
promotion, dan physical evidence atau
place (Pawitra 1993).
Dukungan faktor-faktor bauran pemasaran
(marketing mix) diharapkan mampu
menciptakan kepuasan pelanggan, yang
berimbas kepada loyalitas pelanggan.
Dengan adanya loyalitas pelanggan, maka
akan mampu meningkatkan pendapatan
pengusaha dibidang restoran.

Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No. 2, Mei 2011

150

7. Daftar Pustaka
Augusty Ferdinand, 2005, Structural
Equation
Modeling
Dalam
Penelitian Manajemen, Aplikasi
Model
Model
Rumit
Dalam
Penelitian untuk Tesis Magister
dan Disertasi Doctor, Seri Pustaka
Kunci 06/2005 edisi 3 BP UNDIP
Semarang.
Ahmad elqorny, 2009, Konsep Pemasaran
dan
Penjualan,
Blog-ahmad
Elqorny
Ardianto Eka, 2000, Pengukuran Persepsi
Kualitas
Layanan,
Contoh
Perjalanan
sebuah
Proses
Penelitian, Forum Manajemen
Prasetya Mulya tahun ke 13.
Basu Swastha DH, Irawan MBA. 2005.
Manajemen Pemasaran Modern.
Yogyakarta : Liberty
Emmy Indrayani, 2008, Loyalitas Merek
Sebagai Dasar Strategi Penentuan
Harga, Jakarta: Jurnal Fakultas
Ekonomi Gunadarma
Kotler,

Philip,
1996,
Manajemen
Pemasaran:
Analisis,
Perencanaan, Implementasi, dan
Pengendalian, Jilid I, Jakarta :
Erlangga.

Kotler,

Philip, AB. Susanto, 2000.


Manajemen
Pemasaran
di
Indonesia, Buku 2, Salemba
Empat.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 1998,


Marketing: An Introduction, 3rd
Edition, New Jersey: Prentice-Hall
Inc
Le Blank and Nguyen, 1988, Customer
Perception Of Service Quality In
Financials Intitutions, International
Journal Of Bank Marketing, Vol 6.

Michael
Porter,
1993,
Keunggulan
Bersaing,
Menciptakan
dan
Mempertahankan Kinerja Unggul,
Jakarta : Erlangga.
Septi Dhanik Prastiwi. 2005. Strategi
Sukses
Dalam
Marketing.
Yogyakarta : Enigma.

Anda mungkin juga menyukai