Disusun Oleh:
Ika Lisnawati
NIM : 104082002760
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Ika Lisnawati
NIM : 104082002760
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
Hari ini Kamis Tanggal 7 Bulan Mei Tahun Dua Ribu Sembilan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Ika Lisnawati NIM :
104082002760 dengan judul Skripsi ANALISIS SENGKETA PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI ATAS KASUS BANDING PERUSAHAAN
X MELALUI PENGADILAN PAJAK (Studi Kasus di Pengadilan
Pajak). Memperhatikan penampilan mahasiswi tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.
Rahmawati,
Sekretaris
Hari ini Kamis Tanggal 26 Bulan November Tahun Dua Ribu Sembilan
telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Ika Lisnawati NIM : 104082002760
dengan
judul
Skripsi
SENGKETA
ANALISIS
PAJAK
Jurusan Akuntansi
Prof.Dr.Ahmad Rodoni.,MM
SE.,Ak.,Msi
Penguji I
Amilin, SE.,Ak.,Msi
Penguji Ahli
Afif Sulfa,
Penguji II
ABSTRACT
This study aims to analyze the tax dispute that happened at PT "X".
Companies that become the object of research is a company that has a kind
of business mapping services that have NPWP 01,893,832.4-014000. The
collection of data using the internal secondary data from the Tax Court or
the Tax Court decision on appeal cases value added tax dispute. Methods of
determining sample Judgment Sampling methods.
To analyze the data using qualitative and quantitative analysis. The
results of this study are: (a) The main causes of the emergence of value
added tax dispute in PT "X" is due to the issuance of VAT SKPLB Goods
and Services Tax Period in December 2005 by stating that Fiskus more pay
VAT amounting
to Rp 248,271,902.00 and the efforts
conducted PT "X" is a Taxable Service Business. Meanwhile, the taxpayers,
more pay VAT amounting
to Rp 440,107,627.00 and
Export Services business is not subject to tax.
(b) The appeal
process is carried out by PT "X" is through the preparation phase of the trial
with a letter requesting an appeal to the Tax Court later received Appeal
Description Letter and provide feedback in the form of Disclaimer.
Once it is finished, a new trial can be held. Because the appeal in the case of
PT "X" in this appeal hearing with the Tax Court Regular Session. (c) The
length of time required by the PT "X" to obtain the results of the appeal case
is for 336 days from the Letter of Appeal filed on May 14, 2008 until the
Tax Court decision received by PT "X" on April 14, 2009. (d) Results of the
appellate tax disputes by the value of PT "X" through the Tax Court for Tax
Period December 2005 through the trial with Ordinary Session only
partially granted the appeal only, namely PT "X" are true is a company that
moves in the field of digital mapping services to the transaction to the
companies / foreign clients who transfer
the digital map including
the Export Service. The imposition of VAT and is not regulated by the Law
and Taxation Regulations. So the difference amount of tax according to the
applicant Fiskus Appeal, it was not sustained. Thus there is no amount of
value added tax paid by PT "X".
Keywords: Tax Disputes, Appeal, Value Added Tax, the Tax Court.
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim..
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu..
Dengan nama Allah yang Maha Rahman dan Rahiim-Nya, segala puji
dan syukur hanya bagi Allah yang merajai hari akhir, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia yang tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai
gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi di lingkungan Universitas Islam
Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat serta Salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa cahaya kebenaran, yang diutus
sebagai rahmatan lil alamiin, juga kepada keluarga, dan sahabat dan
semoga sampai kepada kita selaku umatnya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih kurang
sempurna, walaupun penulis berusaha menempatkan skripsi sebagai sebuah
karya ilmiah. Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan sebesarbesarnya penulis sampaikan kepada kedua orangtua tercinta yang telah
membesarkan, membiayai, memberikan bimbingan, dan dukungan baik
moril maupun materil, juga kedua kakakku yang selalu memberikan
semangat untuk selalu pantang menyerah. Ungkapan terima kasih yang tulus
penulis sampaikan juga kepada pihak lain yang telah amat berjasa dalam
membantu menyelesaikan skripsi ini, yaitu:
1.
Bapak Prof., Dr., Abdul Hamid, MS, selaku Dosen Pembimbing I dan
Ketua Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, yang di tengah
kesibukannya telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,
arahan serta motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini.
2.
Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si, selaku Dosen Pembimbing II dan
Ketua Jurusan Akuntansi, yang telah membantu memberikan
bimbingan, kritik, dan dukungan moril agar skripsi ini menjadi lebih
baik dalam penulisan maupun isi materi skripsi.
3.
4.
5.
6.
Seluruh staff akademik FEIS dan Pusat yang telah melancarkan jalan
penulis dalam bidang administrasi.
7.
8.
9.
10.
11.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................1
A. Latar Belakang Penelitian .......................................................1
B. Perumusan Masalah Penelitian ................................................6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................7
BAB II
BAB III
BAB IV
B.
C.
Kerangka Pemikiran...........................................................47
METODOLOGI PENELITIAN...............................................49
A.
B.
C.
D.
E.
C.
BAB V
Kesimpulan........................................................................79
B.
Implikasi ............................................................................80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
IDENTITAS DIRI
1. Nama
: Ika Lisnawati
: Jakarta, 23-Juni-1986
3. Agama
: Islam
4. Alamat Sekarang
5. Kebangsaan
: Indonesia
6. Jenis Kelamin
: Perempuan
7. Telepon
2. Tahun 1992-1998
3. Tahun 1998-2001
4. Tahun 2001-2004
5. Tahun 2004-2009
DAFTAR TABEL
Tabel
Keterangan
Halaman
4.1
4.2
4.3
4.4
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Keterangan
2.1
Halaman
17
47
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Halaman
1
BAB I
PENDAHULUAN
ketetapan
pajak
yang
dikenakan
atau
atas
ini
merupakan
hasil
replikasi
dari
penelitian
mengetahui
lama
waktu
yang
diperlukan
dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengadilan Pajak
Pengadilan Pajak adalah lembaga peradilan yang berada di
lingkungan Peradilan Tata
Usaha
Negara,
tetapi merupakan
lembaga
peradilan
pajak
bernama
Majelis
kekuasaan
kehakiman
di
Indonesia
dan
mampu
kelanjutan
dari
Badan
Penyelesaian
Sengketa
Pajak
dan
memutus
Permohonan
Banding
atas
(Pasal 16 Undang-
ketentuan
b. Sengketa Material
Sengketa Material atau disebut juga Materi Sengketa dapat
terjadi apabila terdapat perbedaan jumlah pajak yang terutang atau
terdapat perbedaan jumlah ynag lebih dibayar (dalam kasus
restitusi) menurut perhitungan Fiskus yang tercantum pada
ketetapan pajak, dengan jumlah menurut perhitungan WP.
Perbedaan tersebut bisa timbul karena adanya perbedaan pendapat
mengenai dasar hukum yang seharusnys digunakan, beda persepsi
atas ketentuan peraturan pajak, perselisihan atas suatu transaksi
tertentu, atau bisa juga disebabkan oleh hal-hal lainnya.
Kesemuanya itu dapat mengakibatkan jumlah pajak yang
ditetapkan oleh Fiskus menjadi berbeda dibandingkan dengan
jumlah pajak menurut perhitungan WP. Perbedaan jumlah pajak
menurut Fiskus dengan WP itulah yang merupakan Sengketa
Material (Kusuma, 2006).
Sengketa formal dan material ini sangat menentukan hasil
akhir putusan banding. Hakim yang bertugas di Pengadilan Pajak
akan memeriksa terlebih
WP mengajukan
Surat Keberatan
3 bulan
Surat Keputusan
Keberatan
12 bulan
3 bulan
PP
mengirim
fotocopi
SUB ke WP
14 hari
Terbanding
mengirim
SUB ke PP
3 bulan
PP mengirim
permintaan
SUB ke
Terbanding
14 hari
WP
mengajukan
Surat Banding
6 bulan
30 hari
WP mengirim
Surat Bantahan
ke PP
14 hari
PP mengirim
copy Surat
Bantahan ke
Terbanding
12 bulan
Persidangan
Banding di PP
Putusan
Banding
PP = Pengadilan Pajak
WP = Wajib Pajak
6. Kuasa Hukum
Kuasa hukum adalah orang yang dapat mendampingi atau
mewakili para pihak yang bersengketa di Pengadilan Pajak.
Ketentuan mengenai Kuasa hukum ini diatur dalam pasal 34
Undang-undang Pengadilan Pajak yang menyatakan bahwa para
pihak yang bersengketa di Pengadilan Pajak baik banding maupun
gugatan dapat didampingi atau diwakili oleh satu atau lebih Kuasa
Hukum yang harus ditunjuk dengan Surat Kuasa Khusus.
Jadi, dalam hal ini Kuasa Hukum dapat bertindak hanya
sebagai pendamping pemohon banding atau gugatan, yang berarti
pemohon banding atau penggugat tetap hadir dalam persidangan,
atau dalam hal bertindak mewakili, maka Kuasa Hukum hadir di
persidangan tanpa kehadiran pemohon banding atau penggugat.
Kuasa diberikan sampai dengan diputusnya perkara.
Untuk dapat menjadi Kuasa Hukum di Pengadilan Pajak ada
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu;
a. Warga Negara Indonesia;
b. Mempunyai pengetahuan yang luas dan keahlian tentang
persoalan perundang-undangan perpajakan;
Penggugat maka
sebagai
peraturan
pelaksanaan
Menteri
izin
Kuasa
Hukum
yang
ditetapkan
Ketua
Pengadilan;
c. Memiliki Surat Kuasa Hukum dari pihak yang bersengketa;
7. Persiapan Pesidangan
Menurut KUP persiapan persidangan yang berdasarkan UU
Pengadilan Pajak itu ada beberapa tahap, diantaranya:
a. Tindak Lanjut Surat Banding Atau Surat Gugatan, dan Surat
Bantahan
Pengadilan Pajak meminta Surat Uraian Banding Atau Surat
Tanggapan atas Surat Banding atau Surat Gugatan kepada
Terbanding atau tergugat dalam jangka waktu 14 (empat belas)
hari sejak tanggal diterima Surat Banding atau Surat Gugatan (UU
14/02).
2)
1)
b.
2)
Salinan Surat
Surat Tanggapan
4)
5)
8. Persidangan Banding
Dalam pelaksanaan persidangan Ketua menunjuk Majelis yang
terdiri dari 3 (tiga) orang Hakim atau Hakim Tunggal untuk
memeriksa dan memutus Sengketa Pajak. Apabila pemeriksaannya
dilakukan oleh Majelis, maka Ketua menunjuk salah seorang Hakim
tersebut sebagai Hakim Ketua yang memimpin pemeriksaan Sengketa
Pajak. Majelis atau Hakim Tunggal bersidang pada hari yang
ditentukan dan memberitahukan hari sidang dimaksud kepada pihak
yang bersengketa. Pemohon banding atau penggugat dapat hadir
dalam persidangan dengan terlebih dahulu memberitahukan kepada
ketua untuk memberikan keterangan lisan.
Pelaksanaan sidang untuk Majelis /Hakim Tunggal sudah mulai
bersidang dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal
diterimanya Surat Banding. Tetapi dalam hal Gugatan, Majelis/Hakim
Tunggal sudah memulai sidang dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan
sejak tanggal diterima Surat Gugatan.
melampirkan
bukti
pelunasan.
Namun dengan
keuntungan/kelebihan, diantaranya:
1. Pertimbangan hukumnya setidak-tidaknya menjadi lebih
matang mengingat pemeriksaan dilakukan secara bersamasama seluruh anggota;
2. Pengetahuan dan kemampuan Hakim tentu secara umum
menjadi lebih memadai dibandingkan Hakim Tunggal;
3. Menjadi relative lebih kuat menghadapi tekanan dari luar;
4. Kemungkinan penyelewengan yang mempengaruhi putusan,
secara teoritis akan lebih kecil, mengingat apabila salah satu
anggota yang menyeleweng masih akan berhadapan dengan
anggota yang lain.
(Pudyatmoko Y.Sri, 2005:97).
b. Pemeriksaan Dengan Acara Cepat
Pemeriksaan dengan acara cepat ini dilakukan oleh Majelis
atau Hakim Tunggal. Pemeriksaan dengan acara cepat dilakukan
terhadap:
a. Sengketa Pajak tertentu;
b. Gugatan yang tidak diputus dalam jangka waktu 6 (enam)
bulan sejak Surat Gugatan diterima;
c. Tidak memenuhi salah satu ketentuan Pasal 84 ayat (1)
Undang-undang Pengadilan Pajak;
bukti
berupa
surat
atau
tulisan
sebelum
pejabat
umum,
yang
menurut
peraturan
e. Putusan
Putusan Pengadilan Pajak merupakan putusan akhir dan
mempunyai kekuatan hukum tetap. Pengadilan Pajak ini juga dapat
mengeluarkan putusan sela atas Gugatan berkenaan dengan
permohonan agar tidak lanjut pelaksanaan penagihan pajak ditunda
selama pemeriksaan Sengketa Pajak sedang berjalan sampai
terdapat putusan Pengadilan Pajak (perhatikan Pasal 43 UU
Pengadilan Pajak).
Pihak-pihak yang bersengketa dapat mengajukan peninjauan
kembali atas putusan Pengadilan Pajak kepada Mahkamah Agung.
Putusan Pengadilan Pajak ini diambil bedasarkan hasil
penilaian pembuktian dan berdasarkan peraturan perundangundangan perpajakan yang bersangkutan serta berdasarkan
keyakinan Hakim. Dalam pemeriksaan dilakukan oleh Majelis,
putusan
Pengadilan
Pajak
tersebut
diambil
berdasarkan
dengan
cara
musyawarah
tidak
dapat
dicapai
kapan putusan
diterima.
Dalam
hal
khusus,
jangka
waktu
dimaksud
diterbitkan
sampai dengan
tanggal
surat
putusan
yang
berbunyi
DEMI
KEADILAN
karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang
atau tidak seharusnya terutang.
Direktorat Jendral Pajak setelah melakukan pemeriksaan
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar apabila jumlah kredit
pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah
pajak yang terutang atau telah dilakukan pembayaran pajak yang tidak
seharusnya terutang.
Surat Ketetapan Pajak diterbitkan untuk:
a. Pajak Penghasilan, jumlah kredit pajak lebih besar dari jumlah
pajak yang terutang, atau telah dilakukan pembayaran pajak yang
seharusnya tidak terutang;
b. Pajak Pertambahan Nilai, jumlah kredit pajak lebih besar dari
jumlah pajak yang terutang, atau telah dilakukan pembayaran
pajak yang seharusnya tidak terutang. Apabila terdapat pajak
terutang yang dipungut oleh Pemungut Pajak Pertambahan Nilai,
maka yang dimaksud dengan jumlah yang yang terutang adalah
jumlah Pajak Keluaran setelah dikurangi pajak yang dipungut oleh
Pemungut Pajak Pertambahan Nilai tersebut.
c. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, jumlah pajak yang dibayar
lebih besar dari jumlah yang terutang atau telah dilakukan
pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang.
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar tersebut diterbitkan setelah
dilakukan pemeriksaan atas Surat Pemberitahuan yang disampaikan
Wajib Pajak yang menyatakan kurang bayar, nihil, atau lebih bayar
menerima
Surat
Ketetapan
Pajak
Lebih Bayar
dan
2.
Sebab
timbulnya
sengketa
pajak
5.
Pajak Januari s.d Desember 2002 yang tidak disetujui oleh WP.
Majelis menyimpulkan, sengketa ini disebabkan karena minimnya
data WP yang dapat diakses oleh Fiskus. Sehinga hasilnya, Majelis
memutuskan untuk mengabulkan sebagian materi banding WP dan
menolak materi banding lainnya.
C. Kerangka Pemikiran
Dengan sistem pemungutan pajak yang berlaku saat ini ternyata
masih saja banyak pelaksanaan pemungutan pajak yang tidak sesuai
dengan UU perpajakan yang dapat menimbulkan ketidakadilan bagi
masyarakat wajib pajak. Misal, masih adanya wajib pajak yang merasa
kurang puas atas suatu ketetapan pajak yang dikenakan atau atas
pemotongan/pemungutan pajak oleh pihak ketiga. Sehingga dengan
pelaksanaan pajak yang tidak sesuai tersebut, dapat mengakibatkan
timbulnya sengketa pajak antara wajib pajak dan pejabat yang
berwenang.
Oleh karena itu, diperlukan lembaga peradilan di bidang
perpajakan yang lebih komprehensif yang dibentuk dengan undangundang, yang menjamin Hak dan Kewajiban pembayar pajak sesuai
dengan undang-undang perpajakan dan dapat memberikan putusan
hukum atas Sengketa Pajak dengan proses yang sederhana, cepat, dan
murah. Seperti Ditjen Pajak atau Pengadilan Pajak.
Sengketa Pajak tidak harus diselesaikan di Pengadilan Pajak, tetapi
sengketa pajak bisa juga diselesaikan di Ditjen Pajak. Sengketa Pajak
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
di Pengadilan
Pajak.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah analisa kualitatif
dan kuantitatif. Penelitian ini merupakan tipe penelitian deskriptif
kualitatif karena menggunakan pendekatan pada pemecahan masalahmasalah berupa
pajak
melalui
pengadilan
pajak
(Indriantoro
dan
Pajak, SPT Masa, Surat Setoran Pajak (SSP), Faktur Pajak, dan Surat
Keberatan.
E. Operasional Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing
variable yang digunakan berikut dengan operasional.
Penjelasan dari variable-variabel yang digunakan dalam penelitian
ini antara lain:
Sengketa Pajak
Sengketa Pajak dapat diartikan suatu masalah yang teradi karena
salah persepsi, salah hitung, dan ketidakpuasan dalam perpajakan.
Sengketa pajak pertambahan nilai merupakan permasalahan yang terjadi
dalam bidang perpajakan-khususnya pajak pertambahan nilai- antara
wajib pajak degan fiskus, atau penanggung pajak dengan pejabat yang
berwenang. Untuk mengetahui sengketa pajak ini merupakan sengketa
PPN dapat dilihat dari nomor seri yang terdapat di dalam buku daftar
kasus banding di Pengadilan Pajak, atau pada Surat Putusan Pengadilan
Pajak, atau pada Surat Ketetapan Pajak yang dipermasalahkan.
Banding
Banding merupakan akibat atau terusan dari masalah sengketa
pajak, jika masih ada ketidakpuasan wajib pajak dalam penyelesaiannya
melalui pengajuan keberatan. Dan banding merupakan permasalahan
pajak yang harus diselesaikan di Pengadilan Pajak.
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
dalam pemetaan,
2. Perkembangan Usaha
Pada tahun 1954 PT X didirikan oleh Hydrographer Ole H.
Blom kemudian ia terdaftar di Oslo Stock Exchange pada tahun
1988. Di tahun 2000 PT X membentuk unit baru produksi peta di
Bandung-Indonesia. Dan pada tahun 2002 PT X" berkonsentrasi
photogrammetric semua peta berproduksi di Bandung-Indonesia, dan
dua kali lipat kapasitas produksi. Untuk pengumpulan, pengolahan,
dan penjualan yang tinggi teknolologi peta data dan pembentukan
database, unit produksi didirkan di Rumania dan Indonesia pada
tahun 2004.
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Penyebab timbulnya Sengketa Pajak Pertambahan Nilai pada PT
X sehingga perusahaan tersebut mengajukan Banding
Seperti
yang
telah
dijelaskan
pada
bab
sebelumnya,
dalam
Pemeriksaan
15/WPJ.04/KP.0707/2007
Pajak
tanggal
dengan
18
April
Nomor:LAP2007,
dengan
4
5
6
7
URAIAN
Terbanding
1.541.779.512,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
1.541.779.512,00
1.544.950.362,00
0,00
1.544.950.362,00
0,00
1.544.950.362,00
0,00
0,00
0,00
154.495.036
0,00
154.495.036,00
0,00
154.495.036,00
38.166.559,00
0,00
825.870,00
0,00
0,00
401.941.068,00
0,00
0,00
402.766.938,00
0,00
440.107.627,00
402.766.938,00
440.107.627,00
248.271.902,00
0,00
0,00
0,00
440.107.627,00
0,00
0,00
0,00
248.271.902,00
0,00
248.271.902,00
ke 2
dari
30
Nomor:Put
KEP-
Pemohon
Banding
tersebut
diterima
sebagian
URAIAN
Semula
1.544.950.362
154.495.036
Pajak yang
dapat
diperhitungkan
(Rp)
402.766.938
1.544.950.362
154.495.036
Pajak
Keluaran
(Rp)
DPP PPN
(Rp)
248.271.902
Kompensasi
ke Masa
Berikutnya
(Rp)
0
24.743.159
24.743.159
24.743.159
427.510.097
273.015.061
273.015.061
PPN lebih
dibayar (Rp)
PPN Lebih
Dibayar (Rp)
248.271.902
Dikurangi/
(ditambah)
Menjadi
dilaporkan
Mampang Prapatan
PPN
Masa
baru menerbitkan
Pajak
Desember
2005
Nomor:
berupa
CD
atau
DVD,
kemudian
berdasarkan
ketentuan-ketentuan
di
atas,
dapat dibenarkan,
Hakim
yang
mengadili
perkara
ini
untuk
tanggal
29
Agustus
2008
sebagaimana diatur
dalam
Peraturan
dengan
Peraturan
sebagian
permohonan
untuk
keberatan
Pemohon
KETEANGAN
Dasar Pengenaan Pajak
a Ekspor
b Penyerahan yang PPN nya tidak
dipungut/ditunda/ditangguhkan/dibebaskan/ditanggung pemerintah
c Penyerahan yang PPN nya harus dipungut
c.1 Tarif Umum
c.2 Tarif Efektif
c.3 Jumlah (c.1 c.2)
d Dikurangi : retur penjualan
e Jumlah (a + b + c.3 d)
Pajak Keluaran :
a Pajak Keluaran Seluruhnya
a.1 Tarif Umum
Dalam Rupiah
0,00
0,00
1.544.950.362,00
0,00
1.544.950.362,00
0,00
1.544.950.362,00
154.495.036,00
4
5
0,00
154.495.036,00
0,00
154.495.036,00
25.569.029,00
0,00
0,00
401.941.068,00
0,00
427.510.097,00
273.015.061,00
0,00
0,00
0,00
0,00
273.015.061,00
Nomor: KEP-
tanggal 27
Permohonan
mempertahankan
Banding
Pemohon
Banding
Keputusan
Keberatan
No.KEP-
336/WPJ.04/2008 tersebut.
c. Bantahan Atas Uraian Banding oleh Pemohon Banding
di dalam
Keputusan
Terbanding
Nomor:
KEP-
Menurut
Terbanding (Rp)
1.544.950.362
154.495.036
-
Ditambah/Dikurangi
(Rp)
(154.495.036)
-
Menurut Pemohon
Banding (Rp)
1.544.950.362
-
154.495.036
25.569.029
401.941.068
-
(154.495.036)
-
25.569.029
401.941.068
-
427.10.097
(273.015.061)
(154.495.036)
427.510.097
(427.510.097)
(273.015.061)
(154.495.036)
(427.510.097)
d. Persidangan Banding
Setelah melakukan 3 hal dalam persiapan persidangan
seperti tersebut diatas, barulah persidangan diselenggarakan.
Dengan ini proses pelaksanaan banding telah memenuhi
ketentuan Pasal 44
hadir
dalam
beberapa
kali
persidangan
yang
: Senny Tussytha/060078527
: M. Saleh Arifin Siregar/060098249
: Dwi Setyobudi/060098270
: Abdul Rozak/0600116201
hadir
dalam
beberapa
kali
persidangan
yang
guna
memberikan
tanggal 25 Februari
keterangan sehubungan dengan
dahulu
dilakukan
pemeriksaan
atas
pemenuhan
pengajuan
Surat
Banding
Nomor:
banding
memenuhi
ketentuan
ayat (2);
alasan-alasan
Banding
yang
jelas
dan
tidak
dierlukannya
pelunasan
sehingga
demikian
Surat
Banding
Nomor:
demikian
Surat
Keberatan
nomor:
sedangkan
Surat
Keberatan
diterima
oleh
dan telah
Ketentuan
Formal
Penerbitan
Surat
Ketetapan Pajak
Surat Keberatan Nomor: Acc/00206060/Ltr tanggal 6
Juni 2007 ditujukan terhadap Surat Ketetapan Pajak Lebih
Bayar
PPN
Masa
Nomor
pemberitahuan
tertulis
hasil
Pemeriksaan
Masa
Pajak
Desember
00017407/05/014/07
2005
Nomor
terhadap
nilai
objek
pajak
menurut
keputusan
Terbanding menggunakan
serta
Pajak
Masukan
sebesar
Rp.37.340.689,00.
b) Sampai pada Surat Uraian Bnading dan Surat Bantahan
berpendapat bahwa besarnya Jumlah DPP PPN Penyerahan
yang PPNnya harus dipungut Masa Pajak Desember 2005
sebesar Rp.1.544.950.362,00 (dalam SUB Terbanding),
Pemohon Banding membuat Bantahan dengan menyebutkan
secara
eksplisit/implicit
besarnya
jumlah
DPP
PPN
harus dipungut
yang
PPNnya
harus
dipungut
sebesar
Rp.1.544.950.362,00.
kasus
sengketa
bandingnya
yang
dihitung sejak
yaitu
dalam
Rp.1.544.950.362,00
adalah
diserahkan
dan
tidak dapat
Rp
Rp
Rp
Rp
Hal-hal
seluruhnya.
Selain
data-data
tersebut
diatas,
atau pemberi
perhitungan
PPN
terhutang
menurut
wajib
pajak
dengan undang-
wajib
dikabulkan seluruhnya.
2. Bagi Fiskus (Terbanding)
a. Pada saat pemeriksaan pajak
penyerahan barang
1.a,
guna
merekapitulasi
Selain itu, guna menentukan DPP PPN dan mengoreksi SSP dari
Kantor Perbendaharaan
wajib pajak.
adalah
landasan
dan
pemahaman
peraturan
peraturan
dan
perundang-undangan
pajak
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan dari data yang ada tentang
sengketa banding pajak pertambahan nilai PT X, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Penyebab utama timbulanya sengketa pajak pertambahan nilai
pada PT X adalah karena diterbitkannya SKPLB PPN Barang
dan Jasa Masa Pajak Desember 2005 oleh Fiskus yang menyatakan
bahwa PPN lebih bayarnya sebesar Rp 248.271.902,00 dan usaha
yang dilakukan
14 April 2009.
dan Peraturan
Pemohon
dipertahankan.
Banding,
semuanya
itu
tidak
dapat
Implikasi
Penetapan Pajak berupa SKPLB yang diterbitkan oleh Fiskus,
belum tentu diterima dengan puas oleh Wajib Pajak yang
bersangkutan. Masih ada kemungkinan ditolak karena beberapa hal
dari penetapan pajak tersebut sangat bertentangan dengan pendapat
menurut wajib pajak. Misal pada kasus sengketa banding dalam
dan penetapan
oleh perusahaan.
lagi
pemahaman
tentang
PPN
dan
peredaran
DAFTAR PUSTAKA