Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam bidang kesehatan, serangga mempunyai arti yang sangat
penting karena peranannya sebagai vektor (perantara) dari berbagai penyakit.
Penyakit yang ditularkan oleh vektor ini antara lain penyakit demam berdarah,
malaria, dan filariasis. Ketiga penyakit ini ditularkan dari orang yang satu ke
orang yang lain melalui perantara nyamuk. Dewasa ini, penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan lingkungan
yang cenderung meningkat jumlah penderita dan semakin luas daerah
penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan
penduduk.
Pada tahun 2009, kasus Demam Berdarah di wilayah Indonesia
mencapai 150 juta kasus yang mana hal ini menempatkan Indonesia menjadi
negara dengan kasus DBD tertinggi di ASEAN. DBD disebabkan oleh
nyamuk Aedes aegypti. Laju perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang
cukup cepat merupakan salah satu penyebab penyakit DBD di Indonesia sulit
diberantas. (P2B2, 2010)
Nyamuk seringkali berkembang biak di tempat penampungan air
seperti bak mandi, tempayan, drum, barang bekas, pot tanaman air dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi segala dampak yang bisa
ditimbulkan nyamuk, masyarakat umum perlu mengetahui jenis, kehidupan,
permasalahan yang disebabkan oleh nyamuk bahkan pengetahuan mengenai
kepadatan jentik nyamuk sebagai langkah awal pencegahan terhadap dampak
buruk akibat serangga (khususnya nyamuk) bagi kesehatan. Kegiatan
pemantauan jentik nyamuk untuk mengetahui kepadatan jentik merupakan
salah satu upaya yang harus dilakukan guna menurunkan kejadian penyakit
yang disebabkan oleh nyamuk. Dengan berbekal pengetahuan inilah
masyarakat secara mandiri dapat melakukan upaya pengendalian jentik
nyamuk.

Terdapat beberapa indikator yang mengindikasikan suatu kepadatan


jentik nyamuk. Indikator-indikator tersebut antara lain House Index (HI),
Kontainer Index (CI) dan Breteau Index (BI).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemeriksaan jentik nyamuk melalui metode Visual di
lingkungan

Fakultas

Kesehatan

Masyarakat,

Kantor

Manajemen

Universitas Airlangga Surabaya, Kahuripan dan Student Center UNAIR ?


2. Bagaimana menentukan Container Index di lingkungan Fakultas
Kesehatan Masyarakat dan Kantor Manajemen Universitas Airlangga
Surabaya, Kahuripan dan Student Center UNAIR?
3. Bagaimana cara mengidentifikasi jenis jentik nyamuk di lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Student Center UNAIR yang
tertangkap dalam Ovitrap?
1.3 Tujuan Praktikum
1. Mengetahui cara serta langkah-langkah pemeriksaan jentik nyamuk
melalui metode visual d di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Kantor
Manajemen Universitas Airlangga Surabaya, Kahuripan dan Student
Center UNAIR.
2. Melakukan pengamatan serta simulasi secara langsung cara pemeriksaan
jentik nyamuk dengan metode visual dan Ovitrap.
3. Melakukan perhitungan Container Index di FKM dan Kantor Manajemen
Universitas Airlangga, Kahuripan dan Student Center UNAIR.
4. Mengidentifikasi jenis jentik nyamuk di FKM dan Student Center
Universitas Airlangga yang tertangkap dalam ovitrap Ovitrap.
1.4 Manfaat Praktikum
1. Meningkatkan pengetahuan mengenai langkah-langkah pemantauan jentik
nyamuk.
2. Meningkatkan keterampilan dalam melakukan praktek secara langsung
pemantauan dan pemeriksaan jentik nyamuk.
3. Meningkatkan pengetahuan dalam menentukan Container Index.
4. Meningkatkan pengetahuan dalam identifikasi jenis jentik dalam Ovitrap.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kontainer


Kontainer merupakan semua tempat/wadah yang dapat menampung
air yang mana air didalamnya tidak dapat mengalir ke tempat lain. Dalam
container seringkali ditemukan

jentik-jentik nyamuk karena biasanya

kontainer digunakan nyamuk untuk perindukan telurnya. Misalnya saja


nyamuk Aedes aegypti menyukai kontainer yang menampung air jernih yang
tidak langsung berhubungan langsung dengan tanah dan berada di tempat
gelap sebagai tempat perindukan telurnya. (Dinkes DKI Jakarta, 2003)
Menurut Dinas Kesehatan DKI Jakarta (2003), tempat perindukan
nyamuk Aedes aegypti dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Tempat penampungan air (TPA), yaitu tempat untuk menampung air
guna keperluan seharihari seperti tempayan, bak mandi, bak WC,
ember, dan lainlain.
2. Bukan TPA, seperti tempat minum hewan peliharaan, barangbarang
bekas (ban bekas, kaleng bekas, botol, pecahan piring/gelas), vas bunga,
dll.
3. Tempat penampungan air alami (natural/alamiah) misalnya tempurung
kelapa, lubang di pohon, pelepah daun, lubang batu, potongan bambu,
kulit kerang dll. Kontainer ini pada umumnya ditemukan diluar rumah.
2.2 Nyamuk
Nyamuk termasuk jenis serangga yang masuk pada kelas Hexapoda
orde Diptera. Pada umumnya nyamuk mengalami 4 tahap dalam siklus
hidupnya (metamorfosis), yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Nyamuk Aedes
aegypti mengalami metamorfosis sempurna, yaitu telur larva pupa
dewasa. Stadium telur, larva dan pupa hidup didalam air, sedangkan stadium
dewasa hidup diluar air. Pada umumnya telur akan menetas dalam 1-2 hari
setelah terendam dalam air. Stadium jentik biasanya berlangsung antara 5-15
hari, dalam keadaan normal berlangsung 9-10 hari. Stadium berikutnya
adalah stadium pupa yang berlangsung 2 hari, kemudian menjadi nyamuk
dewasa dan siklus tersebut akan berlangsung kembali. Dalam kondisi yang
3

optimal, perkembangan dari stadium telur sampai menjadi nyamuk dewasa


memerlukan waktu sedikitnya 9 hari.

N y a
m u k
B e t in
a
D e w
a sa

N y
a
m
u k
M
u d
a

Pu p
a
(2 -4
h a ri
)

J
e
n
ti
k

T
e
l
u
r

Gambar 2.1. Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti


Sumber: mahera.net

Induk nyamuk biasanya meletakkan telur nyamuk pada tempat yang


berair dan tidak mengalir. Pada tempat kering, telur nyamuk akan rusak dan
mati. Kebiasaan meletakkan telur dari nyamuk berbeda-beda tergantung dari
jenisnya.
a. Nyamuk Anopheles akan meletakkan telurnya di permukaan air satu
persatu atau bergerombol tetapi saling lepas, telur Anopeles mempunyai
alat pengapung.
b. Nyamuk Culex akan meletakkan telur di permukaan air secara
bergerombolan dan bersatu berbentuk rakit sehingga mampu untuk
mengapung.
c. Nyamuk Aedes meletakkan telur yang mana menempel pada dinding
kontainer dan mengapung di permukaan air.

Gambar 2.2. Perbedaan nyamuk Anopheles, Aedes dan Culex


Sumber: Rozendaal. 1997

Menurut Ririh Yudhastuti (2011), adapun sifat nyamuk dewasa


berbeda-beda bergantung dari spesies nyamuknya. Berikut sifat-sifat umum
yang dimiliki adalah :
1.) Nyamuk betina membutuhkan darah untuk proses reproduksi seperti
pembentukan telur, sedangkan nyamuk jantan senang tetap tinggal
didaerah dekat perindukannya, atau di tumbuh-tumbuhan.
5

2.) Nyamuk memiliki jarak terbang yang berbeda-beda tergantung jenis


spesiesnya. Misalnya nyamuk Anopheles bisa mencapai jarak terbang
hingga 3 km. Selain itu, hal tersebut dipengaruhi oleh kelembaban udara.
Penyebaran dari nyamuk itu sendiri bisa bersifat aktif maupun pasif.
3.) Nyamuk juga memiliki waktu yang spesifik dalam mencari mangsa.
Misalnya nyamuk Anopheles, Culex dan Mansonia menyukai senja
hingga fajar dalam mencari mangsanya. Sedangkan nyamuk Aedes
aegypti mencari mangsa di siang hari. Ditinjau dari tempat hidupnya,
nyamuk dibedakan atas beberapa macam yaitu : (1) Nyamuk yang senang
berinduk di air payau (salt marsh type); dan (2) Nyamuk yang senang
berinduk di genangan air yang sifatnya sementara, dibedakan atas :
4.) Temporary pool type, jenis nyamuk ini senang berinduk di genangan air
yang sifatnya sementara, seperti bekas pijakan kerbau, manusia, dan
sebagainya
5.) Artifial container type, nyamuk yang senang di perindukan genangan air
yang terdapat di kaleng bekas, ban bekas, gelas plastik bekas yang
biasanya dibuang oleh manusia disembarang tempat.
6.) Treehole type, jenis nyamuk ini pada dasarnya memiliki selera yang sama
seperti jenis Temporary pool type, hanya saja pada jenis ini banyak
ditemukan terutama pada daerah yang sering hujan atau curah hujannya
tinggi, misalnya di lubang-lubang pohon.
7.) Rock pool type, sama halnya dengan Treehole type, hanya saja yang
dipilih pada genangan air di lubang-lubang di batu karang atau padas.
Sedangkan jika ditinjau dari tempat persembunyiannya atau tempat
peristirahatannya, maka nyamuk dikategorikan kedalam dua jenis yaitu :
1.) Natural resting station type, dimana tempat peristirahatannya dalam
lubang-lubang yang ditemui secara alamiah, misalnya pada pohon-pohon,
batu karang atau padas, dan lain sebagainya.
2.) Artifial resting station type, dimana tempat peristirahatannya pada tempattempat yang terbentuk karena hasil karya manusia, baik yang
sifatnyasengaja maupun tidak sengaja misalnya dalam rumah disela-sela
baju yang digantung, adanya kaleng bekas, dan sebagainya.

2.3 Angka Kepadatan Jentik


Untuk mengetahui kepadatan vektor nyamuk pada suatu tempat,
diperlukan survei yang meliputi survei nyamuk, survei jentik serta survei
perangkap telur (ovitrap). Data-data yang diperoleh, nantinya dapat
digunakan untuk menunjang perencanaan program pemberantasan vektor.
Dalam pelaksanaannya, survei dapat dilakukan dengan menggunakan 2
metode (Depkes RI, 2005), yakni :
1. Metode Single Larva
Survei ini dilakukan dengan cara mengambil satu jentik disetiap
tempat-tempat yang menampung air yang ditemukan ada jentiknya untuk
selanjutnya dilakukan identifikasi lebih lanjut mengenai jenis jentiknya.
2. Metode Visual
Survei ini dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya larva di
setiap tempat genangan air tanpa mengambil larvanya.
Setelah dilakukan survei dengan metode diatas, pada survei jentik nyamuk
Aedes aegypti akan dilanjutkan dengan pemeriksaan kepadatan jentik dengan
ukuran sebagai berikut:
a. House Index (HI) adalah jumlah rumah positif jentik dari seluruh rumah
yang diperiksa.
HI =

Jumlah rumah yang positif jentik


Jumlah rumah yang diperiksa

X 100 %

b. Container Index (CI) adalah jumlah kontainer yang ditemukan larva dari
seluruh kontainer yang diperiksa

CI =

Jumlah kontainer yang positif jentik


Jumlah kontainer yang diperiksa X 100 %

c. Breteu Index (BI) adalah jumlah kontainer dengan larva dalam seratus
rumah.
Jumlah kontainer yang positif jentik
BI =
X 100 %
100 rumah yang diperiksa
HI lebih menggambarkan penyebaran nyamuk di suatu wilayah. Density
figure (DF) adalah kepadatan jentik Aedes aegypti yang merupakan gabungan dari
7

HI, CI dan BI yang dinyatakan dengan skala 1-9 seperti tabel menurut WHO
Tahun 1972 di bawah ini :
Tabel 2.1 Larva Index
Density figure

House Index

Container

Breteau Index

(HI)
13
47
8 17
18 28
29 37
38 49
50 -59
60 76
>77

Index (CI)
1-2
3-5
6-9
10 -1 4
15 20
21 - 27
28 - 31
32 40
>41

(BI)
1-4
59
10 19
20 34
35 -49
50 74
75 99
100 199
>200

(DF)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sumber: WHO (1972)
Keterangan Tabel :
DF = 1

= kepadatan rendah

DF = 2-5 = kepadatan sedang


DF = 6-9 = kepadatan tinggi.
Berdasarkan hasil survei larva dapat ditentukan Density Figure.
Density Figure ditentukan setelah menghitung hasil HI, CI, BI kemudian
dibandingkan dengan tabel Larva Index. Apabila angka DF kurang dari 1
menunjukan risiko penularan rendah, 1-5 resiko penularan sedang dan diatas
5 risiko penularan tinggi.
2.4 Survei Perangkap Telur (Ovitrap)
Tujuan dari survei perangkap telur adalah untuk mengetahui
ada/tidaknya nyamuk Aedes aegypti dalam situasi densitas sangat rendah,
yang mana dengan metode single larva maupun tidak dapat menemukan
adanya kontainer positif. Survei ini dilakukan dengan menggunakan alat yang
disebut ovitrap. Ovitrap berupa bejana (kaleng, palstik atau potongan bambu)
yang dinding bagian dalamnya dicat hitam dan diberi air secukupnya. Ke
dalam bejana tersebut dimasukan padel yaitu berupa potongan bambu atau
kain yang tenunanya kasar dan berwarna gelap sebagai tempat menyimpan
telur. Ovitrap ini akan ditempatkan baik di dalam atau diluar rumah yang

gelap dan lembab karena nyamuk menyukai tempat-temat tersebut untuk


bertelur. Setelah satu minggu dilakukan pemeriksaan ada/tidaknya telur di
paddel.
Cara menghitung Ovitrap index adalah :
Ovitrap Index =

Jumlah paddle dengan telur


Jumlah paddle diperiksa X 100 %

Untuk mengetahui lebih tepat gambaran kepadatan populasi nyamuk dengan


cara:
Jumlah telur dari seluruh ovitrap
Ovitrap Index =Jumlah ovitrap yang digunakan X 100 %

Gambar 2.3. Ovitrap

Sumber: www.searo.who.intBAB III

METODE PRAKTIKUM
3.1 Metode Pemeriksaan Jentik
3.1.1 Metode visual
a. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Senter
2. Alat tulis
b. Cara Kerja
Langkah kerja pemeriksaan jentik nyamuk dengan metode visual
adalah:
1. Memeriksa setiap kontainer yang sudah ditentukan secara
random sebelumnya.
2. Mengamati

setiap

kontainer

yang

ditemukan

dengan

menggunakan senter, apakah di dalam kontainer tersebut


terdapat jentik nyamuk.
3. Mencatat setiap kontainer yang ada, serta kontainer yang
ditemukan jentik nyamuk di dalamnya.
4. Setelah dilakukan pencatatan tersebut, dilanjutkan dengan
melakukan perhitungan CI untuk mengetahui kepadatan jentik.
3.1.2 Metode ovitrap
a. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam membuat ovitrap adalah:
1. Kasa
2. Wadah tabung berwarna hitam
3. Alat tulis
4. Senter
Bahan yang diperlukan:
1. Air bersih
2. Benang
b. Langkah kerja
1. Mengecat tabung pipa dengan warna hitam.

10

2. Mempersiapkan kasa berbentuk lingkaran sesuai diameter


dengan karet disekelilingnya sebagai pengapung
3. Mengisi tabung dengan air hingga 1/3 tinggi.
4. Mengapungkan kasa beserta pengapungnya di atas air dalam
ovitrap tersebut.
5. Meletakkan ovitrap di tempat yang biasa menjadi perindukan
nyamuk, misalnya di tempat gelap dan lembab.
6. Setelah 1 minggu, melakukan perhitungan dan identifikasi
banyaknya jentik yang berhasil terperangkap dalam ovitrap.
3.2 Pelaksanaan Praktikum
3.2.1 Metode visual
Pelaksanaan praktikum pengamatan dan pemeriksaan jentik
dengan menggunakan metode visual dilaksanakan selama tiga hari
yakni tanggal 16, 19 dan 20 Maret 2012. Dalam melakukan
pemeriksaan dengan metode visual anggota tim yang awalnya terdiri
dari tujuh orang dibagi menjadi 2 tim terdiri dari tiga orang dan
empat orang. Tim pertama mengamati diStudent Center dan FKM
sedangkan tim kedua mengamati di Kantor Manajemen dan Gedung
Kahuripan.

Tabel 3.1 Pelaksanaan Metode Visual


No
.
1
2

Tanggal

Waktu

16 Maret 2012
19 Maret 2012

13.00-15.00
6.30- 7.30
15.00-16.00

Lokasi
Student Center
FKM
FKM

Tim
Tim 1
Harida,
Sandy, Putri

11

20 Maret 2012

13.00-14.30

Kantor Manajemen

Tim 2

Unair
Gedung Kahuripan

Aisyah,

14.30-16.00

(perpustakaan, LPPM,
Aula lantai 3)

Lutvi,
Nurdina,
Tiwi

3.2.2 Metode ovitrap


Ovitrap diletakkan masing-masing tiga titik di FKM maupun di
SC dari taanggal 15-25 Maret 2012, dan selalu dilakukan pengecekan
setiap pukul 14.30
Tabel 3.2. Tempat Peletakan Ovitrap
No
.

Tempat

Student Center (di bawah

tangga depan lantai 1)


Student Center (gudang

UKM Wanala)
Student Center (gudang

4
5

samping musholla)
FKM (samping lab. AVA)
FKM (lorong bawah
bangunan di dekat parkir

dosen)
FKM (gudang di samping
ruang multiguna)

Jenis Ovitrap

Jumlah

Tabung yang di cat

1 buah

Tabung

1 buah

Botol Aqua

1 buah

Tabung

1 buah

Tabung yang di cat

1 buah

Botol Aqua

1 buah

12

Tabel 3.3 Jadwal Pelaksanaan Praktikum


Kegiatan

Bulan Maret 2012


10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Survey dan
Pembuatan
Proposal
Revisi
Proposal
Perizinan
Pembuatan
Ovitrap
Praktikum
metode
visual
Praktikum
metode
ovitrap
Pembuatan
Laporan
Praktikum
Presentasi
Laporan
Praktikum

13

3.3 Anggaran Dana


Paralon (1 meter)
Tutup paralon (4 buah x @Rp 8000,-)
Kasa nyamuk (1 meter)
Cat
Karet ban
Benang wol
Jumlah

= Rp 50.000,= Rp 32.000,= Rp 8.000,= Rp 5.000,= Rp 5.000,= Rp 5.000,= Rp 105.000,-

14

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Metode Visual
4.1.1 Persiapan
Persiapan yang dilakukan berupa survei, sebelum melakukan
praktikum terlebih dahulu dlakukan survei mengenai lokasi dan
kebutuhan kontainer. Survei dilakukan dengan mengidentifikasi
kontainer yang potensial. Karena kontainer yang dibutuhkan 100
buah maka lokasi yang awalnya hanya di FKM dan Kantor
Manajemen Universitas Airlangga diperluas sampaiStudent Center
serta Gedung Kahuripan yang meliputi Perpustakaan, LPPM dan
Aula Lantai 3.
4.1.2 Analisis hasil
a. Hasil pengamatan 100 kontainer
Terlampir
b. Analisis
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada 100 kontainer di
empat lingkungan dapat diperoleh informasi mengenai lokasi mana
yang positif jentik dan pada kontainer berjenis apa yang positif
jentik, dan diperoleh hasil seperti tabel 4.2 dan 4.3 sebagai berikut :
Tabel 4.2 Perbandingan Hasil Metode Visual Berdasarkan Tempat
Tempat
FKM
Kantor manajemen
Student Center
Gedung
Perpustakaan
LPPM
kahuripan
Aula lantai 3
Jumlah

Kontainer
Positif
Negatif
38
34
2
10
8
4
4
2
98

Jumlah
38
34
12
8
4
4
100

Hasil praktikum dengan metode visual berdasarkan tempat, dari 100


kontainer terdapat 2 kontainer positif jentik pada kontainer diStudent
Center.

15

Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Metode Visual Berdasarkan Jenis


Kontainer
Jenis kontainer
Bak mandi porselen
Gentong plastik
Ember
Aquarium
Jumlah

Kontainer
Positif
Negatif
2
58
4
35
1
2
98

Jumlah
60
4
35
1
100

Sedangkan perbandingan hasil berdasarkan jenis kontainer terdapat 2


kontainer positif dari 58 kontainer bak mandi porselen, sedangkan pada
jenis kontainer yang lain tidak ditemukan jentik.
Sehingga berdasarkan hasil survei jentik yang telah dilakukan
melalui metode visual terhadap 100 kontainer yang ada, maka
didapatkan perhitungan Container Index sebagai berikut :
Jumlah kontainer yang positif jentik
CI = Jumlah kontainer yang diperiksa X 100 %

CI =

2
100

X 100 %

2%

Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa kepadatan jentik


nyamuk di lingkungan FKM, Kantor Manajemen UNAIR, SC, LPPM,
Aula lantai 3 Gedung Kahuripan, dan Perpustakaan Kampus C secara
keseluruhan didapatkan Density Figure (DF) = 1 sehingga kepadatan
jentik masih tergolong rendah dengan risiko penularan sedang.
Didapatkannya hasil yang tergolong rendah dipengaruhi karena pada
masing-masing lingkungan tersebut sudah ada petugas kebersihan untuk
membersihkan secara rutin kamar mandi yang ada selama 2x dalam
seminggu. Namun, dalam kenyataannya kami masih menemukan

16

adanya jentik nyamuk di lantai 2 SC tepatnya pada 2 kamar mandi


wanita karena kondisi kamar mandi yang kurang terawat.
4.1.3 Kendala
1. Kesesuaian dengan jadwal pembersihan bak mandi.
2. Kendala perizinandan dari pihak fakultas dan rektorat.
3. Sulitnya ditemukan kontainer lain selain bak mandi misalnya botol
atau ban

yang berisi genangan air di dalam atau luar ruangan

sehingga jenis kontainer kurang variatif.


4.2 Metode Ovitrap
4.2.1 Persiapan pembuatan ovitrap
Persiapan pembuatan ovitrap dimulai dari peminjaman contoh
ovitrap yang ada di laboratorium kesling. Peminjaman ovitrap pada
laboratorium kesling dilaksanakan pada tanggal 10 13 Februari 2012.
Yang dilakukan antara lain mengurus surat peminjaman serta
pengambilan alat di laboratorium kesling. Setelah selesai meminjam
ovitrap di laboratorium kesling, selanjutnya membeli alat dan bahan
yang dibutuhkan untuk membuat ovitrap, antara lain : paralon, kain
kasa nyamuk, benang wol, dan karet spons. Pembelian alat dan bahan
tersebut dilakukan pada tanggal 12-13 Maret 2012. Dari alat dan bahan
tersebut

akan dibuat tiga variasi ovitrap, yaitu dari bahan paralon

hitam, paralon yang dicat hitam dan botol air mineral.

17

4.2.2 Analisis hasil


1.
3. LEMBAR PEMERIKSAAN JENTIK NYAMUK
5. MELALUI METODE OVITRAP
6.

7. : 15 - 25 Maret
2012
20. : FKM danStudent

19.

Center

16.
8.

9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.

18.
17.

29.
21.

31.

22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.


30.
36. H
ar
i

34. Jenis
33. Tempat

Pe

37.

ng

Ju

Ovitra

at
an
50.
Je
52. Student Center (di

53. Tabung

63.
18

bawah tangga lantai

yang di

1)
65. Student Center
(gudang UKM
Wanala)
78. Student Center
(gudang samping
musholla)
91. FKM (samping lab.
AVA)
104.
FKM

cat

76.

66. Tabung

79. Botol

89.

Aqua

0
102.

92. Tabung
105.

(lorong bawah

abung

115.

bangunan di dekat

yang di

parkir dosen)
117.
FKM
(gudang di samping
ruang multiguna)

cat
118.

128.

otol

Aqua

129.

19

4.2.2.1

Dilihat dari tabel di atas, dari semua ovitrap yang

ditempatkan baik di FKM (samping lap. AVA, samping selokan di dekat


parkir dosen, samping selokan di dekat parkir dosen, gudang di samping
ruang multiguna) maupun diStudent Center kampus C Universitas
Airlangga (di bawah tangga lantai 1, gudang UKM Wanala, gudang
samping musholla) tidak ditemukan satu jentik nyamuk pun.
4.2.3 Kendala
1. Cuaca yang tidak dapat diprediksi yang berefek pada kecepatan
angin.
2. Waktu peletakan ovitrap kurang lama karena kendala perizinan dari
pihak rektorat.
3. Adanya campur tangan dari pihak lain (pemindahan ovitrap oleh
pihak lain).
4.2.2.2
4.2.2.3

20

4.2.2.4 BAB V
4.2.2.5 KESIMPULAN DAN SARAN
4.2.2.6
5.1 Kesimpulan
1. Dari pemeriksaan jentik dengan metode visual, didapatkan 2 dari 100
kontainer yang positif jentik, yaitu kontainer yang terdapat diStudent
Center UNAIR.
2. Berdasarkan hasil survei jentik yang telah dilakukan melalui metode
visual terhadap 100 kontainer yang ada, maka didapatkan Container
Index sebesar 2 %.
3. Berdasarkan hasil CI didapatkan Density Figure (DF) = 1 sehingga
kepadatan jentik masih tergolong rendah dengan risiko penularan sedang.
4. Kendala yang didapatkan dalam metode visual, yaitu penyesuaian dengan
jadwal pembersihan bak mandi, masalah perizinan dan sulitnya
menemukan kontainer lain selain bak kamar mandi.
5. Dari metode ovitrap yang dilakukan, tidak ditemukan adanya jentik yang
terperangkap dalam ovitrap.
6. Kendala yang dihadapi dalam metode ovitrap antara lain waktu peletakan
yang kurang lama, masalah perizinan dan kecepatan angin yang tidak
dapat diprediksi.
4.2.2.7
5.2 Saran
4.2.2.8

Melihat dari hasil yang diperoleh, kami memberikan saran :

1. Lebih berkoordinasi dengan pihak-pihak yang bersangkutan dengan


kegiatan.
2. Waktu dalam penempatan ovitrap harus diperlama lagi agar ada jentik
nyamuk yang tertangkap.
3. Menganalisa lebih lanjut terkait tempat yang peletakan ovitrap, apakah
tempat itu disukai nyamuk atau tidak.
4. Memperkirakan kondisi lingkungan sekitar di tempat yang akan
ditempatkan ovitrap.
5. Memperhatikan faktor-faktor yang dapat menarik nyamuk agar mau
masuk ke ovitrap yang dipasang.
4.2.2.9
4.2.2.10

21

4.2.2.11

22

4.2.2.12

DAFTAR PUSTAKA

4.2.2.13 Azaludi. 2009. Demam Berdarah Dengue.


4.2.2.14
http://azaluddinepid.blogspot.com/2009/12/demamberdarah-dengue-dbd.html. Sitasi tanggal 2 Maret 2012
4.2.2.15 Fahmi,
F.
2009.
Pemeriksaan
Jentik

Berkala.

http://www.docstoc.com/docs/20753000/Pemeriksaan-Jentik-Berkala.
Sitasi tanggal 2 Maret 2012
4.2.2.16 Nugroho, FS. 2009. Skripsi: Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti di RW 4 Desa Ketitang
Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali. Sitasi tanggal 2 Maret 2012.
4.2.2.17 Kus Anna, L. 2011. Kasus DBD Indonesia Tertinggi di ASEAN.
http://m.kompas.com/news/read/2011/02/19/07163187/Kasus.DBD.di.In
donesia. Sitasi tanggal 2 Maret 2012
4.2.2.18 Nurmaini. 2003. Mengidentifikasi Vektor dan Pengendalian Nyamuk
Anopheles aconitus secara Sederhana.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3705/1/fkmnurmaini1.pdf. Sitasi tanggal 2 Maret 2012.
4.2.2.19 Rosyidi, A. 2007. Mosquito Trap. http://rosyidi.com/mosquito-trap/: PKL
Agam Rosyidi dan Pamby Yudardi di Puskesmas Kepanjen Malang
dengan bimbingan dr.Hadi Puspita. Sitasi tanggal 2 Maret 2012
Tan Ai-leen, G. Jin Song, R. 2000. The Use of GIS in Ovitrap

4.2.2.20

Monitoring

for

Dengue

Control

in

Singapore.

www.searo.who.int/en/Section10/Section332/Section522_2536.htm.
Sitasi tanggal 2 Maret 2012
4.2.2.21 Umniyati SR, Sutomo AH, Laksana BE, (2004). Penggunaan Otosidal
Ovitrap untuk pengendalian Nyamuk Vektor Penyakit Demam Berdarah
Dengue. Jurnal Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat-Universitas
Gadjah Mada. Sitasi tanggal 2 Maret 2012.
4.2.2.22 Yudahstuti, R. 2011. Pengendalian Vektor dan Rodent. Surabaya :
Pustaka Melati.
4.2.2.23
4.2.2.24
4.2.2.25

LAMPIRAN

Lampiran 1
4.2.2.26LEMBAR PEMERIKSAAN JENTIK NYAMUK

23

4.2.2.28
4.2.2.29

4.2.2.27MELALUI METODE VISUAL


4.2.2.30
4.2.2.31 4.2.2.32

4.2.2.34
Tanggal :
19 Maret 2012
4.2.2.39
Lokasi :
FKM
4.2.2.44
4.2.2.45

4.2.2.50
NO
4.2.2.51
4.2.2.52

4.2.2.53 JENIS
KONTAINER

4.2.2.634.2.2.64 Bak mandi


1
(Porselen)
4.2.2.694.2.2.70 Bak mandi
2
(Porselen)
4.2.2.754.2.2.76 Bak mandi
3
(Porselen)
4.2.2.814.2.2.82 Bak mandi
4
(Porselen)
4.2.2.874.2.2.88 Bak mandi
5
(Porselen)
4.2.2.934.2.2.94 Bak mandi
6
(Porselen)
4.2.2.994.2.2.100
Bak
7
mandi (Porselen)
4.2.2.105
4.2.2.106
Bak
8
mandi (Porselen)
4.2.2.111
4.2.2.112
Bak
9
mandi (Porselen)
4.2.2.117
4.2.2.118
Bak
10
mandi (Porselen)
4.2.2.123
4.2.2.124
Bak
11
mandi (Porselen)
4.2.2.129
4.2.2.130
Bak
12
mandi (Porselen)
4.2.2.135
4.2.2.136
Bak

4.2.2.33

4.2.2.35

4.2.2.36 4.2.2.37

4.2.2.38

4.2.2.40
4.2.2.46

4.2.2.41 4.2.2.42
4.2.2.47 4.2.2.48

4.2.2.43
4.2.2.49

4.2.2.55 KONTAINER

4.2.2.56 J
U
M
L
A
H
J
E
N
T
I
K

4.2.2.54 TEMPAT

4.2.2.65
Lt 1 (dept S2
IKM)
4.2.2.71
Lt 1 (dept S2
IKM)
4.2.2.77
Lt 1 (dept S2
IKM)
4.2.2.83
Lt 1 (dept S2
IKM)
4.2.2.89
Lt 1 (antara
aula)
4.2.2.95
Lt 1 (antara
aula)
4.2.2.101
Lt 1 (antara
aula)
4.2.2.107
Lt 1 (antara
aula)
4.2.2.113
Lt 1 (parkir
selatan)
4.2.2.119
Lt 1 (parkir
selatan)
4.2.2.125
Lt 2 (RK 2RK 3)
4.2.2.131
Lt 2 (RK 2RK 3)
4.2.2.137

4.2.2.60 P
O
S 4.2.2.61 NE
I
GA
T
TIF
I
F

4.2.2.66 4.2.2.67

4.2.2.68
-

4.2.2.72 4.2.2.73

4.2.2.74
-

4.2.2.78 4.2.2.79

4.2.2.80
-

4.2.2.84 4.2.2.85

4.2.2.86
-

4.2.2.90 4.2.2.91

4.2.2.92
-

4.2.2.96 4.2.2.97

4.2.2.98
-

4.2.2.102 4.2.2.103

4.2.2.104
-

4.2.2.108 4.2.2.109

4.2.2.110
-

4.2.2.114 4.2.2.115

4.2.2.116
-

4.2.2.120 4.2.2.121

4.2.2.122
-

4.2.2.126 4.2.2.127

4.2.2.128
-

4.2.2.132 4.2.2.133

4.2.2.138 4.2.2.139

4.2.2.134
4.2.2.140

24

13

mandi (Porselen)

4.2.2.141
4.2.2.142
Bak
14
mandi (Porselen)
4.2.2.147
4.2.2.148
Bak
15
mandi (Porselen)
4.2.2.153
4.2.2.154
Bak
16
mandi (Porselen)
4.2.2.159
4.2.2.160
Bak
17
mandi (Porselen)
4.2.2.165
4.2.2.166
Bak
18
mandi (Porselen)
4.2.2.171
4.2.2.172
Bak
19
mandi (Porselen)
4.2.2.177
4.2.2.178
Bak
20
mandi (Porselen)
4.2.2.183
4.2.2.184
Bak
21
mandi (gentong)
4.2.2.189
4.2.2.190
Bak
22
mandi (gentong)
4.2.2.195
4.2.2.196
23
m

Aquariu

4.2.2.201
4.2.2.202
Bak
24
mandi (Porselen)
4.2.2.207
4.2.2.208
Bak
25
mandi (Porselen)
4.2.2.213
4.2.2.214
Bak
26
mandi (Porselen)
4.2.2.219
4.2.2.220
Bak
27
mandi (Porselen)
4.2.2.225
4.2.2.226
Bak
28
mandi (Porselen)
4.2.2.231
4.2.2.232
Bak
29
mandi (Porselen)
4.2.2.237
4.2.2.238
Bak
30
mandi (Porselen)
4.2.2.243
4.2.2.244
Bak
31
mandi (Porselen)
4.2.2.249
4.2.2.250
Bak
32
mandi (Porselen)
4.2.2.255
4.2.2.256
Bak
33
mandi (Porselen)

Lt 2 (RK 2RK 3)
4.2.2.143
Lt 2 (RK 2RK 3)
4.2.2.149
Lt 2 (RK 9)
4.2.2.155
Lt 2 (RK 9)
4.2.2.161
Lt 2 (RK 9)
4.2.2.167
Lt 2 (RK 9)
4.2.2.173
Lt 2 (dept
gizi)
4.2.2.179
Lt 2 (dept
gizi)
4.2.2.185
Lt 2 (dept
biostat)
4.2.2.191
Lt 2 (dept
biostat)
4.2.2.197
Lt 2 (dept
kesling)
4.2.2.203
Lt 3 (S2
AKK)
4.2.2.209
Lt 3 (S2
AKK)
4.2.2.215
Lt 3 (S2
AKK)
4.2.2.221
Lt 3 (S2
AKK)
4.2.2.227
Lt 3 (dept
K3)
4.2.2.233
Lt 3 (dept
K3)
4.2.2.239
Lt 3 (RK12RK13)
4.2.2.245
Lt 3 (RK12RK13)
4.2.2.251
Lt 3 (RK12RK13)
4.2.2.257
Lt 3 (RK12-

4.2.2.144
4.2.2.150
4.2.2.156
4.2.2.162
4.2.2.168
-

4.2.2.145

4.2.2.151

4.2.2.157

4.2.2.163

4.2.2.169

4.2.2.146
4.2.2.152
4.2.2.158
4.2.2.164
4.2.2.170
-

4.2.2.174 4.2.2.175

4.2.2.176
-

4.2.2.180 4.2.2.181

4.2.2.182
-

4.2.2.186 4.2.2.187

4.2.2.188
-

4.2.2.192 4.2.2.193

4.2.2.194
-

4.2.2.198 4.2.2.199

4.2.2.200
-

4.2.2.204 4.2.2.205

4.2.2.206
-

4.2.2.210 4.2.2.211

4.2.2.212
-

4.2.2.216 4.2.2.217

4.2.2.218
-

4.2.2.222 4.2.2.223

4.2.2.224
-

4.2.2.228 4.2.2.229

4.2.2.230
-

4.2.2.234 4.2.2.235

4.2.2.236
-

4.2.2.240 4.2.2.241

4.2.2.242
-

4.2.2.246 4.2.2.247

4.2.2.248
-

4.2.2.252 4.2.2.253

4.2.2.254
-

4.2.2.258 4.2.2.259

4.2.2.260
-

25

RK13)
4.2.2.263
Lt.3 (RB)
4.2.2.269
Lt.3 (RB)
4.2.2.275
Lt.3 (RB)
4.2.2.281
KM Mushola
4.2.2.287
Lt.1 (lab
gizi)

4.2.2.261
4.2.2.262
Bak
34
mandi (gentong)
4.2.2.267
4.2.2.268
Bak
35
mandi (gentong)
4.2.2.273
4.2.2.274
Bak
36
mandi (gentong)
4.2.2.279
4.2.2.280
Bak
37
mandi (gentong)
4.2.2.285
4.2.2.286
Bak
38
mandi (gentong)
4.2.2.291

4.2.2.292

4.2.2.296

Lampiran 2
4.2.2.298

JUMLAH

4.2.2.264
4.2.2.270
4.2.2.276
4.2.2.282
-

4.2.2.265

4.2.2.271

4.2.2.277

4.2.2.283

4.2.2.266
4.2.2.272
4.2.2.278
4.2.2.284
-

4.2.2.288 4.2.2.289

4.2.2.290
-

4.2.2.293 4.2.2.294
0
38

4.2.2.295
0

4.2.2.297
LEMBAR PEMERIKSAAN JENTIK NYAMUK

4.2.2.299

MELALUI METODE VISUAL


4.2.2.302
4.2.2.303
4.2.2.304
4.2.2.305

4.2.2.300
4.2.2.301
4.2.2.306
Tanggal : 16 dan 20
4.2.2.307
4.2.2.308
4.2.2.309
4.2.2.310
Maret 2012
4.2.2.311
Lokasi : SC, Perpustakaan Kampus C, LPPM, dan Aula lantai
4.2.2.312
3
4.2.2.313
4.2.2.314
4.2.2.315
4.2.2.316
4.2.2.317
4.2.2.318
4.2.2.322
JENTI 4.2.2.323
K
JUMLAH
4.2.2.3194.2.2.320
JENIS
4.2.2.321
TE
JE
NO
KONTAINER
MPAT
N
4.2.2.327 4.2.2.328
TI
POSITIF NEGATIF
K
4.2.2.3304.2.2.331
Bak
4.2.2.332
SC 4.2.2.333 4.2.2.334 4.2.2.335

1
mandi (porselen)
Lantai 1
4.2.2.3364.2.2.337
Bak
4.2.2.338
SC 4.2.2.339 4.2.2.340 4.2.2.341

2
mandi (porselen)
Lantai 1
4.2.2.3424.2.2.343
Bak
4.2.2.344
SC 4.2.2.345 4.2.2.346 4.2.2.347

3
mandi (porselen)
Lantai 1
4.2.2.3484.2.2.349
Bak
4.2.2.350
SC 4.2.2.351 4.2.2.352 4.2.2.353

4
mandi (porselen)
Lantai 1
4.2.2.3544.2.2.355
Bak
4.2.2.356
SC 4.2.2.357
4.2.2.359
4.2.2.358

5
mandi (porselen)
Lantai 2
4
4.2.2.363
4.2.2.3604.2.2.361
Bak
4.2.2.362
SC
4.2.2.365
4.2.2.364

6
mandi (porselen)
Lantai 2
3
4.2.2.3664.2.2.367
Bak
4.2.2.368
SC 4.2.2.369 4.2.2.370 4.2.2.371

7
mandi (porselen)
Lantai 2
4.2.2.375
4.2.2.376
4.2.2.377
4.2.2.3724.2.2.373
Bak
4.2.2.374
SC

8
mandi (porselen)
Lantai 2
4.2.2.3784.2.2.379
Bak
4.2.2.380
SC 4.2.2.381 4.2.2.382 4.2.2.383

9
mandi (porselen)
Lantai 3
4.2.2.3844.2.2.385
Bak
4.2.2.386
SC 4.2.2.387 4.2.2.388 4.2.2.389

10
mandi (porselen)
Lantai 3
4.2.2.3904.2.2.391
Bak
4.2.2.392
SC 4.2.2.393 4.2.2.394 4.2.2.395

11
mandi (porselen)
Lantai 3
26

4.2.2.3964.2.2.397
Bak
12
mandi (porselen)
4.2.2.4024.2.2.403
Bak
13
mandi (porselen)
4.2.2.4084.2.2.409
Bak
14
mandi (porselen)
4.2.2.4144.2.2.415
Bak
15
mandi (porselen)
4.2.2.4204.2.2.421
Bak
16
mandi (porselen)
4.2.2.4264.2.2.427
Bak
17
mandi (porselen)
4.2.2.4324.2.2.433
Bak
18
mandi (porselen)
4.2.2.4384.2.2.439
Bak
19
mandi (porselen)
4.2.2.4444.2.2.445
Bak
20
mandi (ember)
4.2.2.4504.2.2.451
Bak
21
mandi (porselen)
4.2.2.4564.2.2.457
Bak
22
mandi (porselen)
4.2.2.4624.2.2.463
Bak
23
mandi (porselen)
4.2.2.4684.2.2.469
Bak
24
mandi (porselen)
4.2.2.4744.2.2.475
Bak
25
mandi (porselen)
4.2.2.4804.2.2.481
Bak
26
mandi (porselen)
4.2.2.4864.2.2.487
Bak
27
mandi (porselen)
4.2.2.4924.2.2.493
Bak
28
mandi (porselen)
4.2.2.498

4.2.2.398
SC
Lantai 3
4.2.2.404
Pe
rpus
kampus C
4.2.2.410
Pe
rpus
kampus C
4.2.2.416
Pe
rpus
kampus C
4.2.2.422
Pe
rpus
kampus C
4.2.2.428
Pe
rpus
kampus C
4.2.2.434
Pe
rpus
kampus C
4.2.2.440
Pe
rpus
kampus C
4.2.2.446
Pe
rpus
kampus C
4.2.2.452
LP
PM
4.2.2.458
LP
PM
4.2.2.464
LP
PM
4.2.2.470
LP
PM
4.2.2.476
La
ntai 3
4.2.2.482
La
ntai 3
4.2.2.488
La
ntai 3
4.2.2.494
La
ntai 3

JUMLAH

4.2.2.399 4.2.2.400 4.2.2.401

4.2.2.405
-

4.2.2.406
4.2.2.407

4.2.2.411
-

4.2.2.412
4.2.2.413

4.2.2.417
-

4.2.2.418
4.2.2.419

4.2.2.423
-

4.2.2.424
4.2.2.425

4.2.2.429
-

4.2.2.430
4.2.2.431

4.2.2.435
-

4.2.2.436
4.2.2.437

4.2.2.441
-

4.2.2.442
4.2.2.443

4.2.2.448
4.2.2.447

4.2.2.453 4.2.2.454

4.2.2.459 4.2.2.460

4.2.2.465 4.2.2.466

4.2.2.471 4.2.2.472

4.2.2.477 4.2.2.478

4.2.2.483 4.2.2.484

4.2.2.489 4.2.2.490

4.2.2.495 4.2.2.496

4.2.2.499 4.2.2.500
26
2

4.2.2.449
4.2.2.455
4.2.2.461
4.2.2.467
4.2.2.473
4.2.2.479
4.2.2.485
4.2.2.491
4.2.2.497
4.2.2.501
7

4.2.2.502
4.2.2.503
4.2.2.504

Lampiran 3

27

4.2.2.505

LEMBAR PEMERIKSAAN JENTIK NYAMUK

4.2.2.506

4.2.2.507
4.2.2.508

MELALUI METODE VISUAL

4.2.2.5094.2.2.5104.2.2.511 4.2.2.512

4.2.2.513
Tanggal : 19
4.2.2.514 4.2.2.515 4.2.2.516
Maret 2012
4.2.2.518
Lokasi : Kantor Manajemen Universitas Airlangga
Surabaya
4.2.2.519
4.2.2.521
4.2.2.522
4.2.2.523 4.2.2.524 4.2.2.525
4.2.2.530
JENTI
4.2.2.527
K
4.2.2.528
JENIS 4.2.2.529
N
KONTAINER
TEMPAT 4.2.2.535 4.2.2.536
POSITIF NEGATIF
4.2.2.540 4.2.2.541 4.2.2.542
4.2.2.538
4.2.2.539
Bak

Lantai 1
1
mandi (ember)
4.2.2.546 4.2.2.547 4.2.2.548
4.2.2.544
4.2.2.545
Bak

Lantai 1
2
mandi (ember)
4.2.2.552 4.2.2.553 4.2.2.554
4.2.2.550
4.2.2.551
Bak

Lantai 1
3
mandi (ember)
4.2.2.558 4.2.2.559 4.2.2.560
4.2.2.556
4.2.2.557
Bak

Lantai 1
4
mandi (ember)
4.2.2.564 4.2.2.565 4.2.2.566
4.2.2.562
4.2.2.563
Bak

Lantai 1
5
mandi (ember)
4.2.2.570 4.2.2.571 4.2.2.572
4.2.2.568
4.2.2.569
Bak

Lantai 1
6
mandi (ember)
4.2.2.576 4.2.2.577 4.2.2.578
4.2.2.574
4.2.2.575
Bak

Lantai 1
7
mandi (ember)
4.2.2.582 4.2.2.583 4.2.2.584
4.2.2.580
4.2.2.581
Bak

Lantai 1
8
mandi (ember)
4.2.2.588 4.2.2.589 4.2.2.590
4.2.2.586
4.2.2.587
Bak

Lantai 2
9
mandi (ember)
4.2.2.594 4.2.2.595 4.2.2.596
4.2.2.592
4.2.2.593
Bak

Lantai 2
10
mandi (ember)
4.2.2.600 4.2.2.601 4.2.2.602
4.2.2.598
4.2.2.599
Bak

Lantai 2
11
mandi (ember)
4.2.2.606 4.2.2.607 4.2.2.608
4.2.2.604
4.2.2.605
Bak

Lantai 2
12
mandi (ember)
4.2.2.612 4.2.2.613 4.2.2.614
4.2.2.610
4.2.2.611
Bak

Lantai 2
13
mandi (ember)
4.2.2.618 4.2.2.619 4.2.2.620
4.2.2.616
4.2.2.617
Bak

Lantai 2
14
mandi (ember)
4.2.2.624 4.2.2.625 4.2.2.626
4.2.2.622
4.2.2.623
Bak

Lantai 2
15
mandi (ember)
4.2.2.630 4.2.2.631 4.2.2.632
4.2.2.628
4.2.2.629
Bak

Lantai 2
16
mandi (ember)
4.2.2.636 4.2.2.637 4.2.2.638
4.2.2.634
4.2.2.635
Bak

Lantai 3
17
mandi (ember)
4.2.2.644
4.2.2.642
4.2.2.640
4.2.2.641
Bak
4.2.2.643

Lantai 3
18
mandi (ember)
4.2.2.646
4.2.2.647
Bak
4.2.2.648 4.2.2.649 4.2.2.650

4.2.2.517
4.2.2.520
4.2.2.526
4.2.2.531
JUMLAH
JEN
TIK
4.2.2.543
4.2.2.549
4.2.2.555
4.2.2.561
4.2.2.567
4.2.2.573
4.2.2.579
4.2.2.585
4.2.2.591
4.2.2.597
4.2.2.603
4.2.2.609
4.2.2.615
4.2.2.621
4.2.2.627
4.2.2.633
4.2.2.639
4.2.2.645
4.2.2.651

28

19
mandi (ember)
4.2.2.652
4.2.2.653
Bak
20
mandi (ember)
4.2.2.658
4.2.2.659
Bak
21
mandi (ember)
4.2.2.664
4.2.2.665
Bak
22
mandi (ember)
4.2.2.670
4.2.2.671
Bak
23
mandi (ember)
4.2.2.676
4.2.2.677
Bak
24
mandi (ember)
4.2.2.682
4.2.2.683
Bak
25
mandi (ember)
4.2.2.688
4.2.2.689
Bak
26
mandi (ember)
4.2.2.694
4.2.2.695
Bak
27
mandi (ember)
4.2.2.700
4.2.2.701
Bak
28
mandi (ember)
4.2.2.706
4.2.2.707
Bak
29
mandi (ember)
4.2.2.712
4.2.2.713
Bak
30
mandi (ember)
4.2.2.718
4.2.2.719
Bak
31
mandi (ember)
4.2.2.724
4.2.2.725
Bak
32
mandi (ember)
4.2.2.730
4.2.2.731
Bak
33
mandi (ember)
4.2.2.736
4.2.2.737
Bak
34
mandi (ember)
4.2.2.742

Lantai 3
4.2.2.654
Lantai 3
4.2.2.660
Lantai 3
4.2.2.666
Lantai 3
4.2.2.672
Lantai 3
4.2.2.678
Lantai 3
4.2.2.684
Lantai 4
4.2.2.690
Lantai 4
4.2.2.696
Lantai 4
4.2.2.702
Lantai 4
4.2.2.708
Lantai 4
4.2.2.714
Lantai 4
4.2.2.720
Lantai 4
4.2.2.726
Lantai 4
4.2.2.732
Lantai 5
4.2.2.738
Lantai 5

JUMLAH

4.2.2.655
4.2.2.661
4.2.2.667
4.2.2.673
4.2.2.679
4.2.2.685
4.2.2.691
4.2.2.697
4.2.2.703
4.2.2.709
4.2.2.715
4.2.2.721
4.2.2.727
4.2.2.733
4.2.2.739
4.2.2.743
0

4.2.2.656

4.2.2.662

4.2.2.668

4.2.2.674

4.2.2.680

4.2.2.686

4.2.2.692

4.2.2.698

4.2.2.704

4.2.2.710

4.2.2.716

4.2.2.722

4.2.2.728

4.2.2.734

4.2.2.740

4.2.2.744
34

4.2.2.657
4.2.2.663
4.2.2.669
4.2.2.675
4.2.2.681
4.2.2.687
4.2.2.693
4.2.2.699
4.2.2.705
4.2.2.711
4.2.2.717
4.2.2.723
4.2.2.729
4.2.2.735
4.2.2.741
4.2.2.745
0

4.2.2.746
4.2.2.747

Lampiran 4

4.2.2.748

Dokumentasi

4.2.2.749
4.2.2.750
4.2.2.751
4.2.2.752
4.2.2.753
4.2.2.754

29

4.2.2.755
4.2.2.756

Pelaksanaan Metode Visual di


FKM UNAIR
19 Maret 2012 07:03 4.2.2.758
WIB

4.2.2.757

Pelaksanaan Metode Visual di


FKM UNAIR
19 Maret 2012 07:17 WIB

4.2.2.759
4.2.2.760
4.2.2.761
4.2.2.762
4.2.2.763
4.2.2.764
4.2.2.765
4.2.2.766
4.2.2.767

Pelaksanaan Metode Visual di


4.2.2.768
Kantor Manajemen UNAIR
19 Maret 2012 15:15 WIB

Pelaksanaan Metode Visual di


Kantor Manajemen UNAIR
19 Maret 2012 15:24 WIB

30

4.2.2.769
4.2.2.770
4.2.2.771
4.2.2.772
4.2.2.773
4.2.2.774
4.2.2.775
4.2.2.776
4.2.2.777
4.2.2.778
4.2.2.779
4.2.2.780
4.2.2.781
4.2.2.782
4.2.2.783
4.2.2.784
4.2.2.785
4.2.2.786
4.2.2.787

Pelaksanaan Metode Visual di


Student Center UNAIR
20 Maret 2012 15:15 WIB

4.2.2.788

Variasi Ovitrap
14 Maret 2012 14:15 WIB
Ovitrap
14 Maret 2012 15:33 WIB

31

4.2.2.789
4.2.2.790
4.2.2.791
4.2.2.792
4.2.2.793
4.2.2.794
4.2.2.795
4.2.2.796

Peletakan Ovitrap (Parkir


Dosen FKM)
15 Maret 2012 15:48 WIB

4.2.2.797
4.2.2.798
4.2.2.799

Peletakan Ovitrap (samping

4.2.2.800Lab. AVA FKM)

15 Maret 2012 15:35

4.2.2.801
4.2.2.802
4.2.2.803
4.2.2.804
4.2.2.805
4.2.2.806
4.2.2.807
4.2.2.808
4.2.2.809

4.2.2.810 Peletakan Ovitrap (Gudang

WANALA Student Center)

4.2.2.811 15 Maret 2012 16.18 WIB

Peletakan Ovitrap (Gudang


Student Center)
15 Maret 2012 16.35 WIB

4.2.2.812
4.2.2.813
4.2.2.814

32

Anda mungkin juga menyukai