karsinoma serviks invasif, dan apabila adanya makrosomia janin (taksiran berat janin
>4000g) pada bekas SC.2
Selama beberapa tahun yang lalu, ada peningkatan kekhawatiran bahwa jika
serviks belum siap, tidak akan terjadi persalinan yang sukses. Berbagai sistem
skoring untuk penilaian serviks telah diperkenalkan. Pada tahun 1964, Bishop secara
sistematis mengevaluasi sekelompok wanita multi para untuk induksi elektif dan
mengembangkan sistem skoring servikal standar. Skor Bishop
membantu
Faktor
Pembukaan (cm)
Pendataran (%)
Station
Konsistensi
Posisi
0
0
0-30
-3
kenyal
posterior
1
1-2
40-50
-2
medium
medial
2
3-4
60-70
-1 atau 0
lunak
anterior
3
5-6
80
+1 atau +2
-
Rasio relatif jaringan ikat dengan otot polos distribusinya tidak sama di sepanjang
serviks. Bagian distal memiliki rasio jaringan ikat dengan otot polos yang lebih besar
daripada serviks bagian atas yang lebih dekat dengan miometrium. Perubahan serviks
terjadi sejak awal kehamilan sampai periode postpartum.4
dalam 2 sampai 4 jam setelah ejakulasi dan tetap terdeteksi selama lebih dari 12
jam.9 Orgasme pada wanita juga menyebabkan kontraksi uterus. Dari telaah
Cochrane, hanya ada satu studi pada 28 wanita yang menghasilkan sangat sedikit
data yang bermanfaat, sehingga peranan hubungan seksual sebagai metode untuk
merangsang timbulnya persalinan masih belum jelas.9,11 (Evidence level B, telaah
sistematis dari uji klinis non acak terkontrol) Pada keadaan plasenta previa, pecah
ketuban, atau infeksi genital yang aktif, hubungan seksual tidak dianjurkan baik
pada kehamilan preterm maupun aterm.9
D. Stimulasi Payudara
Stimulasi payudara ini telah direkomendasikan sejak zaman Hipocrates dan
diyakini dapat merangsang timbulnya kontraksi uterus dan inisiasi persalinan.12
Pemijatan payudara dan stimulasi payudara tampaknya memfasilitasi pelepasan
oksitosin dari kelenjar hipofisis posterior. Teknik yang paling sering dilakukan
yaitu pemijatan dengan lembut pada payudara atau kompres hangat pada
payudara selama satu jam, tiga kali sehari. Oksitosin dilepaskan, dan banyak studi
yang menunjukkan bahwa denyut jantung janin abnormal yang timbul serupa
dengan yang terjadi pada uji oksitosin pada kehamilan risiko tinggi. Rasio yang
abnormal ini mungkin disebabkan karena penurunan perfusi plasenta dan hipoksia
janin. Dua studi yang cukup lemah dilakukan pada tahun 1970an dan 1980an
menunjukkan perbedaan pada kedua kelompok intervensi, tetapi desain penelitian
yang lemah menyebabkan buktinya kurang adekuat untuk mendukung suatu
kesimpulan bahwa stimulasi payudara merupakan metode yang viabel dalam
menginduksi persalinan.9
E. Akupungtur / Stimulasi Syaraf Transkutaneus
Akupungtur merupakan teknik insersi jarum yang sangat halus ke dalam lokasi
tujuan tertentu dengan harapan mencegah atau mengobati penyakit. Dalam sistem
kedokteran Cina, diyakini bahwa akupungtur menstimulasi saluran chi atau
energi. Energi ini mengalir melalui 12 meridian, dengan titik-titik tujuan di
sepanjang meridian ini. Masing-masing titik diberi nama dan nomor dan
dihubungkan dengan sistem organ atau fungsi spesifik.13
Dalam ilmu kedokteran Barat, diyakini bahwa akupungtur dan stimulasi
syaraf transkutaneus (TENS) dapat menstimulasi pelepasan prostaglandin dan
oksitosin. Sebagian besar studi yang melibatkan akupungtur desainnya lemah dan
tidak memenuhi kriteria analisis berdasarkan Cochrane. Dibutuhkan suatu uji
klinik terkontrol (RCT) yang desainnya baik diperlukan untuk mengevaluasi
peranan akupungtur dan TENS dalam induksi persalinan.14(Evidence level B,
telaah sistematis non-RCT)
F. Modalitas Mekanis
Semua modalitas mekanis bekerja dalam mekanisme aksi yang serupa disebut
juga
sebagai
bentuk
penekanan
lokal
yang
menstimulasi
pelepasan
menggunakan dilator
higroskopik ini meliputi penempatan pasien rawat jalan dan tidak dibutuhkan
pengawasan denyut jantung janin. Laminaria umumnya digunakan sebagai
metode standar pematangan serviks sebelum dilatasi dan kuretase. Teknik
pemasangan dilator higroskopik dijelaskan sebagai berikut : 9
a. Perineum dan vagina dibersihkan dengan antiseptik.
b. Gunakan pemeriksaan spekulum yang steril untuk melihat serviks, dilator
dimasukkan ke dalam endoservik, dengan ekornya diletakkan pada vagina
c. Dilator secara progresif dimasukkan sampai endoservik penuh
10
11
12
PEMATANGAN
SERVIKS
ATAU
INDUKSI
PERSALINAN
SECARA
FARMAKOLOGIS
A. Prostaglandin
Prostaglandin bereaksi pada serviks untuk membantu pematangan serviks melalui
sejumlah mekanisme yang berbeda. Ia menggantikan substansi ekstraseluler pada
serviks, dan PGE2 meningkatkan aktivitas kolagenase pada serviks. Ia
menyebabkan peningkatan kadar elastase, glikosaminoglikan, dermatan sulfat,
dan asam hialuronat pada serviks. Relaksasi pada otot polos serviks menyebabkan
dilatasi. Pada akhirnya, prostaglandin menyebabkan peningkatan kadar kalsium
intraseluler, sehingga menyebabkan kontraksi otot miometrium.24-5 Risiko yang
berhubungan dengan penggunaan prostaglandin meliputi hiperstimulasi uterus
dan efek samping maternal seperti mual, muntah, diare, dan demam. Saat ini,
kedua analog prostaglandin tersedia untuk tujuan pematangan serviks, yaitu gel
dinoprostone (Prepidil) dan dinoprostone inserts (Cervidil). Prepidil mengandung
0,5 mg gel dinoproston, sementara Cervidil mengandung 10 mg dinoprostone
dalam bentuk pessarium.
Teknik untuk memasukkan gel dinoprostone (Prepidil)21
13
1. Seleksi pasien :
Pasien tidak demam
Tidak ada perdarahan aktif pervaginam
Penilaian denyut jantung janin teratur
Pasien memberikan informed consent
Skor Bishop <4
2. Letakkan gel pada suhu ruangan sebelum dipasang, sesuai dengan instruksi
pabrik.
3. Monitor denyut jantung janin dan aktivitas uterus
15 sampai 30 menit sebelum gel dimasukkan dan dilanjutkan selama 30
sampai 120 menit setelah gel dimasukkan
4. Masukkan gel ke dalam serviks sesuai dengan arahan berikut :
Jika serviks belum mendatar, gunakan kateter endoserviks 20 mm untuk
memasukkan gel ke dalam endoserviks tepat di bawah ostium uteri internum
Jika pendataran serviks 50%, gunakan kateter endoserviks 10 mm
5. Setelah pemberian gel, pasien harus tetap berbaring selama 30 menit sebelum
boleh bergerak
6. Dapat diulangi setiap 6 jam, sampai 3 dosis dalam 24 jam
7. Nilai akhir pematangan serviks meliputi kontraksi uterus yang kuat, skor
Bishop > 8, atau perubahan status ibu atau janin.
8. Dosis maksimum yang direkomendasikan adalah 1,5 mg dinoprostone (3
dosis) dalam 24 jam
9. Jangan mulai pemberian oksitosin selama 6 sampai 12 jam setelah pemberian
dosis terakhir, untuk memperoleh onset persalinan spontan dan melindungi
uterus dari stimulasi yang berlebihan.
Teknik pemasangan dinoprostone pervaginam (Cervidil)21
1. Seleksi pasien
2. Penggunaan sejumlah kecil lubrikan yang mengandung air, letakkan di forniks
posterior dari serviks. Sementara alat tersebut menyerap kelembaban dan
14
uterus
dan
perubahan
denyut
jantung
janin
yang
menyertainya.19,21,26
B. Misoprostol
Misoprostol (Cytotec) merupakan PGE sintetis, analog yang ditemukan aman dan
tidak mahal untuk pematangan serviks, meskipun tidak diberi label oleh Food and
drug administration di Amerika Serikat untuk tujuan ini. Penggunaan misoprostol
tidak direkomendasikan pada pematangan serviks atau induksi persalinan pada
wanita yang pernah mengalami persalinan dengan seksio sesaria atau operasi
uterus mayor karena kemungkinan terjadinya ruptur uteri. Wanita yang diterapi
dengan misoprostol untuk pematangan serviks atau induksi persalinan harus
dimonitor denyut jantung janin dan aktivitas uterusnya di rumah sakit sampai
penelitian lebih lanjut mampu mengevaluasi dan membuktikan keamanan terapi
pada pasien.27
15
interval dosis 25 mcg intravagina setiap empat sampai enam jam.1,27 Dosis yang
lebih tinggi atau interval dosis yang lebih pendek dihubungkan dengan insidensi
efek samping yang lebih tinggi, khususnya sindroma hiperstimulasi, yang
didefinisikan sebagai kontraksi yang berakhir lebih dari 90 detik atau lebih dari
lima kontraksi dalam 10 menit selama dua periode .10 menit berurutan, dan
hipersistole, suatu kontraksi tunggal selama minimal dua menit.
Ruptur uteri pada wanita dengan riwayat seksio sesaria sebelumnya juga
mungkin merupakan komplikasi, yang membatasi penggunaannya pada wanita
yang tidak memiliki skar uterus.27-30 (Evidence level B, studi kohort). Teknik
penggunaan misoprostol vagina adalah sebagai berikut :31
1.
2.
3.
Monitor denyut jantung janin dan aktivitas uterus secara kontinyu selama
minimal 3 jam setelah pemberian misoprostol sebelum pasien boleh
bergerak
4.
5.
Cochrane
menurut
grup
Pregnancy
and
Childbirth
16
17
C. Mifepristone
Mifepristone (Mifeprex) adalah agen antiprogesteron. Progesteron menghambat
kontraksi uterus, sementara mifepristone melawan aksi ini. Agen ini
menyebabkan peningkatan asam hialuronat dan kadar dekorin pada serviks.4
Dilaporkan Cochrane, ada 7 percobaan yang melibatkan 594 wanita yang
menggunakan mifepristone untuk pematangan serviks. Hasilnya menunjukkan
bahwa wanita yang diterapi dengan mifepristone cenderung memiliki serviks
yang matang dalam 48 sampai 96 jam jika dibandingkan dengan plasebo. Sebagai
tambahan, para wanita ini cenderung melahirkan dalam waktu 48-96 jam dan
tidak dilakukan seksio sesaria. Namun demikian, hanya sedikit informasi yang
tersedia mengenai luaran janin dan efek samping pada ibu; sehingga tidak cukup
mendukung bukti keamanan mifepristone dalam pematangan serviks.34
D. Relaksin
Hormon
relaksin
diperkirakan
dapat
mendukung
pematangan
serviks.
18
19
20
KESIMPULAN
Induksi persalinan umum dilakukan dalam praktek obstetri. Penilaian diperoleh
dengan
menghitung
skor
bishop.
Jika
skor
bishopnya
kurang
dari
6,
Norwitz E, Robinson J, Repke J. Labor and delivery. In: Gabbe SG, Niebyl JR, Simpson JL, eds.
Obstetrics: normal and problem pregnancies.4th ed. New York: Churchill Livingstone, 2002:35394.
British Columbia Reproductive Care Program. Obstetric Guideline 1. Cervical Ripening &
Induction of Labour. Vancouver. March 2005.
American College of Obstetricians and Gynecologists. Induction of labor. Practice bulletin no. 10.
Washington, D.C.: ACOG, 1999.
21
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
Ludmir J, Sehdev HM. Anatomy and physiology of the uterine cervix. Clin Obstet Gynecol 2000;
43:433-9.
Edwards RK, Richards DS. Preinduction cervical assessment. Clin Obstet Gynecol 2000;43:440-6.
Bricker L, Luckas M. Amniotomy alone for induction of labour. Cochrane Database Syst Rev
2002;2:CD002862.Abstract.
McFarlin BL, Gibson MH, ORear J, Harman P. A national survey of herbal preparation use by
nurse-midwives for labor stimulation. J Nurse Midwifery 1999;44:205-16.
Belew C. Herbs and the childbearing woman. Guidelines for midwives. J Nurse Midwifery 1999;
44:231-52.
Adair CD. Nonpharmacologic approaches to cervical priming and labor induction. Clin Obstet
Gynecol 2000;43:447-54.
Kelly AJ, Kavanagh J, Thomas J. Castor oil, bath and/or enema for cervical priming and induction
of labour. Cochrane Database Syst Rev 2002;2: CD003099. Abstract.
Kavanagh J, Kelly AJ, Thomas J. Sexual intercourse for cervical ripening and induction of labour.
Cochrane Database Syst Rev 2002;2:CD003093.
Benrubi GI. Labor induction : historic perspectives. Clin Obstet Gynecol 2000;43:429-32.
Beal MW. Acupuncture and acupressure. Applications to womens reproductive health care. J
Nurse Midwifery 1999;44:217-30.
Smith CA, Crowther CA. Acupuncture for induction of labour. Cochrane Database Syst Rev
2002;2:CD002962. Abstract.
Lin A, Kupferminc M, Dooley SL. A randomized trial of extra-amniotic saline infusion versus
laminaria for cervical ripening. Obstet Gynecol 1995; 86(4 part 1):545-9.
Rouben D, Arias F. A randomized trial of extra-amniotic saline infusion plus intracervical Foley
catheter balloon versus prostaglandin E2 vaginal gel for ripening the cervix and inducing labor in
patients with unfavorable cervices. Obstet Gynecol 1993;82:290-4.
Sherman DJ, Frenkel E, Pansky M, Caspi E, Bukovsky I, Langer R. Balloon cervical ripening
with extra-amniotic infusion of saline or prostaglandin E2: a double-blind, randomized controlled
study. Obstet Gynecol 2001;97:375-80.
Buccellato CA, Stika CS, Frederiksen MC. A randomized trial of misoprostol versus extraamniotic sodium chloride infusion with oxytocin for induction of labor. Am J Obstet Gynecol
2000;182: 1039-44.
Goldman JB, Wigton TR. A randomized comparison of extra-amniotic saline infusion and
intracervical dinoprostone gel for cervical ripening. Obstet Gynecol 1999;93:271-4.
Guinn DA, Goepfert AR, Christine M, Owen J, Hauth JC. Extraamniotic saline, laminaria, or
prostaglandin E(2) gel for labor induction with unfavorable cervix: a randomized controlled trial.
Obstet Gynecol 2000;96:106-12.
Schreyer P, Sherman DJ, Ariely S, Herman A, Caspi E. Ripening the highly unfavorable cervix
with extra-amniotic saline instillation or vaginal prostaglandin E2 application. Obstet Gynecol
1989;73: 938-42.
Hadi H. Cervical ripening and labor induction: clinical guidelines. Clin Obstet Gynecol
2000;43:524-36.
Foong LC, Vanaja K, Tan G, Chua S. Membrane sweeping in conjunction with labor induction.
Obstet Gynecol 2000;96:539-42.
Witter FR. Prostaglandin E2 preparations for preinduction cervical ripening. Clin Obstet Gynecol
2000;43:469-74.
Arias F. Pharmacology of oxytocin and prostaglandins. Clin Obstet Gynecol 2000;43:455-68.
Kelly AJ, Kavanagh J, Thomas J. Vaginal prostaglandin (PGE2 and PGF2a) for induction of
labour at term. Cochrane Database Syst Rev 2002;2:CD003101. Abstract.
American College of Obstetricians and Gynecologists. Induction of labor with misoprostol.
ACOG committee opinion 228. Washington, D.C.: ACOG, 1999:2.
22
28. Goldberg AB, Greenberg MB, Darney PD. Misoprostol and pregnancy. N Engl J Med
2001;344:38-47.
29. Lydon-Rochelle M, Holt VL, Easterling TR, Martin DP. Risk of uterine rupture during labor
among women with a prior cesarean delivery. N Engl J Med 2001;345:3-8.
30. Sanchez-Ramos L, Gaudier FL, Kaunitz AM. Cervical ripening and labor induction after previous
cesarean delivery. Clin Obstet Gynecol 2000;43: 513-23.
31. Vengalil SR, Guinn DA, Olabi NF, Burd LI, Owen J. A randomized trial of misoprostol and extraamniotic saline infusion for cervical ripening and labor induction. Obstet Gynecol 1998;91(5 part
1):774-9.
32. Hofmeyr GJ, Gulmezoglu AM. Vaginal misoprostol for cervical ripening and induction of labour.
Cochrane Database Syst Rev 2002;2:CD000941. Abstract.
33. Sanchez-Ramos L, Kaunitz AM. Misoprostol for cervical ripening and labor induction: a
systematic review of the literature. Clin Obstet Gynecol 2000;43:475-88.
34. Neilson JP, Mifepristone for induction of labour. Cochrane Database Syst Rev 2002;2:CD002865.
Abstract.
35. Kelly AJ, Kavanagh J, Thomas J. Relaxin for cervical ripening and induction of labour. Cochrane
Database Syst Rev 2002;2: CD003103. Abstract.
36. Zeeman GG, Khan-Dawood FS, Dawood MY. Oxytocin and its receptor in pregnancy and
parturition: current concepts and clinical implications. Obstet Gynecol 1997;89(5 pt 2):873-83.
37. Stubbs TM, Oxytocin for labor induction. Clin Obstet Gynecol 2000;43:489-94.