FAKULTAS BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI / MANAJEMEN
TAHUN AJARAN 2015
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
SURABAYA
Bab 1
SIFAT SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
KONSEP-KONSEP DASAR
Pengendalian
Sistem merupakan suatu cara tertentu dan bersifat repetitif untuk
melaksanakan suatu atau sekelompok aktivitas.
Pengendalian adalah proses penetapan standar agar tujuan yang diinginkan
dapat tercapai.
Pengendalian Manajemen merupakan proses dengan para manajer
mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi
organisasi.
Sistem Pengendalian Manajemen adalah suatu alat atau cara yang
terstruktur yang digunakan oleh manajer untuk memastikan bahwa orang-orang
yang diawasinya mengimplementasikan strategi yang dimaksudkan.
Unsur-unsur sistem pengendalian manajemen meliputi perencanaan
strategis, pembuatan anggaran, alokasi sumber daya, pengukuran, evaluasi dan
penghargaan atas kinerja, alokasi pusat tanggung jawab dan penetapan harga
transfer.
Suatu organisasi juga harus dikendalikan yaitu harus ada perangkatperangkat untukmemastikan bahwa tujuan strategis organisasi dapat tercapai. Setiap
sistem pengendaliansedikitnya memiliki empat elemen yaitu:
1. Pelacak (detector) untuk mengukur apa yang terjadi dalam proses yang
sedangdikendalikan.
2. Penilai (assessor) untuk menentukan signifikansi dari peristiwa actual.
3. Effector yang mengubah perilaku jika penilai mengindikasikan
kebutuhan untukmelakukan hal tersebut.
4. Jaringan komunikasi untuk meneruskan informasi
antaradetector dan assessor dan antara assessor dan effector.
Manajemen
Sistem
Suatu sistem merupakan suatu cara tertentu dan bersifat repetitif untuk
melaksanakan suatu atau kelompok aktivitas. Karakteristik dari sistem berupa
rangkaian langkah yang berirama, terkoordinasi dan berulang. Jika suatu sistem
menjamin tindakan tepat untuk semua situasi maka manajer manusia tidak
diperlukan lagi.
Perumusan Strategi
Formulasi strategi merupakan proses memutuskan tujuan organisasi dan
strategi untuk mencapai tujuan. Tujuan itu tidak memiliki jangka waktu dimana
tujuan tersebut akan tetap ada sampai tujuan tersebut diubah. Strategi menetapkan
secara umum arah tujuan pergerakan organisasi yang diinginkan oleh manajemen
senior. Strategi baru dapat muncul karena ancaman sebagai tindakan dalam
menghadapi ancaman atau memanfaatkan kesempatan yang ada. Gagasan dapat
muncul dari siapa saja, jadi tanggungjaawab lengkap dalam formulasi strategi
seharusnya tidak pernah dibebankan kepada seseorang atau satu unit saja.
Pengendalian Tugas
Adalah proses untuk memastikan bahwa tugas yang spesifik dilaksanakan
secaraefektif dan efisien. Pengendalian tugas berorientasi pada transaksihal
tersebut melibatkankinerja dari tugas individu sesuai dengan aturan yang ditetapkan
dalam proses pengendalianmanajemen. Banyak kegiatan pengendalian tugas yang
bersifat ilmiah yaitu keputusanoptimal atau tindakan yang tepat perlu diambil untuk
membawa kondisi di luar kendali kembali kondisi yang diinginkan dapat
diprediksikan dalam batasan yang dapat diterima.Sebagian besar informasi dalam
sebuah organisasi merupakan informasi pengendalian tugas, contohnya: jumlah
pesanan barang oleh pelanggan, berat bahan baku, dan jumlah unit komponen yang
5
digunakan untuk menghasilkan produk, dsb. Aktivitas tertentu yang telah dilakukan
oelh manajer sekarang diotomatisasikan dan telah menjadi aktivitas
pengendaliantugas. Pergeseran ini dari pengendalian manajemen menjadi
pengendalian tugas inimembebaskan waktu manajer untuk kegiatan manajemen
lainnya tanpa menghapuskan posisi manajer tersebut.
Bab 2
Memahami Strategi
Sistem pengendalian manajemen merupakan alat untuk mengimplementasikan
strategi. Tiap organisasi memiliki strategi yang berbeda-beda, dan pengendalian harus
disesuaikan dengan syarat strategi yang spesifik. Strategi yang berbeda memerlukan
prioritas tugas berbeda, factor penentu keberhasilan berbeda, & keterampilan,
perspektif, & perilaku yang berbeda pula. Oleh karena itu, yang seharusnya diperhatikan
dalam desain sistem pengendalian adalah apakah perilaku yang didorong oleh sistem
tersebut merupakan perilaku yang diperlukan oleh suatu strategi.
10
Tingkatan
Strategi
Corporate level
(tingkat korporat /
organisasi
keseluruhan)
Opsi Strategi
Generik
Tingkatan
Organisasi Primer
yang Terlibat
Kantor korporat
Industri tunggal
Diversifikasi
yang
berhubungan
Diversifikasi
yang tidak
berhubungan
Apakah yang
seharusnya menjadi
misi dari unit bisnis
tersebut ?
Bagaimana unit bisnis
harus bersaing untuk
Membangun
Mempertahankan
Memanen
Menjual
Biaya Rendah
Diferensiasi
Kantor korporat
& manajer umum
unit bisnis
Manajer umum
unit bisnis
mewujudkan misinya ?
Walaupun pilihan strategi berbeda pada tingkatan hierarkis yang berbeda,
ada kebutuhan yang jelas untuk konsistensi dalam strategi di seluruh tingkatan
11
unit bisnis & organisasi keseluruhan (korporat). Tampilan di bawah ini berisi
rangkuman keprihatinan strategi pada 2 tingkatan organisasi & opsi strategi
generik (umum). Selebihnya dari bab ini menjelaskan gagasan-gagasan yang
dirangkum dalam tampilan di bawah ini dengan adanya orientasi sistem ini, kita
tidak akan mencoba analisis yang cermat dari muatan strategi yang tepat.
12
13
16
17
Keterangan :
Unit bisnis yang termasuk dalam kuadran tanda tanya mungkin
juga didivestasi (dijual) bila kebutuhan kas unit bisnis tersebut
untuk membangun posisi persaingan sangat tinggi
Unit bisnis yang termasuk dalam kuadran bintang yang secara
seimbang unit-unit ini bersifat swasembada (self-sufficient) &
tidak memerlukan kas dari bagian lain di organisasi tersebut
Unit bisnis yang termasuk dalam kuadran sapi perah kas yang
berdasarkan nilai bersih, unit-unit ini menghasilkan jumlah arus
kas positif yang signifikan
Unit bisnis yang termasuk dalam kuadran anjing yang di mana
bisnis seperti ini harus dijual (didivestasi) kecuali bila ada
kemungkinan baik untuk membuatnya menjadi menguntungkan
Model BCG memandang pertumbuhan industri sebagai indikator
daya tarik relatif industry tersebut & pangsa pasar relatif sebagai
indikator posisi persaingan relatif dari suatu unit bisnis dalam bisnis
tertentu.
BCG menunjuk pangsa pasar sebagai variabel strategi primer karena
pentingnya pangsa pasar dalam gagasan mengenai kurva belajar.
18
Menurut BCG, biaya per unit berkuramg dengan dengan tingkat yang
dapat diprediksikan dengan jumlah unit yang dihasilkan dalam waktu
tertentu (pengalaman kumulatif). Karena para pemimpin pasar memiliki
akumulasi pengalaman produksi terbesar, maka perusahaan seperti ini
harus memiliki biaya paling rendah & laba paling tinggi dalam industri
tersebut. Hubungan antara pangsa pasar & profitabilitas juga secara
empiris didukung oleh database Profit Impact of Market Strategy
(PIMS).
Walaupun kurva belajar merupakan analisis yang kuat, konsep tersebut
memiliki beberapa keterbatasan :
Konsep tersebut berlaku pada produk yang tidak
didiferensiasikan, di mana basis persaingan utama adalah pada
harga
Dalam situasi tertentu, peningkatan dalam teknologi proses
mungkin memiliki dampak yang lebih besar pada pengurangan
biaya per unit dibandingkan dengan volume kumulatif itu sendiri
Kerja keras yang agresif untuk mengurangi biaya melalui
produksi terakumulasi dari barang yang terstandardisasi dapat
menimbulkan hilangnya fleksibilitas di pasar
Komitmen pada konsep kurva belajar dapat sangat merugikan
bila teknologi baru muncul dalam industri tersebut
Pengalaman bukanlah satu-satunya pemicu biaya. Pemicu lain
yang mempengaruhi perilaku biaya adalah skala, lingkup,
teknologi, & kompleksitas
19
20
21
22
23
24
Bab 3
Perilaku Dalam Organisasi
G
G1
G2
G3
G4
26
B. Faktor Internal:
Kultur:
yaitu Keyakinan, nilai, norma dan asumsi yang diterima dalam suatu
organisasi yang tercermin pada setiap tindakan yang dilakukan anggota
organisasi. Pada umumnya kultur organisasi tidak berubah dalam jangka
panjang. Beberapa tindakan sudah merupakan kebiasaan dan dilakukan
secara otomatis karena sudah menunjukkan cara yang dilakukan
dilingkungan tersebut.Kultur organisasi juga dipewngaruhi kebijakan dan
sifat dari pimpinan, dan juga anggota organisasi lainnya.
Gaya kepemimpinan.
Tindakan yang dilakukan anggota organisasi merefleksikan sikap
yang dimiliki pimpinannya. Terdapat tiga bentuk kepimpinan yaitu:
a. Internal Control Style, yaitu kepemimpinan yang memberikan
kesempatan semua anggota organisasi untuk berpartisipasi dalam
menentukan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan.
b. Eksternal Control Style, yaitu kepemimpinan yang bersifat
otoriter, jadi semua keputusan mengenai tindakan yang akan
dilakukan ditentukan oleh pimpinan.
c. Mixed Control Style, yaitu kombinasi antara internal dan
eksternal Control style, setiap anggota organisasi mempunyai
kesempatan berpartisipasi tetapi masih diarahkan dari pimpinan.
Organisasi Informal.
27
28
Perencanaa
Aturan
Anggaran
n strategik
Berbagai informasi
memu
askan?
Bentuk Organisasi
Pada umumnya strategi organisasi mempengaruhi struktur organisasi. Dan jenis
struktur organisasi akan mempengaryhi Sistem Pengendalian Manajemen. Struktur
organisasoi dapat dikelompokkan menjadi tiga katagori, yaitu:
1) Organisasi Fungsional, setiap manajer bertanggungjawab pada fungsi organisasi,
misalnya produksi, pemasaran.
2) Organisasi unit bisnis, setiap manajer mempertanggungjawaban aktivitas
unitnya, dan unit bisnis merupakan bagian organisasi yang semi independent.
3) Organisasi matrix, setiap fungsi mempunyai tanggung jawab ganda
Organisasi Fungsional:
29
Pimpina
n Puncak
Staf
Manajer
Pemasar
an
Manajer
Produksi
Staf
Manajer
Pabrik 1
Manajer
Pabrik 2
Staf
Manajer
Pabrik 3
Manajer
Daerah
A
Manajer
Daerah
B
Manajer
Daerah
C
30
Pimpinan
Puncak
Staf
Manjer
unit
bisnis X
Staf
Manajer
Pabrik
Manajer
unit
Bisnis Y
Staf
Manajer
Pemasara
n
Manajer
Pabrik
Manajer
Unit
Bisnis Z
Staf
Manajer
Pemasara
n
Manajer
Pabrik
Manajer
Pemasara
n
Bentuk struktur organisasi ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan pada struktur
organisasi fungsional. Organisasi Unit Bisnis atau juga disebut Divisi,
mempertanggungjawabkan semua fungsi yang terdiri dari fungsi produksi dan
pemasaran untuk setiap lini produk. Pimpinan unit bisnis bertindak seakan-akan
merupakan pimpinan organisasi yang independent. Mereka bertanggung jawab untuk
melakukan kegiatan perencanaan, koordinasi dari setiap fungsi yang berbeda.
Keunggulan dari bentuk struktur organisasi ini adalah:
1. Sarana pelatihan Manajer
2. Keputusan dilakukan lebih cepat
Dan kelemahannya adalah:
1. Mungkin terdapat kegiatan yang sam ditiap unit bisnis
2. Mungkin kesulitan untuk memperoleh tenaga yang terlatih
3. Konflik antar unit bisnis
Organisasi Matrix:
31
Pimpinan Puncak
Staf
Manajer Fungsi A
Manajer Projek X
Manajer Fungsi B
Manajer Projek Y
Manajer Fungsi B
Manajer projek Z
Struktur organisasi ini merupakan kombinasi antara struktur organisasi fungsional dan
unit bisnis, yang ditujukan untuk memanfaatkan keunggulan dari masing-masing
struktur organisasi. Struktur organisasi membentuk beberpa fungsi organisasi yang
bertanggung jawab untuk membantu beberapa unit bisnis yang dilakukan. Sehingga
struktur ini dapat memanfaatkan efisiensi setiap fungsi organisasi dan keputusan setiap
unit bisnis dapat dilakukan dengan sesuai dan cepat oleh masing-masing unit bisnis.
CONTROLLER
Controler adalah individu yang bertanggung jawab untuk merancang dan
mengoperasikan Sistem Pengendalian Manajemen.
Kegiatan Controler meliputi:
1. Merancang dan menjalankan system informasi dan pengendalian
2. Membuat laporan dan pelaporan keuangan bagi pihak eksternal
3. Menyajikan dan menganalisa laporan kinerja, mengiterpretasikan laporan pada
manajer, analisa program dan anggaran dari berbagai segmen yang ada dalam
organisasi dan mengkonsolidasikan menjadi anggaran organisasi secara keseluruhan
4. Melakukan supervise pengendalian internal dan prosedur pengendalian akuntansi
untuk meyakinkan keabsahan informasi, membuat system keamanan asset dan
informasi serta menjalankan pemeriksaan operasional
32
33
controller.
Corporate Controller
Corporate Controller
34
Bab IV
Pusat pendapatan dan Biaya
A. Pusat Pertanggungjawaban:
Pusat Pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang melakukan
kegiatan mengolah input menjadi output yang diprtanggung jawabkan oleh
seorang pimpinan. Dalam hal ini organisasi merupakan kumpulan pusat
pertanggungjawaban, yang terlihat pada setiap kotak pada struktur organisasi.
35
Kegiatan
Sumberdaya yang digunakan
Barang / jasa
36
Peran laba:
Laba merupakan tujuan utama bagi organisasi yang berorientasi
laba. Sehingga laba merupakan pengukur efektifitas yang penting. Selain
itu laba adalah selisih antara penjualan (pengukur output) dan biaya
(pengukur input), jadi laba juga merupakan pengukur efisiensi. Sehingga
laba merupakan pengukur efisiensi dan efektifitas. Apabila kedua
pengukur input dan output dapat dilakukan, maka efisiensi dan efektifitas
dapat ditentukan. Akan tetapi apila yang dapat diukur hanya salah
satunya ( input atau output saja) maka pengukur kinerjanya dihubungkan
dengan efisiensinya atau efektifitasnya saja.
Kegiatan
Pusat Biaya Kebijakan
Kegiatan
Pusat Pendapatan
38
Kegiatan
Pusat laba
Kegiatan
Pusat Investasi
Pada Pusat pendapatan, output diukur dalam satuan moneter, pada pusat
biaya input yang diukur dalam satuan moneter, pada pusat laba input dan
outputnya diukur dalam satuan moneter dan pada pusat investasi, pengukuran
dilakukan pada hubungan ntara laba daan investasi yang digunakan.
Setiap jenis pusat pertanggungjawaban memerlukan system perencanaan
dan pengendalian yang berbeda. Berikut ini akan dibahas secara singkat
perencanaan dan pengendalian Pusat Pendapatan kemudian Pusat Biaya.
B. Pusat Pendapatan:
Pusat Pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang outputnya
(pendapatan) diukur dalam satuan moneter, dan tidak dihubungkan dengan
inputnya (biaya). Contoh dari pusat pendapatan adalah; pemasaran yang tidak
dibebani dengan harga pokok produk yang dijual. Penjualan yang dicapai diukur
dengan membandingkan dengan anggaran atau target penjualan yang harus
39
C. Pusat Biaya:
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang inputnya diukur
dalam satuan moneter, tetapi outputnya tidak. Terdapat dua macam pusat biaya,
yaitu Pusat biaya tehnik dan Pusat Biaya Kebijakan. Hal ini sesuai dengan biaya
yang terjadi yaitu biaya tehnik yang merupakan biaya yang jumlahnya dapat
ditaksir secara pasti sesuai dengan output yang dihasilkan, misalnya biaya
tenaga kerja langsung, biaya bahan baku, suku cadang dll. Sedangkan biaya
kebijakan adalah biaya yang tidak dapat ditentukan secara pasti karena dikaitkan
dengan kebijakan manajemen.
40
kualitas dan volume produk yang dihasilkan. Sehingga biaya produksi tidak
ditujukan untuk diminimumkan dengan mengabaikan kualitas.
41
Incremental Budgeting:
Model ini menggunakan biaya kebijakan yang terjadi pada saat
ini digunakan sebagai dasar untuk membuat anggaran tahun berikutnya.
Jumlah anggaran disesuaikan dengan tingkat inflasi, antisipasi perubahan
beban kerja untuk kegiatan yang berkelanjutan, kegiatan tertentu, dan
apabila diperoleh data, dapat digunakan untuk kegiatan sejenis yang
biayanya dapat diperbandingan.
Incremental budgeting mempunyai dua kelemahan yaitu; 1).
Biaya kebijakan pada saat ini diterima begitu saja tanpa pengujian untuk
proses pembuatan anggaran. 2). Pada umumnya manajer pada pusat
biaya kebijakan mempunyai kecenderungan meningkatkan
pelayanannya, sehingga meminta tambahan sumberdaya. Yang
mengakibatkan anggaran biaya kebijakan selalu meningkat.
Zero base Review:
Pendekatan alternative lain yang dilakukan adalah dengan
melakukan review anggaran biaya kebijakan minimal lima tahun sekali.
Analisa ini disebut Zero Base review.
Berbeda dengan incremental budgeting, pada pendekatan ini
anggaran di review dari awal, yaitu dengan menguji apakan sumberdaya
yang digunakan memang diperlukan pada pusat biaya. Pada analisa ini
menetapkan dasar yang baru, dimana anggaran tahunan diupayakan pada
biaya yang layak sampai pada review berikutnya.
Berikut ini adalah pertanyaan dasar yang dilakukan pada analisa zero
base:
1. Haruskah kegiatan yang telah dilakukan tersebut dikerjakan? Apakah
memberi tambahan manfaat bagi pelanggan?
2. Bagaimana kualitas yang seharusnya dicapai? Apakah tidak
berlebihan?
42
b. Variabilitas biaya:
Tidak seperti pada biaya tehnik, yang besarnya dipengaruhi perubahan
volume, biaya kebijakan tidak berfluktuasi dalam jangka pendek.
Manajemen akan menyetujui perubahan biaya untuk mengantisipasai
perubahan volume penjualan, misalnya mengijinkan penambahan
karyawan apabila volume kegiatan cenderung meningkat.
c. Bentuk Pengendalian financial:
Pengendalian biaya kebijakan ditujukan untuk mengendalikan biaya
dengan memberi kesempatan manajer untuk berpartisipasi dalam
perencanaan, berbagi pendapat mengenai tugas yang harus dilakukan,
dan bagaimana tingkat kegiatan yang layak untuk setiap tugas. Jadi
pengendalian biaya terutama ditujukan pada kegiatan perencanaan
sebelum biaya benar-benar terjadi.
d. Pengukuran kinerja:
Tugas utama manajer biaya kebijakan adalah menetapkan bagaimana
output yang diinginkan. Pengeluaran yang dilakukan sesuai dengan
anggaran adalah yang seharusnya dilakukan, apabila lebih besar dari
anggaran berarti ada yang perlu diuji, sedangkan apabila lebih kecil dari
anggaran berarti ada kegiatan yang tidak dilakukan. Kinerja manajernya
43
Pembuatan anggaran
Usulan anggaran dari pusat administrasi terdiri dari komponen berikut
ini:
1. Biaya minimal yang harus ada
2. Biaya kebijakan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan
3. Penjelasan apabila terjadi peningkatan biaya
44
Masalah pengendalian:
1. Kesulitan menghubungkan hasil dengan input
2. Kesulitan untuk mencapai goal congruence
Pengukuran kinerja
45
PUSAT PEMASARAN
Kegiatan Logistik
Kegiatan logistic adalah kegiatan untuk menyampaikan produk dari
perusahaan ke pelanggan dan menagih pembayaran dari pelanggan.
Kegiatan ini meliputi; transportasi, penyimpanan, pengiriman dan
pembuatan faktur dan penagihan. Pusat pertanggung jawaban yang
melakukan kegiatan ini pada umumnya adalah biaya tehnik, sehingga
pengendalian dilakukan dengan biaya standar.
Kegiatan pemasaran
46
Bab V
Pusat Laba
Pertimbangan Umum
Pertimbangan ini menyangkut unit-unit bisnis dalam perusahaan dan
pelimpahan wewenang di dalam perusahaan, yaitu
1. Organisasi fungsional, yaitu organisasi dimana fungsi produksi atau
pemasaran utama dilakukan oleh unit organisasi yang terpisah
2. Organisasi divisional, yaitu ketika suatu organisasi diubah menjadi
organisasi dimana setiap unit utama bertanggung jawab baik atas produksi
maupun pemasaran.
a. Kondisi-kondisi dalam Mendelegasikan Tanggung Jawab Laba
Pertimbangan biaya/pendapatan (trade off) : pertimbangan
manajemen dalam melibatkan usulan untuk meningkatkan beban dengan
harapan bahwa hal itu akan menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam pendapatan penjualan. Contohnya yaitu penambahan beban iklan.
2 kondisi yang harus terpenuhi terkait dengan kondisi diatas yaitu:
1. Manajer harus memiliki akses ke informasi relevan yang dibutuhkan
dalam membuat keputusan serupa.
2. Harus ada semacam cara untuk mengukur efektivitasnya suatu trade
off yang dibuat oleh manajer.
47
48
8. Karena output yang dihasilkan telah siap pakai, maka pusat laba sangat
responsif terhadap tekanan untuk meningkatkan kinerja kompetitifnya.
d. Kesulitan dengan Pusat Laba
1. Pengambilan keputusan yang terdesentralisasi akan memaksa manajemen
puncak untuk lebih mengandalkan laporan pengendalian manajemen dan
bukan wawasan pribadinya atas suatu operasi, sehingga mengakibatkan
hilangnya pengendalian
2. Jika manajemen kantor pusat lebih mampu dan memiliki informasi yang
lebih baik dari pada manajemen pusat laba pada umumnya, maka
kualitas keputusan yang diambil pada tingkat unit akan berkurang.
3. Perselisihan dapat meningkat karena adanya argumen-argumen mengenai
harga transfer yang sesua, pengalokasian biaya umum (common-cost)
yang tepat, dan kredit untuk pendapatan yang sebelumnya dihasilkan
secara bersama-sama oleh dua atau lebih unit bisnis.
4. Unit-unit organisasi yang pernah bekerja sama sebagai unit fungsional
akan saling berkompetisi satu sama lain. Peningkatan laba untuk satu
manajer dapat berarti mengurangi laba bagi manajer lain.
5. Divisiolisasi dapat mengakibatkan biaya tambahan kerena adanya
tambahan manajemen, pegawai, dan pembukuan yang dibutuhkan, dan
mungkin mengakibatkan duplikasi tugas di setiap pusat laba.
6. Para general manajer yang berkompeten mungkin saja tidak ada dalam
organisasi fungsional karena tidak adanya kesempatan yang cukup untuk
mengembangkan kompetensi manajemen umum.
7. Mungkin ada banyak tekanan atas profitabilitas jangka pendek dengan
mengorbankan profitabilitas jangka panjang. Karena ingin melaporkan
laba yang tinggi, manajer pusat laba dapat lalai melaksanakan penelitian
dan pengembangan, program-program pelatihan, ataupun perawatan
8. Tidak ada system yang sangat memuaskan untuk memastikan bahwa
optimalisasi laba dari masing-masing pusat laba akan mengoptimalkan
laba perusahaan secara keseluruhan.
49
ii.
50
Unit-unit Fungsional
Biasanya,perusahaan multibisnis terbagi kedalam unit-unit bisnis,dimana
unit-unit bisnis diperlakukan sebagai unit penghasil laba yang independen.
Namun,subunit yang ada dalam unit bisnis tersebut dapat saja terorganisasi
dengan baik. Tidak ada prinsip tertentu yang menyatakan bahwa jenis unit
tertentu yang merupakan pusat laba sementara yang lain bukan.Keputusan
manajemen untuk pusat laba haruslah berdasarkan pengaruh yang dilaksanakan
manajer unit.
Pemasaran
Kegiatan pemasaran dapat dijadikan sebagai pusat laba dengan membebankan
biaya dari produk yang dijual. Harga transfer memberikan informasi yang
relevan bagi manajer perusahaan dalam membuat trade-off
pendapatan/pengeluaran yang optimal. Dengan menggunakan dasar biaya
standar hal ini memisahkan kinerja biaya pemasaran dari kinerja biaya
manufaktur dan mempengaruhi tingkat efesiensi kendali manajer pemasaran.
Manufaktur
Biasanya,kegiatan manufaktur merupakan pusat beban, dimana manajemen
dinilai berdasarkan kinerja versus biaya standar dan anggaran overhead. Akan
tetapi, ukuran ini dapat menimbulkan masalah,karena ukuran tersebut tidak
mengindikasi sejauh mana kinerja manajemen atas seluruh aspek pekerjaan.
Dengan demikian,apabila kinerja proses manufaktur diukur terhdap biaya
standar,dianjurkan evaluasi yang terpisah dari aktivitas-aktivitas pengendalian.
51
Biasanya unit yang menerima jasa ini memiliki opsi untuk mendapatkan jasa
yang sama dari pemasok luar. Oleh karena itu,pemasok tersebut menawarkan
jasa dengan kualitas yang sama dengan harga yang lebih murah. Dengan
demikian, para manajer unit penerimaan termotivasi untuk membuat keputusan
mengenai jasa yang diterina sesuai dengan harganya.
Organisasi Lainnya
Meskipun para manajer cabang tidak memiliki tanggung jawab manufaktur atau
pembelian, profitabilitas sering kali merupakan satu-satunya ukuran kinerja yang
paling baik. Selain itu pengukuran laba merupakan suatu alat motivasi yng
sempurna. Sebagai contoh pusat laba adalah toko-toko dalam rantai ritel,
restoran-restoran pada rantai makanan cepat saji (fast-food chain), dan hotelhotel pada rantai hotel.
Pengukur profitabilitas
1. Kinerja Manajemen
Pengukuran ini memiliki fokus pada hasil kinerja manajemen. Pengukuran
ini digunakan untuk perencanaan (planning), koordinasi (coordinating), dan
pengendalian (controlling)kegiatan sehari-hari dari pusat laba dan sebagai
alat untuk memberikan motivasi yang tepat bagi manajer.
2. Kinerja Ekonomis
Pengukuran ini memiliki fokus pada kinerja pusat laba sebagai suatu entitas
ekonomis.
Jenis-Jenis Ukuran Kinerja
Kinerja suatu pusat laba selalu diukur dari laba bersih selain itu kinerja
manajemen pusat laba diukur berdasakan lima ukuran profitabilitas, yaitu:
1. MARGIN KONTRIBUSI (Contributional Margin)
Margin kontribusi menjunjukkan rentang (spread) antara pendapatan dan
beban variabel. Alasan utama margin kontribusi digunakan sebagai alat
pengukur kinerja manajemen pusat laba adalah bahwa karena ada beban
tetap (fixed expense) berada diluar kendali manajemen, sehingga para
52
keseluruhan.
Kedua, kinerja setiap pusat laba akan lebih realisasi dan lebih
diperbandingkan dengan kinerja para pesaing yang memberikan jasa
yang sama.
53
laba setelah pajak sering kali merupakan persentase konstan atas laba
sebelump pajak, dalam kasus mana tidak dapat manfaat dengan
54
55
Bab VI
Penentuan Harga Transfer
sebagai masukan bagi unit lain. Transaksi antar unit ini mengakibatkan timbulnya
suatu mekanisme transfer pricing. Transfer pricing didefenisikan sebagai suatu harga
jual khusus yang dipakai dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat
pendapatan unit penjual (selling division) dan unit divisi pembeli (buying
divison). Pada penjelasan ini pengertian harga transfer dibatasi pada nilai yang
diberikan atas suatu transfer barang atau jasa dalam suatu transaksi yang setidaknya
salah satu dari kedua pihak yang terlibat adalah pusat laba.
Harga transfer yang terjadi antar unit harus mencapai beberapa tujuan, antara lain:
1. Memberi informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk
menentukan imbal balik yang optimum antara biaya dan pendapatan
perusahaan.
2. Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita (meningkatkan laba
unit usaha namun juga dapat meningkatkan laba perusahaan).
3. Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual.
4. Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.
Harga transfer sering memicu masalah terutama pada penentuan harga
sepakatannya, karena melibatkan dua unit, yaitu unit pembeli dan unit penjual, dan
harga transfer juga mempengaruhi pengukuran laba unit, harga transfer yang tinggi
akan merugikan unit pembeli sedangkan harga transfer yang terlalu rendah akan
merugikan unit penjual, maka penentuan harga transfer menjadi hal yang sangat
penting.
56
mentransfer barang dan jasa ke perusahaan independent yang lain sebesar biaya
produksi atau lebih rendah dari itu.
Prinsip Dasar
Prinsip dasar dari harga transfer adalah bahwa harga transfer sebaiknya
serupa dengan harga yang akan dikenakan seandainya produk tersebut dijual ke
konsumen luar atau dibeli dari pemasok luar. Ketika suatu pusat laba di suatu
perusahaan membeli produk dari, dan menjual ke, satu sama lain, maka dua
keputusan yang harus diambil untuk setiap produk adalah:
Apakah perusahaan harus memproduksi sendiri produk tersebut atau
membelinya dari pemasok luar? ( keputusan sourcing )
Jika diproduksi secara internal, pada tingkat harga berapakah produk tersebut
akan ditransfer antar pusat laba? ( keputusan harga transfer )
Situasi Ideal
Harga transfer berdasarkan harga pasar akan menghasilkan keselarasan cita-cita
jika kondisi kondisi berikut ada, yaitu:
1. Orang-orang Kompeten
Idealnya manajer harus memperhatikan kinerja jangka panjang dan jangka
pendek dari pusat tanggung jawab mereka.
2. Atmosfer yang Baik
Manajer harus menjadikan profitabilitas sebagai cita-cita yang penting dan
pertimbangan yang signifikan dalam penilaian kinerja pusat tanggung jawab.
3. Harga Pasar
Idealnya, harga pasar mencerminkan kondisi yang sama ( kuantitas, waktu
pengiriman dan kualitas) dengan produk yang dikenakan harga transfer.
4. Kebebasan Memperoleh Sumber daya
Idealnya, alternatif pusat tanggung jawab dalam memperoleh sumber daya
haruslah ada, dan para manajer sebaiknya diizinkan untuk memilih
alternative yang baik bagi pusat tanggung jawab mereka.
5. Informasi Penuh
57
Para manajer harus mengetahui semua alternative yang ada, serta biaya dan
pendapatan yang relevan dari masing-masing alternative tersebut.
6. Negosiasi
Harus ada mekanisme kerja yang berjalan lancar untuk melakukan negosiasi
kontrak antar unit usaha.
Hambatan-Hambatan dalam Perolehan Sumber Daya
Idealnya seorang manajer pembelian bebas mengambil keputusan sourcing.
Demikian halnya dengan manajer penjualan, ia harus bebas untuk menjual
produknya ke pasar yang paling menguntungkan.
Akibat-akibat yang terjadi jika para manajer pusat laba tidak memiliki
kebebasan dalam mengambil keputusan sourcing :
1. Pasar yang Terbatas
Beberapa alasan pasar terbatas bagi pusat laba (pembeli dan penjual) :
a. Keberadaan kapasitas internal mungkin membatasi pengembangan
penjualan eksternal.
b. Jika suatu perusahaan merupakan produsen tunggal dari produk
yang terdifferensiasi, tidak ada sumber dari luar.
c. Jika perusahaan telah melakukan investasi yang besar, cenderung
tidak akan menggunakan sumber daya dari luar kecuali harga jual
di luar mendekati biaya variable perusahaan.
Dalam kondisi pasar yang terbatas, harga transfer yang paling
memenuhi persyaratan system pusat laba adalah harga kompetitif.
Dimana harga kompetitif mengukur kontribusi dari setiap pusat laba
terhadap laba perusahaan secara keseluruhan. Perusahaan dapat
mengetahui tingkat harga kompetitiif jika perusahaan tersebut tidak
membeli atau menjual produknya ke pasar bebas melalui cara-cara:
a. Jika ada harga pasar diterbitkan, maka harga tersebut dapat
digunakan untuk menentukan harga transfer.
b. Harga pasar mungkin ditentukan berdasarkan penawaran.
c. Jika pusat laba produksi menjual produk yang serupa di pasar
bebas, maka pusat laba tersebut sering kali meniru harga kompetitif
berdasarkan harga di luar.
58
d. Jika pusat laba pembelian membeli produk yang serupa dari pasar
luar/bebas mak pusat laba tersebut dapat meniru untuk harga
kompetitif untuk produk-produk eklusifnya.
2. Kelebihan atau Kekurangan Kapasitas Industri
Misalnya, jika pusat laba penjualan tidak dapat menjual seluruh
produk ke pasar bebas atau memiliki kapasitas produksi yang berlebih.
Perusahaan mungkin tidak akan mengoptimalkan labanya jika pusat laba
pembelian membeli produk dari pemasok luar sementara kapasitas produksi
di dalam masih memadai. Dan sebaliknya, jika pusat laba pembelian idak
dapat memperoleh produk yang diperlukan dari luar sementara pusat laba
penjualan menjual produknya ke pihak luar. Situasi ini terjadi ketika terdapat
kekurangan kapasitas produksi di dalam industry. Sehingga pusat laba
pembelian terhalang dan laba perusahaan tidak optimal.
Meskipun ada hambatan dalam pemerolehan sumber daya, harga
pasar tetap merupakan harga transfer yang baik. Jika harga pasar tersedia
atau dapat diperkirakan maka gunakanlah. Meskipun demikian, jika tidak
ada cara untuk memperkirakan harga kompetitif, pilihan lainnya adalah
mengembangkan harga transfer berdasarkan biaya (cost based transfer
price). Biasanya, perusahaan akan mengeliminasi unsur iklan, pendanaan,
atau pengeluaran lain yang tidak dikeluarkan oleh pihak penjual dalam
transaksi internal saat penentuan harga transfer.
59
Dasar yang umum adalah biaya standard. Biaya actual tidak boleh
digunakan karena factor inefisiensi produksi akan diteruskan ke pusat lab
pembelian.
Markup Laba
Dalam menghitung markup laba terdapat dua keputusan, yaitu apa
dasar markup laba tersebut dan tingkat laba yang diperbolehkan. Dasar yang
paling mudah dan umum dipergunakan adalah persentase dari biaya. Jika
dasar tersebut digunakan maka tidak ada pertimbangan atas modal yang
diperlukan. Sementara konsep yang lebih baik adalah persentase dari
investasi, tetapi untuk menghitung investasi yang akan digunakan ke setiap
produkdapat menimbulkan permasalahan teknis.
Masalah kedua dalam markup laba adalah besarnya jumlah laba.
Solusi konseptual adalah membuat penyisihan laba berdasarkan investasi
yang dibutuhkan untuk memenuhi volume yang diminta oleh pusat laba
pembelian. Nilai investasi dihitung pada tingkat standard, dengan aktiva
tetap dan persediaan pada tingkat biaya penggantian (replacement cost).
Biaya Tetap dan Laba Hulu
Permasalahan, pusat laba yang pada akhirnya menjual produk ke pihak
luar mungkin tidak menyadari jumlah biaya tetap dan laba bagian hulu yang
yang terkandung dalam harga pembelian internal. Bahkan jika pusat laba
menyadari adanya biaya tetap dan laba hulu, pusat laba tersebut mungkin enggan
untuk mengurangi labanya guna mengoptimalkan laba perusahaan. Metode
mengatasi masalah ini adalah dengan cara-cara digambarkan dibawah ini.
a. Persetujuan antar unit usaha
Wakil-wakil dari unit penjualan dan pembelian bertemu secara berkala untuk
memutuskan harga penjualan ke pihak luar dan pembagian laba untuk
produk-produk dengan biaya tetap dan lab hulu yang signifikan.
b. Dua langkah penentuan harga
Cara ini dengan membuat harga transfer meliputi dua beban. Pertama, untuk
setiap unit yang terjual, pembebanan biaya dilakukan dalam jumlah yang
sama dengan biaya variable standard produksi. Kedua, pembebanan biaya
60
berkala (biasanya setiap bulan) dilakukan dalam jumlah yang sama dengan
biaya tetap yang berkaitan dengan fasilitas yang disediakan untuk unit
pembelian. Salah satu atau dua komponen tersebut harus memasukkan
marjin laba.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menerapkan metode
penentuan harga dua langkah :
Pembebanan biaya per bulan untuk biaya tetap dan laba harus
dinegosiasikan secara berkala dan akan tergantung dari kapasitas
yang digunakan oleh unit pembeli.
Pertanyaan mungkin akan timbul mengenai keakuratan alokasi
investasi dan biaya.
Dengan system penentuan harga ini, inerja laba dari unit produksi
tidak dipengaruhi volume penjualan dari unit yang terakhir. Hal ini
memecahkan masalah yang muncul ketika usaha pemasaran oleh unit
usaha yang lain mempengaruhi kinerja laba dari unit produksi murni.
Mungkin terdapat konflik antara kepentingan dari unit produksi
dengan kepentingan perusahaan.(Kelemahan ini diatasi dengan
menentukan bahwa unit pemasaran memiliki prioritas utama dalam
menggunakan kapasitas yang terbatas)
Metode ini mirip dengan penentuan harga take or pay yang sering
digunakan oleh perusahaan-perusahaan sarana umum, saluran pipa,
dan batubara, dan dalam kontrak jangka panjang.
c. Pembagian Laba
Sistem pembagian laba (profit sharing) dapat digunakan untuk memastikan
keselarasan antara kepentingan unit usaha dan perusahaan. System ini
beroperasi dengan cara:
Produk tersebut ditransfer ke unit pemasaran pada biaya variable
standard
Setelah produk terjual, unit-unit usaha membagi kontribusi yang
dihasilkan, dengan cara harga penjualan dikurangi biaya variable
produksi dan pemasaran.
Melaksanakan system pembagian laba semacam ini akan menimbulkan
beberapa masalah teknis. Pertama, memakan waktu dan biaya kemungkinan
adanya argument-argumen mengenai cara pembagian kontribusi antara pusat
61
laba. Kedua, membagi laba antara pusat laba secara arbitrer tidak
memberikan informasi yang tepat mengenai profitabilitas dari masing pusat
laba. Ketiga, kontribusi tergantung pada kemampuan unit pemasaran
menjual produk pada harga penjualan aktual.
d. Dua kelompok harga
Metode ini terkadang digunakan adannya konflik antara unit
penjualan dan pembelian. Caranya, pendapatan unit produksi akan
dikreditkan pada harga jual ke luar dan unit pembelian dibebankan dengan
total biaya standard. Selisihnya dibebankan ke dalam akun kantor pusat dan
dieliminasi ketika laporan keuangan unit usaha dikonsolidasikan.
Tetapi ada kelemahan penggunaan metode dua kelompok harga, yaitu:
1. Jumlah laba unit usaha akan lebih besar dari laba perusahaan secara
keseluruhan.
2. Menciptakan suatu ilusi dimana unit usaha menghasilkan uang sementara
perusahaan secara keseluruhan mengalami kerugian karena debit ke
kantor pusat.
3. Memicu unit usaha hanya berkonsentrasi pada transfer internal karena
terpaku pada markup yang bagus dengan mengabaikan penjualan ke luar.
4. Ada tambahan pembukuan yang terlibat dalam pendebitan akun kantor
pusat setiap kali ada transfer dan eliminasi akun saat laporan keuangan
dikonsolidasikan.
5. Berkurangnya konflik pada unit usaha sehingga tidak menghadapkan
62
Harga yang dibebankan kepada jasa korporat tidak akan mencapai tujuan yang
dimaksudkan, kecuali jika metode untuk menghitungnya dapat dimengerti dan
dipahami dengan cukup mudah oleh para manajer unit usaha.
64
65
Bab VII
MENGUKUR DAN MENGENDALIKAN AKTIVA YANG
DIKELOLA
Struktur Analisis
Tujuan pengukuran penggunaan aktiva merupakan analogi dari tujuan
pusat laba, yaitu :
66
68
70
pendanaan suatu unit usaha mungkin saja merupakan hal yang aneh bagi unit
usaha itu sendiri.
10. Beban Modal
Kantor pusat korporat menentukan tarif (rate) yang digunakan untuk
menghitung beban modal (capital charge). Tarif tersebut seharusnya lebih
tinggi daripada tarif korporat untuk pendanaan dengan utang karena dana
yang terlibat merupakan campuran antara utang dan modal berbiaya lebih
tinggi (higher-cost equity). Biasanya, tarif tersebut ditetapkan di bawah
estimasi modal perusahaan sehingga EVA atas rata-rata unit usaha berada di
atas nol.
11. Survei-survei Praktek
Kebanyakan perusahaan memasukkan unsur aktiva tatap ke dalam dasar
investasi pada nilai buku bersih. Perusahaan-perusahaan tersebut karena ini
merupakan jumlah dengan mana aktiva tersebut dicatat dalam laporan
keuangan, dan oleh karenanya, sesuai dengan laporan keuangan tersebut,
mencerminkan jumlah modal yang digunakan dalam divisi tersebut.
EVA Versus ROI
Ada tiga keuntungan dari ROI :
ROI merupakan pengukuran yang komperehensif dimana semua
mempengaruhilaporan keuangan tercermin dari rasio ini.
ROI mudah dihitung, dipahami dan sangat berarti dalam pengertian
absolut.
ROI merupakan denominator yang dapat diterapkan ke setiap unit
organisasi yang bertanggungjawab terhadap profitabilitas, tanpa
mempedulikan ukuran dan jenis usahanya.
EVA tidak memberikan dasar perbandingan semacam ini. Tetapi, pendekatan
EVA juga memiliki beberapa keuntungan. Ada empat alasan yang membuatnya
lebih unggul daripada ROI, yaitu:
71
Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama umtuk
perbandingan investasi. Dilain pihak, pendekatan ROI memberikan
insentif yang berbeda untuk investasi diantara unit-unit usaha.
Keputusan-keputusan yang meningkatkan ROI suatu pusat investasi
dapat menurunkan laba keseluruhan. Penggunaan EVA sebagai ukuran
berkaitan dengan permasalahan tersebut. Metode ini berhubungan
dengan inestasi aset yang ROI nya berada diantara biaya modal dan ROI
yang sekarang dicapai oleh onvestasi tersebut. Jika kinerja pusat
investasi diukur dengan EVA, maka investasi yang menggunakan laba di
atas biaya modal akan meningkatkan EVA dan oleh karena itu, akan lebih
menarik bagi para manajer.
EVA adalah tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk
jenis aktiva yan berbeda pula. Degan demikian, para manajer unit usaha
harus bertindak secara konsisten ketika memutuskan untuk berinvestasi
pada aktiva yang baru.
EVA berlawanan dengan ROI, memiliki korelasi positif yang lebih kuat
terhadap perubaha-perubahan dalam nilai pasar perusahaan. Para
pemegang saham merupakan pemilik kepentingan (stakeholder) yang
penting dalam perusahaan . ada beberapa alasan mengapa penciptaan
nilai pemegang saham menjadi penting bagi perusahaan:
o Mengurangi resiko pengambil alihan (takeover)
o Menciptakan nilai tukar untuk agresivitas dalam merger dan akuisisi.
o Mengurangi biaya modal, sehingga memugkinkan investasi yang
lebih cepat intuk pertumbuhan masa depan.
EVA diukur dengan cara sebagai berikut:
EVA = Laba bersih Beban modal
Atau
EVA = Modal yang digunakan (ROI- Biaya modal)
Pertimbangan Tambahan dalam mengevaluasi Manajer
Dengan melihat kelemahan ROI , kelihatannya sangat mengejutkan
bahwa ROI digunakan secara luas. Tetapi, cakupan dari kesalahan tersebut tidak
dapat ditentukan karena hanya sedikit jumlah manajer yang mau mengakui
72
adanya kesalahan tersebut dan banyak yang tidak menyadari bahwa kesalahan
tersebut terjadi. Penggunaan EVA sebagai perangkat pengukuran kinerja sangat
disarankan. Tetapi, EVA tidak menyelesaikan seluruh masalah yang berkaitan
dengan penghitungan aktiva tetap. Kecuali metode penyusutan anuitas (annuity
depcription) dipergunakan, dan hal ini jarang dilakukan dalam praktik seharihari. Dengan mempertimbangkan hal ini, beberapa perusahaan memutuskan
untuk mengeluarkan unsur aktiva tetap dari dasar investasi. Perusahaanperusahaan tersebut membebankan beban bunga hanya untuk aktiva yang dapat
dikendalikan, dan mengendalikan aktiva tetap dengan perangkat terpisah.
Investasi dalam aktiva tetap dikendalikan oleh proses anggaran modal sebelum
terjadinya dan oleh audit setelah penyelesaian untuk menentukan apakah ada
arus kas yang diantisipasi terwujud. Hal tersebut jauh dari memuaskan karena
penghematan atau pendapatan aktual dari akuisisi aktiva tetap tidak dapat
diidentifikasikan.
Mengevaluasi Kinerja Ekonomi suatu Entitas
Laporan-laporan ekonomi dapat dijadikan dasar untuk memperoleh nilai
perusahaan secara keseluruhan. Nilai semacam ini disebut breakup value, yaitu
estimasi jumlah yang akan diterima oleh para pemegang saham jika masingmasing unit usaha dijual. Breakup value berguna bagi organisasi luar yang
sedang akan membuat penawaran pengambilalihan perusahaan dan tentu saja
laporan ini juga berguna bagi pihak manajemen dalam menilai suatu tawaran.
73