Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


BALAI LABORATORIUM KESEHATAN
PROVINSI JAWA TENGAH

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Akademik


Pendidikan Strata 1 Sains
Bidang Kimia
Hoo Sheren Oktavia Hartono
652013044
PROGRAM STUDI KIIMA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016

LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
BALAI LABORATORIUM KESEHATAN
PROVINSI JAWA TENGAH

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Akademik


Pendidikan Strata 1 Sains
Bidang Kimia
Hoo Sheren Oktavia Hartono
652013044
PROGRAM STUDI KIIMA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STRATA 1 SAINS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA

Disusun Oleh :
HOO SHEREN OKTAVIA HARTONO
652013044

Telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Balai Laboratorium Kesehatan


Provinsi Jawa Tengah
Pada tanggal 2 Mei s/d 2Juni 2016
Telah disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I,

Pembimbing II,

Eka Sudarsana, SKM, M.Kes


NIP. 19681111 1988 03 1 003

Dr. Lydia Ninan Lestario, MS

Kepala Seksi Pengembangan dan Mutu

Ketua Program Studi Kimia

Budi Widiastuti, SHCN, M.Kes


NIP.19600415 1989 03 2 002

Ir. Sri Hartini, M.Sc

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan nikmatnya kepada penulis dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
hingga penyusunan laporan ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Kegiatan PKL yang dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah memberikan pengalaman dan wawasan baru bagi penulis
yang sebelumnya belum didapatkan pada kegiatan perkuliahan.
Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Eka Sudarsana, SKM, M.Kes selaku pembimbing I yang telah
memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis.
2. Dr. Lydia Ninan Lestario, MS selaku dosen dan pembimbing II yang selalu
menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan kegiatan PKL dan menyusun laporan dengan
baik.
3. Drs. Agus Tri Cahyono, Apt., M.Si. selaku Kepala Balai Laboratorium
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yang telah memberikan kesempatan
untuk melaksanakan PKL di tempat ini.
4. Suharsi, SKM, M.Kes selaku sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah yang telah membantu dan memberikan ijin untuk melaksanakan
PKL di Balai Laboratorium Kesehatan Semarang.

5. Budi Widiastuti, SHCN, M.Kes selaku kepala seksi Pengembangan dan


Mutu yang berkenan memberikan ijin untuk melaksanakan PKL di tempat
ini.
6. Ir. Sri Hartini, M.Sc selaku Kaprodi Kimia Universitas Kristen Satya
Wacana.
7. Seluruh karyawan BLK yang telah sabar dalam membimbing dan
mengarahkan penulis.
8. Kedua orangtua yang selalu memberikan doa dan semangat, serta
dukungan material maupun spiritualdalam melaksanakan dan menyusun
laporan Praktek Kerja Lapangan.
9. Teman-teman FSM Universitas Kristen Satya Wacana yang selalu
memberikan semangat kepada penulis.
Pada akhirnya, penulis berharap semoga laporan Praktek Kerja Lapangan
ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa Fakultas
Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana pada khususnya. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan ini masih
jauh dari kesempurnaannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan Praktek Kerja Lapangan ini dan
demi kebaikan penulis di masa mendatang.

Semarang, Mei 2016

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................v
DAFTAR TABEL..........................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................2
1.2.1 Tujuan Institional..................................................................................2
1.2.2 Tujuan Pokok........................................................................................2
1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan..................................................................2
BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA LAPANGAN................4
2.1 Gambaran Umum........................................................................................4
2.1.1 Profil Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Tengah...............4
2.1.2 Tugas Pokok Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Tengah...4
2.1.3 Fungsi Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.............5
2.1.4 Tujuan Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.............5
2.2 Visi dan Misi...............................................................................................6
2.3 Sejarah Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Tengah...................6
2.4 Struktur Organisasi Balai Laboratorium Kesehatan...................................7
2.5 Sumber Daya Manusia................................................................................8
5

2.6 Fasilitas.......................................................................................................9
2.6.1 Pelayanan Unggulan............................................................................11
2.6.2 Pelayanan Pemeriksaan Patologi Klinik.............................................12
2.6.3 Pelayanan Pemeriksaan Kimia............................................................13
2.6.4 Pelayanan Pemeriksaan Mikrobiologi.................................................14
2.6.5 Kegiatan Pelayanan Lain.....................................................................15
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PKL............................................16
3.1 Pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan........................................16
3.2 Uraian Kegiatan Praktek Kerja Lapangan.................................................18
3.2.1 Latar Belakang....................................................................................18
3.2.2 Tinjauan Pustaka.................................................................................19
3.2.3 Metode pemeriksaan dan prinsip pemeriksaan...................................25
3.2.4 Pembahasan.........................................................................................27
BAB IV PENUTUP.......................................................................................29
4.1 Simpulan...................................................................................................29
4.2 Saran..........................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................31
LAMPIRAN...................................................................................................33

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jumlah pegawai menurut golongan..................................................... 8
Tabel 2.2 Jumlah pegawai menurut pendidikan.................................................. 9
Tabel 3.1 Pelaksanaan Kegiatan PKL................................................................. 16
Tabel 3.2 Kandungan Unsur Gizi Terasi............................................................. 20

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Balai Laboratorium Kesehatan........................ 7
Gambar 5.1 Destruksi.......................................................................................... 33
Gambar 5.2 Destilasi........................................................................................... 33

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Foto Dokumentasi........................................................................... 33
Lampiran 2. Hasil Pemeriksaan Kesadahan Total............................................... 34
Lampiran 3. Hasil Pemeriksaan Detergen........................................................... 36
Lampiran 4. Hasil Pemeriksaan Formalin........................................................... 37
Lampiran 5. Hasil Pemeriksaan Logam Mn....................................................... 38
Lampiran 6. Hasil Pemeriksaan Logam Cu........................................................ 41

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktek Kerja Lapangan merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai
upaya untuk meningkatkan keterampilan atau kemampuan dan pengetahuan
sesuai dengan jenis dan bidang pekerjaannya pada lembaga atau instansi atau
kantor baik pemerintah maupun swasta. Praktek Kerja Lapangan merupakan
mata kuliah dalam bentuk praktek kerja di laboratorium industri, lembaga
penelitian, atau lembaga lain, selama periode waktu tertentu. Kegiatan PKL
meliputi pelaksanaan praktek kerja, penyusunan laporan, dan pengumpulan
laporan setara dengan 2 SKS.
Praktek Kerja Lapangan dipandang perlu karena melihat pertumbuhan
dan perkembangan ekonomi yang cepat berubah. Praktek Kerja Lapangan
akan menambah kemampuan untuk mengamati, mengkaji serta menilai antara
teori dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kualitas mahasiswa dalam mengamati permasalahan dan
persoalan, baik dalam bentuk aplikasi teori maupun kenyataan yang
sebenarnya.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk memberikan bekal pengalaman
kepada mahasiswa didik adalah mengikutsertakan mahasiswa dalam Praktek
Kerja Lapangan. Hal ini dipilih karena Praktek Kerja Lapangan dianggap cara
terbaik untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh

selama mengikuti pendidikan. Selain itu, pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan


merupakan sarana pengenalan lapangan kerja bagi mahasiswa karena
mahasiswa dapat melihat, mengetahui, menerima, menganalisis dan menyerap
permasalahan yang ada di masyarakat, sehingga hal tersebut menjadi orientasi
bagi mahasiswa sebelum bekerja di masyarakat.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Institusional
Untuk memenuhi persyaratan kelulusan program S1 Kimia di
1.2.2

Universitas Kristen Satya Wacana.


Tujuan Pokok
1. Meningkatkan keterampilan

praktek

dalam

bidang

kimia

lingkungan, dan kimia pangan.


2. Melatih kemandirian dan kedisiplinan dalam dunia kerja.
3. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan.
4. Mengaplikasikan kompetensi yang didapat selama mengikuti
pendidikan di Fakultas Sains dan Matematika UKSW.
1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di Balai Laboratorium
Kesehatan (BLK) Provinsi Jawa Tengah yang bertempat di Jalan Soekarno
Hatta no.185 Tlogosari Semarang pada tanggal 2 Mei sampai dengan 2 Juni
2016.
Praktek Kerja Lapangan dilakukan sesuai dengan hari kerja di
Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, yaitu pada hari Senin
sampai dengan Sabtu. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Balai
Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Tengah setiap hari dilaksanakan apel
pagi pukul 07.00 WIB, pada hari Senin sampai dengan Kamis jam kerja
dilaksanakan hingga pukul 14.00 WIB, pada hari Jumat hingga pukul 11.00
2

dan pada hari Sabtu hingga pukul 13.00. Kegiatan yang dilakukan adalah
melakukan pemeriksaan sesuai dengan permintaan konsumen.
Laporan Praktek Kerja Lapangan dibuat dari awal pelaksanaan Praktek
Kerja Lapangan sampai selesainya Praktek Kerja Lapangan.

BAB II
GAMBARAN UMUM TEMPAT PRAKTEK KERJA LAPANGAN

2.1 Gambaran Umum


2.1.1 Profil Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Balai

Laboratorium

Kesehatan

Jawa

Tengah

merupakan

Laboratorium Kesehatan milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang


terletak di Jl. Soekarno-Hatta No. 185 Semarang, sekaligus merupakan
laboratorium rujukan di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Sebagai
Laboratorium Kesehatan berkewajiban untuk memberi pelayanan secara
profesional dan bermutu tinggi kepada seluruh lapisan masyarakat.
Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Tengah terletak di
Jalan Soekarno Hatta No. 185 memiliki Luas tanah + 1900 m2 dengan
luas bangunan 2000 m2 yang awal mulanya terletak di Jl. Kariadi
Semarang, di komplek Rumah SakitDr. Kariadi bagian belakang.
Balai laboratorium kesehatan adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT)
dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah sehingga termasuk
organisasi perangkat daerah pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
2.1.2

Tugas Pokok Balai Laboratorium Kesehatan Jawa Tengah


Melaksanakan pengujian, analisis dan pengembangan dengan
metode yang berstandar untuk mutu pelayanan dan kegiatan teknis
penunjang Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah di bidang
pemeriksaan laboratorium kesehatan

2.1.3 Fungsi Balai Laboratorium Kesehatan Jawa Tengah


1. Penyusunan rencana teknis operasional pelayanan.
2. Pelaksanaan kebijakan teknis operasional pelayanan.
3. Monev dan pelaporan di bidang pengelolaan Laboratorium
Kesehatan.
4. Pengelolaan ketatausahaan.
5. Tugas lain dari KepalaDinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
2.1.4 Tujuan Balai Laboratorium Kesehatan Jawa Tengah
Tujuan pelayanan di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah adalah :
1. Melaksanakan pengujian, analisis dan pengembangan dengan
metode yang berstandar untuk mutu pelayanan.
2. Membimbing

petugas

laboratorium

untuk

menambah

pemahaman/pengetahuan dan ketrampilan di bidang manajemen


dan teknis laboratorium kesehatan.
3. Meningkatkan sumber daya manusia dan teknologi di bidang
laboratorium dan kesehatan lingkungan.
4. Sebagai laboratorium rujukan di Jawa Tengah di bidang
laboratorium dan kesehatan lingkungan.

2.2 Visi dan Misi Balai Laboratorium Kesehatan Jawa Tengah


1. Visi
Laboratorium rujukan yang mengutamakan ketelitian dan ketepatan
sesuai tuntutan masyarakat
2. Misi
a. Melaksanakan tugas teknis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah di
bidang laboratorium kesehatan dan lingkungan.
b. Melaksanakan

pelayanan

dan

pemeriksaan

laboratorium

yang

berkualitas.
c. Melaksanakan pelayanan dan pemeriksaan laboratorium dengan harga
terjangkau untuk kepuasan masyarakat/pelanggan.
d. Meningkatkan kemampuan sumber daya dan teknologi laboratorium
kesehatan dan lingkungan.
e. Menjalin kerjasama dengan unit kerja terkait untuk kegiatan rujukan.
2.3 Sejarah Balai Laboratorium Kesehatan Jawa Tengah
Gewestlyk laboratorium yang dilekatkan dengan CBZ (Central
Burgerlyk Ziekenkuis) itulah nama BLK pada jaman Belanda. Pada saat itu
bertugas untuk menangani semua pemeriksaan khususnya mengenai semua
pemeriksaan penyakit menular sebagai bagian GGD (Geneeskuidige
Gezondheids Dienst).
Kurang lebih tahun 1958 menjadi Laboratorium kesehatan daerah dan
sebagai bagian dari seksi P4M di bawah Inspeksi Kesehatan Jawa Tengah.
Tahun 1970 dilepas dari seksi P4M yang hakekatnya berubah menjadi

Laboratorium Kesehatan Daerah Semarang Provinsi Jawa Tengah. Tahun 1974


menjadi laboratorium kesehatan langsung dibawah direktorat pelayanan
kesehatan DEPKES RI.
Sejak tahun 1982 BLK sebagai unit pelaksanaan teknik dibawah
Direktorat Laboratorium Jendral pelayanan kesehatan RI mulai dari tahun
1985 dibawah pusat Laboratorium kesehatan langsung dibawah sekretaris
DEPKES RI.Sebelum di jalan Soekarno Hatta Tlogosari Semarang, BLK
semula berlokasi di jalan Dr. Karyadi Semarang di kompleks RS Dr. Karyadi
Semarang bagian belakang.
Gedung BLK berupa bangunan dua tingkat yang peresmiannya pada
tanggal 14 Maret 1984 oleh Bapak Menteri Kesehatan RI. Gedung BLK
meliputi bangunan gedung administrasi satu lantai seluas 170 m2 dan gedung
laboratorium dua lantai seluas 650 m2 beserta sarananya.
2.4 Struktur Organisasi Balai Laboratorium Kesehatan Jawa Tengah
Struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) Balai Laboratorium Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah sesuai dengan Peraturan Gubernur nomor 42 tahun 2008
adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi


Jawa Tengah
2.5 Sumber Daya Manusia

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, BLK Provinsi Jawa


Tengah didukung oleh tenaga-tenaga yang profesional di bidang laboratorium
klinik dan laboratorium kesehatan masyarakat (KM), yang selalu berupaya
mengembangkan

pengetahuan

dan

ketrampilannya

dengan

mengikuti

pelatihan-pelatihan dan seminar yang terkait dengan perkembangan dan


kemajuan bidang laboratorium kesehatan.
Jumlah total karyawan Balai Laboratorium Kesehatan adalah 70 yang terdiri
dari 64 PNS, 3 Harlep, dan 3 Outsourcing

Tabel 2.1 Jumlah pegawai menurut golongan, tahun 2015


NO
1
2

4
5

GOLONGAN
IV a
III d
III c
III b
III a
II d
II c
II b
II a
1d
Tanpa golongan
JUMLAH

JUMLAH
6
17
10
3
6
7
4
5
5
1
6
70

Tabel 2.2 Jumlah pegawai menurut pendidikan, tahun 2015


NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9

PENDIDIKAN
Dokter S2
S2
Dokter
S1
D3
SMU
SMAK
SPRG
SMP
ST (Sekolah
Teknik)
SD
Jumlah

JUMLAH
1
6
2
13
23
17
1
1
2
2
2
70

2.6 Fasilitas
Fasilitas yang digunakan di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah sangat memadai sesuai dengan standar laboratorium utama di
wilayah Provinsi Jawa Tengah. Seluruh fasilitas di Balai Laboratorium
Kesehatan Jawa Tengah diperoleh dari Pemerintah Jawa Tengah.Fasilitas
peralatan milik Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Tengah terdiri
atas alat pemeriksaan dan alat kebutuhan operasional, yaitu :
1. Sysmex XS-800i, berfungsi untuk melakukan pemeriksaan hematologi
seperti hemoglobin, hitung jumlah lekosit, hitung jumlah eritrosit, diff
count, hematokrit dan indeks eritrosit.
2. Humased 20, berfungsi untuk melakukan pemeriksaan laju endap darah.
3. Gallery Mixer AVL, berfungsi untuk menghomegenkan sampel darah.

4. Mikroskop, berfungsi untuk melakukan pemeriksaan sedimen urin,


apusan

darah

tepi

dan

identifikasi

bakteri

pada

pemeriksaan

mikrobiologi.
5. Urine Analyzer, berfungsi untuk melakukan pemeriksaan urin seperti
protein, reduksi, berat jenis, pH, bilirubin, benda keton dan urobilin.
6. ABX Pentra 400, berfungsi untuk melakukan pemeriksaan kimia darah
seperti gula darah, kolesterol, trigliserida, asam urat, ureum, kreatinin,
SGOT, SGPT, albumin, total protein, dan magnesium.
7. Stardust MC 15, berfungsi untuk melakukan pemeriksaan Ca,
pemeriksaan HDL-Kolesterol.
8. Electrolyte Analyzer, berfungsi untuk melakukan pemeriksaan elektrolit
seperti natrium, kalium, dan klorida.
9. Centrifuge, berfungsi untuk memisahkan sel-sel darah dengan serum atau
plasma.
10. Diasorin, berfungsi untuk melakukan pemeriksaan serologi yang
menggunakan metode ELISA CLIA misalnya HbsAg.
11. PIMA, berfungsi untuk melihat efektivitas obat ARV terhadap jumlah
CD4 pada orang positif HIV.
12. Spektrofotometer, berfungsi untuk menetapkan kadar suatu zat dalam
sampel air dengan menggunakan metode spektrofotometri seperti kadar
besi, mangan, fosfat, nitrit, sulfat, dll.

10

13. AAS

(Absorption

Atomic

Spectrophotometer),berfungsi

untuk

mengidentifikasi dan menentukan (kualitatif dan kuantitatif) logamlogam dalam tingkat trace dalam semua jenis materi dan larutan.
14. Inkubator, berfungsi untuk menginkubasi atau mengeramkan mikroba
yang ditanam pada suatu media biasanya pada suhu 37oC selama 18-24
jam.
15. Oven, berfungsi untuk sterilisasi kering pada peralatan gelas seperti
cawan petri, tabung alkali, dll.
16. Stomacher, berfungsi untuk menghomegenkan sampel makanan di ruang
mikrobiologi.
17. Autoclave,

berfungsi

untuk

mensterilkan

suatu

benda

dengan

menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (121oC) selama kurang


lebih 15 menit.
Kegiatan pelayanan di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah meliputi pelayanan unggulan dan pelayanan pemeriksaan, yaitu :
2.6.1 Pelayanan Unggulan
1. Pemeriksaan Medical Check Up
2. Pemeriksaan Kesehatan Laboratorium Tenaga Kerja Indonesia
3. Pemeriksaan Laboratorium Tuberkolosis Paru
4. Flu Burung/AI
5. HIV AIDS
6. Surveilen Epidemiologi
7. Laboratorium Lingkungan

11

2.6.2 Pelayanan Pemeriksaan Patologi Klinik


Untuk mengetahui status organ tubuh maka perlu dilakukan
pemeriksaanterhadap darah dan urin.
1. Hematologi
a. Darah :
Darah Rutin, Darah Lengkap, Hemoglobin, Lekosit, Eritrosit,
LED, Hitung jenis/Diff, Trombosit, Hematokrit, Gambar
Darah Tepi, Rhesus Factor, MCV/MCH/MCHC, Retikulosit,
Waktu Perdarahan, Waktu Pembekuan, Golongan Darah.
b. Urin :
Urin Rutin, Urin Lengkap, Reduksi II, Reduksi Sewaktu, pH,
Protein, Bilirubin, Urobilin, Esbach, Ureum, Creatinine,
Chlorida, Analisa Sperma, Analisa Batu Ginjal, Berat Jenis
Urin.
2. Kimia Klinik
GD Puasa, GD 2 jam PP, GD sewaktu, GTT, Kolesterol,
HDL Kolesterol, LDL Kolesterol, Trigliserida, Total Lipid, Total
Protein,Albumin, Globulin, Alkaline Pospatase, HBDH, Po4
Anorganik, Bilirubin Total, Bilirubin Direct, Bilirubin Indirect,
Iktirus Indek, Gross tetrasi, Tymol Turbiditest, Takata Ara,
SGOT/Ast, SGPT/Alt, CPK, Chlorida, Magnesium, CKMB,
Gamma GT,Ureum, Creatinin Uric Acid, Kalium, Calsium, NA.
3. Serologi
VDRL, TPHA, Chlamyda, Anti HIV, Anti HCV, DHF, Kultur
Jamur, Direct Jamur, HbsAg, anti HBs,HbeAg, Anti Hbe,

12

Toxoplasma, Rubella, Kultur 60, Direct 60, CMV, HSV, ASTO,


CRP, RF, Test Kehamilan, Direct Difteri, Kult Difteri,
Widal/Salmonella, Malaria, Feses Rutin, Feses Lengkap, Direct
BTA, Kultur BTA.
2.6.3 Pelayanan Pemeriksaan Kimia
Laboratorium Kimia memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan
kepada konsumen berupa UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) dan
UKM(Upaya Kesehatan Masyarakat). Pelayanan Laboratorium Kimia,
meliputi pemeriksaan:
1. Kimia Lingkungan
a. Pemeriksaan Air
b. Air Bersih
c. Air Limbah
d. Air Badan Air
e. Air Kolam Renang
f. Pemeriksaan Udara
g. Pemeriksaan Logam Berat
2. Kimia Makanan Minuman
a. Kadar Karbohidrat
b. Kadar Protein
c. Kadar Lemak
d. Kadar Air
e. Pengawet
f. Pemanis
g. Pewarna
h. Mineral
i. Logam

13

3. Toksiologi
a. Narkoba
b. Pestisida
2.6.4

Pelayanan Pemeriksaan Mikrobiologi


Untuk mengetahui jenis penyebab seorang menjadi sakit
dibutuhkan pemeriksaan terhadap bahan yang berasal dari penderita itu
sendiri dan lingkungan sekitarnya. Untuk itu diperlukan pemeriksaan
bakteriologi.
1. Klinik
Identifikasi :
a. Kuman pada darah, urine dan dahak / TBC.
b. Kuman pada pemeriksaan keracunan.
2. Lingkungan

a. Pemeriksaan Kualitas Air


b. Pemeriksaan Udara / Nosokomial (Alat kedokteran,alat masak)
c. Pemeriksaan Tanah
d. Plankton dan Bentos
e. Makanan Minuman
2.6.5

Kegiatan Pelayanan Yang Lain


a. Persiapan bahan Media dan Reagensia.
b. Pelatihan Teknis Laboratorium Kesehatan
c. Poliklinik Umum / Konsultasi Dokter
d. Pelayanan Rekam Jantung

14

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan PKL


Kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan di Balai Laboratorium
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dimulai tanggal 2 Mei 2016 s/d 2 Juni 2016,
penulis melaksanakan berbagai kegiatan :
Tabel 3.1 Pelaksanaan Kegiatan PKL
Hari
Ke1.

Tanggal

Ruang/Kegiatan

2 Mei 2016

Lab Kimia
Lingkungan

2.

3 Mei 2016

Kimia Amami

3.

4Mei 2016

4.

7 Mei 2016

Laboratorium
Toksiktologi
Lab Kimia
Lingkungan

5.

9-10 Mei 2016

Lab Kimia
Lingkungan

6.

11-12 Mei 2016

Kimia Amami

Kegiatan
1. Serah terima mahasiswa UKSW.
2. Melakukan analisa fisika sampel
air minum, badan air dan limbah (
pH, Suhu, TDS, TSS, Bau, Rasa,
Kekeruhan, Warna).
3.Melakukan uji sisa clor.
1. Melakukan analisa protein kasar
pada sampel air limbah dengan
metode kjedahl.
2. Melakukan
uji
kadar
air
menggunakan metode oven.
3.Membuat H2SO410%.
1.Pemeriksaan COD air limbah.
1. Melakukan Preparasi sampel.
2. Melakukan Pengujian Phospat
pada sampel air.
1.Pengambilan sampel air.
2.Preparasi pembuatan standar Al.
3.Membuat kurva standar.
4.Menggunakan
alat
spektrofotometer UV double
beam.
1. Menerima sampel ikan.
2. Melakukan pengujian formalin.

15

Tabel 3.1 Lanjutan


7.

13 14 Mei 2016

Ruang Instrumen
AAS

8.

16 17 Mei 2016

Lab Kimia
Lingkungan

9.

18 19 Mei 2016

Kimia Amami

10.

20-21 Mei 2016

Kimia Amami

11.

23 25 Mei 2016

Kimia Amami

12.

26 Mei 2016

Kimia Lingkungan

13.

27 Mei 2016

Kimia Lingkungan

14.

28 Mei 2016

Kimia Amami

15.

30 Mei 2016

Kimia Lingkungan

16.

31 Mei 2016

17.

1 Juni 2016

R. Rapat
Perpustakaan

1.Mengukur konsentrasi logam Pb,


Cd, Cu, Zn menggunakan AAS.
2.Melakukan
pemeriksaan
kesadahan total menggunakan
metode titrasi kompleksometri.
1.Preparasi sampel.
2.Melakukan pemeriksaan kadar
detergen pada
sampel
air
menggunakan spektrofotometer.
3.Mempelajari
penghitungan
%RPD dan % Recovery.
1.Uji protein pada sampel terasi
menggunakan metode kjedahl.
2.Uji karbohidrat pada sampel
terasi.
1.Pemeriksaan Uji Formalin dengan
sampel ikan.
2.Preparasi pengecekan logam pada
sampel kapsul dan kosmetik.
1.Pemeriksaan Uji Formalin dengan
sampel ikan dan krupuk.
2.Preparasi pengecekan logam pada
sampel kapsul dan kosmetik.
1.Melakukan uji kesadahan total
dan kadar Ca.
1.Preparasi sampel air untuk
pengecekan
logam
Mn
menggunakan AAS.
1.Konsultasi
laporan
dengan
pembimbing PKL.
1.Preparasi sampel.
2.Melakukan pemeriksaan kadar
detergen pada
sampel
air
menggunakan spektrofotometer.
1.Melakukan preparasi uji protein
pada sampel air limbah.
2.Melakukan
pemeriksaan
uji
formalin, asam benzoat dan asam
salisilat.
Presentasi
kelompok
denganpembimbing BLK.

16

3.2 Uraian Kegiatan PKL


3.2.1. Latar Belakang Pemilihan Kasus Pemeriksaan
Indonesia merupakan salah satu negara maritim yang memiliki
hasil perikanan yang sangat besar. Hasil perikanan tersebut meliputi
berbagai jenis ikan, kerang, dan udang. Umumnya sebagian besar
hasil perikanan di Indonesia di ekspor dan sebagian lagi untuk
kebutuhan dalam negeri. Karena sifat hasil perikanan yang tergolong
mudah rusak (perishable), maka pengolahan hasil perikanan sangat
dibutuhkan (Suwandi, 2015).
Peranan udang terhadap ekspor komoditi perikanan cukup
tinggi yaitu mencapai 13,15%. Jumlah hasil tangkap udang di laut
pada tahun 2010 sebesar 227.326 ton dan jumlah hasil budidaya udang
pada tahun 2010 sebesar 380.972 ton (Kementerian Kelautan dan
Perikanan, 2011).
Salah satu jenis udang yang dihasilkan di Indonesia yaitu
udang rebon (Mysis relicta). Udang rebon mempunyai kandungan gizi
yang tinggi. Berdasarkan Direktorat Gizi Depkes (1992) dalam 100
gram udang rebon segar mengandung protein 16,2 gram dan
mengandung kalsium 757 mg. Namun, udang rebon mudah busuk jika
tidak diolah. Salah satu pengolahan udang rebon yang sering dijumpai
di Indonesia adalah pembuatan terasi.

17

Terasi adalah salah satu produk hasil fermentasi ikan (atau


udang) yang hanya mengalami perlakuan penggaraman (tanpa diikuti
dengan penambahan asam), kemudian dibiarkan beberapa saat agar
terjadi proses fermentasi (Afrianto dan Liviawaty, 1991). Pembuatan
terasi banyak dilakukan oleh penduduk di daerah pesisir secara
tradisional. Dewasa ini, pembuatan terasi juga telah diproduksi dalam
skala besar oleh pabrik-pabrik secara modern.
Bahan utama dalam pembuatan terasi adalah udang rebon
sebagai bahan baku dan garam untuk proses fermentasi terasi itu
sendiri. Adapun bahan yang sering ditambahkan dalam pembuatan
terasi adalah tepung beras, tepung tapioka, penyedap rasa, dan bahanbahan lainnya. Bahan-bahan tersebut dicampur membentuk adonan
dengan komposisi tertentu untuk memperoleh kualitas terasi yang
diinginkan, baik untuk diperoleh terasi dengan kualitas tinggi maupun
hanya untuk menambah volume produk dengan memperbesar jumlah
tepung yang dimasukkan dalam adonan (Suwandi, 2015).
Ada berbagai macam kegiatan yang dilakukan pada setiap
ruangan, namun pada laporan ini hanya akan membahas materi
spesifik tentang pemeriksaan protein pada sampel terasi yang
dilakukan di ruang Kimia Makanan dan Minuman.
3.2.2. Tinjauan Pustaka
1. Udang Rebon
Udang rebon (Acetes) merupakan jenis udang yang berukuran
kecil dan hidup di perairan Asia Tenggara. Menurut Grave (2015),

18

udang rebon pertama kali ditemukan oleh H. Milne-Edwards tahun


1830 dan diklasifikasikan dalam genus Acetes. Sampai sekarang,
udang rebon terdapat 14 jenis spesies, dimana spesies Acetes
indicus merupakan spesies udang rebon terbanyak di Indonesia.
Terasi merupakan produk fermentasi spontan dengan bahan
dasar udang atau udang rebon secara umum memiliki komposisi
30-50% air, 20-45% protein, 10-25% mineral, dan lemak dalam
persentase yang kecil (Suprapti, 2002). Berikut merupakan
kandungan unsur gizi terasi berbasis 100 g pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Kandungan Unsur Gizi Terasi per Berat Bahan 100
Gram (Suprapti, 2002).
Zat Gizi
Energi (kal)
Protein (gram)
Lemak (gram)
Hidrat arang (gram)
Serat (gram)
Abu (gram)
Kalsium (mg)
Fosfor (mg)
Besi (mg)
Karoten (mg)
Vitamin A (SI)
Vitamin B (mg)
Vitamin C (mg)
Air (gram)
b.d.d. (%)

Komposisi
155
22,3
2,9
9,9
2,7
31,1
38,2
72,6
78,5
0
0
0,24
0
33,8
100

2. Terasi
Terasi adalah suatu jenis penyedap makanan berbentuk pasta,
berbau khas hasil fermentasi udang, ikan, atau campuran keduanya
dengan garam atau bahan tambahan lain. Hampir semua negara di
Asia Selatan dan Tenggara memiliki produk ini yaitu Hentak,

19

Ngari, dan Tungtap di India, Bagoong di Filipina, Terasi di


Indonesia, Belacan di Malaysia, Ngapi di Myanmar, Ka-pi di
Thailand. Pasta ikan atau udang biasanya terbuat dari berbagai jenis
ikan air tawar dan laut serta udang (Thapa, 2002).
Terasi merupakan produk awetan ikan atau rebon yang telah
diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, penggilingan
atau penumbukan dan penjemuran yang berlangsung selama + 20
hari. Produk terasi tersebut ditambahkan garam yang berfungsi
sebagai bahan pengawet. Terasi yang banyak diperdagangkan di
pasar, secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam
berdasarkan bahan bakunya, yaitu terasi udang dan terasi ikan.
Terasi udang biasanya memiliki warna coklat kemerahan,
sedangkan terasi ikan berwarna kehitaman dan terasi udang
umumnya memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan
terasi ikan. Pada umumnya terasi yang enak dibuat dari udangudang kecil yang berwarna putih kelabu dengan sirip kemerahmerahan (biasa disebut rebon) (Sainuddin, 2012).
Kandungan asam amino utama yang terdapat dalam fermentasi
udang bergaram (terasi) selama penyimpanan 3 bulan adalah asam
aspartat, asam glutamat, alanina, leusina, dan lisina. Sampel terasi
dengan kandungan protein tertinggi merupakan terasi terbaik,
karena komponen zat gizi yang mendukung kualitas terasi dapat
dilihat dari tingginya kadar protein. Peralta et al. 2005 menyatakan
bahwa asam amino yang diperoleh dari proses fermentasi garam

20

melalui pemecahan komponen bahan baku oleh aktivitas enzim


pendegradasi (misalnya protease, amilase, dan lipase) merupakan
prekursor timbulnya rasa gurih (umami). Selama proses fermentasi
ikan

berlangsung,

semakin

besar

produksi

enzim

dari

mikroorganisme dapat menghasilkan pembentukan asam amino


semakin tinggi oleh aktivitas enzim proteolitik, terutama asam
glutamat dan asam aspartat (Susilowati, 2010).
Asam glutamat dapat diperoleh dari glutamina. Asam glutamat
termasuk asam amino non esensial yang bermuatan (polar) dan
dapat diproduksi sendiri oleh tubuh manusia. Asam glutamat
didalamnya terdapat ion glutamat sehingga dapat merangsang
beberapa tipe saraf yang ada di lidah manusia. Sifat ini sering
dimanfaatkan dalam industri penyedap rasa. Kadar asam glutamat
yang tinggi pada terasi berpotensi sebagai komponen bumbu
penyedap (Mouristen et al, 2010).
3. Protein
Protein merupakan sumber asam amino yang terdiri dari unsur
C, H, O, dan N. Protein berfungsi sebagai zat pembangun jaringanjaringan baru, pengatur proses metabolisme tubuh dan sebagai
bahan bakar apabila keperluan energi tubuh tidak terpenuhi oleh
lemak dan karbohidrat (Winarno, 2007).
Protein berdasarkan fungsi biologisnya dibagi menjadi
(Muhammad,1983 dalam Sari, 2011) :
1. Protein Enzim
Golongan protein ini berperan pada biokatalisator dan pada
umumnya mempunyai bentuk globular. Protein enzim ini

21

mempunyai sifat yang khas karena hanya bekerja pada substrat


tertentu, yang termasuk golongan ini antara lain :
a) Peroksidase
yang mengkatalisa peruraian

hidrogen

peroksida
b) Pepsin yang mengkataisa pemutusan ikatan peptida
c) Polinukleotidase
yang
mengkatalisa
hidrolisa
polinukleotida
2. Protein Pengangkut
Protein pengangkut mempunyai kemampuan membawa ion
atau molekul tertentu dari suatu organ lain melallui aliran
darah, yang termasuk golongan ini antara lain:
a) Hemoglobin pengangkut oksigen
b) Lipo protein pengangkut lipid.

3. Protein Struktural
Peranan protein struktural adalah sebagai pembentuk struktural
sel jaringan dan memberi kekuatan pada jaringan, yang
termasuk golongan ini adalah elastin, fibrin, dan keratin.
4. Protein Hormon
Protein hormon adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin membantu mengatur aktivitas metabolisme didalam
tubuh.
5. Protein Pelindung
Protein ini pada umumnya terdapat dalam darah, melindungi
organisme dengan cara melawan serangan zat asing yang
masuk dalam tubuh.
6. Protein Kontraktil

22

Golongan ini berperan dalam proses gerak, memberi


kemampuan pada sel untuk berkonsentrasi atau mengubah
bentuk, yang termasuk golongan ini antara lain miosin dan
aktin.
7. Protein Cadangan
Protein cadangan atau protein simpanan adalah protein yang
disimpan

dan

dicadangkan

untuk

beberapa

proses

metabolisme.
Adapun sumber protein ada dua yaitu dari hewani dan nabati.
Protein dari hewani merupakan sumber protein yang baik,dalam
jumlah maupun mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, dan
kerang. Sumber protein nabati adalah kacang kedelai dan hasilnya,
seperti tempe dan tahu, serta kacang-kacangan lain. Kacang kedelai
merupakan sumber protein nabati yang mempunyai mutu atau nilai
biologi tertinggi. Protein kacang-kacangan terbatas dalam asam
amino metionin (Almatsier, 2005 dalam Diana, 2010).
Prinsip analisis Kjeldahl adalah sebagai berikut: bahan organik
di didihkan dengan asam sulfat pekat sehingga unsur-unsur dapat
terurai. Atom karbon menjadi CO2 dan nitrogen menjadi amonium
sulfat.

Larutan

tersebut

kemudian

dibuat

alkalis

dengan

menambahkan NaOH berlebihan sehingga ion amonium bebas


menjadi amonia bebas. Amonia yang dipisahkan dengan cara
distilasi kemudian dijerat dengan larutan asam borat. Garam borat
yang terbentuk dititrasi dengan HCl (Sudarmadji dkk., 2003).
3.2.3

Metode Pemeriksaan dan Prinsip Pemeriksaan

23

Metode yang digunakan dalam pemeriksaan protein adalah metode


kjeldhal. Prinsip kerja dari pemeriksaan protein ini adalah senyawa
nitrogen diubah menjadi ammonium sulfat oleh H2SO4 pekat. Amonium
sulfat yang terbentuk diuraikan dengan NaOH. Amoniak yang
dibebaskan diikat dengan asam borat dan kemudian dititar dengan
larutan baku asam.

1. Alat, Bahan dan Reagensia


a. Alat
1) Labu Kjeldhal 100 mL
2) Alat destilasi dan kelengkapannya
3) Pemanas listrik
4) Neraca Analitik
5) Erlenmayer
6) Beakerglass
7) Pipet ukur
8) Spinball
b. Bahan
1) Sampel No.221 (Terasi)
c. Reagensia
a. Aquades
b. H2SO4(p)
c. K2SO4

24

d. CuSO4
e. NaOH 30%
f. H3BO3
g. HCl
h. Indikator EBT

2. Prosedur Kerja
a. Ditimbang sampel 1 gram.
b. Dimasukkan dalam labu kjeldhal, dan ditambah K2SO4 dan
CuSO4masing-masing seujung sendok.
c. Ditambahkan 10 mL H2SO4(p)dan sedikit aquades sampai
semua sampel tercelup.
d. Didestruksi hingga warnanya hijau bening ( 2 jam).
e. Didestilasi, sampel dibilas dengan aquades dan ditambah 50
mL NaOH 30 % atau hingga basa.
f. Ditampung destilat dierlenmeyer yang sudah berisi 25 mL
H3BO32% sampai berubah warna dari bening menjadi hijau.
g. Ditambah 3 tetes inidikator EBT dan ditirasi dengan HCl.
3. Pengamatan dan Hasil
Massa sampel : 0,8800 gram
N HCl

: 0,1212 N

Vol. Titrasi

: 27,90 mL

25

Kadar Protein (%)

27,9 X 0,1212 X 14 X 6,38


880

x 100%

= 34,32 %
3.2.4 Pembahasan
Pada pemeriksaan uji protein sampel digunakan adalah nomor
221. Kandungan protein yang diukur dalam penelitian ini yaitu protein
total. Protein total merupakan pengukuran protein tidak langsung tetapi
dengan penentuan kandungan nitrogen (N) dalam bahan.
Pada labu Kjeldhal ditambahkan K2SO4 dan CuSO4 ini berfungsi
sebagai katalis. Sedangkan penambahan H2SO4 adalah untuk melepas
H+ pada sampel, sehingga yang tertinggal hanya N (protein)-nya saja.
Serta penambahan H3BO32% pada erlenmeyer pada penampungan
adalah untuk mengikat N (protein) pada sampel yang sudah didestruksi
tadi.
Pada hasil didapatkan kadar protein pada sampel (terasi udang)
adalah sebesar 34,32%, hasil yang diperoleh mendekati hasil penelitian
yang dilakukan oleh Karim, dkk(2014), yaitu bahwa terasi rebon
memiliki nilai kadar protein 35,10%. Ini menunjukkan bahwa terasi
yang dihasilkan memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan
layak dikonsumsi untuk sehari-hari.
Menurut Nooryanti et al.(2010) selama proses fermentasi terasi,
protein terhidrolisis menjadi turunannya yaitu proteolisis, peptone,
peptidae, dan asam amino. Komposisi terbanyak asam amino adalah

26

asam glutamat dan asam aspartat, Asam glutamat berperan penting


dalam pembentukan rasa umami pada masakan lebih diterima panelis.
Penelitian Jinap et al. (2010), beberapa masakan yang ditambahkan
sambal belacan dengan nilai asam glutamat lebih tinggi menunjukkan
lebih diterima konsumen. Mouritsen et al. (2012), asam amino asapartat
berkontribusi memberikan efek pada cita rasa produk rausu-konbu yang
dihasilkan.

27

BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Selama PKL 2 Mei 2016 sampai dengan 2Juni 2016 penulis
menyimpulkan :
1. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu upaya
untuk memperoleh pendidikan atau latihan, pengalaman dan pembelajaran
tambahan bagi mahasiswa sehingga dapat menguasai dan menerapkan
prinsip dasar pemeriksaan kimia lingkungan dan kimia makanan dan
minuman dalam kurikulum pendidikan S1 FSM UKSW.
2. Selama melaksanakan kegiatan PKL penulis sebagai peserta kegiatan PKL
mendapatkan pengalaman dan tambahan ilmu serta keterampilan dalam
hal pemeriksaan di laboratorium dengan menggunakan alat-alat canggih
atau otomatis, serta memperoleh umpan balik guna memperbaiki dan
mengembangkan pendidikan di Universitas Kristen Satya Wacana.

28

4.2 Saran
1. Bagi Instansi Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Peralatan dan fasilitas di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah sudah memadai dan cukup modern, walaupun demikian
perlu diadakan peningkatan lagi seperti renovasi untuk laboratorium
kimia makanan dan minuman perlu diberi vetilasi agar ada sirkulasi
udara didalam laboratorium, dan untuk laboratorium kimia lingkungan
diperlukan rak yang lebih besar untuk tempat sampel sehingga sampel
dapat ditata rapi tidak berada dilantai dan mengganggu jalan.
2. Bagi Universitas
Universitas Kristen Satya Wacana khususnya Fakultas Sains dan
Matematika

lebih

meningkatkan

pengetahuan

dan

keterampilan

mahasiswanya, mengingat persaingan yang semakin berat dengan


melengkapi sarana praktek dan berorientasi dengan perkembangan
zaman.

29

DAFTAR PUSTAKA
Afrianto E. dan E. Liviawaty. 1991. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Kanisius,
Yogyakarta.
Diana, F.M. 2010. Fungsi dan Metabolisme Protein dalam Tubuh Manusia. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, Vol. 4, No. 1
Direktotat Gizi Depkes. 1992. Produk Fermentasi Ikan Garam. Balai Besar Riset
Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan.
Grave,

D.S.

2015.

World

Register

of

Marine

Species.

http://www.marinespecies.org [Diakses pada: 28 Mei 2016].


Jinap S, Ilya-Nur AR, Tang SC, Hajeb P, Shahrim K, Khairunnisak M. 2010.
Sensory attributes of dishes containing shrimp paste with different
concentrations of glutamate and 5-nucleotides. Appetite 55:238-244.
Karim, F. A., Swastawati, F., dan Anggo, A. D. 2014. Pengaruh Perbedaan Bahan
Baku Terhadap Kandungan Asam Glutamat pada Terasi. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Data Pokok Kelautan dan Perikanan
Periode s.d Oktober 2011. Pusat Data, Statistik dan Informasi Sekretariat
Jenderal. Jakarta.
Mouritsen O G, Lars Williams, Rasmus Bjerregard and Lars Duelund. 2010.
Seaweeds for umami flavor in the New Nordic cuisine. Flavour 1:1-4.
Nooryantini S, Yuspihana F, Rita K. 2010. Kualitas terasi udang dengan
suplementasi Pediococcus halophilus (FNCC-0033). Jurnal Hasil
Perikanan1:55-56.

30

Peralta EM, Hideo H, Daisuke W, Hisashi M. 2005. Antioxidative activity of


philipine salt fermented shrimp and variation of its constituens during
fermentation.Journal of Oleo Science54(10):553-558.
Sainuddin. 2012. Penentuan Komponen Kimiawi Produk Bubuk Penyedap Rasa
Alami Berbahan Dasar Terasi dengan Flavor Rempah. Fakultas
Pertanian. Universitas Hasanuddin. Makasar.
Sari, M. 2011. Identifikasi Protein Menggunakan Fourier Transform Infrared
(FTIR). Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik. Universitas
Indonesia: Depok.
Sudarmadji, S., H. Bambang, dan Suhardi. 2003. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Suprapti, M., L. 2002. Membuat Terasi. Kanisius, Yogyakarta.
Susilowati A. 2010. Pengaruh aktivitas proteolitik Aspergillus sp. dalam
perolehan asam-asam amino sebagai fraksi gurih melalui fermentasi
garam pada kacang hijau (Phaseolus radiatus L.).Rubrik Teknologi
Pangan 19(1):13-17.
Suwardi. 2015. Uji Komposisi Bahan Baku Terasi dengan Menggunakan Alat
Pencetak Terasi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.
Thapa N. 2002. Studies on microbial diversity associated with some fish products
of the eastern himalayas. [thesis]. India: North Bengal University,
Darjeeling.
Winarno, F., G. 2007. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

31

LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Dokumentasi

Gambar 5.1 Destruksi

Gambar 5.2 Destilasi

32

Lampiran 2. Hasil Pemeriksaan Kesadahan Total


Prinsip : Pembentukan ikatan kompleks Ca dan Mg dengan titrasi menggunakan
Na2S2O3 menggunakan indikator EBT untuk kesadahan total dan indikator
murexide untuk pengukuran Ca.
No. Sampel
AB 293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
302 duplo
302 spike
303
304
305
AM 168
169
170
172
173
174

titrasi
(mL)
2,25
3,55
2
2,35
1,5
1,95
7,85
9,5
2,4
1,25
1,3
10,95
3,2
3,25
5,58
2,5
2,45
0,75
4,9
3,1
0,9

Data Pembakuan
Standar 1 10,40 mL
Standar 2 10,40 mL

Total Kesadahan
(mg/mL)
86
136
77
90
58
75
301
365
92
48
50
420,48
123
125
214
96
94
29
188
119
35

% RPD

%R

3,92

101,98

Rata-rata : 10,40 mL

33

Perhitungan Standarisasi
VolCaCO 3 XKonsentrasiCaCO3
Ratarata
10 X 0,01
=0,0096
10,40

Perhitungan Sampel
1000 mL
XNNa 2 S 2O 3 XBMCaCO3 XmLtitrasi
voltotal
1000 mL
X 0,0096 X 100 X 2,25 = 86,4 86
25 mL

Perhitungan % RPD dan % R


AB 302 = 1,25 mL dan 1,30 mL
Duplo = 1,30 1,25 x 100% = 5%
% RPD =

%R=

1,301,25
X 100 =3,92
1,30+1,25 /2

15 X 48+10 X 1000 10720


=
=428,8
25
25
428,8
X 100 =101, 98
420,48

34

Lampiran 3. Hasil Pemriksaan Detergen


Prinsip : Surfaktan anionik bereaksi dengan biru metilen membentuk pasangan ion
berwarna biru yang larut dalam pelarut organik. Intensitas warna biru yang
terbentuk diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 652 nm.
Serapan yang terukur setara dengan kadar surfaktan anionik.
No. Sampel
AB 288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
299
300
301
302
303
304
306
AM 161
167
168
169
170
173
174
AL 294
330
339
340
ABA 172
197
198

Abs
0,012
0,029
0,042
0,015
0,025
0,021
0,016
0,023
0,012
0,013
0,021
0,047
0,015
0,069
0,02
0,031
0,015
0,013
0,009
0,01
0,009
0,008
0,007
0,017
0,042
0,087
0,281
0,777
0,014
0,207
0,12

Ppm
0,0221
0,0433
0,0598
0,0257
0,0387
0,0337
0,0272
0,0358
0,0226
0,0234
0,0332
0,0662
0,0267
0,0942
0,0323
0,0463
0,0257
0,0235
0,0191
0,0204
0,0191
0,018
0,0158
0,0289
0,0609
0,1169
0,3617
0,9848
0,0244
0,2678
0,1587

35

Lampiran 4. Hasil Pemeriksaan Formalin


Prinsip : Metode yang digunakan dalam pemeriksaan formalin adalah uji
kualitatif. Prinsip kerja dari pemeriksaan formalin ini adalah sampel di destilasi,
hasil destilat direaksikan dengan H2SO4 encer dan dengan penambahan reagen
Schiff, warna violet menandakan ada reaksi kompleks warna antara reagen dan
formalin.

Sampel
230
231
232
233
234
235
236

Hasil
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif

36

Lampiran 5. Hasil Pemeriksaan Logam Mn


Prinsip : Metode yang digunakan dengan penambahan asam nitrat yang bertujuan
untuk melarutkan analit logam dan menghilangkan zat-zat pengganggu yang
terdapat dalam contoh uji air dan air limbah dengan bantuan pemanas listrik,
kemudian diukur dengan SSA menggunakan gas asetilen, C2H2.
Standar Mn
Konsentrasi
Abs
0.04
0.0053
0.079
0.0134
0.157
0.0237
0.313
0.0537
0.625
0.1193
1.25
0.2502
2.5
0.4816

Sample

Konsentrasi

Abs

Actual. Konsentrasi

Am 170
172
173
174
175
175 Duplo
175 Spike
176
177

0.0209
0.0526
0.0229
0.0301
0.0449
0.05
0.3839
0.0367
0.0413

0.0007
0.0069
0.0011
0.0025
0.0054
0.0064
0.0717
0.0038
0.0047

0.0526
0.0229
0.0301
0.0449
0.05
0.3839
0.0367
0.0413

%RP
D

%R

10.75
10.75
10.75

168.225
168.225
168.225

37

178
186
187
188
189
192
193
194
194 Duplo
194 Spike
AB 294
295
296
297
298
299
300
301
302
303 Duplo
303 Spike
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
313 Duplo
313 Spike
314
315
316
317
318
319
320
321
322
323
323 Duplo
323 Spike
324

0.0459
0.0382
0.0475
0.0459
0.0434
0.0475
0.0592
0.05
0.051
0.2509
0.0301
0.1241
0.0342
0.0362
0.0357
0.0521
0.0418
0.0469
0.1313
0.0459
0.2325
0.1722
0.0168
0.0316
0.0377
0.0285
0.0398
0.0382
0.0505
0.0746
0.0398
0.0398
0.2177
0.0326
0.0393
0.0408
0.0674
0.0986
0.0505
0.0582
0.0572
0.0705
0.1339
0.1415
0.3118
1.4704

0.0056
0.0041
0.0059
0.0056
0.0051
0.0059
0.0082
0.0064
0.0066
0.0457
0.0025
0.0209
0.0033
0.0037
0.0036
0.0068
0.0048
0.0058
0.0223
0.0056
0.0421
0.0303
-0.0001
0.0028
0.004
0.0022
0.0044
0.0041
0.0065
0.0112
0.0044
0.0044
0.0392
0.003
0.0043
0.0046
0.0098
0.0159
0.0065
0.008
0.0078
0.0104
0.0228
0.0243
0.0576
0.2842

0.0459
0.0382
0.0475
0.0459
0.0434
0.0475
0.0592
0.05
0.051
0.2509
0.0301
0.1241
0.0342
0.0362
0.0357
0.0521
0.0418
0.0469
0.1313
0.0459
0.2325
0.1722
0.0168
0.0316
0.0377
0.0285
0.0398
0.0382
0.0505
0.0746
0.0398
0.0398
0.2177
0.0326
0.0393
0.0408
0.0674
0.0986
0.0505
0.0582
0.0572
0.0705
0.1339
0.1415
0.3118
1.4704

1.98
1.98
1.98

100.2
100.2
100.2

96.38
96.38
96.38

71.95
71.95
71.95

0
0
0

88.95
88.95
88.95

5.52
5.52
5.52

87.05
87.05
87.05

38

325
AL 294
339
340
341

0.728
0.0434
0.094
0.0607
0.3455

0.139
0.0051
0.015
0.0085
0.0642

0.728
0.0434
0.094
0.0607
0.3455

Keterangan :
Volume sampel
Konsentrasi spike yang dibuat
Bobot air Sampel + spike (ml ; g)

= 25 ml
= 0,2 ppm
= 25 ml

a) Konsentrasi logam mangan, Mn


Mn (mg/L) = C x fp dengan pengertian:
C adalah konsentrasi yang didapat hasil pengukuran (mg/L);
fp adalah faktor pengenceran.
b) Persen temu balik (% Recovery, % R)

Dengan pengertian:
A adalah kadar contoh uji yang di spike;
B adalah kadar contoh uji yang tidak di spike;
C adalah kadar standar yang diperoleh (target value).
c) % RPD
RPD=

Hasil pengukuranDuplikat pengukuran


100
hasil pengukuran+ duplikat pengukuran
2

Lampiran 6. Hasil Pemeriksaan Logam Cu

39

Prinsip : Metode yang digunakan dengan penambahan asam nitrat yang bertujuan
untuk melarutkan analit logam dan menghilangkan zat-zat pengganggu yang
terdapat dalam contoh uji air dan air limbah dengan bantuan pemanas listrik,
kemudian diukur dengan SSA menggunakan gas asetilen, C2H2.
Standar Cu
Konsentrasi
Abs
0.02
0.0034
0.04
0.0066
0.06
0.0099
0.08
0.0137

DATA AAS Cu
Sample

Konsentrasi

Abs

Actual. Konsentrasi

AM 161

-0.0003

-0.0002

-0.0003

162

-0.0032

-0.0007

-0.0032

163

0.0003

-0.0001

0.0003

167

-0.0015

-0.0004

-0.0015

168

-0.0079

-0.0015

-0.0079

169

-0.0085

-0.0016

-0.0085

170

-0.0003

-0.0002

-0.0003

172

-0.0003

-0.0002

-0.0003

173

-0.0056

-0.0011

-0.0056

174

-0.0032

-0.0007

-0.0032

ABA 135

0.0471

0.0079

0.0471

Duplo

0.0488

0.0082

0.0488

Spike

0.0863

0.0146

0.0863

%R %RPD

38.35 3.54

40

127

0.0038

0.0005

0.0038

131

-0.0015

-0.0004

-0.0015

132

0.0418

0.007

0.0418

133

0.0424

0.0071

0.0424

134

0.0523

0.0088

0.0523

136

0.0225

0.0037

0.0225

137

0.0155

0.0025

0.0155

138

0.0026

0.0003

0.0026

139

0.0003

-0.0001

0.0003

140

0.0518

0.0087

0.0518

141

0.0605

0.0102

0.0605

172

-0.0067

-0.0013

-0.0067

AL 294

0.0108

0.0017

0.0108

330

0.0161

0.0026

0.0161

339

0.002

0.0002

0.002

340

0.0009

0.0009

341

0.0015

0.0001

0.0015

41

Anda mungkin juga menyukai