BGI (Lempung)
BGI (Lempung)
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kegiatan pertambangan merupakan sebagian atau seluruh tahapan
1.2
1.2.1
Maksud
Maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui kajian
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Lempung
Lempung
partikel 6,4 - 25,6 cm), pebel (diameter partikel 4 - 64 mm), granul (diameter
partikel 2 - 4 mm), pasir sangat kasar (diameter partikel 1 - 2 mm), pasir kasar
(diameter partikel 0,5 - 1 mm), pasir pertengahan (diameter partikel 0,25 - 9,5
mm), pasir halus (diameter partikel 0,125 - 0,250 mm), pasir sangat halus
(diameter partikel 0,0625 - 0,125 mm), geluh kasar (diameter partikel 0,031 0,0625 mm), geluh halus pertengahan (diameter partikel 0,0039 - 0,031 mm),
Lempung (diameter partikel <0,0039 mm). Di lapangan, untuk membedakan
antara lempung dengan geluh sangat sulit. Perbedaan ini hanya dapat dilakukan
di laboratorium setelah dilakukan analisis butir. Apabila seseorang menyebutkan
nama lempung, hal ini mengacu kepada sedimen lepas yang berbutir lebih dari 4
mikron (0,004 mm). Bila sedimen tersebut berbentuk padat, atau setengah padat
(mengalami kompaksi), maka lebih tepat disebut batu lempung, batu sabak, atau
serpih. Batu lempung adalah lempung padat yang tidak mempunyai perlapisan,
bila berlapis tipis melengkung (concoidal) disebut batu serpih.
Secara mineralogi lempung berarti endapan yang terutama terdiri dari
mineral lempung. Penamaan jenis lempung biasanya menurut nama mineral
penyesuaiannya yang dominan. Di samping itu ada ahli yang memasukkan
beberapa mineral yang sebenarnya bukan mineral lempung ke dalam kelompok
tertentu atau menamakannya sebagai kelompok tersendiri. Hal ini dilakukan
karena berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu :
Mineral tersebut mempunyai sifat yang sama seperti mineral lempung, walaupun
komposisi kimianya berlainan.
Mineral tersebut mempunyai struktur kristal dalam satuan sel-selnya yang sama
dengan mineral lempung, meskipun sifat lainnya berbeda.
Lempung atau clay merupakan material yang terdiri dari mineral kaya
alumina, silika dan air. Clay bukan mineral tunggal, tetapi sejumlah mineral.
Mineral lempung merupakan silikat yang berlapis; struktur kristal mineral-mineral
tersebut tersusun dari lapisan tetrahedron SiO4. Di tengah tetrahedron SiO4 yang
bergelang-6 biasanya terdapat ion hidroksil (OH).
Mineral lempung berukuran sangat kecil (kurang dari 2 mikron) dan
merupakan partikel yang aktif asecara elektrokimiawi dan hanya dapat dilihat
2.2
Genesa Lempung
Mineral lempung telah dipelajari dengan cukup mendalam karena
2.3
Pemanfaatan Lempung
Lempung bola tidak biasa seperti varietas lempung lainnya. Sepertiga
dari lempung bola digunakan setiap tahun digunakan untuk membuat ubin lantai
dan dinding. Hal ini juga digunakan untuk membuat sanitary ware, keramik dan
penggunaan lainnya.
Bentonit terbentuk dari abu vulkanik perubahan. Bentonite digunakan
dalam kandang hewan peliharaan untuk menyerap cairan. Hal ini digunakan
sebagai lumpur di dalam pengeboran juga digunakan dalam industri lainnya
seperti pelletizing bijih besi.
Lempung yang umum digunakan untuk membuat bahan bangunan
seperti batu bata, semen, dan agregat ringan.
Lempung api semua lempung (tidak termasuk lempung bentonit dan bola)
yang digunakan untuk membuat berbagai jenis barang tahan terhadap panas
ekstrim. Produk-produk ini disebut produk refraktori. Hampir semua (81%) dari
lempung api yang digunakan untuk membuat produk tahan api.
Fuller bumi terdiri dari mineral palygorskite (pada satu waktu mineral ini
disebut atapulgit). Bumi Fuller digunakan terutama sebagai bahan penyerap
(74%), tetapi juga untuk pestisida dan produk pestisida yang terkait (6%).
Kaolinit merupakan lempung kaolin terdiri dari mineral. Ini merupakan
unsur penting dalam produksi kertas berkualitas tinggi dan beberapa porselen
tahan api.
2.3.1 Pemanfaatan Tanah Lempung Lokal Sebagai Bahan Pewarna
(Glasur) Keramik
Salah satu dari usaha kecil keramik di daerah Sumatera Selatan terdapat
di Desa Sukajadi Kabupaten Banyuasin. Usaha ini membuat keramik gerabah,
peralatan, bahan baku, dan bahan penolong yang dipergunakan masih
sederhana. Kesulitan yang dialami oleh usaha ini adalah dalam mendapatkan
bahan pewarna, dari penelitian pendahuluan tanah lempung di daerah sekitar
usaha keramik tersebut selain digunakan sebagai bahan baku, ada yang dapat
dijadikan sebagai bahan pewarna. Penggunaan tanah lempung sebagai bahan
pewarna (glasur) keramik lebih mudah penerapannya dibandingkan dengan
menggunakan bahan kimia lainnya. Keuntungan lainnya adalah bahan yang
dibutuhkan tersedia di lokasi pengrajin dan dapat menghemat biaya operasional.
Warna coklat pada glasur diperoleh pada kadar besi 6.2 sampai 7.7 % pada
2.4
Provinsi
Lokasi
Belinyu, Koba, Toboali, Jebus, Sungailiat, Muntok,
Kelapa, Merawang, Pangkalan Baru, Pangkal Balam,
Bangka Belitung
Riau
Rokan
Timur,
Tibawan,
Sukadamai,
Bantaian,
Sumut
Sumsel
Teterosihiram,
Lelegohi,
Lelehua, Simalungun
Batuampar, Kijang ulu, Talang Pangeran, Teluk Gelam,
Bunut, Sepucuk, Gading Rejo, Sidomulyo, Muara
Burnai, Tugu Agung
Bakongan, Trumon, Desa Solok, Desa Sumber Mukti,
DI Aceh
Banten
Papua
Kalimantan Barat
Maluku Utara
Maluku
Sulawesi Barat
Bonto
Sinala
Pasir
Putih,
Tanaeja,
BAB III
KESIMPULAN
merupakan
bahan
galian
industry
yang
sebaran