Bab8gambut PDF
Bab8gambut PDF
8.1
PENDAHULUAN
8.2
Parameter
Unit
Colour
Odour
Taste
pH
Turbidity
Amonium
338
Air Baku
pt. cobalt
125
FTU
mg/l
Acid
5.0
37
below 0.04
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Calcium
Copper
Iron disolve
Manganese
Magnesium
Zinc
Bicarbonate
Chloride
Nitrate
Nitrite
Sulphate
Lead
Organic Matter by
KMnO4
Arsenic
Cadmium
Cyanide
Chrom hexavalent
Mercury
E coli
Coliform
Salmonella sp
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
5,22
below 0.03
1.20
0.21
7.39
1.46
88.99
1.51
below 0.11
below 0.03
56.88
below 0.01
14.54
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
/100 ml
/100 ml
/100 ml
below 0.001
below 0.01
below 0.01
below 0.006
below 0.001
-
8.3
340
=
=
=
R
F
=
=
dengan cara basah atau cara kering. Untuk bubuk kapur atau
soda abu (soda ash) biasanya dipakai cara pembubuhan kering
tetapi dapat juga memakai cara basah yaitu dengan cara
melarutkan dalam air dengan konsestrasi tertentu. Untuk larutan
kapur (susu kapur) konsetrasi antara 5-10 % sedangkan untuk
larutan soda abu antara 20 -25 %.
Lokasi pebubuhan (feeding point) harus ditentukan sedemikian
rupa sehingga fungsi pembubuhan zat alkali dapat dipenuhi yaitu
untuk pengontrolan pH dan alkalinitas. Biasanya pembubuhan
dilakukan di lokasi sebelum titik pembubuhan koagulan atau
dapat juga dilakukan bersama-sama dengan koagulan di bak
pencampur cepat.
Tabel 8.2 : Pengurangan alkalinitas dengan penambahan 1 ppm
Koagulan.
No
Bahan koagulan
Pengurangan
alkalinitas (ppm)
Aluminium sulfate
Al2O3 15 %
(padat)
0,45
0,24
PAC Al2O3 10 %
0,15
Bahan koagulan
Pengurangan alkalinitas
(ppm)
0,77
1,06
NaOH cair(45%)
1,78
342
Fe (ppm)
10,0
10,0
10,0
10,0
10,0
10,0
10,0
10,0
10,0
10,0
30 menit
4,6
4,0
3,5
1,8
0,2
0,1
< 0,1
< 0,1
< 0,1
60 menit
7,5
4,0
3,5
2,5
0,3
0,1
< 0,1
< 0,1
< 0,1
< 0,1
Mn(HCO3)2
Fe(OH)2 + CO2
MnCO3 + CO2
Mn(OH)2 + CO2
4 Fe(OH)3 + 8 H+
2 Mn2+ + O2 + 2 H2O
2 MnO2 + 4 H+
2 Fe(OH)3 + 2 Cl- + 6 H+
345
Mn
2+
+ Cl2 + 2 H2O
MnO2 + 2 Cl- + 4 H
3 Fe(OH)3 + MnO2 + K+ + 5 H+
5 MnO2 + 2 K+ + 4 H+
346
2 Fe(OH)3 + Mn2O3 + 4 H+
2 Mn2O3 + 8 H+
yaitu zat warna organik, lumpur halus, bakteri dan algae serta
lainnya tidak dapat mengendap karena partikelnya yang sangat
halus. Selain itu pada umumnya partikel-partikel kotoran tersebut
mempunyai kelebihan muatan elektro negatip sehingga terjadi
tolak-menolak antar partikel yang menyebabkan sulit mengendap.
Oleh karena itu koagulasi dapat berjalan dengan baik apabila
penyebabnya dapat dihilangkan yaitu dengan menetralisasi
kelebihan muatan negatif partikel kotoran. Netralisasi tersebut
dapat dilakukan dengan cara pembubuhan zat koagulan yaitu
bahan atau alat yang mempunyai kemampuan menetralisir
muatan negatif partikel kotoran dan kemampuan mengikat
partikel-partikel tersebut.
8.3.3.1 Bahan Koagulan
Pemilihan zat koagulan harus berdasarkan pertimbangan
antara lain : jumlah dan kualitas air yang akan diolah, kekeruhan
air baku, metode filtrasi serta sistem pembuangan lumpur
endapan.
Beberapa bahan koagulan yang sering digunakan untuk
pengolahan air minum adalah :
1) Tawas/ Aluminium Sulfat/ Alum Al2(SO4)3.18 H2O
2) Ammonia Alum, (NH4 )2(SO4). Al2(SO4)3.24H2O
3) Natrium Aluminat (Na AlO2)
4) Fero Sulfat Fe(SO4)
5) Feri Sulfat Fe2(SO4)3
6) Chlorinated Copperas
7) Fero Chlorida FeCl2
8) Feri Chlorida Fe2Cl3
9) Poli Aluminium Chlorida Na AlCl3
Saat ini dipasaran telah banyak beredar bahan pembantu
flokulasi (Floculant Aid), antara lain super floc, magni floc dan
aqua floc, yang berfungsi mempercepat pembentukan flok,
mempercepat proses pengendapan, dan mengurangi dosis
koagulan. Untuk Pengolahan air gambut beberapa zat koagulan
yang umum dipakai antara lain adalah Aluminium Sulfat (Alum)
dengan rumus kimia Al2(SO4)3 nH2O atau dipasaran dikenal
dengan nama tawas dan yang lainnya adalah poly alumium
chloride (PAC). Hal ini disebabkan karena harganya relatif
murah, mudah didapat dan hasilnya cukup baik.
348
1)
349
2 Al(OH)3 +
3 Na2SO4 + 6 CO2 + 18 H2O
2 Al(OH)3 +
3 Na2SO4 + 18 H2O
2 Al(OH)3 +
3 Na2SO4 + 3 CO2 + 18 H2O
2 Al(OH)3
3 CaSO4+ 18 H2O
2)
8.3.3.3 Flokulator
Fungsi flokulator adalah untuk pembentukan flok-flok agar
menjadi besar dan stabil sehingga dapat diendapkan dengan
mudah atau disaring. Untuk proses pengendapan dan
penyaringan maka partikel-partikel kotoran halus maupun koloid
yang ada dalam air baku harus digumpalkan menjadi flok-flok
yang cukup besar dan kuat untuk dapat diendapkan atau
disaring.
Flokulator pada hakekatnya adalah kombinasi antara
pencampuran dan pengadukan sehingga flok-flok halus yang
terbentuk pada bak pencampur cepat akan saling bertumbukan
dengan partikel-partikel kotoran atau flok-flok yang lain sehingga
terjadi gumpalan gumpalan flok yang besar dan stabil. Proses
pembentukan flok dimulai dari proses koagulasi sehingga
terbentuk flok-flok yang masih halus. Flok-flok tersebut akan
saling bertumbukan dengan sesama flok atau dengan partikel
kotoran yang ada dalam air baku sehingga akan menggabung
membentuk gumpalan flok yang besar sehingga mudah
mengendap.
Menurut Camp dan Stein, kecepatan pembentukan flok
berbanding lurus dengan konsentrasi partikel atau flok per satuan
volume, diameter flok dan juga gradien kecepatan ( harga G ).
Dalam arti bahwa untuk mendapatkan flok-flok dengan ukuran
yang besar maka makin besar konsentrasi flok maka
pertumbuhan flok- flok agar tumbuh membentuk flok dengan
ukuran yang besar akan lebih cepat. Pada saat pembentukan flok
mencapai tingkat ukuran tertentu maka flok-flok tersebut menjadi
tidak stabil dan akan mudah pecah kembali akibat gesekan yang
disebabkan karena aliran air. Oleh karena itu kecepatan
352
354
- Corong gelas
- Turbidity meter
- Gelas ukur
- Pipet ukur
- Komparator pH
- Kertas saring
- Alat pengaduk
- Alat pemeriksa
warna
-3
dimana :
Vv = Dosis volumetrik koagulan ( lt/jam).
355
8.4.
1)
Netralisasi
Aerasi
2+
Mn2+ + O2 + H2O
====> MnO2 + 2 H+
tak larut
358
Koagulasi
359
Pengendapan
Penyaringan
360
1)
Tong/Tangki Penampung
2)
Pompa Aerasi
3)
Bak Penyaring
362
363
BAHAN
Tangki Fiber glass Vol. 500
liter
Tong Kran Plastik, Volume
20 atau 40 liter
Stop kran
Stop kran
Socket PVC drat luar
Socket PVC drat luar
Fauset PVC drat dalam
Fauset PVC drat dalam
Pipa PVC
Pipa PVC
Slang Plastik 5/8
Pompa Tekan
Ember Plastik
Spons busa, tebal 2 cm
Kerikil, diameter 1-2 cm
Pasir silika
Arang
Ijuk
Kapur Gamping
Tawas
Kaporit
SATUAN
buah
JUMLAH
1
buah
buah
buah
buah
buah
buah
buah
batang
batang
meter
buah
buah
lembar
kg
kg
kg
ikat
-
1
2
3
3
3
2
1
1
6
1
2
1
5
25
5
1
-
365
= 60 - 80 gram
= 60 - 100 gram
= 1 - 2 gram
Total biaya = (Rp.120,- + Rp.100 ,- + Rp. 18,-) = Rp. 238,Hasil air olahan untuk tiap kali pengolahan = 500 liter.
Jadi biaya produksi = Rp. 238/ 500 liter = Rp. 0,48 / liter.
366
Tabel 8.6 : Hasil Analisa Kualitas Air Baku Dan Air Olahan (Alat
Pengolah Air Minum Sederhana)
No
1
2
3
4
5
6
7
Parameter
pH
Kekeruhan
Warna
Besi (Fe)
Mangan
(Mn)
Organik
Zat padat
terlarut
Standar
6,5-9,5
5-25
5-50
0,1-0,3
0,05-0,5
Satuan
NTU
Pt-Co
mg/lt
mg/lt
10
5001500
mg/lt
mg/lt
10,5
253
Keterangan :
1. Air gambut di daerah Pangkoh, Kalimantan Tengah.
2. Air Tanah di Kecamatan Benama Tingang, Kalimantan Tengah.
367
2,88
144
Gambar 8.10 : Air baku, air olahan yang belum disaring, dan air
olahan setelah disaring.
369
370
Unit Kontrol
Unit Netralisasi
Unit Aerasi
371
- Pompa
- Valve AB
- Valve LK
- Valve LT
- Valve Bab
- Valve Blk
- Valve Blt
Unit Netralisasi
- kolom netralisasi
1.800 l/jam
1 inch
1 &1/2 inch
1/2 inch
1/2 inch
1/2 inch
1/2 inch
1800 l/jam
- Valve Bn
Unit Aerasi
- Bak Aerasi
Fungsi
Kapasitas/
ukuran
Bahan/tipe
Jumlah
500 liter
1 buah
4.000 liter
4.000 liter
1 buah
1 buah
250 W
Globe valve
Globe & gate valve
Globe & gate valve
Globe valve
Globe valve
Globe valve
1 buah
2 buah
2 buah
2 buah
2 buah
2 buah
2 buah
PVC
1 buah
3/4 inch
Globe valve
1 buah
2700 liter
1 buah
372
- Aerator
- Valve BA
Unit Koagulasi-Flokulasi
- Kolom koagulasiflokulasi
Unit Sedimentasi
- Bak sedimentasi
- Valve Bs
Unit Filtrasi
- Bak filtrasi
- Valve Bf
Unit Distribusi
- Tangki air bersih
- Valve Bd
- Pompa distribusi
Mensuplai udara
Pembuangan kotoran
3/4 inch
1800 l/jam
4000 liter
1 inch
Tempat penyaringan
1,25 m3
Membuang endapan
1 inch
373
2700 liter
1 inch
1800 l/jam
60 w
Globe valve
1 buah
1 buah
PVC
2 buah
2 buah
2 buah
2 buah
1 buah
kayu
Globe valve
250 w
1 buah
1 buah
1 buah
4)
Unit Koagulasi-Flokulasi
Unit Pengendapan
Unit Penyaring
Lapisan 1
Lapisan 2
Lapisan 3
Lapisan 4
Lapisan 5
Lapisan 6
:
:
:
:
:
:
374
375
a)
b)
376
c)
d)
Cara Perawatan
Bau
Rasa
pH
Turbidity
Zat Organik (KMnO4)
Kesadahan
jumlah(CaCO3)
Besi (Fe)
Mangan (Mn)
Sulfat (SO4)
Nitrit (sbg-N)
Klorida
Seng (Zn)
Kromium (Cr)
Timbal (Pb)
Sisa Klor
Unit
Skala
TCU
Air Baku
125
Air Olahan
17
NTU
mg/l
mg/l
Asam
5.0
37
14.54
88.99
7.4
3
3.92
52.18
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
1.20
0.21
56.88
< 0.03
1.51
1.46
< 0.006
< 0.01
-
0.08
0.03
122.67
< 0.03
1.51
0.22
<0.006
< 0.01
-
379
380
dengan proses filtrasi ditunjukkan seperti pada Tabel 8.11. Dari hasil
tersebut dapat dilihat bahwa dengan kombinasi proses tersebut di
atas dapat meunurkan kadar zat besi dari 10,06 mg/l menjadi 0,14
mg/l, dan konsentrasi mangan (Mn) dari 2,94 mg/l turun menjadi
0,02 mg/l. Proses penambahan soda ash (Na2CO3) dilakukan karena
air baku mempunyai pH 5,5 sehingga untuk air minum harus
dinaikkan menjadi pH 6,5 9,0.
Tabel 8.11: Hasil uji coba pilot plant penghilanganbesi dan mangan
dengan kombinasi proses pembubuhan kalium permanganat dan
proses filtrasi.
Parameter
Air Baku
Air Olahan
5,5
10,06
2,94
60
34
64,0
6,7
0,14
0,02
4
10
60
pH
Besi (mg/l)
Mangan (mg/l)
Kekeruhan (NTU)
Warna (Pt-Co)
Kesadahan Total (mg/l sebagai
CaCO3)
Catatan :
Lokasi : Dadahup Kuala Kapuas Kalteng.
Proses : Kombinasi proses pengaturan pH, proses oksidasi dengan udara,
pembubuhan kalium permanganat dan dilanjutkan dengan proses filtrasi
Gambar 8.15 : Pompa air baku dan sistem injeksi larutan soda ash
(NaHCO3) untuk menaikkan pH air.
382
8.5
PENUTUP
385
DAFTAR PUSTAKA
386