Anda di halaman 1dari 8

A.

Teori Lamark
Jean-Baptiste Pierre Antoine de Monet, Chevalier de Lamarck lahir
di Bazentin, Picardie, 1

Agustus 1744 dan meninggal

di Paris, 18

Desember 1829 pada umur 85 tahun adalah biologiwan Perancis yang dikenal karena
pendapatnya dalam teori tentang evolusi kehidupan. Lamark sendiri adalah seorang
ahli biologi khususnya dalam bidang zoologi yang hidup pada masa manusia mulai
menyadari bahwa tidak ada makhluk hidup yang identik atau tidak ada makhluk hidup
yang sama satu dengan yang lainnya (Lestari,....). Lamark sendiri merupakan orang
pertama yang menyatakan bahwa kehidupan itu berkembang dari tumbuhan menuju
binatang lalu menuju manusia. Meskipun pada saat itu pandangannya belum
mendapat perhatian (Dahler, 1976).

Gambar 1: Jean Baptiste de Lamarck


Sumber: Henulihi 2012
JB Lamark di sini mencoba menerangkan tentang perbedan antar organisme.
Lamark beranggapan bahwa suatu organisme berubah sesuai dengan aktivitas ataupun
kebiasaan sewaktu masih hidup, kemudian perubahan sifat tersebut diwariskan kepada
generasi berikutnya. Jika ada organ tubuh yang dilatih terus menerus atau secara
intensif dipergunakan akan mengalami penyempurnaan, sedangkan bagian tubuh yang
digunakan dalam kurun waktu yang lama akan mengalami penurunan. Kebiasaan dari
suatu organisme yang terjadi secara berulang ulang ini nanti akan mengakibatkan
terjadinya perubahan bentuk baik fungsi maupun fisiknya (Lestari,.....).
Contoh yang dikemukakan oleh JB Lamark adalah leher jerapah. Hewan ini
memiliki leher yang panjang karena mulut di kepala selalu digunakan untuk meraih
daun-daun pakannya yang semakin tinggi (Henuhili, 2012). Menurut Lamarck, nenek
moyang jerapah pada mulanya mempunyai leher yang pendek. Tetapi karena pohon
dengan dedaunan yang berada di bagian bawah sudah habis maka leher jerapah sering
digunakan untuk menggapai pucuk dedaunan yang semakin tinggi, oleh karenanya
leherjerapah menjadi mengalami penjuluran atau pemanjangan. Lamarck menjelaskan
bahwa jerapah ini berusaha untuk mempertahankan hidup maka jerapah harus
menjangkau pucuk dedaunan yang tinggi (Lestari, .....).

Gambar 2: Contoh klasik teori evolusi Lamarck adalah pertumbuhan leher


panjang pada jerapah. Sumber : Henuhili, 2012
Aktivitas yang dilakukan berulang ulang dari jerapah adalah suatu mekanisme
adaptasi sedangkan perubahan yang terjadi adalah suatu proses transformasi.
Akhirnya terjadi perubahan struktur anatomi leher jerapah menjadi semakin panjang
dan sifat ini diwariskan kepada keturunannya. Wawasan Lamark tentang evolusi
makhluk hidup menunjukkan bahwa evolusi makhluk hidup terjadi sebagai akibat
respons yang diberikan makhluk hidup terhadap lingkungan sekitarnya (Lestari, .....).
B. Teori Genetika
Masa teori genetika ini diawali dari seorang ahli dalam bidang genetika yaitu
Johan Gregor Mendel yang mengemukakan teori genetika yang menyangkut
adanyasejumlah sifat yang di kode oleh satu macam gen, teori genetika ini dapat
menjadi jawaban yang benar tentang timbulnya keanekaragaman (Lestari,...) . Selain
Mendel pada masa ini juga ada bebapa tokoh penting yang membawa pemahaman
teori evolusi ditijau dari segi genetika seperti De Vries, Tschernov, Bateson dan
Weismann.
Gregor Johan Mendel mengemukakan Hukum tentang Pewarisan Sifat.
Dimana hasil eksperimen terhadap varietas Pisum sativum (ercis) perkawinan dua
induk tumbuhan yang berbeda varietas dapat menghasilkan ciri ciri baru pada
keturunannya. Contoh mudah dari teori Mendel ini adalah ada tumbuhan berwarna
merah dikawinkan dengan tumbuhan berwarna putih menghasilkan tumbuhan
berbunga merah atau ungu. Darwin mengemukakan mengenai adanya variabilitas
yang menjadi penting dengan bantuan genetika. Dalam ilmu genetika ini adanya

variasi genetik ini menimbukan ciri ciri baru yang bisa diwariskan pada generasi
berikutnya (inhereted charecterics) (lestari, ....).

Gambar 3: Contoh percobaan Mendel dalam tujuh eksperimen monohibrid.


Sumber : Hickman, 2001
De Vries mengemukakan bahwa evolusi disebabkan adanya mutasi makhluk
hidup. Jadi De Vries dan Tschernov menguatkan kembali hukum Mendel melalui
penelitian-penelitian yang dilakukan. Pada masa Darwin teori Genetika dan teori
Evolusi merupakan dua disiplin ilmu yang berkembang bersama dan terpisah satu
dengan lainnya tanpa ada sangkut pautnya. Mereka berdualah yang menghubungkan
antara dua teori tersebut, sehingga teori Evolusi mampu memberikan penjelasan
tentang bagaimana perubahan sifat yang terjadi itu dilatarbelakangi oleh mutasi gen-

gen, dan kemudian diwariskan kepada keturunannya. Dalam perjalanan waktu, mutasi
dapat berlangsung berulang kali, sehingga perbedaan (penyimpangan) sifat (yang
dibawa oleh gen hasil mutasi) semakin jauh. Hasilnya adalah makhluk hidup yang
makin beragam hingga kini. De Vries melengkapi gagasannya dengan hasil
pengamatan terhadap tumbuhan Oenothera lamarckiana, yang ternyata dari hasil
perkawinannya menghasilkan keturunan yang mengalami mutasi dan menghasilkan
spesies baru. Pada beberapa spesies baru yang ditemukan ternyata dijumpai adanya
susunan gen gen resesif yang homozigot (lestari,....).
Peneliti selanjutnya adalah Bateson yang menyatakan bahwa kesesuaian antara
warna tubuh makhluk hidup dengan lingkungannya, atau disebut mimikri, merupakan
adaptasi dalam bentuk warna penyamaran, sehingga tidak tampak mencolok. Contoh
yang diambil olehnya adalah warna sayap berbagai kupu-kupu. Penyamaran warna ini
sebagai perlindungan makhluk, baik terhadap hewan lain sebagai pemangsa (predator)
alaminya maupun bagi predator ketika mencari korban (prey). Oleh karenanya
terdapat adaptasi dalam bentuk penyamaran menggunakan mimikri.
Weismann seorang ahli biologi berkebangsaan Jerman yang hidup pada tahun
1834-1912, menyatakan bahwa evolusi terjadi karena adanya seleksi alam terhadap
faktor genetis. Variasi yang diwariskan dari induk kepada anaknya bukan diperoleh
dari lingkungannya tetapi perubahan yang diatur oleh faktor genetik atau gen. Dalam
percobaannya Weismann memotong ekor tikus sampai 20 generasi, tetapi anaknya
tetap saja berekor.
Pada masa genetika ini terdapat banyak perdebatan mengenai mekanisme
evolusi. Pada saat Darwin mencetuskan teori evolusinya, ia tidak dapat menjelaskan
sumber variasi mana yang diwariskan dan yang diseleksi oleh seleksi alam. Seperti
halnya Lamarck, ia beranggapan bahwa orangtua (parental) mewariskan adaptasi yang
diperolehnya selama hidupnya. Akan tetapi teori dari Lamark disanggah oleh August
Weismann yang mengindikasikan bahwa perubahan ini tidak diwariskan. Selain itu,
Darwin tidak dapat menjelaskan bagaimana sifat-sifat diwariskan dari satu generasi ke
generasi yang lain.
Kelemahan teori Darwin adalah mengenai proses dan mekanisme seleksi
alam, dimana Darwin masih belum dapat menjelaskan dari segi genetiknya.
Selanjutnya Pada tahun 1865, Gregor Mendel menemukan bahwa pewarisan sifat-sifat
dapat diprediksi. .Mendel mengemukakan hasil penelitian pada persilanagan tanaman
ercis. Penelitian mendel tersebut merupakan dasar teori pewarisan sifat yang
mendukung konsep evolusi. Ketika karya Mendel ditemukan kembali pada tahun

1900-an, ketidakcocokan atas laju evolusi yang diprediksi oleh genetikawan dan
biometrikawan meretakkan hubungan model evolusi Mendel dan Darwin (Henulihi,
2008) .
Ahli-ahli lain yang terlibat dalam pengembangan teori evolusi pasca Darwin
atau evolusi genetika ini adalah Morgan, seorang pemenang hadiah nobel ini
melakukan pengamatan terhadap fenomena kerja gen pada lalat buah (Drosophila
melanogaster) menujukan adanya mutasi pada Drosophila (Sturtevan,1959). Sel
mutan tersebut memiliki sifat yang tidak sama dengan induk. Dari hasil penelitian
Morgan ini dapat diterima bahwa mutasi yang berpengaruh terhadap kejadian evolusi
adalah mutasi gen dan mutasi mutasi kromosom. Selain itu mutasi tersebut adalah
mutasi yang menguntungkan, yang mengakibatkan keturunan memiliki ciri ciri yang
lebih baik sehingga dapat bertahan dari seleksi alam. Jadi nantinya makhluk hidup
yang mengalami mutasi menguntungkan ini jumlahnya sedikit nantinya akan berlipat
ganda jumlahnya pada beberapa generasi setelahnya (Lestari,...).
C. Teori Neodarwinisme
Neodarwinisme adalah Pandangan yang mengatakan peristiwa seleksi alam
bukanlah sebab utama evolusi organik. Seleksi alam hanya berperan sebagai faktor
yang menentukan arah perubahan dan bukan merupakan faktor penuntun. Hasil
pengembangan dan penyempurnaan teori seleksi alam Neodarwinisme ini
mengerucut pada penemuan bahwa ilmu genetika sangat perlu dalam menerangkan
proses evolusi (Lestari,....).
Awal mulanya Sekelompok ilmuwan, yang bertekad untuk menggabungkan
Darwinisme dengan ilmu genetika, dalam satu atau cara lain, datang bersama-sama
pada pertemuan yang diselenggarakan oleh Geological Society of America pada tahun
1941. Setelah diskusi panjang, mereka setuju pada cara-cara untuk membuat
interpretasi baru dari Darwinisme menghasilkan revisi dari teori evolusi. Para
ilmuwan yang berpartisipasi dalam membangun teori baru termasuk ahli genetika G.
Ledyard Stebbins dan Theodosius Dobzhansky, ahli zoologi Ernst Mayr yang dan
Julian Huxley, ahli paleontologi George Gaylord Simpson dan Glenn L. Jepsen, dan
ahli genetika matematis Sir Ronald A. Fisher dan Sewall Wright (Spetner,1996).
Pertemuan tersebut menghasilkan bahwa memang benar bahwa mutasi
mengubah data genetik dari organisme hidup, namun perubahan ini selalu terjadi
sehingga merugikan makhluk hidup yang bersangkutan. Semua mutasi diamati
berakhir dengan penyakit dan kadang-kadang menyebabkan organisme letal. Oleh
karena itu, dalam upaya untuk menemukan contoh "mutasi yang bermanfaat" yang

meningkatkan data genetik dalam hidup organisme, neo-Darwinis melakukan banyak


percobaan dan pengamatan. Selama beberapa dekade, mereka melakukan percobaan
mutasi pada lalat buah dan berbagai jenis lainnya. Setelah banyak percobaan yang
dilakukan ternyata

peristiwa mutasi akan mengakibatkan terjadinya perubahan

frekuensi gen, sehingga akan mempengaruhi fenotipe dan genotipe. Mutasi dapat
bersifat menguntungkan dan merugikan.
Menurut Kusuma (2010) secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam
(Neo Darwinian) terjadi karena adanya:
a.
Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.
b.
Perubahan dan genotype yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.
c.
Produksi
varian
baru
melalui
pada
materi
genetik
yang
d.

diturunkan(DNA/RNA).
Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi

e.

sumber daya lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.


Generasi berikut mewarisi kombinasi gen yang sukses dari individu fertile
(dan beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi.
Ilmuwan yang bernama Johansen (1909) menunjukkan bahwa peristiwa

seleksi alam tidak akan berpengaruh terhadap populasi pada berbagai generasi
keturunan; populasi tidak akan berubah karena peristiwa seleksi alam. Beberapa ahli
genetika berpendapat bahwa justru peristiwa mutasi dapat digunakan untuk
menjelaskan peristiwa evolusi. Jadi, apabila setiap individu dari berbagai kesempatan
melakukan perkawinan yang sama, yang berlangsung secara acak serta setiap genotip
mempunyai viabilitas yang sama, perbandingan antara genotip yang satu dengan yang
lainnya dari generasi ke generasi tetap sama. Jadi peristiwa seleksi alam bukan
merupakan penyebab evolusi, namun hanya faktor yang mengukuhkan varian varian
yang sesuai dan bukan merupakan faktor yang menjadi timbulnya varian varian baru
(Lestari,...).

Gambar 3. Konsep Neo darwinism.


Sumber Noble, 2015

Tabel 1. perbandingan teori Lamark, Darwin, dan Weisman


Poin2
Pendapat

Lamark
Gagasan
disuse

use

Darwin
Weisman
and Evolusi terjadi melalui Perubahan

(digunakan seleksi

alam

sel

dengan karena

tubuh

pengaruh

dan tidak digunakan) adanya adaptasi makhluk lingkungan tidak akan


Sifat

atau

ciri-ciri hidup. Tidak ada ciri diwariskan

dari

lingkungan lingkungan

dapat

diwariskan diwariskan

kepada keturunannya

yang keturunannya

Dan

evolusi adalah gejala


seleksi alam terhadap

Evolusi

pendapat

Pewarisan sifat dari seleksi alam

adaptasi lingkungan

Pro kontra

adaptasi lingkungan
Gagasan di patahkan

Tidak

Contoh

Awalnya

dari

faktor-faktor genetika
adaptasi Evolusi bukan karena

perbedaan

oleh Weisman

akibat Evolusi

kepada

Netral

menentang

pandangan Darwin tapi


lebih

menjelaskan

genetika

dan

seleksi

jerapah

leher

alam
jerapah Ada dua jerapah berleher Gen

berleher
kemudian
menjadi

pendek panjang

dan

berleher panjang dominan dan

adaptasi pendek. Jerapah berleher gen


jerapah pendek terseleksi

berleher panjang

jerapah

leher

pendek resesif. Jerapah


resesif

tidak

dapat

beradaptasi
Menyangga

Lamarck

dengan penelitian tikus


yang ekornya dipotong
lalu

dikawinkan

sesamanya sampai 21
kali tetap anakan tikus
mempunyai ekor

Anda mungkin juga menyukai