Anda di halaman 1dari 64

BAB II

TINJAUAN UMUM
PT. INDOFARMA (Persero) Tbk.

2.1 Sejarah dan Perkembangan


PT. Indofarma (Persero) Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang berada di bawah Departemen Kesehatan, berdiri pada tahun 1918
berupa unit produksi kecil dari Rumah Sakit Pusat Pemerintah Belanda dengan
kegiatan pembuatan salep dan pemotongan kain kasa pembalut yang dilakukan di
Centrale Burgelijke Zienkeninrichring (CBZ), yang sekarang dikenal dengan
Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo di Jakarta. Pada tahun 1931, pabrik
berkembang dengan bertambahnya jenis produksi, yaitu obat suntik dan tablet.
Sejalan dengan itu pada tahun 1935 lokasi pabrik dipindahkan ke Jalan Tambak
No. 2 Manggarai, Jakarta sehingga dikenal dengan sebutan Pabrik Obat
Manggarai.
Semenjak berakhirnya penjajahan Belanda dan masuknya Jepang ke
Indonesia, pada tahun 1942 pabrik obat Manggarai diambil alih dan dikelola oleh
perusahaan farmasi Jepang (dibawah manajemen Takeda). Selama masa tersebut
kegiatan produksi tidak banyak mengalami perkembangan. Pada saat penyerahan
kedaulatan dari pemerintah Jepang kepada pemerintah Republik Indonesia pada
tahun 1950, pabrik obat Manggarai diambil alih oleh pemerintah Indonesia yaitu
Departemen Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Farmasi. Pada tahun 19601967, pabrik tersebut berada di bawah naungan Badan Perlengkapan Kesehatan
(Baperkes), disamping dua badan lain, yaitu Depo Farmasi Pusat dan Lembaga

Universitas Sumatera Utara

Farmakoterapi, pada perkembangan selanjutnya disebut Lembaga Farmasi


Nasional kemudian menjadi Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan (PPOM).
Pada tanggal 14 Februari 1967, melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No.008/III/AM/67, nama Pabrik Obat Manggarai diubah
menjadi Pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan dan ditetapkan sebagai
Unit Operatif setingkat Direktorat Jenderal Farmasi. Tugas pokok dari pabrik ini
adalah memproduksi obatobatan berdasarkan pesanan dari Departemen
Kesehatan RI. Pada tahun 1969-1975 pabrik direnovasi dan tahun 1975
dikeluarkan

Surat

Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

No.125/IV/KAB/BU/75 tentang struktur organisasi Departemen Kesehatan yang


merupakan pelaksanaan lebih lanjut dari Keputusan Presiden Republik Indonesia
No. 44 dan 45 tahun 1974. Namun pabrik farmasi Departemen Kesehatan ini tidak
tercakup dalam keputusan tersebut sehingga statusnya tidak jelas. Hal ini
berlangsung hingga tahun 1978.
Dengan adanya kebijaksanaan pemerintah tanggal 15 November 1978
dalam hal ekonomi dan keuangan, harga obat mendadak melambung tinggi
sehingga persediaan obat terutama di puskesmas mengalami kekosongan karena
sulit

mendapatkan

obat.

Peristiwa

ini

menyadarkan

pemerintah

untuk

menyediakan peralatan dan sarana yang dibutuhkan agar dapat mengendalikan


mekanisme pengadaan obat dalam jumlah yang cukup serta memenuhi
persyaratan mutu, keamanan dan distribusi yang merata serta harga terjangkau
sesuai kemampuan dan daya beli masyarakat. Maka pabrik farmasi ini diaktifkan
kembali sesuai dengan fungsinya, berdasarkan SK Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.418/MenKes/SK/XII/78 tanggal 6 Desember 1978.

Universitas Sumatera Utara

Pada tahun 1979, pabrik ini ditetapkan sebagai Pusat Produksi Farmasi
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dalam keputusan tersebut disebutkan
pula bahwa Pusat Produksi Farmasi bertugas membantu usaha pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang kesehatan, yaitu memproduksi
obat-obat untuk rumah sakit pemerintah dan pusat kesehatan masyarakat. Obatobatan yang dimaksud bersifat esensial, artinya bahwa obat tersebut banyak
dibutuhkan oleh masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka
diputuskan untuk didirikannya sebuah pabrik yang sekaligus untuk memperluas
pelayanan Pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan. Pada tahun 1980 mulai
dilakukan studi kelayakan untuk pembangunan pabrik ini.
Pada tanggal 11 Juli 1981, berdasarkan PP No.20 tahun 1981, Pusat
Produksi Farmasi diubah menjadi Perusahaan Umum dengan nama Indonesia
Farma (Perum Indofarma) yang direalisasikan pada tanggal 1 April 1988 dengan
mulai dibangunnya pabrik baru yang modern seluas 20 hektar sesuai dengan
konsep dan persyaratan CPOB yang berlokasi di desa Gandasari, Cibitung, Bekasi
dengan bantuan alat dan teknologi dari Italia.
Mulai pertengahan tahun 1991, hampir seluruh kegiatan produksi telah
menempati lokasi di Cibitung, kecuali sediaan steril. Tanggal 31 Januari 1995
fasilitas produksi steril diresmikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia
dengan dana pembangunan seluruhnya ditanggung oleh Perum Indofarma.
Pada tanggal 2 Januari 1996 Perum Indonesia Farma diubah menjadi
Perseroan Terbatas Indofarma (PT. Indofarma (Persero)) melalui PP No.34
tanggal 20 September 1995. Perubahan status ini bertujuan untuk mengantisipasi
perubahan dan meningkatkan daya saing. Pada tahun 1996-1997 dilakukan

Universitas Sumatera Utara

renovasi pada bagian Litbang. Tahun 1999 dibangun Extraction Plant dan selesai
awal tahun 2000, serta pendirian anak perusahaan PT. Indofarma Global Medika
(PT. IGM) sebagai distributor dan pemasaran produk farmasi termasuk alat
kesehatan dengan 30 cabang di seluruh Indonesia. Tahun 2000 dibangun pabrik
makanan bayi di Lippo Cikarang Industrial Estate Jawa Barat.
Mulai tanggal 17 April 2001, PT. Indofarma melakukan penawaran saham
perdana kepada masyarakat dan mendaftarkan seluruh saham perseroan di Bursa
Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dengan kode saham INAF serta resmi
menjadi sebuah perusahaan terbuka dengan nama PT. Indofarma (Persero) Tbk.
Dalam rangka untuk merealisasikan visi dan misi perusahaan, maka mulai
dikembangkan kerjasama dengan patner-patner strategi yang dirintis sejak
Oktober 2001 telah dilaksanakan antara lain dengan Oxford Natural Product
(England), Praporn Darsut Ltd (Thailand), Lupin (India), Guangda Produksi
(Cina), Cowick (Polandia), Nowicky Pharma (Austria) dan lain-lain.
Dengan stuktur permodalan yang kuat, PT. Indofarma (Persero) Tbk
mengembangkan produksi sehingga bukan hanya membuat obat-obat esensial dan
generik, melainkan juga obat dengan nama dagang baik etikal maupun OTC (Over
The Counter), obat tradisional (herbal) dan makanan kesehatan. Manajemen PT.
Indofarma (Persero) Tbk yakin bahwa kunci keberhasilan untuk memenangkan
persaingan di era globalisasi adalah operational execellence. Guna memperkuat
struktur bisnis, pada tahun 2007 perusahaan mengoptimalkan fungsi bisnis yang
ada melalui restrukturisasi lanjutan yang memberikan otonomi luas kepada PT.
IGM, terutama dalam hal penggarapan penjualan. Dengan demikian PT.
Indofarma (Persero) Tbk dapat lebih memfokuskan diri pada kegiatan produksi

Universitas Sumatera Utara

sedangkan PT. IGM pada kegiatan distribusi/ penjualan produk farmasi dan alat
kesehatan.
Guna meletakkan fondasi bisnis yang kuat PT. Indofarma (Persero) Tbk
senantiasa berupaya menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good
Corporate Governance). Pada 22 Februari 2007 organ utama perusahaan telah
bersama-sama menandatangani pernyataan komitmen implementasi GCG. Selain
itu, PT. Indofarma (Persero) Tbk membangun kompetensi personil yang
profesional melalui program pembangunan sumber daya manusia yang terarah,
agar mampu membawa perusahaan memasuki era perdagangan bebas.
Dalam rangka meningkatkan fasilitas produksi guna memenuhi ketentuan
standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) terkini, PT. Indofarma (Persero)
Tbk sejak tahun 2008 mulai melaksanakan renovasi fasilitas produksi di Cibitung.
Pada tahun 2009, telah masuk pada tahap penyelesaian. Dampak positif renovasi
adalah peningkatan kapabilitas untuk menciptakan kondisi yang ideal guna
terjaminnya kualitas dan stabilitas produk yang baik.

2.2 Struktur Organisasi PT. Indofarma (Persero) Tbk


PT. Indofarma (Persero) Tbk dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang
dibantu oleh empat orang staf direksi, yaitu Direktur Produksi, Direktur Umum
dan SDM, Direktur Pemasaran dan Direktur Keuangan. Masing-masing direktur
membawahi bidang dan tiap bidang membawahi beberapa seksi. Selain itu, ada
beberapa bagian yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama (non
direktorat), yaitu Corporate Secretary, Strategic Business Development (SBD),
Manajemen Resiko, Compliance and GCG (Good Corporate Governance), Satuan

Universitas Sumatera Utara

Pengawasan Internal (SPI) dan Supply Chain Management (SCM). Struktur


organisasi dapat dilihat pada bagan dibawah ini.

DIREKTUR
UTAMA

DIREKTUR
PRODUKSI

DIREKTUR
UMUM DAN SDM

Produksi I

SDM

Reguler I

Produksi II

Umum

Reguler II

Teknik &
Pemeliharaan

Logistik
Bahan Awal

OTC

DIREKTUR
PEMASARAN

Teknologi
Informasi
Akuntansi
Keuangan

Ekspor

PPPP

Logistik
Produk Jadi

QC/ QA *)

Marketing
Support

Procurement

IGM

Corporate
Secretary

SPI

Rendal
keuangan

Institusi

Litbang

SBD

DIREKTUR
KEUANGAN

SCM

Manajemen Resiko,
Compliance & GCG

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Indofarma (Persero) Tbk.

Keterangan:
PPPP (Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan)
Litbang (Penelitian dan Pengembangan)
QC/ QA (Quality Control/ Quality Assurance)
SDM (Sumber Daya Manusia)
OTC (Over The Counter)
IGM (Indofarma Global Medika)
Rendal (Perencanaan dan Pengendalian)
SPI (Satuan Pengawasan Internal)
SBD (Strategic Business Development)
SCM (Supply Chain Management)
GCG (Good Corporate Governance)
*) Dalam waktu dekat akan dipisahkan

Universitas Sumatera Utara

2.3 Visi dan Misi PT. Indofarma (Persero) Tbk


Visi PT. Indofarma (Persero) Tbk adalah menjadi perusahaan yang berperan
secara signifikan pada perbaikan kualitas hidup manusia dengan memberi solusi
terhadap masalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Misi PT. Indofarma (Persero) Tbk adalah:
a. Menyediakan produk dan layanan berkualitas dengan harga terjangkau untuk
masyarakat.
b. Melakukan penelitian dan pengembangan produk yang inovatif dengan
prioritas untuk mengobati penderita penyakit dengan tingkat prevalensi tinggi.
c. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia sehingga memiliki
kepedulian, profesionalisme dan kewirausahaan yang tinggi.

2.4 Moto PT. Indofarma (Persero) Tbk


Motto PT. Indofarma (Persero) Tbk adalah insan Indofarma dalam
menjalankan visi dan misi tersebut yaitu dilandasi ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, kita tingkatkan kualitas kesehatan bangsa. Insan Indofarma
memiliki nilai-nilai inti yang telah disepakati bersama dan dianut serta
mencerminkan budaya korporat yang membentuk filosofi bisnis dan budaya kerja
Compassionate, Professional, Entrepreneurshi disingkat CPE, untuk
mewujudkan visi dan misi perseroan.

2.5 Logo PT. Indofarma (Persero) Tbk


Perusahaan memiliki logo INF yang melambangkan kependekan nama
perusahaan. Logo tanpa bingkai menggambarkan pengabdian perseroan dibidang

Universitas Sumatera Utara

kesehatan masyarakat. Warna biru melambangkan sifat pengabdian perseroan


yang tidak terbatas. Keluasan pengabdian diperluas dengan gradasi warna yang
memiliki dimensi yang luas. Upaya pelayanan perseroan pada masyarakat tersirat
pada ritme dari garis luas dan lengkung. Kesatuan garisnya memberikan kesan
melindungi dan saling mendukung, artinya perseroan siap melindungi masyarakat
dari penyakit dan mendukung masyarakat untuk mewujudkan kesehatan. Posisi
miring melambangkan dinamika perseroan yaitu tidak terpaku pada konvensikonvensi yang sudah ada, mengikuti perkembangan zaman dan inovatif tetapi
mengikuti gerak laju teknologi.

Gambar 2.2 Logo PT. Indofarma ( Persero ) Tbk.

2.6 Kebijakan Mutu


Kebijakan mutu yang ditetapkan oleh perusahaan, adalah:
a. Mutu dijadikan prioritas utama demi kepuasan pelanggan eksternal dan
internal.
b. Mutu mencakup seluruh kegiatan perusahaan, mulai dari penelitian dan
pengembangan, produksi sampai pemasaran.

Universitas Sumatera Utara

c. Mutu dibangun dalam Sistem Manajemen Mutu terpadu oleh semua pihak
melalui perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang efektif dan efisien.
d. Mutu terutama ditentukan oleh faktor manusia, oleh karena itu pendidikan
dan pelatihan bagi karyawan terus dikembangkan sesuai kebutuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
e. Mutu selalu dijaga dan ditingkatkan sesuai kebutuhan pelanggan dengan
memperhatikan kemampuan daya saing melalui proses yang menekan biaya
mutu.

2.7 Kedudukan, Fungsi dan Peranan


PT. Indofarma (Persero) Tbk adalah suatu Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang memproduksi obat-obat esensial dan merupakan produsen obat
generik berlogo yang terbesar di Indonesia.
PT. Indofarma (Persero) Tbk sebagai suatu BUMN mempunyai fungsi
antara lain sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan kemanfaatan umum dibidang farmasi dalam arti yang
seluas-luasnya terutama dalam bidang pengadaan produk farmasi yang sangat
diperlukan oleh sarana kesehatan pemerintah maupun masyarakat umum.
b. Mendapatkan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan untuk
membiayai serta mengembangkan perusahaan dan untuk disumbangkan bagi
pembangunan nasional sesuai dengan kemampuan perusahaan.
c. Memperluas pemerataan penyediaan obat khususnya bagi masyarakat
golongan menengah ke bawah.

Universitas Sumatera Utara

d. Mencukupi kebutuhan obat yang dibutuhkan bagi Puskesmas dan Rumah


Sakit Pemerintah serta penyediaan obat di desa untuk mendukung Pos
Pelayanan Terpadu (POSYANDU)
e. Sebagai Price Leader terhadap obat-obat yang beredar di masyarakat melalui
program Obat Generik Berlogo.
f. Meningkatkan penerapan CPOB sebagaimana direkomendasikan oleh WHO
sebagai hasil produksi berstandar internasional.
Peranan PT. Indofarma (Persero) Tbk antara lain dapat dilihat dari setiap
kebijakan yang operasional maupun arah pengembangan perusahaan, yaitu:
a. Andalan utama produsen obat esensial bermutu, dengan demikian PT.
Indofarma (Persero) Tbk merupakan pemasok terbesar obat esensial dan
menggunakan sebagian besar kapasitas produksinya untuk memproduksi obat
esensial.
b.

Adanya motto perusahaan yaitu Untuk Kehidupan yang Lebih Baik, yang
artinya bahwa PT. Indofarma (Persero) Tbk akan selalu berusaha
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menjadi lebih baik. PT.
Indofarma (Persero) Tbk sebagai Badan Usaha Milik Negara membantu
memenuhi upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh dan terpadu termasuk
pemerataan penyediaan obat yang bermutu dengan harga yang terjangkau.

c.

PT. Indofarma (Persero) Tbk menjadi tempat pelatihan tenaga farmasis dan
profesi lain dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
industri farmasi.

Universitas Sumatera Utara

2.8 Lokasi dan Fasilitas


Seluruh fasilitas produksi farmasi dan obat herbal dirancang sesuai konsep
CPOB dan CPOTB dimana dibangun diatas tanah seluas 20 hektar di Cibitung,
Bekasi, Jawa Barat. Pabrik lainnya yaitu pabrik makanan bayi seluas 0,25 hektar
di Cikarang. Pabrik dan kantor pusat PT. Indofarma (Persero) Tbk terletak di
Jalan Indofarma No. 1, Desa Gandasari, Kecamatan Cikarang Barat, Bekasi,
dengan luas tanah 2.000.000 m2 dan luas bangunan 28.035 m2. Bagian-bagian
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Ukuran ruangan masing-masing bagian PT. Indofarma (Persero) Tbk
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Ruang
Kantor pusat
Pusat pelatihan
Kantin
Koperasi
Poliklinik dan apotek
Masjid
Laboratorium
Unit produksi utama
Unit produksi laktam
Unit produksi parenteral
Unit produsi obat tradisional dan gudang
Bangunan utilities
Gudang bahan kimia
Instalasi pengolahan limbah cair
Instalasi limbah padat
Menara air
Cylinder gas chamber
Rumah jaga
Lapangan
Unit penelitian dan pengembangan

Ukuran (m2)
20
750
300
60
196
441
1.440
9.921
1.440
2.330
5.250
898
216
204
44
100
66
128
1.548
700

Sistem tata ruang produksi non steril dibagi dua, yaitu kelas empat dan
kelas tiga. Kelas empat meliputi gudang, koridor yang menghubungkan gudang

Universitas Sumatera Utara

produk jadi dan daerah pengemasan sekunder. Daerah ini ditandai dengan lantai
yang dicat epoksi agar kotoran tidak mudah melekat dan dinding mudah
dibersihkan. Kelas tiga merupakan daerah yang terkait langsung dengan proses
produksi, misalnya daerah proses pengolahan, pengemasan primer, hingga koridor
yang berhubungan. Sedangkan produksi steril dibagi dalam empat kelas.

2.9 Produk PT. Indofarma (Persero) Tbk


Produk yang dihasilkan oleh PT. Indofarma (Persero) Tbk dikelompokkan
berdasarkan produk etikal, OTC dan alat kesehatan. Produk-produk tersebut
antara lain:
a. Generik pharma product (Obat Generik berlogo)
b. Health foods (suplemen kesehatan)
c. Branded generic (obat generik dengan nama dagang)
d. Branded OTC (obat bebas)
e. Herbal product (obat herbal)
f. Exported pharma product (obat diekspor)
g. New product 2009 (produk baru 2009)
h. Spesial product 2009 (produk khusus 2009)

2.10 Pelaksanaan Kegiatan di PT. Indofarma (Persero) Tbk


PT. Indofarma (Persero) Tbk merupakan perusahaan farmasi yang
memproduksi obat generik etikal sebagai produk utama disamping memproduksi
lainnya. Dalam menjalankan perusahaan, PT. Indofarma (Persero) Tbk menitik
beratkan kegiatan kepada nilai inti perusahaan, yaitu profesional, kewirausahaan

Universitas Sumatera Utara

dan kepedulian. Dari segi profesional, perusahaan menjunjung tinggi integritas,


komitmen seluruh insan dan kepurnaan. Dari segi kewirausahaan, dimana
perusahaan berpandangan visioner, inovasi untuk pertumbuhan dan fokus kepada
pelanggan. Dari segi kepedulian, perusahaan menghargai sikap dan pandangan
orang lain, kerja sama tim serta kesetaraan atas kesempatan dan penghargaan.
2.10.1 Direktorat Produksi
Direktorat Produksi PT. Indofarma (Persero) Tbk dipimpin oleh seorang
direktur yang membawahi tujuh bidang, dimana setiap bidang dipimpin oleh
seorang manajer yang dibantu oleh asisten manajer dan supervisor. Struktur
organisasi direktorat produksi sebagai berikut:
PRODUKSI

Produksi I

Produksi II

Penelitian &
pengembanga

pppp

Procurement

*) Quality
Assurance/Control

Teknik &
Pemeliharaan

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Direktorat Produksi PT. Indofarma (Persero) Tbk.
2.10.1.1

Bidang Produksi I

Bidang Produksi I dipimpin oleh seorang manajer yang membawahi empat


seksi Seksi Solid I, Seksi Solid II, Seksi Pengemasan dan Seksi Herbal. Struktur
organisasi bidang produksi I sebagai berikut:
PRODUKSI I

Solid I

Solid II

Pengemasan

Herbal

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Bidang Produksi I PT. Indofarma (Persero) Tbk.
Tanggung jawab masing-maing seksi dibidang produksi I sebagai berikut:
a. Seksi Solid I, bertanggung jawab dalam pembuatan massa tablet dan kapsul.
b. Seksi Solid II, bertanggung jawab dalam pencetakan tablet/ filling kapsul.
c. Seksi Pengemasan, bertanggung jawab dalam pengemasan tablet dan kapsul
non -laktam.
d. Seksi Herbal , bertanggung jawab dalam produksi herbal.
Visi dari bidang Produksi I adalah commit to SQC (Supply, Quality and
Cost). Bidang Produksi I dalam menjalankan kegiatannya selalu berkomiten
bahwa penyediaan bahan yang sesuai rencana dan tepat waktu akan menjamin
kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasinya sehingga efisiensi
biaya tercapai dan keuntungan juga tercapai.
Ukuran kinerja bidang Produksi I ditentukan dengan menggunakan
indikator kunci/ Key Performance Indicator, yaitu:
a. Monthly production achievement (produksi bulanan yang tercapai).
b.

Process cycle time meet standart (waktu tunggu/ lead time).

c. Yield (hasil akhir).


d.

Succesfull batch (produk yang berhasil diproduksi).

e. Effective machine hour (jam kerja mesin efektif).


Untuk dapat mencapai keberhasilan diatas, maka perlu diperhatikan faktorfaktor yang menentukan, yaitu perencanaan produksi yang baik, formula, metode,
proses produksi yang handal dan tervalidasi, mesin-mesin yang terkualifikasi dan
terawat, personil yang kompeten, bahan baku yang tersandarisasi dan lingkungan
produksi yang terkualifikasi dan terkondisi dengan baik.

Universitas Sumatera Utara

Fungsi dan tugas dari bidang Produksi I adalah:


a. Merencanakan produksi.
b. Mengkoordinir pelaksanaan produksi.
c. Mengendalikan pelaksanaan produksi dan sumber daya manusia sebagai
pelaksanaannya.
d. Mengawasi pelaksanaan produksi.
Perencanaan produksi dilakukan berdasarkan rencana penjualan, kemudian
disusun RPB (Rencana Produksi Bulanan) oleh bidang PPPP (Perencanaan
Produksi dan Pengendalian Persediaan) yang berisi item produk dan jumlahnya.
Bidang produksi mengkonfirmasi kesanggunpan RPB dengan memperhitungkan
kapasitas mesin, personel dan waktu kerja. RPB selanjutnya di break down
menjadi RPM (Rencana Produksi Mingguan). RPB maupun RPM yang telah
disetujui oleh PPPP selanjutnya direalisasikan dengan penerbitan PP (Perintah
Produksi) dan PK (Perintah Kemas). PP dan CPB (Catatan Produksi Bets)
digunakan sebagai bon permintaan bahan baku kepada bagian penyimpanan/ LBA
(Logistik Bahan Awal). Di gudang, bahan yang diminta bidang Produksi I
dipersiapkan untuk diproses. Penimbangan dilakukan oleh petugas dispensing
dengan disaksikan oleh petugas IPC (In Proces Control), kemudian dilakukan
serah terima bahan baku kepada bidang Produksi I. Proses produksi dilaksanakan
sesuai persyaratan CPOB. Dokumen yang menyertai proses produksi yaitu CPB,
pengolahan dan pengemasan. Setelah diperoleh produk ruahan, bidang Produksi I
membuat Bukti Penyerahan Produk Ruahan (BPPR) untuk bidang PPPP sebagai
dasar untuk dibuat PK (Perintah Kemas). BPPR dibuat setelah produk ruahan
dinyatakan memenuhi syarat laboratorium melalui IPC. Setiap kegiatan harus

Universitas Sumatera Utara

berdasarkan prosedur tetap yang berlaku dan setiap tahap dilakukan IPC, baik
oleh personel produksi maupun personel bidang Pemastian Mutu.
Proses produksi tablet dibidang Produksi I dilakukan dengan metode
Vertical Closed Sistem, yaitu sistem vertikal tertutup dimana proses produksi
dilakukan dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Metode ini dilaksanakan
dibidang Produksi I karena bentuk bangunan memungkinkan metode tersebut
dilakukan (tiga lantai) dan produksinya besar sehingga efisiensi tenaga tercapai.
Keuntungan sistem ini adalah dapat meminimalkan terjadinya kontaminasi silang,
bets dapat dibuat dalam kapasitas besar, efisiensi dari segi waktu, tenaga, tempat
maupun energi.
Seksi Solod I
Seksi ini bertugas dalam persiapan pengolahan, penyiapan bahan awal, dan
pembuatan massa. Pembuatan massa meliputi pembuatan massa tablet dan kapsul
non laktam. Bahan yang telah ditimbang dibawa ke lantai tiga bersama CPB
(Catatan Pengolahan Bets) kemudian dilakukan penimbangan ulang (sebagai
recheck). Bahan aktif dan bahan penolong tersebut dipindahkan dengan
menggunakan pipa penyedot vakum (azo) yang didalamnya dilengkapi ayakan
berputar (rotatif sieve) dan filter untuk memisahkan partikel besar. Kemudian
dimasukkan ke dalam bin sebagai penampung. Bahan dalam bin dibawa dengan
forklift dan siap dibuat massa melalui proses mixing yang dilakukan dengan
menggunakan mixer diosna di lantai II. Setelah homogen, campuran diperiksa
oleh petugas IPC, sementara menunggu hasil uji, wadah campuran diberi label
karantina.

Universitas Sumatera Utara

Skema kegiatan dapat dilihat pada bagan berikut:


PP dari
PPPP

Permintaan bahan
ke LBA
Pengiriman massa ke
Solid II bersama BPPA

Penerimaan bahan
dari LBA

Pencampuran
bahan

Gambar 2.5 Skema Kegiatan Seksi Solid I


Keterangan:
PP (Perintah Pengolahan)
LBA (Logistik Bahan Awal)
BPPA (Bukti Penyerahan Produk Antara)

Seksi Solid II
Seksi ini berada di lantai II, bertugas melakukan pencetakan massa tablet
dan pengisian kapsul dari seksi solid I (pembuatan massa) yang telah dinyatakan
lolos uji, sampai menjadi produk ruahan yang lolos uji dan siap dikemas. Tahaptahap yang dilakukan oleh seksi pencetakan dapat dilihat pada skema berikut:
Massa dari
solid I

Pencetakan
tablet

Pengisian
kapsul

Pengujian
tablet inti

Penyalutan
tablet

Pengujian
produk ruah

Penyerahan ke
pengemasan
bersama
BPPR

Gambar 2.6 Skema Kegiatan Seksi Solid II


Keterangan:
BPPR (Bukti Penyerahan Produk Ruah)

Universitas Sumatera Utara

Pemeriksaan kualitas produk antara dan produk ruahan oleh operator


dilakukan selama proses berlangsung dan sewaktu-waktu oleh IPC agar produk
yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan. Produk
ruahan yang sudah lolos uji diserahkan ke seksi pengemasan dari seksi Solid II
untuk dikemas menjadi produk jadi.
Seksi Pengemasan
Proses pengemasan adalah bagian siklus produksi yang dilakukan terhadap
produk ruahan untuk menghasilkan produk jadi. Pengemasan berhubungan
dengan stabilitas obat yang berfungsi melindungi obat terhadap kelembaban,
suhu, cahaya, iklim, dan benturan. Selain itu kemasan juga mempengaruhi daya
tarik produk terhadap konsumen. Skema kegiatan seksi pengemasan dapat dilihat
dibawah ini:
PK dari
PPPP

Permintaan bahan
kemas ke LBA

Produk ruah
dari solid II

Penerimaan bahan
kemas dari LBA

Pengemasan
primer

Pengemasan
sekunder dan tersier

Pengiriman produk jadi


ke LPJ bersama BPPJ

Gambar 2.7 Skema Kegiatan Seksi Pengemasan


Keterangan:
PK (Perintah Kemas)
BPPJ (Bukti Penyerahan Produk Jadi)

Universitas Sumatera Utara

Jika ditinjau dari waktu dikeluarkannya PP dan PK, dikenal dua proses
yaitu:
a. In line process yaitu proses dimana hasil produksi langsung dikemas dalam
wadah pengemasnya, PP dan PK dikeluarkan bersamaan. Jadi mulai dari
bahan awal sampai menjadi produk dalam kemasan akhir, proses tidak
terputus. Proses ini diterapkan dalam sirup cair, sirup kering, salep dan oralit.
b. Non in line process, PP dan PK tidak dikeluarkan bersamaan. Setelah PP
dikeluarkan, dilakukan penyiapan bahan awal sampai menjadi produk yang
siap dikemas. Produk ini dikarantina menunggu dikeluarkannya PK. Proses
ini diterapkan dalam pembuatan tablet, kapsul dan produk steril.
Pengemasan merupakan terminal akhir produksi sebelum dipasarkan,
sehingga suatu produk harus memenuhi syarat-syarat pengemasan yang baik,
yaitu:
a. Melindungi produk.
b.

Inert, spesifik bahan pengemasnya.

c.

Harus aman, tidak mudah dibuka oleh anak-anak.

d.

Menarik terutama untuk kemasan obat bebas.


Tujuan dilakukan perubahan kemasan adalah:

a. Untuk memberikan proteksi obat yang lebih baik.


b. Image baru.
c. Menonjolkan produk tersebut dari produk lainnya (competitor).
d. Promosi.
e. Sumber informasi.

Universitas Sumatera Utara

Bahan pengemas dibedakan menjadi tiga macam yaitu:


a. Bahan pengemas primer, yaitu bahan pengemas yang langsung berhubungan
dengan produk, misalnya tube, botol, ampul, stripping, dan blister.
b. Bahan pengemas sekunder, yaitu bahan pengemas yang tidak berhubungan
langsung dengan produk obat, tetapi berhubungan dengan pengemas primer
misalnya kotak untuk ampul/ strip/ blister/ salep.
c. Bahan pengemas tersier, yaitu bahan pengemas yang berhubungan langsung
dengan pengemas sekunder, misalnya karton.
Bahan pengemas dari gudang bila berupa karton akan dilakukan
penyablonan yang berisi nama produk, nomor bets, expired date, sedangkan untuk
etiket dan kotak akan dilakukan coding (pemberian code) antara lain nomor bets,
manufacturing date, expired date, dan HET (Harga Eceran Tertinggi).
Produk ruahan yang akan dikemas dan bahan kemas yang diterima dari
gudang/ LBA semuanya sudah diluluskan oleh quality control. Proses
pengemasan dapat berupa pengisian ke botol, stripping, blistering dan sacheting.
Jenis pengemasan yang digunakan disesuaikan dengan sifat produk ruahan dan
permintaan pasar. Selama proses pengemasan dilakukan pengujian oleh IPC,
misalnya uji kebocoran strip, blister, dan pengisian kedalam sachet. Selanjutnya
dilakukan proses dokumentasi untuk bidang pengemasan meliputi Catatan
Pengolahan Bets, catatan sanitasi, catatan produksi harian yang terdiri dari kontrol
harian mesin, pengepakan dan laporan bulanan.
Seksi Herbal
PT. Indofarma (Persero) Tbk mendirikan Extraction Center yang khusus
memproduksi obat tradisional (Jamu). Bidang herbal memproduksi obat-obat

Universitas Sumatera Utara

tradisional yang bahan bakunya dapat berasal dari dalam negeri maupun dari luar
negeri. Obat tradisional yang bahan bakunya berasal dari dalam negeri nama
produk berawal Pro, misalnya Prolipid, Probagin dan Prouric. Obat tradisional
yang bahan baku yang diimpor nama produknya berawalan Bio, misalnya
Biovision, Bioginko dan lain-lain.
Kegiatan produksi diseksi herbal meliputi sortasi, pencucian simplisia,
ekstraksi, formulasi dan pengemasan. Proses pengolahan ekstrak dimulai dari
perajangan kemudian ekstraksi (penyarian), pengentalan, pengeringan kering yang
kemudian menghasilkan ekstrak kering. menggunakan metode ekstraksi berupa
maserasi, perkolasi dan gabungan keduanya. Pengeringan ekstrak menggunakan
tiga metode yaitu spray dryer, dehumidifier, dan vaccum dryer. Sistem produksi
sesuai dengan CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik). Produksi
herbal di PT. Indofarma (Persero) Tbk berupa horizontal close system.
Bahan baku dipenuhi dengan cara membeli langsung dari supplier, melalui
petani binaan atau bekerja sama dengan institusi lain. Bahan baku tersebut harus
memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh PT. Indofarma (Persero) Tbk seperti
kadar air (lebih kecil dari 10%), kadar sari larut dalam air dan kadar sari larut
dalam alkohol (tergantung simplisia) mengacu kepada buku resmi yang ditetapkan
yaitu Materia Medika Indonesia. Bahan pendukung produksi terdiri dari pelarut
seperti etanol dan air yang digunakan untuk ektraksi, bahan penolong (aerosil,
amilum maydis kering, magnesium stearat, sodium starch glikolat dan
microcrystallin cellulosa), dan bahan pengemas (botol plastik, kapas steril, etiket,
silika gel, aluminium foil, karton dan pita perekat).

Universitas Sumatera Utara

2.10.1.2

Bidang Produksi II

Bidang Produksi II dipimpin oleh seorang manager. Bidang ini membawahi


tiga seksi, yaitu Seksi laktam, Seksi Salep, Sirup, Serbuk (SSS) dan Seksi
Produksi Steril. Struktur organisasi bidang produksi II dapat dilihat pada bagan
dibawah ini:
PRODUKSI II

Sediaan
laktam

Sediaan salep,
sirup serbuk

Produksi
steril

Gambar 2.8 Struktur Organisasi Bidang Produksi II PT. Indofarma (Persero) Tbk.
Bidang Produksi II bertugas untuk memastikan tersedianya produk tablet,
kapsul dan sirup kering laktam, salep, sirup, serbuk, dan produk steril sesuai
dengan target dengan cara merencanakan, mengkoordinasi, dan mengendalikan
aktivitas pengolahan, pengemasan dan kegiatan lainnya yang terkait. Pelaksanaan
proses produksi dibidang Produksi II menggunakan vertical closed system untuk
menghindari kontak dengan lingkungan. Sistem ini diterapkan untuk produksi
serbuk seperti oralit. Sedangkan untuk produksi sediaan -laktam, salep dan sirup
menggunakan horizontal closed system, dimana penyiapan bahan awal sampai
produk akhir diproses dalam lantai yang sama, karena sediaan yang diproduksi
dalam jumlah yang relatif kecil.
Seksi Sediaan Laktam
Seksi sediaan laktam bertugas memproduksi sediaan antibiotika yang
mempunyai inti laktam. Bentuk sediaannya berupa tablet, kapsul, dan sirup
kering. Gedung dan fasilitas produksi laktam secara fisik dipisahkan dari

Universitas Sumatera Utara

produksi lain (non laktam). Pembuatan sediaan laktam dibedakan sebagai


berikut:
a. Sediaan sirup kering
Produksi sirup kering di seksi laktam meliputi sirup kering Ampisilin 125
mg/5 ml dan sirup kering Amoksisilin 125 mg/5 ml. Proses produksi sirup kering
dilakukan secara In Line Process, yaitu proses produksi yang menjadi satu
kesatuan proses mulai dari pengisian sampai pengemasan. Alur proses pembuatan
sediaan sirup kering derivat laktam adalah sebagai berikut:
1. Penimbangan bahan aktif di lakukan di LBA laktam dan untuk bahan bahan
penolong dilakukan di LBA non laktam/ dispensing.
2.

Persiapan pembuatan massa, dilakukan penimbangan ulang.

3.

Pencampuran akhir dalam mixer.

4.

Penimbangan massa sirup siap isi.

5.

Pengisian massa sirup kering dalam botol.

6.

Petugas IPC mengambil sampel untuk diuji.

7.

Pengemasan.
Botol yang datang dari supplier terlebih dahulu dicuci dan dikeringkan.

Ruang tempat pengisian massa sirup kering memerlukan kelembaban tertentu,


yaitu tidak boleh lebih dari 50%. Hal ini untuk menjaga kualitas massa serbuk
kering agar mempunyai aliran yang baik, menjaga kestabilan zat aktif dan
mengendalikan keseragaman bobot. Operator mesin melakukan pengontrolan
terhadap bobot sirup kering dalam botol setiap 15 menit sejumlah masing-masing
2 botol dan dibuat peta kendali untuk dicantumkan dalam Catatan Pengolahan

Universitas Sumatera Utara

Bets. Bagian IPC juga melakukan kontrol produk. Dalam satu rangkaian proses
setelah pengisian, dilanjutkan dengan penutupan botol (capping).
b. Sediaan tablet dan kapsul
Proses produksi dilakukan secara In Line Process, yaitu proses produksi
yang menjadi satu kesatuan proses mulai dari pengisian sampai pengemasan. Alur
proses pembuatan sediaan sediaan tablet dan kapsul derivat laktam hampir sama
dengan produksi tablet dan kapsul non laktam.
Seksi Sediaan Salep, Sirup dan Serbuk
Seksi Salep, Sirup dan Serbuk memproduksi sediaan salep kulit, krim,
serbuk, sirup cair dan sirup kering. Pembuatan sediaan sebagai berikut:
a. Salep
Alur proses produksi sediaan salep kulit adalah sebagai berikut:
1. Penimbangan bahan awal yang telah lolos uji.
2. Pelelehan basis di dalam vessel tanpa pengaduk.
3. Basis dipindahkan ke dalam vessel yang dilengkapi pengaduk melalui pompa
dengan filter, kemudian dilakukan pengeringan basis. Massa basis selanjutnya
didinginkan dan dilakukan pemeriksaan kadar air oleh bagian IPC.
4. Bahan aktif, penolong dan pengawet ditambahkan ke dalam massa basis
sambil diaduk.
5. Massa salep dihomogenkan dengan menggunakan homogenizer dan
kemudian divakumkan untuk mengusir udara yang terperangkap.
6. Massa salep yang telah lolos uji dipindahkan ke dalam penampung stainless
steel, lalu dimasukkan ke dalam tube-tube alumunium menggunakan filling
machine. Selama proses pengisian dilakukan kontrol keseragaman bobot

Universitas Sumatera Utara

dengan penimbangan 20 tube setiap 15 menit dan dibuat peta kendalinya.


Petugas IPC akan melakukan sampling untuk diuji.
b. Krim
Alur proses sediaan krim adalah sebagai berikut:
1. Penimbangan bahan awal yang telah lolos uji.
2. Pembuatan fase minyak dan fase air, menurut sifat kelarutan masingmasing
bahan penolongnya.
3. Kemudian dilakukan pencampuran fase minyak dan fase air di dalam vessel
untuk pembentukan emulsi. Pada tahap ini proses dilakukan secara hatihati
agar krim tidak pecah. Setelah ditambahkan bahan aktif kedalamnya.
4. Massa krim yang terbentuk ini divakumkan untuk menghilangkan udara yang
terperangkap.
5. Bila hasil pengujian IPC memenuhi syarat maka massa krim siap untuk
diisikan kedalam tube dan dikemas. Proses selanjutnya sama seperti proses
produksi salep.
c. Serbuk
Oralit merupakan contoh sedian padat (serbuk) berbentuk granul yang
dikemas dalam sachet kedap udara. Pengadukan oralit dilakukan dalam mixer
diosna. Pemeriksaan kualitas terhadap massa oralit dilakukan oleh bagian Quality
Control yang meliputi kadar, warna, homogenitas, distribusi partikel, dan kadar
air. Untuk oralit kelembaban udara ruangan harus rendah karena produk
mempunyai sifat sangat higroskopis. Pengendalian proses yang dilakukan antara
lain penetapan kadar air.

Universitas Sumatera Utara

Alur proses produksinya adalah sebagai berikut:


1. Penimbangan bahan awal yang telah lolos uji.
2. Setelah penimbangan, bahanbahan dari mesin penyedot vakum (azo)
ditransfer ke dalam bin. Selanjutnya bin dipasang pada loading station di
lantai III dan massa dialirkan ke lantai II untuk dilakukan proses pengadukan
dengan menggunakan mixer diosna. Massa hasil pengadukan tersebut
kemudian dilakukan uji kadar air dan homogenitas.
3. Apabila massa telah homogen maka dilakukan proses pengisian. Untuk oralit
proses pengisiannya dilakukan dengan menggunakan sachet filling machine.
Selama proses pengisian, dilakukan pengawasan mutu terhadap keseragaman
bobot dan dilakukan pengujian.
4. Pengemasan kedalam pengemas sekunder dan tersier.
d. Sirup cair
Tahaptahap produksi sediaan sirup cair:
1. Pembuatan sirup cair diawali dengan pemeriksaan air/ DIW yang akan
digunakan sebagai bahan baku.
2. Dispensing bahanbahan awal yang telah dinyatakan memenuhi syarat.
3. Pembuatan larutan bahan dalam DIW dan pembuatan suspensi induk.
4. Pencampuran larutan bahan dan suspensi induk dalam vessel yang dilengkapi
pengaduk, kemudian dilakukan sirkulasi dengan menggunakan pompa,
flavouring agent ditambahkan pada suhu massa suspensi 40C kemudian
dilakukan pengecekan oleh IPC terhadap massa suspensi.
5. Massa suspensi yang telah lulus uji dialirkan ke filling machine melalui
pompa. Filling machine dilengkapi dengan mesin peniup udara kering, mesin

Universitas Sumatera Utara

penutup botol dan mesin penempel etiket. Selama proses pengisian dilakukan,
pengawasan terhadap keseragaman bobot dengan pemeriksaan bobot 6 botol
setiap 15 menit dan dibuat peta kendalinya. Petugas IPC akan melakukan
sampling untuk diuji.
6. Pengemasan ke dalam wadah pengemas sekunder dan tersier.
e. Sirup kering
Tahap-tahap proses sesiaan sirup kering:
1. Proses diawali dengan pengayakan dan granulasi.
2. Penimbangan kemudian pencampuran dengan bahan tambahan didalam
diosna.
3. Dilanjutkan dengan pengisian dan pengemasan. Pada semua proses dilakukan
kontrol oleh IPC.
Untuk pembuatan sirup kering ini, kelembaban udara diatur sedemikian
rupa sehingga kurang dari 50%, menggunakan alat dehumiditifier. Massa sirup
kering yang telah memenuhi syarat dimasukkan kedalam botol, pengisian sirup
kering ini masih dilakukan secara manual. Setelah dilakukan pengisian, botol
ditutup, diberi etiket dan dikemas.
Seksi Produksi Steril
Seksi produk steril bertanggung jawab dalam memproduksi sediaan steril,
dipimpin oleh seorang asisten manager yang membawahi dua subseksi, yaitu:
a. Subseksi pengolahan (penimbangan dan pelarutan, pengisian, sterilisasi,
pengolahan cepalosporin dan dokumentasi).
b. Subseksi pengemasan (pengepakan, pemeriksaan kejernihan sediaan ampul,
vial dan tetes mata serta pencetakan label).

Universitas Sumatera Utara

Produk yang dihasilkan antara lain:


a. Sedian steril cairan, seperti injeksi vitamin B12, deksametason, diazepam,
lidokain compositum, papaverin HCl, atropine sulfat dan aqua PI, furosemid
injeksi dan metoklopramida (dibuat dengan cara sterilisasi akhir). Sedangkan
gentamicin dan ranitidine injeksi (dibuat secara aseptis).
b. Tetes mata, seperti gentamicin 40 mg/ml.
c. Sediaan steril powder, seperti injeksi derivat sefalosporin yang dibuat secara
aseptis yaitu Cefotaxim, Ceftriaxon.
Ruang produksi steril dibagi menjadi beberapa kelas sesuai dengan
persyaratan CPOB. Pembagian ini didasarkan kepada derajat kebersihannya,
yaitu:
a. Ruang kelas I merupakan ruang kelas di bawah LAF (Laminar Air Flow)
yang dilengkapi dengan HEPA (High Efficiency Particulare Air) filter
berefisiensi 99,995%. Besarnya pertukaran udara adalah 2040 kali/jam.
Jumlah cemaran partikel dengan diameter kurang dari 0,5 m tidak boleh
lebih dari 100 partikel/feet kubik.
b. Ruang kelas II sama dengan ruang kelas I tetapi tanpa LAF. Jumlah cemaran
partikel dengan diameter kurang dari 0,5 m tidak boleh lebih dari 10.000
partikel/ feet kubik.
c. Ruang kelas III dilengkapi dengan filter berefisiensi 95%. Jumlah cemaran
partikel dengan diameter kurang dari 0,5 m tidak boleh lebih dari 100.000
partikel/ feet kubik, ruangan ini digunakan untuk pencucian.
d. Ruang kelas IV dengan persyaratan harus bersih secara visual, jumlah partikel
tidak dikendalikan.

Universitas Sumatera Utara

Keempat ruangan di atas, masing-masing dipisahkan dengan ruang antara


dan dilengkapi dengan sistem air lock, air shower, pass box dan sistem air
handling unit (AHU) yang memiliki peranan dalam pengaturan suhu, kelembaban,
tekanan dan sirkulasi udara. Aliran udara diatur berdasarkan perbedaan tekanan,
dimana ruangan dengan kelas yang lebih tinggi memiliki tekanan yang lebih
tinggi dari pada kelas yang lebih rendah.
2.10.1.3

Bidang Pengadaan/ Procurement

Bidang Pengadaan/ Procurement dipimpin oleh seorang manajer yang


membawahi dua seksi, yaitu seksi Pengadaan Bahan I dan seksi Pengadaan Bahan
II. Struktur organisasi dapat dilihat pada bagan dibawak ini:
Procurement

Pegadaan
bahan I

Pengadaan
bahan II

Gambar 2.9 Struktur Organisasi Bidang Procurement PT. Indofarma (Persero)


Tbk.
Tugas masing-masing seksi sebagai berikut:
a. Seksi Pengadaan Bahan I bertugas mengadakan barang impor yaitu bahan
baku (bahan aktif dan bahan penolong) baik yang dibeli dari luar negeri,
maupun dalam negeri.
b. Seksi Pengadaan Bahan II bertugas mengadakan bahan pengemas dan barang
umum non-farmasi seperti peralatan laboratorium, produksi, peralatan umum,
alat tulis kantor, barang-barang investasi dan lain-lain.

Universitas Sumatera Utara

Pengadaan dihadapkan pada dua hal yang berbeda, yaitu mutu dan harga.
Dapat dikatakan bahwa mutu hasil produksi dapat tergantung pada mutu bahan
awalnya. Demikian pula mengenai harga jual produk sangat dipengaruhi oleh
harga perolehannya. Pada umumnya mutu dan harga berbanding lurus, mutu
bahan awal yang baik akan mempunyai harga yang tinggi. Dengan demikian
menjadi suatu tantangan untuk mendapatkan bahan bermutu baik dengan harga
relatif rendah. Terlebih lagi bagi PT. Indofarma (Persero) Tbk yang mengemban
misi sebagai produsen utama obat generik berlogo yang ditujukan untuk konsumsi
masyarakat luas. Bidang Pengadaan melayani permintaan bahan farmasi dan nonfarmasi yang sangat kompleks. Oleh karena itu tanpa adanya spesifikasi yang
jelas, prosedur dan sistem administrasi yang baik, maka akan sulit mencapai hasil
yang diinginkan.
Prosedur dalam pengadaan/ procurement, meliput pengadaan bahan awal,
seleksi dan evaluasi rekanan, pengadaan barang non bahan awal dan investasi dan
pengadaan sampel bahan awal dan suplies khusus. Bidang pembelian dan
pengadaan memperhatikan masalah QCD (Quality, Cost, Delivery). Upaya yang
dilakukan dalam pengadaan barang/ bahan berkualitas dengan cara membeli
sesuai spesifikasi dan membuat daftar approved supplier/ producers. Untuk bahan
aktif, bahan pengemasan dan bahan penolong mengikuti spesifikasi yang telah
dibuat bidang Pemastian Mutu dan Litbang, sedangkan untuk mesin dan
pemeliharaan dilakukan oleh bagian teknik dalam mengendalikan harga
pembelian.

Universitas Sumatera Utara

2.10.1.4

Bidang Teknik dan Pemeliharaan

Bidang Teknik dan Pemeliharaan dipimpin oleh seorang menejer yang


membawahi empat seksi yaitu seksi Perencanaan, evaluasi dan workshop, seksi
Pemeliharaan, seksi Rekayasa dan seksi Utilities. PT. Indofarma (Persero) Tbk
bertugas melakukan pengawasan dan pemeliharaan terhadap seluruh mesin dan
peralatan produksi. Struktur organisasi dapat dilihat pada pagan dibawah ini:

Teknik dan
pemeliharaan

Perencanaan
evaluasi &
workshop

Pemeliharaan

Rekayasa

Utilities

Gambar 2.10 Struktur Organisasi Bidang Teknik dan Pemeliharaan PT. Indofarma
(Persero) Tbk.
Sarana pendukung pabrik yang digunakan di PT. Indofarma (Persero) Tbk,
antara lain:
a. Listrik
Sistem kelistrikan di PT. Indofarma (Persero) Tbk, menggunakan sumber
kelistrikan dari PLN dan generator milik perusahaan sendiri.
b. Air
Sistem pengelolaan air di PT. Indofarma (Persero) Tbk, menggunakan
sumber air tanah (sumur dalam 150 meter), dimana perusahaan memiliki empat
sumur air. Tujuan pengelolaan air ini adalah untuk menghilangkan cemaran
sesuai standar kualitas air yang ditetapkan. Air dihilangkan dari pengaruh zat besi
dan ditampung didalam bak penampung yang berisi kaporit untuk menghilangkan
bakterinya. Air (raw water) dihilangkan lumpur dan partikel-partikelnya dengan

Universitas Sumatera Utara

menggunakan multimedia filter, dimana filter-filter ini tersusun dalam suatu


tabung (vessel) dengan bagian bawah tabung diberikan pasir sebagai alas tabung,
filter ini sering juga disebut send filter. Selanjutnya air saring dengan karbon
aktif, berfungsi sebagai pre-treatment sebelum proses deionisasi untuk
menghilangkan klorin, kloramin, pestisida, bahan-bahan organik, warna, bau dan
rasa dalam air. Selanjutnya air dihilangkan kation dan anionnya (water softener
filter) dengan menggunakan resin untuk menghilangkan atau menurunkan
kesadahan air dengan cara mengikat calsium dan magnesium yang menyebabkan
tingginya tingkat kesadahan air. Selanjutnya air dialirkan ke gedung water
system. Air yang digunakan untuk produksi disirkulasikan selama 24 jam, untuk
itu dalam purified water system dilengkapi dengan looping system sehingga dapat
memungkinkan air tersebut disirkulasi selama 24 jam. Sistem ini juga dilengkai
dengan filter ultraviolet dan ozonasi.
c. Tata udara (Air Handling Unit)
Sistem tata udara untuk mengontrol suhu, kelembaban, tekanan udara,
jumlah partikel dan pola aliran udara sesuai dengan yang dibutuhkan untuk setiap
ruangan. Dilengkapi dengan cooling coil/ evaporator yang berfungsi untuk
mengontrol suhu dan kelembaban relatif udara yang akan didistribusikan ke
ruangan produksi. Udara yang dialirkan berasal dari campuran udara balik (return
air) dan udara luar (fresh air). Blower/ static pressure fan berfungsi
menggerakkan udara disepanjang sistem distribusi udara yang terhubung
dengannya. Filter berfungsi untuk mengendalikan dan mengontrol jumlah
partikel dan mikroorganisme yang mengkontaminasi udara yang masuk ke dalam
ruangan produksi. Filter diletakkan didalam rumah filter/ filter house dan dapat

Universitas Sumatera Utara

dibagi dalam beberapa tipe berdasarkan efisiensinya, yaitu prefilter (efisiensi


penyaringan 35%), medium filter (efisiensi penyaringan 95%) dan high effisiency
particulate air/ HEPA filter (efisiensi penyaringan 99,997%). Ducting berfungsi
sebagai saluran tertutup tempat mengalirnya udara.
d. Penanganan terhadap debu
Sistem penanganan debu dilakukan dengan menggunakan dust collector
dimana dilengkapi dengan filter/ penyaringan.
e. Uap air (steam)
Uap air diperoleh melalui unit steam boiler, digunakan sebagai sumber
panas pada pengeringan granul (dengan oven atau fluid bed dryer) sterilisasi
dengan autoclav dan lain-lain.
2.10.1.5

Bidang Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan


(PPPP)

Bidang Perencanaan dan Pengendalian Produksi dan Persediaan (PPPP)


dipimpin oleh seorang manajer yang membawahi empat seksi, yaitu seksi
Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku dan Pengemas, seksi Perencanaan dan
Pengendalian Produksi I, seksi Perencanaan dan Pengendalian Produksi II dan
Herbal serta seksi Toll Manufacturing dan Pelayanan Produk. Struktur organisasi
dapat dilihat pada bagan dibawah ini:

PPPP

Perencanaan dan
Pengendalian Bahan
Baku dan Pengemas

Perencanaan dan
Pengendalian
Produksi I

Perencanaan dan
Pengendalian Produksi
II & Herbal

Toll Manufacturing
dan Pelayanan
Produk

Gambar 2.11 Struktur Organisasi Bidang PPPP PT. Indofarma (Persero) Tbk.

Universitas Sumatera Utara

PPPP mempunyai peranan strategis dalam peningkatan efisiensi dan


produktifitas, proses pabrikasi, pengendalian persediaan sehingga diharapkan
dapat menghasilkan produk dengan mutu, harga, jumlah, dan waktu serta
pelayanan yang tepat.
Seksi Perencanaandan pengendalian mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi
perencanaan dan fungsi pengendalian. Fungsi perencanaan, merupakan landasan
umum dalam penentuan permintaan marketing dan langkah-langkah yang
diperlukan

untuk

memastikan

tercapainya

permintaan

tersebut.

Fungsi

pengendalian, merupakan alat manajemen untuk memastikan tersedianya bahan


awal, produk ruah, dan produk jadi untuk terpenuhinya permintaan marketing,
serta pengaturan agar tidak terjadi over stock atau out of stock.
Hubungan kerja PPPP dengan berbagai bidang lain:
Marketing

Perencanaan produk
Produksi

Supply product
PPPP

Permintaan bahan awal

Logistik

Pengendalian persediaan

Pengadaan

Gambar 2.12 Hubungan Kerja Bidang PPPP dengan Bidang lain di PT.
Indofarma (Persero) Tbk.
Alur proses kegiatan bidang PPPP dibagi menjadi dua tahap, yaitu alur
proses perencanaan dan alur proses pengendalian bahan. Alur proses perencanaan
dimulai dari bidang Pemasaran menyerahkan rencana penjualan satu tahun kepada
bidang PPPP. Berdasarkan hal tersebut PPPP membuat rencana produksi satu
tahun serta rencana kebutuhan satu tahun dan dimintakan persetujuan kepada

Universitas Sumatera Utara

Direktur Produksi. Kedua rencana tersebut digunakan sebagai dasar pembuatan


Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang disusun setiap tahun
kemudian dijabarkan dalam Konsep Rencana Produksi Periodik (KRPP) dan
Konsep Rencana Kedatangan Bahan (KRKB) perkuartal. Berdasarkan KRPP dan
KRKB perkuartal dibuat Rencana Produksi Bulanan (RPB). RPB ini digunakan
untuk menyiapkan Perintah Produksi (PP) dan Perintah Kemas (PK) serta
penyiapan Surat Pesanan Permintaan Barang (SPPB) untuk dimintakan
persetujuan Direktur Produksi.
Alur proses pengendalian bahan dimulai dari diterbitkannya Perintah
Pengolahan (PP) sekaligus berlaku sebagai bon permintaan bahan ke gudang
penyimpanan bahan baku dan bahan penolong. Kemudian diterbitkannya Bukti
Penyerahan Produk Ruah (BPPR), selanjutnya keluar Perintah Kemas (PK) dan
Bukti Penyerahan Produk Jadi (BPPJ). Berdasarkan PP dan PK bidang Produksi
membuat Rencana Produksi Mingguan (RPM) yang selanjutnya digunakan
sebagai pedoman proses produksi. Proses produksi dilaporkan dalam bentuk
laporan produksi dan ditujukan antara lain kepada bidang PPPP sebagai informasi
untuk fungsi pengendalian produksi. Bidang Pengadaan kemudian memberikan
informasi kemajuan proses pengadaan kepada PPPP untuk fungsi pengendalian
bahan.
Seksi perencanaan produksi mempunyai fungsi, antara lain mengumpulkan
data dan analisa (ramalan penjualan, kapasitas produksi, stok produk antara, ruah
dan jadi), menyusun rencana produksi, evaluasi rencana produksi secara periodik,
evaluasi efisiensi dan produkrifitas, evaluasi kendala-kendala produksi dan
koordinasi problem solving.

Universitas Sumatera Utara

Seksi Toll Manufacturing dibagi menjadi dua, toll out (dimana perusahaan
membuat produk ke pabrik farmasi lain) dan toll in (dimana perusahaan menerima
pembuatan produk dari pabrik farmasi lain).
2.10.1.6

Bidang Penelitian dan Pengembangan

Bagian Penelitian dan Pengembangan dipimpin oleh seorang manajer yang


membawahi lima seksi, yaitu seksi Formulasi, seksi Metode Analisa, seksi Herbal,
seksi Registrasi dan seksi Pengembangan Kemasan. Struktur organisasi dapat
dilihat pada bagan berikut ini:
Litbang

Formulasi

Metode Analisa

Herbal

Registrasi

Pengembangan
kemasaan

Gambar 2.13 Struktur Organisasi Bidang Litbang PT. Indofarma (Persero) Tbk.
Bidang Penelitian dan Pengembangan berperan dalam pengembangan
produk baru, peningkatan daya saing produk existing dan upaya peningkatan daya
saing dengan perusahaan farmasi lain. Tugas bidang ini, antara lain:
a. Meneliti dan mengembangkan produk.
b. Mengoptimalkan produk, yang meliputi optimasi formula termasuk optimasi
dan substitusi bahan.
c. Pengembangan metode analisis.
d. Penyiapan dokumen registrasi lokal dan ekspor.
e. Desain kemasan.
f. Mengorganisasi uji klinis obat dan penelitian ketersediaan hayati yang
bekerjasama dengan instansi lain.

Universitas Sumatera Utara

g. Mengadakan kerja sama di bidang penelitian dengan instansi lain seperti LIPI
(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan perguruan tinggi.
Seksi Formulasi
Seksi formulasi bertugas menyiapkan formula dan proses pembuatan obat
baru, mendesain formula, merancang metode pembuatan, pengembangan bahan
substitusi dan reformulasi dan reproses.
Penelitian formulasi meliputi:
a. Penelitian spesifikasi produk.
b. Penentuan bahan yang akan dipakai.
c. Penelitian formula.
d. Pembuatan master formula.
e. Pembuatan alur proses.
f. Merencanakan dan mengusahakan proses produksi yang pendek.
g. Persyaratan obat yang sama atau lebih ketat dari farmakope.
h. Mendesain formula yang mudah dianalisis.
i.

Produk yang dihasilkan mempunyai stabilitas yang baik.

j.

Efek farmakologi yang baik dan efek samping yang minimal.

k. Validasi formula dengan cara:

l.

1. Prospektif

: 3 bets pertama divalidasi

2. Retrospektif

: 20 bets produksi

Melakukan efisiensi formula.


Bagian Formulasi bertugas mengembangkan formula untuk produk baru,

melakukan reformulasi, yaitu memperbaiki formula dari produk yang sudah ada
dengan tujuan menghasilkan produk yang lebih baik. Selain itu juga mencari dan

Universitas Sumatera Utara

mengembangkan cara produksi untuk mempersingkat dan memperkecil biaya


produksi, menguji stabilitas produk baru serta membuat prosedur kerja tetap untuk
bagian produksi.
Bagian pengembangan produk harus mengembangkan produk-produk baru,
sehingga dapat dipertimbangkan oleh direksi. Marketing, SBD, proses
pengembangan formula tersebut meliputi studi literatur, penetapan spesifikasi
produk, seleksi bahan baku aktif dan penolong, trial uji stabilitas, scalling up ke
skala produksi.
Proses lahirnya produk baru dimulai dengan adanya usulan dari bagian
pemasaran atau divisi lain. Usulan tersebut dibahas oleh tim produk baru yang
terdiri antara lain dari bidang SBD, Litbang, PPPP, Produksi, Pemastian Mutu dan
Pemasaran. Tim produk baru mendiskusikan mengenai bentuk sediaan, dosis,
rencana kemasan dan rencana peluncuran produk. Selain itu bagian Litbang juga
bertugas memilih spesifikasi bahan, trial formula, desain kemasan, penyiapan
alat, dokumen registrasi dan uji stabilitas. Produk baru yang telah siap didaftarkan
ke Badan POM disertai dokumen-dokumen yang diperlukan untuk memperoleh
nomor registrasi. Dengan adanya nomor regristrasi, produk baru tersebut dapat
diproduksi. Produksi skala besar dilakukan bidang produksi bersama-sama dengan
bidang Litbang dan Pemastian Mutu.
Kegiatan pengembangan produk baru dilakukan selama tiga tahun, meliputi:
a. Studi Pustaka.
Mencari spesifikasi bahan aktif, bahan pembantu dan obat tidak tercampurkan
dari berbagai macam-macam pustaka, mencari metode dan teknik pembuatan

Universitas Sumatera Utara

yang baik sesuai dengan bentuk sediaan dan kapasitas produksi yang tersedia
serta menentukan peralatan yang akan digunakan.
b. Screening Bahan.
c. Trial Formulasi I dan Analisa.
Membuat formula yang aman, berkhasiat, bermutu, efektif dan efisien dari
segi proses dan biaya serta mempunyai nilai kompetitif dari kompetitor.
d. Penyediaan Bahan
Bagian Litbang berhubungan dengan bagian Purchasing untuk kesediaan
bahan.
e. Trial Formulasi II.
f. Kemas dan Uji Stabilitas.
g. Praregistrasi.
h. Uji BE.
i. Registrasi.
Bidang penelitian dan pengembangan juga melakukan reformulasi terhadap
produk-produk yang sudah diproduksi. Reformulasi adalah memperbaiki formula
yang sudah ada hal ini terjadi karena adanya masalah yang timbul pada produk
tersebut baik permasalahan pada formula, proses produksi dan proses
penyimpanan. Usulan reformulasi biasanya berasal dari pemasaran, pengawasan
mutu, produksi serta bagian penelitian dan pengembangan itu sendiri.
Seksi Metode Analisis dan Stabilitas
Tugas-tugas seksi ini adalah:
a. Memilih dan mempersiapkan metode analisis untuk bahan aktif, bahan baku
penolong, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi,

Universitas Sumatera Utara

yang prosedurnya mengacu pada CPOB. Metode tersebut harus mempunyai


ketepatan, ketelitian yang tinggi, sama atau lebih ketat persyaratannya dari
Farmakope, menggunakan peralatan dan reagensia yang efisiensinya tinggi.
b. Validasi dari metode analisa yang digunakan
c. Optimasi metode analisa
d. Kalibrasi alat-alat bersama dengan Quality Assurance (QA)
e. Menyediakan dan standarisasi ulang dari reworking standard
Penelitian stabilitas produk terutama dilakukan untuk produk baru dan
produk reformulasi. Untuk melakukan uji stabilitas produk dapat dilakukan
dengan cara:
a. Accelerated Test atau uji stabilitas dipercepat dengan menggunakan alat
Climatic Chamber yang dilakukan pada suhu 40 2 0C dengan kelembaban
relatif (RH) 75 5 % dalam jangka waktu 6 bulan. Tiap produk harus
dianalisis (dievaluasi) setiap minggu. Produk yang jatuh tempo harus
diperiksa, juga diamati secara organoleptis. Perhitungan dilakukan dari orde
reaksi.
b. Real Time dilakukan dengan memantau tiga bets pertama (formula trial) pada
suhu 30 0C 2 0C dengan kelembaban relatif (RH) 75 5 % dalam jangka
waktu 1 tahun.
Seksi Herbal
Seksi ini mempunyai tugas menyiapkan formula dan proses pembuatan obat
herbal dan makanan. Penelitian formulasi meliputi:
a. Penentuan bahan yang dipakai.
b. Trial formula.

Universitas Sumatera Utara

c. Menyusun spesifikasi bahan baku dan produk.


d. Pembuatan master formula, dokumen catatan produksi dari setiap formula.
e. Menyusun metode analisis bahan baku, produk antara, produk ruahan dan
produk jadi.
f. Memonitor stabilitas dari hasil trial tiga bets pertama.
g. Validasi formula dengan cara validasi prospektif (validasi tiga bets pertama).
Seksi Registrasi
Seluruh bagian pengembangan produk bekerja sama menyiapkan data
registrasi obat ke Badan POM. Bentuk aplikasinya meliputi:
a. Komposisi produk baru.
b. Proses pembuatan.
c. Metode analisa.
d. Artwork dari desain kemasan.
e. Data stabilitas.
f. Referensi (literature).
g. Hasil uji klinis.
h. Data farmakologi.
Seksi Pengembangan Kemasan
Prinsip pengembangan kemasan berdasarkan efisiensi bahan kemas,
sehingga dapat meminimalkan biaya produksi. Dalam mengembangkan kemasan,
faktor-faktor yang diperhatikan antara lain:
a. Melihat dari kompetitor.
b. Hasil uji stabilitas.
c. Kondisi penyimpanan.

Universitas Sumatera Utara

d. Sifat produk.
e. Sifat bahan.
Untuk obat-obat generik, desain kemasan telah ditentukan oleh pemeritah
berdasarkan Surat Keputusan Dirjen POM No. 01542/A/SK/VI/90 tanggal 21
Juni 1990.
2.10.1.7

Bidang Pengawasan Mutu/ QC dan Pemastian Mutu/ QA

Bidang Pemastian Mutu dipimpin oleh seorang menejer yang membawahi


enam seksi, yaitu seksi Pengujian Bahan Awal, seksi Pengujian Mikrobiologi,
seksi IPC (In Process Control) dan Pengujian Produk, seksi Pengendalian Sistem,
seksi Kalibrasi dan Validasi dan seksi Pengendalian Proses dan Evaluasi Pasca
Produksi. Struktur organisasi dapat dilihat pada bagan berikut ini:
QC/ QA

Pengujian
bahan
awal

Pengujian
mikrobiologi

IPC &
Pengujian
Produk

Pengendalian
sistem

Kualifikasi,
kalibrasi &
validasi

Pengendalian
proses &
evaluasi
pasca
produksi

Gambar 2.14 Struktur Organisasi Bidang QC/ QA PT. Indofarma (Persero) Tbk.
Bidang Pemastian Mutu berwenang untuk menolak atau meluluskan bahan
awal, produk antara, produk ruahan serta produk jadi, berdasarkan hasil
pengujian. Bidang Pemastian Mutu bertanggung jawab atas kelancaran dan
kebenaran pelaksanaan pengujian mutu bahan awal maupun produk serta
dokumentasinya dalam pemastian mutu. Selain itu, bidang Pemastian Mutu
bertanggung jawab terhadap mutu sampai dihasilkan obat jadi dan dilakukannya
evaluasi terhadap contoh pertinggal (retained sample). Secara sederhana dapat

Universitas Sumatera Utara

dikatakan bahwa bidang pemastian mutu bekerja sebelum, selama dan setelah
proses produksi.
Tugas bidang Pemastian Mutu adalah:
a. Melaksanakan pengujian mutu produk.
b. Melaksanakan pengujian mutu bahan awal.
c. Mengelola sistem dokumentasi CPOB dan ISO.
d. Melaksanakan pengujian mutu lingkungan kerja.
e. Aktif dalam melaksanakan program validasi.
f. Aktif dalam pelaksanaan program inspeksi diri dan audit pemasok.
g. Evaluasi Catatan Pengolahan Bets dan sarana penunjang (udara, air, gas,
listrik).
h. Monitor stabilitas retained sample.
i. Penelusuran terhadap klaim kualitas obat.
j. Memantau proses produksi (In Process Control) dan evaluasi pasca produksi.
k. Mengevaluasi, menyetujui dan mengendalikan setiap perubahan terhadap
bahan, proses, metode, peralatan, sarana penunjang dan dokumen.
l. Melakukan Post Marketing Surveylance.
Fungsi bidang pemastian mutu adalah:
a. Mengesahkan seluruh prosedur (mutu) kecuali prosedur keuangan.
b. Mengesahkan metode analisa dan spesifikasi produk, baik produk ruah,
produk antara maupun produk jadi.
c. Menetapkan purchasing spesification.
d. Menghentikan proses produksi jika ada penyimpangan.
e. Menyusun approved vendor list.

Universitas Sumatera Utara

f. Melakukan penarikan produk.


Seksi Pengujian Bahan Awal
Pengujian bahan awal dimulair pada saat barang datang di gudang. Bahan
yang masuk ke gudang dikarantina, kemudian dilakukan sampling dan pengujian
oleh bidang Pemastian Mutu untuk menentukan apakah bahan tersebut memenuhi
persyaratan (diterima) atau tidak memenuhi persyaratan (ditolak). Pengujian
bahan awal meliputi:
a. Bahan Baku
1. Pengecekan label dari pabrik, yang meliputi berat bersih, nomor lot,
tanggal pembuatan, expired date (ED), dan penyimpanan.
2. Pengecekan label karantina di gudang, yang meliputi nama barang, nomor
kode, nomor bets, tanggal dibuat, jumlah, tanggal sampling, dan paraf.
3. Sampling, untuk uji identitas diambil contoh dari tiap wadah; untuk
pengujian lengkap bahan baku dari suatu bets, diambil contoh dengan
mengikuti rumus n+1, dimana n adalah jumlah wadah bahan baku bets
yang bersangkutan dari sekali penerimaan.
4. Analisis bahan awal, antara lain pemerian, identifikasi bahan aktif dan
penolong, uji kemurnian, pH, dan kadar air.
b. Bahan Pengemas
1. Bahan Pengemas Primer

Alumunium foil, meliputi uji elastisitas (kekuatan terhadap tekanan)


stripping (suhu 150OC), lebar, dan nomor regristrasi.

Tube, meliputi uji kebocoran warna atau cat, berat, ukuran tebal badan,
dan uji kebocoran membran.

Universitas Sumatera Utara

Blister dan stripping, meliputi pengujian kelenturan dan elastisitas,


daya merekatnya alumunium foil dan plastik.

Ampul, meliputi diameter, kebocoran, kebocoran, tinggi potongan


ampul, tinggi badan, keretakan, dan ketebalan kaca.

Botol, yaitu diameter, tinggi, ketebalan dinding botol, kesetaraan


volume, kebocoran, dan lain-lain.

2. Bahan Pengemas Sekunder


Uji dilakukan terhadap kotak/ dus, yaitu meliputi panjang, lebar, tinggi,
tulisan, bobot, dan daya rekat.
3. Bahan Pengemas Tersier
Uji dilakukan terhadap karton, yaitu meliputi panjang, lebar, tinggi, dan
text.
Seksi Pengujian Mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi adalah pengujian yang menggunakan jasad renik
(virus, jamur, ragi, algae, dan protozoa). Uji mikrobiologi bertujuan mengetahui
sejauh mana suatu produk atau penunjang produksi (bahan awal, peralatan,
operator, ruangan) telah memenuhi syarat mikrobiologi.
Sumber kontaminasi mikrobiologi ada tiga, yaitu :
a. Air, yang berasal dari tanah, air hujan, dan tanaman yang membusuk
b. Peralatan, yang disebabkan karena proses pembersihan yang tidak sempurna,
pencucian dengan air yang tidak memenuhi persyaratan, dan debu yang
melekat.
c. Operator, yang berasal dari keringat, hidung (nafas), dan air ludah.

Universitas Sumatera Utara

Uji yang dilakukan oleh seksi Pengujian Mikrobiologi meliputi:


a. Uji Potensi
Uji potensi dilakukan untuk membandingkan dosis sediaan uji terhadap dosis
sediaan pembanding yang masing-masing menghasilkan derajat hambatan
pertumbuhan yang sama pada biakan jasad renik yang peka dan sesuai. Uji
dilakukan dengan lempeng silinder.
b. Uji Sterilisasi
Tujuan dari uji sterilisasi adalah untuk menentukan adanya kemungkinan
jasad renik (mikroba) hidup atau mempunyai daya hidup dalam produk steril,
baik terhadap produk yang dihasilkan aseptis atau secara sterilisasi (pada
produk akhir dilakukan sterilisasi akhir dengan otoklaf).
Cara pengujian sterilisasi ada dua cara, yaitu:
a. Cara langsung, yaitu sampel langsung dimasukkan dalam media pembenihan.
b. Cara tak langsung, yaitu sampel disaring melalui membran dan dimasukkan
dalam media pembenihan.
Uji ini meliputi uji air untuk injeksi, pengujian jumlah kandungan jasad
renik per ml produk antara injeksi sebelum diadakan proses sterilisasi dan uji
terhadap ruangan.
Pengujian sterilisasi dilakukan di dalam LAF (Laminar Air Flow) Kabinet,
sebelum digunakan LAF Kabinet disinari lampu UV selama 10 menit, kemudian
disemprot dengan disinfektan. Pengujian dapat dilakukan beberapa cara:

Universitas Sumatera Utara

1. Uji kontaminasi (batas cemaran)


Uji kontaminasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu sampel serta
sarana pendukung lainnya baik ruangan, peralatan, operator, telah
terkontaminasi oleh jasad renik.
2. Pengujian endotoksin (tes LAL)
Pengujian endotoksin bertujuan untuk menguji endotoksin dalam sampel atau
di permukaan sampel dengan LAL. Endotoksin adalah toksin yang dihasilkan
oleh bakteri gram negatif dan dapat dihancurkan dengan pemanasan 180OC
selama 3,5 jam atau 250OC selama 0,5 jam.
3. Pemantauan mikrobiologi ruangan dan air
Fasilitas yang diuji yaitu udara, lantai, dinding, dan peralatan. Keempat
fasilitas tersebut dapat mempengaruhi kualitas produksi yang dihasilkan.
Metode uji yang digunakan yaitu:
Setting Plate, dimana lempeng agar dibiarkan terbuka selama 30 menit
kemudian ditutup dan diinkubasi.
Sit to agar, yaitu dengan cara mengontak volume tertentu udara ruangan
pada permukaan contact plate kemudian ditutup dan diinkubasi.
Contact plate, dimana plate langsung ditempelkan pada permukaan yang
datar (lantai, dinding) sejumlah luas tertentu.
Apus (swab) dengan menghapus sejumlah tertentu permukaan yang
berlekuk atau permukaan rata kemudian disebarkan ke atas permukaan
agar lempeng.

Universitas Sumatera Utara

Seksi IPC dan Pengujian Produk


Tugas seksi IPC dan Pengujian Produk meliputi pengujian terhadap produk
antara dan produk ruahan. Macam pengujian yang dilakukan adalah:
a. Tablet
Produk antara, uji yang dilakukan adalah identifikasi, distribusi partikel atau
ukuran partikel, bulk density, tapping density, waktu alir serbuk, dan kadar
zat aktif.
Produk ruahan, uji yang dilakukan yaitu keseragaman bobot, waktu hancur,
kekerasan, diameter atau tebal, kadar zat aktif, dan disolusi.
b. Kapsul
Produk antara, uji yang dilakukan yaitu keseragaman bobot, waktu hancur,
kekerasan, diameter atau tebal, kadar zat aktif, dan disolusi.
Produk ruahan, uji yang dilakukan yaitu keseragaman bobot, waktu hancur,
kadar zat aktif, dan disolusi.
c. Injeksi
Produk antara, uji yang dilakukan yaitu kejernihan, pH, dan kadar
Produk ruahan, uji yang dilakukan yaitu kejernihan, keseragaman volume,
pH, kadar, dan sterilitas.
d. Oralit
Produk antara, uji yang dilakukan yaitu distribusi ukuran partikel, bulk
density, tapping density, kadar air, dan homogenitas.
Produk ruahan, uji yang dilakukan yaitu kadar air, kadar masing-masing
komponen, keseragaman bobot, pH, dan warna.

Universitas Sumatera Utara

e. Sirup dan eliksir


Produk ruahan, uji yang dilakukan yaitu bobot jenis, pH, kadar, dan
kekentalan.
Produk ruahan, uji yang dilakukan yaitu keseragaman volume, keseragaman
bobot, kekuatan penutup botol, kadar, pH, bobot jenis, dan kandungan
mikroba untuk produk tertentu.
f. Sirup kering
Produk antara, uji yang dilakukan yaitu kadar zat aktif, kadar air, kekentalan,
pH, dan bobot jenis.
Produk ruahan, uji yang dilakukan yaitu kadar air, kekentalan, pH, bobot
jenis, kadar, dan kandungan mikroba.
Seksi Pengendalian Sistem
Sub bidang ini merupakan bidang yang baru dalam struktur organisasi PT.
Indofarma (Persero) Tbk, yang bertanggung jawab terhadap pengendalian sistem.
Tugas dari seksi Pengendalian Sistem adalah mengkoordinasikan pelaksanaan
sistem manajemen mutu menurut CPOB dan ISO yang digunakan PT. Indofarma
(Persero) Tbk. Tugas dari bidang ini adalah:
a. Pengembangan manajemen sistem mutu, seperti manajemen CPOB, ISO,
CPOTB, dan audit internal.
b. Pengelolaan self inspection (CPOB dan ISO).
c. Pengelolaan dan perencanaan training mutu.
Seksi Kualifikasi, Kalibrasi dan Validasi
Seksi

Kalibrasi

dan

Validasi

bertugas

untuk

mengkoordinasikan

pelaksanaan kualifikasi, kalibrasi dan validasi baik peralatan maupun bangunan

Universitas Sumatera Utara

sehingga proses produksi dapat berjalan lancar. Tugas dari bidang ini adalah
kalibrasi dan validasi, bekerjasama dengan Bidang Litbang Produk dan Bidang
Pemastian Mutu.
Seksi Pengendalian Proses dan Evaluasi Pasca Produksi
Seksi ini bertugas untuk mengendalikan semua proses mulai dari in process
control selama proses produksi, pengendalian dan evaluasi bila ada penyimpangan
dan perubahan (proses/ metode, bahan awal, peralatan, spesifikasi), stabilitas on
going, annual product review, dan penanganan keluhan konsumen. Hal ini
dilakukan agar semua proses yang berjalan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan. Pengawasan dalam proses (in process control) dimulai dari
penimbangan bahan awal sampai produk jadi yang siap didistribusikan. Tugas
pokok bagian In Process Control (IPC) antara lain analisis fisik, sampling, kontrol
keliling, pengawasan dispensing, inspeksi bahan awal, inspeksi akhir,
administrasi, pengolahan, pengawasan sampel yang merupakan titik kritis pada
proses pengawasan yaitu kontrol line clearance sebelum proses pengemasan. Di
samping itu, seksi ini bertanggungjawab terhadap evaluasi obat pasca produksi
agar produk yang dihasilkan benar-benar terjamin mutunya.
2.10.2 Direktorat Umum dan Sumber Daya Manusia
Direktorat Umum dan Sumber Daya Manusia (SDM) PT. Indofarma
(Persero) Tbk dipimpin oleh seorang manajer yang dibantu oleh asisten manajer
dan supervisor, dibagi dalam empat bidang, yaitu Bidang SDM, Bidang Logistik
Bahan Awal, Bidang Logistik Produk Jadi dan Bidang Umum. Struktur ooganisasi
direktorat produksi sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

UMUMDANSDM

SDM

Industrial
Relation
People
Development
HR System
Compensation
& benefits

Logistik
Bahan Awal
Bahan Baku &
ADM Gudang

Logistik
Produk Jadi
Produk
Jadi

Bahan
Pengemas &
Spare part
Dispensing

Prog. Kemitraan &


Bina Lingkungan
(PKBL)

Umum

Pelayanan
Operasional
Pelay. Rumah
Tangga
Pemeliharaan
& Perbaikan

Poliklinik/ Apotik

Gambar 2.15 Struktur Organisasi Direktorat Umum dan Sumber Daya Manusia
(SDM) PT. Indofarma (Persero) Tbk.
2.10.2.1

Bidang Sumber Daya Manusia (SDM)

Bagian SDM dipimpin oleh seorang manajer yang membawahi empat seksi,
yaitu Seksi Industrial Relation, Seksi People Development, Seksi HR System dan
Seksi Compensation and Benefits. Berdasarkan dari data Bidang SDM, karyawan
PT. Indofarma (Persero) Tbk, baik karyawan tetap maupun karyawan Tenaga
Harian Lepas (THL) jumlahnya 1.200 orang yang terbagi dalam beberapa unit,
yaitu Non Direktorat, Direktorat Produksi, Direktorat Umum dan SDM,
Direktorat Pemasaran dan Direktorat Keuangan. Perusahaan mempunyai program

Universitas Sumatera Utara

pelatihan kerja yang teratur, pengiriman karyawan berprestasi ke perguruan tinggi


terbaik di dalam dan di luar negeri.
2.10.2.2

Bidang Logistik Bahan Awal

Bidang logistik bahan awal dipimpin oleh seorang menejer yang


membawahi tiga seksi, yaitu Seksi Bahan Baku dan Administrasi Gudang, Seksi
Bahan Pengemas dan Sparepart dan Seksi Dispensing. Bidang Logistik Bahan
Awal berfungsi untuk memastikan agar bahan awal (bahan baku dan bahan
kemas) untuk produk-produk farma maupun obat tradisional (ekstrak dan
simplisia), health food, spare part, reagensia dan supplies produksi tersimpan
dengan aman, rapi dan terjaga kualitasnya. Selain itu, memastikan agar proses
dispensing, pendistribusian bahan kemas, spare part serta supplies produksi yang
diperlukan

oleh

bidang-bidang

terkait

sesuai

dengan

permintaan,

dan

pendistribusian barang-barang yang diperlukan customer sesuai dengan Sales


Order (SO).
Kegiatan yang dilakukan di bidang Logistik Bahan Awal, antara lain
penerimaan barang (unloading dan karantina), penyimpangan barang (barang
memenuhi syarat, barang yang tidak memenuhi syarat dan lain-lain) dan
pengeluaran barang (prinsip FEFO/ FIFO mencakup bahan baku, bahan kemas,
supplies, spareparts, ekstrak). Sasaran mutu yang dinilai dari akurasi stock dan
kecepatan pelayan (PP dan PK).
Aspek-aspek yang diperhatikan dalam kegiatan logistik bahan awal, yaitu:
a. Speed (kecepatan pelayanan)
Dipengaruhi oleh ketersediaan bahan dan perlakuan awal (pengeringan,
pengayakan dan penghalusan).

Universitas Sumatera Utara

b. Space (ruang gerak)


Meliputi barang (kapasitas barang), orang (kenyamanan bekerja) dan alat
(pergerakan dengan cepat dan lancar).
c. Spesifikasi bahan
Meliputi sifat fisika dan kimia yang akan mempengaruhi penyimpanan
barang, baik layout gudang maupun tempat penyimpanan.
d. Safety (keselamatan)
Meliputi barang (tidak terkontaminasi dan tidak rusak), orang (tidak luka,
cacat dan keracunan) dan alat (tidak rusak).
e. Security (keamanan)
Meliputi barang (dijaga agar tidak hilang), orang (diberi asuransi) dan alat
(dijaga dan dipelihara).
f. Lingkungan
Seksi Bahan Baku dan Administrasi Gudang
Seksi Bahan Baku dan Administrasi Gudang berfungsi untuk memastikan
agar bahan baku tersimpan dengan aman dan terjaga kualitasnya, pendistribusian
ke masing-masing bidang yang memerlukan dapat berjalan dengan baik dan
penyimpanan bahan/ peralatan dapat dikategorikan berdasarkan sifat dan
fungsinya. Gudang penyimpanan terbagi menjadi empat jenis yaitu :
a. Gudang utama
Gudang berkondisi suhu kamar, digunakan untuk menyimpan bahanbahan
yang relatif stabil pada suhu tersebut. Gudang ini meliputi gudang bahan
baku, pengemas, penolong, spare part dan perlengkapan, etiket, ruang
penimbangan dan karantina.

Universitas Sumatera Utara

b. Gudang bersuhu dingin


Gudang yang bersuhu 18-22C berada didalam gudang utama, digunakan
untuk menyimpan barangbarang yang tidak stabil pada suhu kamar, seperti
vitamin, antibiotik, bahan pengemas (alumunium foil) dan lainnya.
c. Gudang laktam
Gudang ini terletak dalam satu bangunan yang terpisah dari gudang utama.
Ruangan ini bersuhu 29-30C. Gudang ini khusus digunakan untuk
menyimpan antibiotik golongan laktam seperti ampisilin dan amoksisilin.
d. Gudang solven
Gudang yang berlokasi diluar gudang utama, khusus digunakan untuk
menyimpan bahanbahan yang mudah terbakar dan korosif seperti alkohol,
metanol, metilen klorida dan lainlain.
Seksi Bahan Pengemas dan Spare part
Seksi Bahan Pengemas dan Spare Part berfungsi untuk memastikan agar
bahan kemas untuk farma maupun obat tradisional (ekstrak dan simplisia), health
food dan spare part tersimpan dengan aman, rapi dan terjaga kualitasnya. Selain
itu, memastikan agar proses dispensing, pendistribusian bahan kemas, spare part
serta supplies produksi yang diperlukan oleh bidang-bidang terkait sesuai dengan
permintaan, dan pendistribusian barang-barang yang diperlukan customer sesuai
dengan SO. Seksi ini terbagi menjadi dua subseksi yang dikepalai oleh supervisor
yaitu subseksi bahan kemas dan subseksi spare part dan transito.
Seksi Dispensing
Seksi Dispensing berfungsi untuk memastikan agar proses dispensing/
penimbangan yang diperlukan oleh bidang-bidang terkait sesuai dengan

Universitas Sumatera Utara

permintaan. Seksi ini dibagi lagi menjadi dua seksi yaitu subseksi mobile dan non
mobile. Seksi Dispensing memiliki wewenang untuk mengusulkan sistem dan
prosedur dispensing sesuai dengan kaidah CPOB dan mengusulkan sistem dan
prosedur pemeliharaan sarana dispensing dan melaksanakan kegiatan dispensing
termasuk mematikan alat operasional dispensing terkalibrasi sesuai dengan
standar yang diperlukan.
2.10.2.3 Bidang Logistik Produk Jadi
Bidang Logistik Produk Jadi dipimpin oleh seorang menejer yang
membawahi satu seksi, yaitu Seksi Produk Jadi. Bidang ini berfungsi untuk
memastikan agar produk jadi dan promo material tersimpan dengan aman, rapi,
dan terjaga kualitasnya dan mendistribusikan produk jadi dan promo material
sesuai dengan SO. Bidang logistik produk jadi memiliki wewenang, diantaranya:
a. Menerima atau menolak pengiriman barang.
b. Mengkoordinasi penerimaan barang.
c. Menetapkan sistem penyimpanan barang.
d. Menetapkan lokasi penyimpanan produk jadi di dalam gudang.
e. Mengesahkan Surat Pengantar Barang (SPB) berdasarkan SO.

2.10.2.4 Bidang Umum


Bidang Umum dipimpin oleh seorang manejer yang membawahi tiga seksi,
yaitu Seksi Pelayanan Operasional, Seksi Pelayanan Rumah Tangga dan Seksi
Pemeliharaan dan Perbaikan. Bidang umum bertanggung jawab atas penyediaan
kebutuhan sarana produksi. Selain keempat bidang ini, Direktorat Umum dan

Universitas Sumatera Utara

SDM juga membawahi langsung dua bidang, yaitu Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL) dan Poliklinik/ Apotik.
Seksi Pelayanan Operasional
Ruang lingkup seksi Pelayanan Operasional, yaitu Pengelolaan Lingkungan,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (LK3). Tujuan pengelolaan LK3 yaitu
mengelola dan mengkoordinasikan segala sumber daya demi tercapainya
lingkungan yang terkendali, aman dan nyaman serta terjaminnya keselamatan dan
kesehatan kerja melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penggiatan dan
pengendalian. Seksi ini bertanggung jawab dalam menganalisa dampak
lingkungan di lingkungan kerja, kewaspadaan terhadap keselamatan kerja dan
kesehatan kerja sehingga kecelakaan dalam kerja bisa dihindarkan atau
diminimalkan. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka dibutuhkan suatu
tindakantindakan nyata untuk menciptakan kondisi kerja yang aman dan sehat
yang jauh dari kemungkinankemungkinan yang buruk yang akan terjadi.
Pengelolaan LK3 meliputi manajemen lingkungan, manajemen siste pemadam
kebakaran, manajemen pencegahan kebakaran dan manajemen zero accident.
Manajemen lingkungan bertanggung jawab dalam menganalisa dampak
lingkungan seperti pengolahan air limbah melalui Instalasi Pengolahan Limbah
(IPAL), pengolahan asap dan lain sebagainya yang dapat membahayakan
keselamatan lingkungan sekitar perusahaan, karena yang akan merasakan dampak
pertama kali adalah masyarakat sekitar sehingga masyarakat menjadi sangat
terganggu akan keberadaan perusahaan tersebut. Sebagai wujud tanggung jawab
dari perusahaan, maka PT. Indofarma (Persero) Tbk melakukan tindakan
tindakan ramah lingkungan. Salah satunya pengolahan terhadap limbah yang

Universitas Sumatera Utara

diproduksi. Limbah yang dihasilkan berupa limbah cair dan padat. Untuk menjaga
kelestarian lingkungan, maka limbah tersebut harus ditangani dengan sebaikbaiknya. Pengolahan terhadap limbah di PT. Indofarma (Persero) Tbk sebagai
berikut:
a. Limbah Padat
Limbah padat dibagi menjadi dua, yaitu limbah padat B3 (Bahan Berbahaya
dan Beracun) dan limbah padat non B3.

Limbah padat B3 dapat diolah dengan dibakar di incenerator (mesin


pembakar). Jenis material yang dibakar adalah serbuk obat, debu dari dust
collector, daun-daun dan sampah IPAL yang sudah dikeringkan. Disk mill
adalah mesin yang digunakan untuk memusnahkan limbah padat jenis
ampul.

Limbah padat Non B3, terdiri dari kardus, drum kardus tempat bahan baku,
drum berbahan plastik tempat bahan baku cair. Limbah ini dimanfaatkan
kembali dan diambil alih pemanfaatannya oleh KOPAMA dengan dijual dan
hasil penjualannya dimanfaatkan dijadikan SHU (Sisa Hasil Usaha). Limbah
dapat non B3 dari produksi herbal yang berupa daun kering diproses
menjadi kompos yang baik digunakan untuk tanaman.

2. Limbah Cair
Pengelolaan limbah cair bertujuan agar air limbah hasil produksi aman dan
tidak merusak bila dibuang ke lingkungan atau menurunkan kadar zat pencemar
yang terkandung dalam air limbah sampai memenuhi persyaratan yang telah

Universitas Sumatera Utara

ditentukan. Penanganan limbah cair di PT. Indofarma (Persero) Tbk dibagi


menjadi tiga bagian:

Sewer System Instalation (Sistem Instalasi Limbah Produksi)


Sewer System Instalation merupakan instalasi yang mengolah semua limbah
cair yang berasal dari produksi, laboratorium, dan utilities dialirkan ke IPAL
Farma yang terletak di bagian belakang pabrik. Limbah cair yang masuk ke
IPAL farma berasal dari tiga saluran, yaitu limbah cair yang berasal dari
produksi non betalaktam, limbah cair yang berasal dari produksi betalaktam,
limbah cair yang berasal dari utilities yang mengandung minyak, serta bekas
pencucian produksi salep. Sebelum sampai di IPAL farma, terdapat bak-bak
kontrol setiap 25-30 m.
Limbah yang mengandung minyak (dari utilities) dialirkan dulu ke grease
box untuk dipisahkan dari minyaknya. Sedangkan limbah cair betalaktam,
sebelum

dialirkan

menuju

IPAL

farma

diuraikan

terlebih

dahulu

menggunakan NaOH hingga pH 10-11, kemudian dinetralisir dengan HCl


agar cincin betalaktam pecah.
Setelah diolah di IPAL farma, limbah tersebut dialirkan ke sungai Cikedokan.
Air proses IPAL farma diambil lalu dianalisa untuk dipastikan pH (tingkat
keasaman), kadar TSS (Total Suspended Solid), kadar COD (Chemical
Oxygen Demand), kadar BOD (Biochemical Oxygen Demand). Standar mutu
yang digunakan di PT. Indofarma (Persero) Tbk, yaitu pH 6-9, TSS 75 mg/L,
COD 150 mg/L dan BOD 75 mg/L.

Universitas Sumatera Utara

Sanitary System Instalation (Sistem Instalasi Limbah Rumah Tangga)


Sanitary System Instalation adalah instalasi yang mengolah limbah yang
berasal dari kamar mandi. Limbah tersebut dialirkan ke septik tank agar
kotorannya yang berupa partikel padat diendapkan sedangkan airnya dialirkan
ke rembesan yang terletak di belakang pabrik. Tanah tempat rembesan ini
tersusun dari ijuk, batu apung, dan pasir/ kerikil yang tersusun berlapis-lapis
dan berfungsi sebagai filter.

Drainage/Paping System Instalation (Sistem Instalasi Limbah Air Hujan)


Drainage system instalation merupakan instalasi yang mengolah limbah yang
berasal dari air hujan. Limbah ini dialirkan ke sungai yang terletak di
belakang pabrik. Sebelum sampai di sungai, tiap 25-30 meter terdapat bakbak kontrol yangberfungsi untuk mengendapkan tanah, pasir, dan lumpur.

Seksi Pelayanan Rumah Tangga dan Seksi Pemeliharaan dan Perbaikan


Ruang lingkup seksi Pelayanan Rumah Tangga, meliputi kantin, laundry
dan cleaning service. Sedangkan seksi Pemeliharaan dan Perbaikan bekerja
dalam menjaga dan memelihara peralatan atau fasilitas yang digunakan oleh
perusahaan.
2.10.2.5

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)

Bidang PKBL dalam struktur organisasi berada langsung dibawah Direktur


Umum dan SDM. Ruang lingkup bidang PKBL yaitu memberikan bantuan dan
binaan kepada usaha kecil dalam membantu meningkatkan usahanya. Visinya
menjadi lembaga pembinaan usaha kecil yang dapat mengangkat citra PT.
Indofarma (Persero) Tbk kepada masyarakat Indonesia. Misinya menjadikan
usaha kecil mitra binaan PT. Indofarma (Persero) Tbk sebagai unit usaha yang

Universitas Sumatera Utara

produktif, efisien, profitable dan dapat mendukung usaha dan mengangkat citra
PT. Indofarma (Persero) Tbk.
2.10.3 Direktorat Pemasaran
Direktorat Pemasaran PT. Indofarma (Persero) Tbk membawahi enam
bidang dimana setiap bidang dipimpin oleh seorang manajer yang dibantu oleh
asisten manajer, yaitu Bidang Pemasaran Reguler I, Bidang Pemasaran Reguler II,
Bidang Pemasaran Ekspor, Bidang Pemasaran Institusi dan Bidang Marketing
Support. Struktur organisasi direktorat produksi sebagai berikut:
PEMASARAN

Pemasaran
Reguler I

Pemasaran
Reguler II

Pemasaran
OTC

Penjualan

Penjualan

Produk

Produk

Pemasaran
Ekspor

Pemasaran
Institusi

Verifikasi
& CRM

Penjualan
Ekspor

Penjualan
Penjualan

Marketing
Support

Audit
Marketing

Key
Account

Produk

Gambar 2.16 Struktur Organisasi Direktorat Pemasaran PT. Indofarma


(Persero) Tbk.
PT. Indofarma (Persero) Tbk memproduksi obat generik berlogo (OGB),
nama dagang, lisensi, obat tradisional serta obat merek dagang. Untuk memenuhi
berbagai kebutuhan pelayanan kesehatan disamping produkproduk tersebut, juga
dipasarkan produk lainnya hasil kerja sama berbagai pihak termasuk kerjasama
dengan luar negeri, yaitu alat kesehatan dan diagnostic kit. Obat generik berlogo

Universitas Sumatera Utara

terutama ditujukan untuk kalangan menengah kebawah dan mempunyai pangsa


pasar yang cukup besar yaitu 80% dari jumlah penduduk di Indonesia.
Menanggapi

hal

tersebut,

PT.

Indofarma

(Persero)

Tbk

berusaha

memasyarakatkan obat generik bermutu namun terjangkau harganya melalui


upaya-upaya pemasaran misalnya melaui promosi sosial (Social promotion). PT.
Indofarma (Persero) Tbk adalah satu-satunya perusahaan farmasi yang
mempunyai Medical Sales Representative untuk obat generik. PT. Indofarma
(Persero) Tbk mempunyai sekitar 300 tenaga pemasaran terlatih dan professional
serta didukung oleh jaringan distribusi sendiri dengan 30 cabang di seluruh
Indonesia. Dengan demikian pelanggan akan lebih cepat dilayani kebutuhannya
setiap waktu diperlukan melalui cabang terdekat.
Unsur-unsur pemasaran yang meliputi produk, harga, promosi dan
personalia harus diperhatikan untuk memperoleh strategi yang paling tepat dalam
kebijakan yang diambil di bidang pemasaran. Dari segi produk PT. Indofarma
(Persero) Tbk menghasilkan obat esensial bagi pola penyakit yang sekarang ada di
Indonesia. PT.Indofarma (Persero) Tbk memproduksi obat dalam skala besar yang
memungkinkan dapat menurunkan biaya produksi sehingga harga jualpun dapat
ditekan.
2.10.4 Direktorat Keuangan
Direktorat Keuangan PT. Indofarma Tbk dipimpin oleh seorang direktur
yang membawahi empat bidang yang masing-masing dipimpin oleh seorang
manajer. Bidang-bidang tersebut adalah Bidang Teknologi Informasi, Bidang
Akuntansi, Bidang Keuangan dan Bidang Rendal keuangan. Bidang teknologi
informasi membawahi empat seksi yang masing-masing dipimpin oleh seorang

Universitas Sumatera Utara

asisten manajer yaitu Seksi Database Administrator, Seksi System Administrator,


Seksi System Development, dan Seksi Infrastucture and Security (yang tergabung
dalam Pool IT Group). Bidang akuntansi membawahi tiga seksi yaitu Seksi
Akuntansi Biaya, Seksi Akuntansi Keuangan, dan Seksi Verifikasi. Bidang
keuangan membawahi dua seksi yaitu Seksi pajak & Asuransi dan Seksi Treasury.
Bidang rendal keuangan bertanggung jawab terhadap pengendalian anggaran dan
pelaporan manajemen.
2.10.5 Non Direktorat
Struktur organisasi non direktorat dibagi menjadi lima bidang, yaitu Bidang
Corporate Secretary, Bidang Strategic Businnes Development (SBD), Bidang
Manajemen Resiko, Compliance and GCG Starf Ahli, Bidang Satuan Pengawasan
Internal (SPI), dan Bidang Supply Chain Management (SCM).
Bidang Strategic Businnes Development (SBD) merupakan suatu rencana
komprehensif untuk mencapai tujuan perusahaan dan usulan rencana untuk
kestabilan sehingga meningkatkan profit perusahaan. Visinya menjadi perusahaan
yang berperan secara signifikan pada perbaikan kualitas hidup manusia dengan
memberikan solusi terhadap masalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Pengembangan produk dan bisnis PT. Indofarma (Persero) Tbk meliputi
pengembangan produk, pengembangan kemitraan/ kerja sama bisnis dan
hubungan kemitraan dalam perjanjian kerja sama.
Manajemen resiko adalah seperangkat kebijakan, prosedur yang dipunyai
perusahaan untuk mengelola, memonitor dan mengendalikan eksposur perusahaan
terhadap resiko. Manajemen resiko merupakan sebagai suatu sistem pengelolaan
resiko yang dihadapi oleh perusahaan secara komprehensif untuk tujuan

Universitas Sumatera Utara

meningkatkan nilai perusahaan disusun berdasarkan faktor-faktor, antara lain


faktor eksternal (perekonomian, fluktuasi nilai tukar, persaingan usaha, harga
bahan baku dan tuntutan konsumen) dan faktor internal (keuangan perusahaan,
dampak lingkungan dan produk yang rusak). GCG (Good Corporate Governance)
atau tata kelola perusahaan yang baik menurut Kementrian BUMN adalah suatu
proses dan struktur yang digunakan oleh perusahaan BUMN untuk meningkatkan
keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan.
PT. Indofarma (Persero) Tbk berupaya meningkatkan efektifitas produksi,
antara lain dengan cara dibentuknya bidang Supply Chain Management (SCM)
yang menjadi jembatan antara perencanaan produksi, marketing dan distribusi.
Dengan ditingkatkannya fungsi SCM ini, diharapkan kualitas stok dapat
diperbaiki, yang mana yang akan diproduksi adalah yang betul-betul dibutuhkan
oleh pasar. Sehingga dapat dipastikan stok yang ada digudang obat jadi PT.
Indofarma (Persero) Tbk adalah stok yang sesuai kebutuhan pasar.

2.11 Sertifikasi PT. Indofarma (Persero) Tbk.


ISO merupakan organisasi internasional khusus dalam hal standarisasi. ISO
telah diakui lebih dari 150 negara, didirikan pada tahun 1947 yang berpusat di
Geneva,

Swiss.

Organisasi

ini

bertujuan

untuk

mengembangkan

dan

mempromosikan standar-standar umum yang berlakuk secara internasional ini


bermaksud untuk memajukan pengembangan standarisasi dan aktivitas yang
terkait di seluruh dunia. Hasilnya berupa persetujuan internasional yang kemudian
dipublikasikan sebagai Standar Internasional. Tujuan standar internasional dalam
organisasi ISO adalah liberalisasi perdagangan di seluruh dunia memerlukan

Universitas Sumatera Utara

bahasa perdagangan yang sama. Penetrasi antar sektor industri karena tidak ada
satupun industri yang benar-benar independen. Kompatibilitas sistem komunikasi
di seluruh dunia memberi peluang kompetisi yang sehat, inovasi, perbaikan
produktivitas

dan

penghematan

biaya.

Mendorong

berbagai

bidang

pengembangan yang baru dengan standarisasi terminologi dan pengumpulan data.


Sebagai kondisi dasar untuk keberhasilan ekonomi di negara berkembang agar
tercapai pembangunan yang berkelanjutan.
ISO 9001 mengatur sistem dokumentasi organisasi terkait menejemen
mutunya. Dokumen dalam sistem manajemen mutu ISO 9001 biasanya berisi
kebijakan mutu (Quality Policy), sasaran mutu (Quality Objectives), dan pedoman
mutu (Quality Manual). Sedangkan sistem manajemen mutu itu sendiri mencakup
antara lain, yaitu customer contracts, rekrutmen dan pelatihan karyawan, design
dan pengembangan produk dan jasa, produksi dan pengiriman produk, pemilihan
pemasok (suppliers), tanggung jawab manajemen, internal audit mutu,
pengukuran dan pemantauan, perbaikan berkesinambungan, tindakan perbaikan
dan pencegahan.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai