RPJMN Dan RPJPN
RPJMN Dan RPJPN
2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 20102014 Indonesia
Disusun oleh:
Hastu Rahma Anggraini
7111411010
Syamsi
7111411023
Ridwan Maulana
7111411039
Puput Setioko
7111411055
Ariyanti Dewi
7111411078
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang
mempunyai jumlah penduduk salah satu yang terbesar di dunia. Luas wilayah
Indonesia yang luas terbentang dari sabang sampai merauke empunyai banyak ciri
dan kulturnya masing masing. Selain itupun banyak permasalahan permasalahan
yang dihadapi oleh negara ini. Baik dari skala mikro maupun skala makro mulai
dari kemiskinan,pengangguran, ketersediaan lapangan pekerjaan, bencana alam dan
lain sebagainya.
Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari tujuh belas ribuan pulau,
beraneka suku bangsa dan adat istiadat namun satu tujuandan satu cita-cita
bernegara
sebagaimana
tertuang
dalam
Pancasiladan
UUD
1945.Untuk
melaksanakan dan mencapai satu tujuan dan satu cita-citatersebut diperlukan suatu
rencana yang dapat merumuskan secaralebih konkret mengenai pencapaian dari
tujuan bernegara tersebut.
Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana PembangunanJangka Panjang
Nasional disusun sebagai penjabaran dari tujuandibentuknya pemerintahan Negara
Indonesia yang tercantum dalamPembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun1945 dalam bentuk visi, misi dan arah pembangunan
nasional.Dengan demikian, dokumen ini lebih bersifat visioner dan hanyamemuat
hal-hal yang mendasar, sehingga memberi keleluasaan yangcukup bagi penyusunan
rencana jangka menengah dan tahunannya.
Dewasa ini Indonesia menunjukan pembangunan yang cukup signifikan
diberbagai bidang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun ini berada pada angka
6,3% merupakan pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia. Apabila dibandingkan
dengan negara negara lain yang kisarannya hanya berada pada angka 1 3 % saja.
Hal ini tidak lepas dari perencanaan perencanaan pembangunan yang diterapkan
oleh pemerintah. Perencanaan tersebut tertuang dalam RPJMN (Rencana
yangmemuat
visi,
misi
dan
arah
pembangunannasional.Rencana
pembangunan jangka panjang diwujudkan dalam visi dan misi jangka panjang dan
mencerminkan cita-cita kolektif yang akan dicapai oleh masyarakat beserta strategi
untuk mencapainya. Oleh karenanya, rencana pembangunan jangka panjang adalah
produk dari semua elemen bangsa, masyarakat, pemerintah, lembaga-lembaga
tinggi negara, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi politik.
Visi merupakan penjabaran cita-cita kita berbangsa sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945, yaitu terciptanya masyarakat yang terlindungi, sejahtera
dan cerdas serta berkeadilan. Visi kemudian perlu dinyatakan secara tegas ke dalam
misi, yaitu upaya-upaya ideal untuk mencapai visi tersebut, yang dijabarkan ke
dalam arah kebijakan dan strategi pembangunan jangka panjang. Visi RPJPN 20052025 adalah Indonesia yang maju,mandiri, adil dan makmur. Visi itu dijalankan
melaui delapan misi pembangunan. Kedelapan visi tersebut yaitu:
1. Mewujudkan masyarakat berahlak mulia,bermoral,beretika,berbudayadan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
termasuk
pengembangan
iptek
serta
penguasaan
daya
saing
perekonomian.
3. RPJM ketiga(2015-2019)ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan
secara menyeluruh diberbagai bidang dengan menekankan pencapainan daya
saing kompetitif perekonomian.Berlandaskan keunggulan SDA dan SDM
berkualitas serta kemampuan yang terus meningkat.
4. RPJM keempat(2020-2025)ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia
yang mandiri,maju,adil dan makmur melalui percepatan pembangunan
diberbagai bidang.hal ini dilakukan dengan menenkankan terbangunnya
struktur perekonomian yang kokoh belandaskan keunggulan kompetitif
diberbagi wilayah didukung SDM berkualitas dan berdaya saing
C. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2009-2014
Rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) atau rencana lima tahunan
terdiri atas rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) dan rencana
pembangunan jangka menengah daerah atau RPJMD. Rencana pembangunan
jangka menengah sering disebut sebagai agenda pembangunan karena menyatu
dengan agenda Pemerintah yang berkuasa. Agenda pembangunan lima tahunan
memuat program-program, kebijakan, dan pengaturan yang diperlukan yang
masing-masing dilengkapi dengan ukuran outcome? atau hasil yang akan dicapai.
Selain itu, secara sektoral terdapat pula Rencana Strategis atau Renstra di masingmasing kementerian/departemen atau lembaga pemerintahan nondepartemen serta
renstra pemerintahan daerah yang merupakan gambaran RPJM berdasarkan sektor
atau bidang pembangunan yang ditangani.
RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden
yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi
pembangunan Nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan
lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka
Dari diagram diatas seperti halnya rencana penyusunan jangka panjang, melalui
usulan pemerintah daerah namun disini yang diusulkan adalah masalah yang
urgent.
E. Analisis Hambatan Serta Solusi untuk Mengatasi PermasalahanRencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Indonesia
Rencana pembangunan Indonesia jangka menengah dan jangka panjang sudah
tersusun dengan baik, namun tentu banyak masalah yang menghambat dalam
pencapaian
rencana
pembangunan
tersebut.
Didalam
banyaknya
rencana
dan
ketidakmampuan
untuk
berpartisipasi
dalam
Meneliti tren pasar tenaga kerja. Melihat perkembangan pasar tenaga kerja
Indonesia yang membantu untuk lebih memahami situasi tenaga kerja saat
ini. Selama dua dekade terakhir, Indonesia mengalami guncangan dan
penyesuaian ekonomi besar, mengalami transformasi politik radikal, dan
mengubah kebijakan tenaga kerja nasional. Indonesia memasuki masa
pertumbuhan penganggur selama 1999-2003, di mana pertumbuhan
ekonomi tidak disertai dengan perluasan kesempatan kerja. Analisis dalam
laporan berupaya untuk mengungkap penyebab pertumbuhan penganggur
dan mengeksplorasi bagaimana sebagian besar pekerja berupaya mencari
pekerjaan di sektor informal.
minimum yang moderat yang, antara 1999 dan 2003, meningkat dengan
cepat. Namun, pada saat yang sama, hukum secara signifikan memperketat
peraturan perekrutan dan pemberhentian dengan membatasi penggunaan
kontrak sementara dan meningkatkan tingkat pesangon. Sejak itu, biaya
PHK di Indonesia terus menjadi yang tertinggi di kawasan ini. Hal ini telah
memicu kontroversi mengenai sejauh mana peraturan ini menghambat
pemberi kerja melakukan perekrutan staf, dan apakah kekakuan dalam
pasar tenaga kerja memperlambat laju penciptaan lapangan kerja di sektor
formal dan nonpertanian. Laporan ini mengamati efek upah minimum
terhadap tren ketenagakerjaan, dan bagaimana peraturan perekrutan dan
pemberhentian memengaruhi tren penciptaan lapangan kerja dan
perlindungan karyawan.
meningkatkan
keterampilan
kerja
dengan
mempromosikan
Melindungi pekerja rentan dari guncangan pekerjaan dan upah. Saat terjadi
kemerosotan ekonomi, pekerja yang memiliki risiko kehilangan pekerjaan
mereka hanya memiliki sedikit jaring pengaman yang dapat mereka
gunakan. Meskipun Indonesia berhasil mengatasi penurunan ekonomi
global baru-baru ini, banyak pertanyaan yang telah diajukan mengenai
kesiapan pemerintah untuk melindungi pekerja yang diberhentikan yang
bergantung pada pendapatan stabil untuk mendukung keluarga mereka.
Jobs Report mengamati bagaimana kebijakan dan program, seperti
pekerjaan umum, dapat digunakan sebagai jaring pengaman yang efektif
untuk mempertahankan pendapatan pekerja pada masa sulit.
di
Indonesia.
Negara
wajib
menyediakan
jaminan
Fokus
program
ini
bertujuan
menjamin
daya
beli
masyarakat
berusaha
yang
lebih
luas
dan
berkualitas
bagi
Peningkatan
akses
informasi
dan
pelayanan
pendampingan
Peningkatan
koordinasi
penanggulangan
kemiskinan
berbasis
Kecamatan
(PPK)
dan
Program
Penanggulangan
kemandirian bangsa agar bangsa kita tidak hanya sebagai penonton dalam kemajuan
peradaban.
KUR
kembali
direlaksasi
dengan
sejumlah
penyempurnaan
yang
Pemberian KUR memiliki beberapa kendala antara lain adanya persepsi masyarakat
yang keliru bahwa KUR merupakan kredit yang sepenuhnya diberikan oleh
pemerintah. Padahal KUR merupakan kredit yang dananya berasal dari bank
sepenuhnya. Karena persepsi yang salah tersebut maka banyak debitur yang tidak
mengembalikan kredit mereka. Banyak masyarakat yang menganggap bahwa
penyaluran KUR tanpa anggunan selalu sebesar 5 juta rupiah. Padahal penyaluran
KUR harus disesuaikan dengan kemampuan usaha agar debitur tidak terbebani.
KUR hanya diberikan kepada debitur yang belum pernah mendapatkan kredit dari
perbankan. Nyatanya banyak debitur yang telah mendapatkan kredit dari perbankan.
Banyak calon debitur yang tidak memenuhi persyaratan dari bank seperti, identitas
diri yang tidak lengkap maupun kondisi usaha yang belum layak mendapatkan
kredit. Untuk beberapa bank, penyaluran KUR terkendala karena keterbatasan bank
untuk menjangkau lokasi calon debitur yang relatif jauh sehingga penyebaran KUR
masih belum merata dan hanya terfokus di kota besar.
Semoga saja dengan adanya program pemerintah ini, para pelaku UMKM tidak lagi
kesulitan untuk mencari pinjaman modal.
a. Pengembangan Wilayah
Untuk mengatasi persoalan yang relatif rawan ini, perlu ditempuh langkah
pengembangan wilayah. Dalam hubungan ini, pola pengembangan industri
harus dibina serta pemikiran harus dimantapkan bahwa di Indonesia sumber
daya manusia dan teknologi merupakan faktor produksi yang dapat dan harus
dipindah-pindahkan sedangkan sumber daya energi serta sumber daya alam
lainnya harus dikembangkan setempat sebagai landasan materi pembangunan,
baik ditinjau sebagai kesatuan wilayah maupun ditinjau sebagai pembangunan
secara nasional disebarkan ke wilayah-wilayah yang bukan merupakan faktor
dominan.
Pemerataan pendapatan tidak dapat dipisahkan dari pemerataan kesempatan
berpartisipasi dalam proses pembangunan, yang sebaliknya, tidak dapat
dilepaskan dari perluasan kesempatan kerja. Dan perluasan kesempatan kerja
tidak dapat dilepaskan dari teknologi dan peranannya dalam proses
meningkatkan nilai tambah dan penurunan biaya tambah dalam peningkatan
hasil produksi.
Niat memeratakan pendapatan melalui perluasan kesempatan kerja ini
mempunyai suatu konsekuensi. Konsekuensinya adalah bahwa persoalan
pemerataan pendapatan tidak dapat dilihat sebagai persoalan kesejahteraan
sosial. Persoalan pemerataan pendapatan haruslah dilihat sebagai persoalan
bagaimana memanfaatkan potensi-potensi yang terkandung dalam sumbersumber daya manusia Indonesia dan persoalan bagaimana memanfaatkan
potensi-potensi energi serta ketrampilan manusia Indonesia, di mana
ketrampilan manusia Indonesia pada dasarnya dapat pula dipandang sebagai
suatu bentuk energi.
b. Pemanfaatan Energi
Dilihat dari sudut ini, maka persoalan pemerataan pendapatan di Indonesia pada
dasarnya tidak berbeda dari persoalan mengembangkan, memelihara serta
memanfaatkan suatu bentuk energi secara terarah pada sasaran-sasaran
perjuangan Bangsa.
Upaya peningkatan kesejahteraan ini dikejar seiring dengan usaha-usaha
menerapkan pola-pola pemerataan pendapatan sesuai dengan konsep keadilan
yang berlaku berdasarkan pemikiran bahwa pada prinsipnya semua manusia
mengandung potensinya sendiri-sendiri yang perlu dikembangkan sehingga
semua anggota masyarakat dapat berperan serta dalam proses peningkatan
kemakmuran masyarakatnya sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
Politik pasar terbuka: bank sentral menjual obligasi atau surat berharga
ke pasar modal untuk menyerap uang dari masyarakat dan dengan
menjual surat berharga bank sentral dapat menekan perkembangan
jumlah uang beredar sehingga jumlah uang beredar dapat dikurangi dan
laju inflasi dapat lebih rendah.Operasi pasar terbuka (open market
operation), biasa disebut dengan kebijakan uang ketat (tight money
policy), dilakukan dengan menjual surat-surat berharga, seperti obligasi
negara, kepada masyarakat dan bank-bank. Akibatnya, jumlah uang
beredar di masyarakat dan pemberian kredit oleh badan-badan kredit
(bank) berkurang, yang pada akhirnya dapat mengurangi tekanan inflasi.
b. Kebijakan Fiskal
Mengatur
penerimaan
dan
pengeluaran
pemerintah,
sehingga
Menaikkan
pajak.
Dengan
menaikkan
pajak,
konsumen
akan
Devaluasi adalah penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata
uang luar negeri. Jika hal tersebut terjadi biasanya pemerintah
melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil.
Istilah devaluasi lebih sering dikaitkan dengan menurunnya nilai uang
satu negara terhadap nilai mata uang asing. Devaluasi juga merujuk
kepada kebijakan pemerintah menurunkan nilai mata uang sendiri
terhadap mata uang asing.
berperan mengembangkan buah tropik. Cara ini diyakini Dahlan bisa mengurangi
ketergantungan buah impor.
Ini sangat baik, bukan hanya bagi PTPN VIII, tapi juga bagi Indonesia. Karena
produksi buah dapat direncanakan. Baik pupuknya, pengairannya yang terukur,
ujar Dahlan saat pembukaan acara Festival Bunga dan Buah Nusantara (FBBN)
2013 di Botanic Squere, Bogor, Jumat (17/5).
Menurutnya, setiap tahun seluruh wilayah di Indonesia idealnya mengalami panen
yang bergilir agar pasokan buah untuk dalam negeri tetap terpenuhi. Inilah yang
saya sebut Revolusi. Sehingga misalnya medan panen, Palembang sudah tua, Riau
sudah berbunga, Jabar mau berbunga, Sulawesi baru tanam. Sehingga sepanjang
tahun ada panennya, katanya.
Menurutnya, Indonesia punya potensi produksi buah yang lebih baik dibandingkan
China. Negara kita kita adalah negara tropik dan kita harus memanfaatkan
keunggulan kita sebagai negara tropik terluas, tegasnya.
Dahlan menyebut bahwa penanaman buah tropik cepat dan menguntungkan karena
menggunakan pola koorporasi. Dengan demikian sangat mudah dilaksanakan dan
cepat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Berdasarkan kondisi riil Indonesia untuk mencapai rencana pembangunan jangka
panjang dan menengah dengan baik maka kelompok kami memberikan masukan
kepada pemerintah untuk:
1. Pemerintah perlu memperluas jangkauan peningkatan kapasitas (capacity
building) masyarakat, utamanya masyarakat miskin yang berada di daerah dan
daerah terpencil sehingga mereka dapat memberdayakan dirinya dan berbagai
sumber daya di daerahnya sehingga mereka mampu mengolah sumber daya
tersebut untuk kesejahteraannya dan juga untuk masyarakat sekitarnya.
2. Sebaiknya pemerintah dan para pemangku kepentingan memproyeksikan sejak
dini berbagai efek dan keadaan yang terburuk yang dapat terjadi baik bagi
pemerintah maupun masyarakat sebagai akibat dari renca pembangunan jangka
menengah dan rencana jangka panjang nasional.
Daftar Pustaka
diakses tanggal 23
Maret 2014
http://bps.go.id data-data kemiskinan diakses tanggal 23 Maret 2014