Anda di halaman 1dari 5

Nama :

NIM :
Kelas :
Matkul
Dosen :

Meralda Amala
14410163
D
: Hukum Dagang
Prof. Dr. Ridwan Khairandy, S.H., M.H.

PERBEDAAN UNDANG-UNDANG NO. 25 TAHUN 1992


DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 17 TAHUN 2012
TENTANG PERKOPERASIAN
N
o.
1.

PERBEDAAN

UU NO. 25 TAHUN 1992

Pengertian

Koperasi adalah badan


usaha yang beranggotkan
orang
seorang
atau
badan hukum koperasi
dengan
melandaskan
kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan
asas kekeluargaan
(Bab I, pasal 1)

2.

Prinsip
Koperasi

3.

Pembentuka
n
Koperasi

Pengaturan
mengenai
prinsip koperasi belum
sesuai dengan keputusan
kongres ICA tahun 1995
di Manchester, Inggris
(Bab III, Pasar 4 s/d Pasal
5)
a. Akta pendirian Koperasi
tidak menggunakan akta
otentik
b.
Jangka
waktu
pengesahan paling lama
3 bulan sejak tanggal
permintaan
c. Tidak diatur mengenai
penamaan koperasi

UU NO. 17 TAHUN
2012
Koperasi adalah badan
hukum yang didirikan
oleh orang perseorangan
atau
badan
hukum
koperasi,
dengan
pemisahan
kekayaan
para anggotanya sebagai
modal
untuk
menajalankan
usaha,
yang memenuhi aspirasi
dan kebutuhan bersama
di
bidang
ekonomi,
social,
dan
budaya
sesuai dengan niat dan
prinsip koperasi
(Pasal 1 angka 1)
Mengatur nilai-nilai dan
prinsip-prinsip
koperasi
yang
di
sesuaikan
dengan
keputusan
kongres ICA tahun 1995
di Manchester, Inggris
a. Pendirian Koperasi
dilakukan dengan akte
oleh Notaris/Camat dan
status Badan Hukumnya
disahkan oleh Menteri
b. Pengesahan tersebut
diberikan dalam jangka
waktu paling lama 30
hari sejak
tanggal

d. Tidak diatur mengenai


jangka waktu berdirinya
koperasi
e. Tidak diatur mengenai
larangan
dilakukanya
perubahan
anggaran
dasar pada saat koperasi
diinyatakan pailit
(Bab IV, Pasal 6 s/d Pasal
16)

permohonan.
c.
Mengatur
tentang
pemakaian
nama
Koperasi
d.
Jangka
waktu
berdirinya Koperasi wajib
diatur dalam Anggaran
Dasar
e. Perubahan Anggaran
Dasar
tidak
dapat
dilakukan
pada
saat
Koperasi
dinyatakan
pailit, kecuali dengan
persetujuan
pengendalian.

4.

Keanggotaa
n
Koperasi

Syarat Anggota Koperasi


dalam AD:
a. WNI
b. Persamaan
kepentingan ekonomi
(Bab V Pasal 17 s/d 20)

Ketentuan syarat untuk


menjadi anggota:
a. Mampu melakukan
tindakan hukum
b.
Mempunyai
kesammaan kepentingan
ekonomi
c.
Bersedia
menggunakan
jasa
Koperasi
d. Bersedia menerima
tanggung
jawab
keanggotaan
e.
Memenuhi
syarat
keanggotaan yang baru
ditentukan
dalam
AD tidak
mengatur
Anggota Luar Biasa

5.

Perangkat
Organisasi

Dalam organisai koperasi


diginakan istilah Rapat
Anggota,
Pengurus
dan pengawas
yang
mempunyai
kedudukan
sejajar
(BabVI, Pasal 21 s/d Pasal
40)

a.
Rapat
Anggota
diatur lebih teknis
b. Diperkenalkan istilah
pengawas yang diangkat
dari
anggota
dan
bertugas mengawasi
pengurus.
c. Pengurus dipilih dan

diangkat
oleh
Anggota
atas
pengawas.

Rapat
usul

6.

Modal

Dalam modal koperasi


diatur
mengenai
simpanan anggota yang
dapat diambil
kembali
oleh anggota jika keluar
dari koperasinya
(BabVII, Pasal 41 dan
Pasal 42)

a. Diperkenalkan istilah
moda
koperasi
yang
terdiri dari setoran pokok
dan sertifikat
modal
koperasi (SMK)
b. SMK tersebut tidak
dapat diambil kembali
oleh
anggota
tetap
dapat dialihkan
kepada
anggota lain.
c. Hibah yang diberikan
oleh pihak ketiga yang
berasal
dari
sumber
modal asing,
baik
langsung maupun tidak
langsung dapat diterima
oleh suatu koperasi dan
dilaporkan
kepada
Menteri.

7.

Jenis Tingkat
&
Lapangan
Usaha

a. Belum mengatur jenis


koperasi
b. Tidak diautr tentang
kegiatan
usaha
berdasarkan
prinsip
syariah
(Bab VIII, Pasal 43)

a. Setiap Koperasi wajib


mencantumkan
jenis
Koperasi
dalam
Anggaran Dasar
b. Jenis Koperasi terdiri
dari Koperasi konsumen,
Koperasi
Produsen, Koperasi
Simpan
Pinjam
dan
Koperasi Jasa
c.
Tingkatan
dan
Penggunaan
nama
Koperasi sekunder diatur
oleh
Koperasi yang
bersangkutan
d.
Koperasi
dapat
menjalankan usaha atas
dasar prinsip ekonomi
syariah.

8.

Simpan
Pinjam

a.
Koperasi
dapat
menjalankan
usaha
simpan
pinjam
untuk
menghimpun dana
dan
untuk anggota koperasi
yang bersangkutan dan
koperasi lain
dan
anggotanya
b. Tidak mengatur izin
usaha simpan pinjam
(Bab VIII, Pasal 44)

a. KSP wajib memperoleh


izin usaha dari Mentri
b.
Koperasi
Simpan
Pinjam sebagaimana di
maksud dalam pasal 88
ayat 1:
1) Menghimpun
dana
dari anggota
2)Memberikan Pinjaman
kepada anggota, dan
3) Menempatkan dana
pada Koperasi Simpan
pinjam sekundernya

9.

Sisa
Hasil
Usaha &
Dana
Cadangan

Pendapatan
bersih
koperasi di sebut dengan
Sisa Hasil Usaha (SHU)
yang dapat di bagikan
kepada anggota tanpa
membedakan
SHU
tersebut berasal transaksi
dari anggota atau bukan
anggota.
(Bab IX, Pasal 45)

a.
Memperkenalkan
istilah Selisih Hasil Usaha
sebagai
pengganti
istilah Sisa Hasil Usaha
b. Surplus Hasil Usaha
yang
berasal
dari
transaksi dengan non
anggota tidak boleh di
bagikan kepada anggota
dan
wajib
digunakan
untuk mengembangkan
usaha
koperasi
dan
peningkatan
layanan
keanggotaan
c.
Dana
cadangan
dikumpulkan
dari
penyisihan sebagian SHU

10
.

Penggabung
an &
Peleburan

Tidak
menggatur
penggabungan
dan
peleburan Koperasi
(Pasal 12 ayat 2)

11
.

Cara
Pembubaran
,
Penyelesaia

Mengatur
mengenai
penggabungan
dan
peleburan dan akibat
hukum penggabungan
dan peleburan koperasi
secara lebih rinci
Pembubaran
koperasi Pembubaran
koperasi
dilakukan
berdasarkan dilakukan
berdasarkan
keputusan
rapat keputusan
rapat
anggota,keputusan
anggota, jangka waktu

n&
Hapusnya
Badan
Hukum
Pemberdaya
an
Koperasi

pemerintah (Bab X, Pasal berdirinya telah berakhir,


46 s/d Pasal 56)
keputusan Mentri

13
.

Sanksi

Tidak mengatur sanksi

14
.

Sudut
Hubungan
dengan
Bidang Lain

15
.

Asas
Koperasi

Cakupan koperasi hanya


sebatas
pada
bidang
ekonomi.
Hal tersebut dibuktikan
dengan
pernyataan gerakan
ekonomi rakyat.
Menguraikan
koperasi
yang berdasarkan atas
asas kekeluargaan.

12
.

Peran pemerintah belum a. Mengatur mengenai


disesuaikan dengan era peran pemerintah dan
ototnomi daerah
pemerintah
daerah
dalam pemberdayaan
koperasi sesuai ototnomi
daerah
b. Memberikan atribusi
kepada
Mentri
untuk
melaksanakan koordinasi
dan pengendalian
pemberdayaan koperasi
Mengatur
mengenai
sanksi
administratifitas
atas
pelanggaran
terhadap
ketentuan
Undang-Undang ini.
Definisi yang lebih luas
yang
menyatakan
koperasi
tidak
hanya
mencangkup kebutuhan
ekonomi semata tetapi
pula bidang ekonomi,
sosial, dan budaya.
Tidak
menguraikan
definisi koperasi yang
berdasarkan atas asas
kekeluargaan
sebagaimana mestinya.

Anda mungkin juga menyukai