Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS ORAL MEDICINE

ULKUS TRAUMATIKUS

Disusun Oleh :
Andreas M. S. Simamora
2015 16 - 058

Pembimbing : drg. Solva Yuditha, MARS

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
JAKARTA
2016

1. Defenisi
Ulkus traumatikus merupakan lesi dangkal dengan daerah nekrosis pada
bagian tengahnya dan derajat eritema yang bervariasi pada bagian periperalnya.
Ulkus traumatikus banyak terjadi pada kalangan geriatri. Ulser ini terdapat
hubungannya dengan lip and cheek biting, facticial habits, motor dysfunction,
pressure nekrosis, OH buruk, gigi yang rusak, iritasi pada restorasi, dan protesa
lepasan. 1
2. Epidemiologi
Penelitian yang dilakukan oleh Cebecci dkk. Tahun 2009 mengenai mukosa muut
mendapati prevalensi ulkus traumatikus pada orang dewasa di Turki 54.38% pada
perempuan dan 45.65% pada laki laki. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Gaphor dkk. Tahun 2011 ditemukan ulkus traumatikus 85.45% pada perempuan dan
14.54% pada laki laki. Penelitian yang dilakukan ileh P S Anindita dkk. Tahun 2012
ditemukan 71.43% ulkus traumatikus yang disebabkan oleh trauma fisik dan mekanik
dan 28.57% disebabkan oleh trauma kimia.3,4
3. Etiologi
Trauma fisik atau mekanik sering terjadi pada mukoa mulut yang kebas setelah
anastesi lokal dan hasil maloklusi gigi, protesa yang tidak tepat, menyikat gigi yang
tidak sesuai aturan, kebiasaan buruk, atau pun adanya benda benda tajam lainnya
pada rongga mulut. Trauma termal atau suhu umumnya terjadi karena terkena

permukaan panas dan minuman. Ulkus termal yang disebabkan oleh karena
iatrogenik adalah membentuk instrument gigi yang dipanaskan secara tidak sengaja
berkontak dengan mukosa mulut. Trauma kimia disebabkan oleh dokter gigi atau
pasien yang menempatkan zat berbahaya dan kaustik secara langsung pada mukosa
baik sebagai tindakan terapeutik atau tidak sengaja. Contohnya pasien yang
meletakkan aspirin pada mukosa untuk menghilangkan rasa sakit gigi.5
4. Gambaran Klinis
Ulkus traumatikus biasanya dengan keluhan pasien ulser yang sakit pada satu sisi
mukosa dengan tampilan klinis berwarna merah muda atau permukaan yang berwarna
merah, putih, atau kuning. Pada palpasi ulkus traumatikus terasa lunak. Lesi ulser
sering terjadi pada bagian lateral marginal lidah, bibir, dan mukosa bukal. Untuk
gambaran ulkus traumatikus tergantung dengan intensitas dan ukuran dari factor
penyebabnya. Penegakkan diagnosa ilkus traumatikus berdasarkan pada anamnesa
dan pemeriksaan klinis. Biopsi dilakukan jika terdapat kecurigaan ulser ganas
(maligna). Perawatan pada ulkus traumatikus adalah mengidentifikasi dan
menghilangkan faktor etiologi.

5. Diagnosa Banding
Stomatitis Apthosa Rekuren (SAR)
Stomatitis Apthosa Rekuren
(SAR)

Ulkus Traumatikus

Lesi ulseratif yang muncul


yang
berulang dan diklasifikasikan
adanya
menjadi 3 yaitu mayor,
minor dan herpetiformis

Definisi

Lesi
ulseratif
disebabkan oleh
trauma

Etiologi

Tidak diketahui, namun


faktor predisposisinya faktor
Bahan-bahan kimia, panas,
genetik,
imunologi,
listrik, atau gaya mekanis
psikologi/stress,
defisiensi
nutrisi, hormonal dll
-

Gejala
-

Ulser tunggal yang


tidak teratur
Lesi cekung dan oval
Bagian tengah lesi
biasanya
putih
kekuningan
Batasnya tidak jelas
dan mengandung kulit
permukaan
yang
terkoagulasi
dan
mengelupas
Permukaan lesi halus
Bewarna merah atau
putih
kekuningan
dengan eritema tipis

Palpasi lunak

Lesi dangkal
Berbatas jelas
Berbentuk oval atau bulat
Rasa sakit dan terbakar
Warna abu-abu sampai
kuning
Tepi
lesi
dikelilingi
jaringan eritema
Tidak
meninggalkan
jaringan parut

Perawatan

Menghilangkan
faktor
penyebab.
Umunya Obat kumur antibiotika (
chlorhexidine gluconate
sembuh dalam waktu 2
0,2%) dan Vitamin C
minggu. Untuk mencegah
infeksi dapat diberikan
obat kumur antiseptic

Gambar

Tabel perbeaan Ulku Traumatikus dan SAR


Laporan Kasus
Pasien 1
Seorang perempuan berusia 18 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama) dengan keluhan terdapat sariawan pada
pipi kiri dan terasa sakit. Berdasarkan hasil anamnesa, sariawan muncul sejak tiga
hari yang lalu karena tergigit. Pernah diobati dengan abothyl sebanyak 1x, tapi tidak
ada perubahan. Sering sariawan di pipi 1x sebulan semenjak pemakaian alat orto.
Penggunaan alat ortodonti cekat 9 bulan yang lalu.

Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan klinis terlihat jumlah sebanyak 4 buah ulser dengan berbatas jelas
eritema, tidak beraturan. Pada bagian mukosa pipi kiri depan bawah terdapat ulser
berukuran 3mm dan di sekelilingnya terdapat tiga ulser kecil masing-masing

berukuran 2mm, berwarna putih tepi kemerahan, tidak beraturan.


Faktor Etiologi : - traum mekanis (tergigit& bracket ortodonti fix)

Diagnosis

: Ulkus Traumatikus

Perawatan

Berdasarkan pemeriksaan klinis dan anamnesis, diagnosa pada pasien ini adalah
Ulkus Traumatikus. Perawatan yang dilakukan adalah KIE (Komunikasi, Informasi,
Edukasi) yaitu penjelasan kepada pasien penyebab timbulnya ulser oleh karena
trauma tergigit dan oleh karena perawatan ortodonti cekat. Memberikan instruksi

kepada pasien untuk konsultasi ke spesialis ortodonti. Kemudian kontrol kembali 1


minggu setelahnya.
-

Prognosis
: Baik
Pemberian surat konsultasi
:
Dokter Gigi : drg. Solva, MARS
Jakarta
:
Dengan hormat,:
Saya konsulkan pasien dengan:
Nama
: Annisa Putri Ginanti
Umur
: 18 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pasien yang kami rawat dengan keluhan :
Sering terjadi sariawan 1x/bulan semenjak perawatan ortodonti cekat dan terasa
sakit
Hasil pemeriksaan klinis:
Terdapat lesi lesi ulser tidak beraturan dengan daerah lesi dikelilingi eritema di
daerah mukosa pipi kiri
Diagnosa sementara
:
Ulkus traumatikus oleh penggunaan ortodonti cekat
Terimakasih atas perhatian dan kerjasamanya.
Hormat kami,

Kontrol setelah 1 minggu

Pemeriksaan

Subjektif (S)

: Pasien merasa tidak sakit laginpada bagian mukosa pipi

kirinya
-

Objektif (O)

: Ulser menghilang tapi meninggalkan daerah eritema

Assessment (A)

: Ulkus traumatikus membaik

Planning (P)

: Edukasi : - menjelaskan timbulnya ulserasi alibat tergigit dan

pemakaian alat ortodonti cekat

Diskusi
Seorang perempuan berusia 18 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama) dengan keluhan terdapat sariawan pada
pipi kiri dan terasa sakit. Berdasarkan hasil anamnesa, sariawan muncul sejak tiga
hari yang lalu karena tergigit. Pernah diobati dengan abothyl sebanyak 1x, tapi tidak
ada perubahan. Sering sariawan di pipi 1x sebulan semenjak pemakaian alat orto.
Penggunaan alat ortodonti cekat 9 bulan yang lalu.
Pemeriksaan klinis terlihat jumlah sebanyak 4 buah ulser dengan berbatas
jelas eritema, tidak beraturan. Pada bagian mukosa pipi kiri depan bawah terdapat
ulser berukuran 3mm dan di sekelilingnya terdapat tiga ulser kecil masing-masing
berukuran 2mm, berwarna putih tepi kemerahan, tidak beraturan.
Pada kasus ini, diberikan surat konsultasi kepada operator spesialis ortodonti.
Surati konsultasi ini bertujuan untuk memberitahukan bahwa pasien sering

mengalami trauma mekanis oleh karena alat ortodonti cekatnya. Diharapkan operator
untuk memeriksa bagian yang tajam pada komponen ortodonti cekat dan mengganti
komponen tersebut.
Perawatan

pada

ulkus

traumatikus

adalah

mengidentifikasi

dan

menghilangkan faktor etiologi. Jika lesi benar benar trauma, maka ulser akan sembuh
dalm waktu 7-10 hari dan ulkus traumatikus bersifat self-limiting disease.

Kesimpulan
Ulkus traumatikus merupakan lesi dangkal dengan daerah nekrosis pada
bagian tengahnya dan derajat eritema yang bervariasi pada bagian periperalnya.
Penegakan diagnosa ulkus traumatikus berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan
klinis. Pada kasus ini pasien didiagnosa ulkus traumatikus oleh karena trauma
mekanis (tergigit dan trauma komponen ortodonti cekat). Pasien dikonsultasikan ke
operator spesialis ortodonti untuk mengidentifikasi trauma dan menghilangkan
penyebab trauma.

Daftar Pustaka
1. Glick M, Chair William. Oral Medicine. 12 th edition. Peoples Medical Publishing
House. Shelton, Connecticut. Burkets. 2015: 663-664.
2. Laskaris G. Treatment of Oral Diseases. Stuttgart-New York. 2005; 169.
3. Cebeci ARI, Gulsahi A, Kamburoglu K, Orhan BK, Oztas B. Prevalence and
distribution of oral mucosal lesions in an adult trukish population. Med Oral Patology
Oral Cir Bucal [serial online] 2009 [cited 2014 November 21]; 14(6):E272-7 :[E274
pages].Available from:
http://www.medicinaoral.com/medoralfree01/v14i6/medralv14i6p272.pdf
4. Gaphor SM, ABdulah MJ. Prevalence, sex distribution of oral lesions in patients
attending an oral diagnosis clinic in Sulaimani University. J Bagh College Dentistry
2011. http//www.codental.uobaghdad.edud.iq/uploads/jornal/Shanaz%20Final.pdf

5. Greenberg MS, Glick M, Shio JA. Burkets Oral Medicine. 11 th edition.


Hamilton; 2008:71-72

Anda mungkin juga menyukai