Anda di halaman 1dari 30

TUGAS #1

KRISTAL MINERAL
DEFINISI KRISTAL DAN MINERAL

JOHAN EDWART LESMANA HUTABARAT


410014276

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL


2014

I.1. DEFINISI KRISTAL

Page - 1

I. KRISTAL

Kristal atau hablur adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion
penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga
dimensi. Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses
pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua
atom-atom dalam padatannya "terpasang" pada kisi atau struktur kristal yang
sama, tapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga
menghasilkan padatan polikristalin. Misalnya, kebanyakan logam yang kita temui
sehari-hari merupakan polikristal.
Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari suatu cairan tergantung pada kimia
cairannya sendiri, kondisi ketika terjadi pemadatan, dan tekanan ambien. Proses
terbentuknya struktur kristalin dikenal sebagai kristalisasi.
Meski proses pendinginan sering menghasilkan bahan kristalin, dalam keadaan
tertentu cairannya bisa membeku dalam bentuk non-kristalin. Dalam banyak
kasus, ini terjadi karena pendinginan yang terlalu cepat sehingga atom-atomnya
tidak dapat mencapai lokasi kisinya. Suatu bahan non-kristalin biasa disebut
bahan amorf atau seperti gelas. Walaupun terkadang bahan seperti ini juga disebut
sebagai padatan amorf, meskipun ada perbedaan jelas antara padatan dan gelas.
Proses pembentukan gelas tidak melepaskan kalor lebur jenis (Bahasa Inggris:
latent heat of fusion). Karena alasan ini banyak ilmuwan yang menganggap bahan
gelas sebagai cairan, bukan padatan.
Struktur kristal terjadi pada semua kelas material, dengan semua jenis ikatan
kimia. Hampir semua ikatan logam ada pada keadaan polikristalin; logam amorf
atau kristal tunggal harus diproduksi secara sintetis, dengan kesulitan besar.
Kristal ikatan ion dapat terbentuk saat pemadatan garam, baik dari lelehan cairan
maupun kondensasi larutan. Kristal ikatan kovalen juga sangat umum. Contohnya
adalah intan, silika dan grafit. Material polimer umumnya akan membentuk
bagian-bagian kristalin, namun panjang molekul-molekulnya biasanya mencegah
pengkristalan menyeluruh. Gaya Van der Waals lemah juga dapat berperan dalam
struktur kristal. Contohnya, jenis ikatan inilah yang menyatukan lapisan-lapisan
berpola heksagonal pada grafit.
Kebanyakan material kristalin memiliki berbagai jenis cacat kristalografis. Jenis
dan struktur cacat-cacat tersebut dapat berefek besar pada sifat-sifat material
tersebut.

Page - 2
Galium, logam yang dengan mudah
membentuk kristal tunggal berukuran

Meskipun istilah "kristal" memiliki makna yang sudah ditentukan dalam ilmu
material dan fisika zat padat, dalam kehidupan sehari-hari "kristal" merujuk pada
benda padat yang menunjukkan bentuk geometri tertentu, dan kerap kali sedap di
mata. Berbagai bentuk kristal tersebut dapat ditemukan di alam. Bentuk-bentuk
kristal ini bergantung pada jenis ikatan molekuler antara atom-atom untuk
menentukan strukturnya, dan juga keadaan terciptanya kristal tersebut. Bunga
salju, intan, dan garam dapur adalah contoh-contoh kristal.
Beberapa material kristalin mungkin menunjukkan sifat-sifat elektrik khas, seperti
efek feroelektrik atau efek piezoelektrik. Kelakuan cahaya dalam kristal
dijelaskan dalam optika kristal. Dalam struktur dielektrik periodik serangkaian
sifat-sifat optis unik dapat ditemukan seperti yang dijelaskan dalam kristal
fotonik.

Kristal Insulin

Page - 3

Kristal tunggal juga disebut sebagai monokristalin, yaitu suatu padatan kristal
yang mempunyai kisi kristal yang susunannya teratur secara kontinyu dan kisi-kisi
kristal yang membentuk bingkai tersebut tidak rusak atau tetap struktur-nya (Liu
Z. and Stavrinadis, A, 2008). Menurut Milligan (1979), kristal tunggal adalah
suatu padatan yang atom-atom dalam molekul-molekulnya diatur dalam
keterulangan dimana sebagian padatan kristal tersusun dari jutaan kristal tunggal
yang disebut grain.
Dalam proses pembentukan struktur kristal tersebut, dalam ilmu kristalografi
dijelaskan dengan dua jalan yaitu hcp (hexagonal close-packed) dimana kristal
terbentuk dengan urutan atom ABABAB dan seterusnya serta urutan
pembentukan kristal lainnya adalah ccp (cubic close-packed) dimana urutan atom
pembentuknya adalah ABCABC dan seterusnya (Hammond, 2009).
Dalam
kristal
tidak akan
dengan kisi
karena
mengetahui
kristal atau
dapat

Jenis-jenis kristal
Logam

Ionik

Molekular

Kovalen

Li

NaCl

Ar

C (intan)

Ca

LiF

Xe

Si

Al

AgCl

Cl

SiO2

identifikasi
tunggal
lepas
Bravais
dengan
system
kisi Bravais

Fe
Zn
CO2
diidentifikasi jenis dari kristal tunggal tersebut. Kisi Bravais merupakan system
kristal atau bentuk dasar dari kisi kristal. Terdapat empat belas kisi Bravais dan
untuk sistem kristalnya terdapat tujuh yang ditampilkan pada tabel 1.
Keempatbelas kisi tersebut memiliki perbedaan dalam bentuk dan ukuran unit sel.
Perbedaan tersebut dilambangkan dengan huruf a, b, c dan sudut diantara huruf
tersebut dilambangkan dengan , , , dimana adalah sudut diantara b dan c,
adalah sudut diantara a dan c, dan adalah sudut diantara a dan b (Hammond,
2009).

I.2. PENGGOLONGAN KRISTAL


Suatu kristal dapat digolongkan berdasarkan susunan partikelnya dan dapat pula
berdasarkan jenis partikel penyusunnya atau interaksi yang menggabungkan
partikel tersebut.

Tabel Jenis Partikel Penyusun Kristal

Page - 4

Page - 5

I.2.a Kristal Logam

Kristal dengan kisi yang terdiri atas atom logam yang terikat melalui ikatan
logam. Atom logam merupakan atom yang memiliki energi ionisasi kecil sehingga
elektron valensinya mudah lepas dan menyebabkan atom membentuk kation. Bila
dua atom logam saling mendekat, maka akan terjadi tumpah tindih antara orbitalorbitalnya sehingga membentuk suatu orbital molekul. Semakin banyak atom
logam yang saling berinteraksi, maka akan semakin banyak terjadi tumpang tindih
orbital sehingga membentuk suatu orbital molekul baru. Terjadinya tumpang
tindih orbital yang berulang-ulang menyebabkan elektron-elektron pada kulit
terluar setiap atom dipengaruhi oleh atom lain sehingga dapat bergerak bebas di
dalam kisi.
Salah satu sifat kristal logam adalah dapat ditempa. Sifat ini diperoleh dari ikatan
logam yang membentuknya. Dalam ikatan logam, terjadi interaksi antara atom/ion
dengan elektron bebas di sekitarnya sehingga dapat membuat logam
mempertahankan strukturnya bila diberikan suatu gaya yang kuat.

I.2.b Kristal Ionik


Kristal ionik terbentuk karena adanya gaya tarik antara ion bermuatan positif dan
negatif. Umumnya, kristal ionik memiliki titik leleh tinggi dan hantaran listrik
yang rendah. Contoh dari kristal ionik adalah NaCl. Kristal ionik tidak memiliki
arah khusus seperti kristal kovalen sehingga pada kristal NaCl misalnya, ion
natrium akan berinteraksi dengan semua ion klorida dengan intensitas interaksi
yang beragam dan ion klorida akan berinteraksi dengan seluruh ion natriumnya.

I.2.c Kristal Kovalen


Atomatom penyusun kristal kovalen secara berulang terikat melalui suatu ikatan
kovalen membentuk suatu kristal dengan struktur yang mirip dengan polimer atau
molekul raksasa. Contoh kristal kovalen adalah intan dan silikon dioksida (SiO2)
atau kuarsa. Intan memiliki sifat kekerasan yang berasal dari terbentuknya ikatan
kovalen orbital atom karbon hibrida sp3.

I.2.d Kristal Molekular


Pada umumnya, kristal terbentuk dari sutau jenis ikatan kimia antara atom atau
ion. Namun, pada kasus kristal molekular, kristal terbentuk tanpa bantuan ikatan,
tetapi melalui interaksi lemah antara molekulnya. Salah satu contoh dari kristal
molekular adalah kristal iodin.

Page - 6

Page - 7

I.3. KRISTALOGRAFI

Kristalografi merupakan sains eksperimental yang bertujuan menentukan susunan


atom dalam zat padat. Dahulu istilah ini digunakan untuk studi ilmiah kristal. Kata
"kristalografi" berasal dari kata bahasa Yunani crystallon = tetesan dingin/beku,
dengan makna meluas kepada semua padatan transparan pada derajat tertentu, dan
graphein = menulis.
Sebelum perkembangan kristalografi difraksi sinar X, studi kristal didasarkan
pada geometri kristal. Ini termasuk mengukur sudut permukaan kristal relatif
terhadap sumbu referensi teoretis (sumbu kristalografik), dan menetapkan
kesetangkupan kristal yang bersangkutan. Yang pertama dilaksanakan
menggunakan goniometer.
Metode kristalografis saat ini tergantung kepada analisis pola hamburan yang
muncul dari sampel yang dibidik oleh berkas sinar tertentu. Berkas tersebut tidak
mesti selalu radiasi elektromagnetik, meskipun sinar X merupakan pilihan yang
paling umum. Untuk beberapa keperluan elektron atau neutron juga digunakan,
yang dimungkinkan karena sifat gelombang partikel tersebut. Para ahli
kristalografi sering menyatakan secara eksplisit jenis berkas yang digunakan.
Ketiga jenis radiasi ini (sinar X, elektron, dan neutron) berinteraksi dengan
spesimen dengan cara yang berbeda. Sinar X berinteraksi dengan agihan
(distribusi) spasial elektron valensi, sementara elektron merupakan partikel
bermuatan, dan karena itu merasakan agihan total inti atom dan elektron yang
mengelilinginya. Neutron dihamburkan oleh inti atom lewat gaya nuklir kuat, dan
tambahan lagi, momen magnetik neutron tidaklah nol. Karena itu neutron juga
dihamburkan oleh medan magnet. Bila neutron dihamburkan oleh bahan yang
mengandung hidrogen, berkas tersebut menghasilkan pola difraksi dengan tingkat
derau tinggi. Karena bentuk-bentuk interaksi yang berbeda ini, ketiga jenis radiasi
tersebut cocok untuk studi kristalografi berbeda-beda.

II.1. DEFINISI MINERAL

Page - 8

II. MINERAL

Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki


bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk
tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk
dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat
kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya
tidak termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi.

II.2. KLASIFIKASI MINERAL


Agar dapat diklasifikasikan sebagai mineral sejati, senyawa tersebut haruslah
berupa padatan dan memiliki struktur kristal. Senyawa ini juga harus terbentuk
secara alami dan memiliki komposisi kimia yang tertentu. Definisi sebelumnya
tidak memasukkan senyawa seperti mineral yang berasal dari turunan senyawa
organik. Bagaimanapun juga, The International Mineralogical Association tahun
1995 telah mengajukan definisi baru tentang definisi material:
Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya
memiliki unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi.
Klasifikasi modern telah mengikutsertakan kelas organik kedalam daftar mineral,
seperti skema klasifikasi yang diajukan oleh Dana dan Strunz.

Macam Macam Mineral

Page - 9

II.2.a. Berdasarkan Komposisi Mineralnya


Berdasarkan komposisi kimiawinya mineral dapat dikelompokan menjadi 9
kelompok yaitu: mineral karbonat, mineral slika, mineral unsure, mineral sulfide,
mineral halide, mineral phosfat, mineral oksida, mineral sulfat, dan mineral
organogen.
a.

Mineral slikat

Hampir 90% mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini yang
merupakan persenyawaan antara slikon dan oksigen dengan beberapa unsure
metalik karena jumlahnya yang besar, maka hamper 90% dari berat kerak bumi
terdiri dari mineral slikat, dan hamper 100% dari mantel bumi (sampai kedalaman
2900 km dari kerak bumi). Slikat merupakan bagian utama yang membentuk
batuan baik itu sedimen, batuan benku maupun batuan malihan. Slikat pembentuk
batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok
ferromagnesium dan non-ferromagnesium. Berikut adalah mineral slikat: Kuarsa,
Feldsfar alkali, feldsfar plagioklas, olivine
b.

Mineral Sulfida

Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsure tertentu dengan


sulfur (Balerang), seperti besi, perak, tembaga, timbale, seng, dan merkuri.
Beberapa dari mineral sulfide ini terdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai
ekonomis atau bijih, contoh : Pirit (FeS2), Chalcocite (CuS2), Galena (PbS), dan
Sphalerite (ZnS)
c.

Mineral Oksida

Terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsure


tertentu. Susunanya lebih sederhana dibandingkan slikat. Mineral oksida
umumnya lebih keras dibanding mineral lainya kecuali slikat. Meraka juga lebih
keras disbanding mineral lainnya kecuali slikat. Mereka juga lebih berat kecuali
sulfide. Unsur yang paling utama dalam oksida besi, Crom, Mangan, Timah dan
Aluminium. Contoh mineralnya : Corundum (Al2O3), Hematite (Fe2O3), dan
Kassiterite (SnO2).
d.

Mineral Karbonat

Merupakan persenyawaan dengan ion CO32-, dan disebut Karbonat contoh :


Calcite (CaCO3), dan Magnecite (MgCO3)
e.

Mineral Phospat

Merupakan mineral yang mempunyai bentuk senyawa kimia tetrahedral unit


(AO4) dengan muatan -3 dimana A dapat berupa fospor, arsenic antimony, dan
vanadium. Contoh. Apatite (Ca5(PO4)3(F,Cl,OH) dan Flouroapatite.

Mineral Sulfat

Page - 10

f.

Merupakan mineral yang memiliki unsure atau ion pengikat berupa (SO4)2- dan
di ikat oleh unsur logam. Contoh : Zirkon (ZrSO4)
g.

Mineral Unsur

Merupakan mineral yang hanya memiliki satu unsure. Contoh: emas (Au) dan
Diamond (C)
h.

Mineral halide

Merupakan mineral yang memiliki unsure halide dan diikat oleh unsure logam
contoh : Flourite (CaF2) dan halite (NaCl)
i.

Mineral Organogen

Merupakan kelompok mineral yang terbentuk secara organic. Contoh: antrasit (C)

II.2.b. Mineral Pembentuk Batuan


a.

Mineral Primer

Merupakan mineral yang terbentuk akibat hasil kristalisai magma atau terbentuk
bersamaan dengan terbentuknya batuan. Keberadaan mineral ini menentukan
dalam penamaan batuan, mineral primer terdapat pada batuan beku.
b.

Mineral Skunder

Merupakan mineral yang terbentuk setelah terbentuknya batuan dan


keberadaannya menentukan dalam penamaan batuan, mineral skunder terdapat
batuan sedimen dan batuan metamorf
c.

Mineral aksesor

Merupakan mineral yang terdapat pada batuan beku. Namun keberadaannya tidak
menentukan dalam penamaan batuan.

II.2.c. Mineral Pembentuk Batuan Beku


Mineral pembentuk batuan beku terdiri dari mineral primer dan aksesor. Mineral
primer terbagi menjadi dua yaitu mineral terang dan gelap.
a.

Mineral primer

1.) Mineral terang


a.

Kuarsa (SiO2) : Bening tak bercleavage

Kelompok ortoklas
1.

c.

Sanidin

Page - 11

b.

: Putih keabuan

2. Adular

: putih kekuningan

3.

Miroklin

: hijau muda

4.

Ortoklas

: merah muda

Kelompok plagioklas
1.

Plagioklas asam : putih kapur


Contoh : Albit, oligoklas, andesine

2.

Plagioklas basa : abu-abu coklat


Contoh : anortite, labradorite, dan bitounite

d. Voiden

e.

1.

Leucite : putih tulang

2.

Neplin : abu-abu kecoklatan

Mika terang
1.

Muscovite : putih mengkilap

2.

Phlagopite : kuning kecoklatan

2.) Mineral Gelap

b.

a. Amfibole

: hitam mengkilap

b.

Piroksen

: hitam kusam

c.

Olivine

: hijau muda

d.

Biotite

: hitam mengkilap

Mineral Aksesor
1.

Pyrite

2.

Galena

3.

Zircon

: kuning emas
: abu-abu
: coklat pudar

4. Apatite

: hijau atau coklat

5.

: abu-abu, coklat, hijau kuning

Sphane

Magnetite

: hitam metalik

7.

Ilmenite

: hitam metalik

8. Tourmaline

: hitam

Page - 12

6.

II.2.d. Mineral Pembentuk Batuan Sedimen


a. fragmen : tersusun atas mineral skunder, pecahan batuan dan fosil
b. Matrik

: tersusun atas mineral skunder, pecahan batuan, dan fosil

c. semen : terdiri atas tiga semen yaitu : semen slika, semen oksida besi, dan
semen carbonat.

II.2.e. Mineral Pembentuk Batuan Metamorf


Merupakan mineral hasil rekristalisasi dari mineral batuan beku atau sedimen
a.

Rekristalisasi batuan beku

1. Aktinolite
2.

Epidote

3.

Serpentine

4.

Chlorite

5.

Gernet

6.

Kyenite

b.

Rekristalisasi batuan sedimen

1.

Grafit : ubahan dari antrasit

2.

Marmer : ubahan dari gamping

3.

Kwarsit

: ubahan dari kuarsa

Mineral pembentuk batuan metamorf dikenal juga dengan mineral stress dan antistress.
1. Mineral stress : merupakan mineral yang terbentuk akibat adannya perubahan
tekanan, contoh : mika chlorite, serpentin
2. Mineral antistress : merupakan mineral terbentuk bukan akibat perubahan
tekanan, contoh : ortoklas dan kuarsa.

Page - 13

II.3. SIFAT FISIK MINERAL

Macam - macam sifat fisik mineral yang terpenting dalam pengamatan mineral
sebagai identifikasi mineral yaitu, sebagai berikut :

Warna [Colour]

Kilap [Luster]

Cerat / Gores [Streak]

Belahan [Cleavage]

Pecahan [Fracture]

Kekerasan Mineral [Hardness]

Berat Jenis [Specific Gravity]

Transparansi [Transparency]

Keliatan [Tenacity]

Kemagnetan [Magnetism]

Bentuk Kristal [Crystal Shape]

II.3.a. Warna [Colour]


Warna mineral adalah warna yang kita tangkap dengan mata bilamana mineral
tersebut terkena sinar. Warna dari mineral adalah warna yang terlihat di
permukaan yang bersih dan sinar yang cukup.
Warna ini penting untuk membedakan antara warna yang disebabkan oleh
campuran atau pengotoran dan warna asli elemen - elemen utama pada mineral
tersebut. Suatu mineral dapat berwarna terang, transparan (tidak berwarna atau
memperlihatkan warna yang berangsur atau berubah). Warna sangat berariasi,
umumnya karena perbedaan kompisisi kimia atau pengotoran pada mineral.

Faktor yang dapat mempengaruhi warna mineral, yaitu :

Komposisi Kimia

Struktur kristal dan ikatan atom

Pengotoran dari mineral

Page - 14

Ada beberapa mineral yang mempunyai warna, seperti:

Putih

: Kaolin, Gypsum, Kwartz

Kuning

: Belerang

Emas

: Pirit, Kalkopirit, Emas

Hijau

: Klorit, Malasit

Biru

: Azurit, Beril

Merah

: Jasper, Hematit

Coklat

: Garnet, Limonite

Abu-abu

: Galena

Hitam

: Biotit, Grafit, Augit

Macam Macam Warna pada Mineral

Page - 15

Page - 16

II.3.b. Kilap [Luster]

Kilap adalah kenampakan hasil pantulan cahaya pada permukaan mineral. Ini
akan tergantung pada kwalitas fisik permukaan (kehalusan dan trasparansi).
Merupakan sifat optis dari mineral yang rapat hubungannya dengan refleksi dan
refraksi. Kilap sebagai hasil pantulan cahaya dari permukaan mineral.
Refleksi mineral dalam menangkap sinar dapat dibagi menjadi :

Kilam Logam [Metallic Luster]


Mineral-mineral opak dalam fragmen-fragmen yang tipis atau lebih pada
umumnya mempunyai kilap logam. Contoh : Pirit, Magnetit, Kalkopirit,
Gelena, dll.

Kilap Bukan Logam [Nonmetallic Luster]


Kilap bukan logam biasanya terlihat pada mineral-mineral yang
mempunyai warna-warna muda dan dapat melukiskan cahaya pada
bagian-bagian yang tipis. Contoh : Kaolinit

Page - 17

II.3.c. Cerat / Gores [Streak]

Gores (streak) adalah warna dari serbuk mineral. Terlihat bila mineral digoreskan
pada lempeng kasar porselen meninggalkan warna goresan. Untuk mineralmineral logam gores dapat dipakai sebagai petunjuk.
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat dapat
diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau
membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat
dapat sama dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk
mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah.

Contohnya :

Pirit
: Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin
akan meninggalkan jejak berwarna hitam.

Cinnabar : Berwarna kehitaman namun jika digoreskan pada plat porselin


akan meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan

Augite

: Ceratnya abu-abu kehijauan

Biotite

: Ceratnya tidak berwarna

Orthoklase : Ceratnya putih

Cerat dari Mineral Pyrite

Cerat dari Mineral Cinnabar

Page - 18

II.3.d. Belahan [Cleavage]

Belahan adalah kecenderungan dari beberapa kristal mineral untuk pecah melalui
bidang lemah yang terdapat pada struktur kristalnya. Arah belahan ini umumnya
sejajar dengan satu sisi-sisi kristal. Kesempurnaan belahan diperikan dalam istilah
sempurna, baik, cukup atau buruk. Beberapa bentuk belahan ditunjukkan pada
Sifat pecah adakalanya tidak berhubungan dengan struktur kristal, atau mineral
tersebut pecah tidak melalui bidang belahannya, yang disebut sebagai rekahan
(fracture).

Beberapa sifat rekahan karakteristik :

[Conchoidal Fracture] : seperti pada potongan bawang, contoh : kwarsa

[Fibrous] : seperti pada serabut, contoh : asbes

[Hackly] : seperti pada pecahan kaca

[Even] : rekahan yang halus

[Uneven] : rekahan yang kasar

[Earhty] : seperti pada mineral lunak, contoh : kaolinit

Berikut ini jenis Belahan:

[1] Belahan satu arah [One Direction Cleavage]


Contoh : Muscovite

[2] Belahan dua arah [Two Directions Cleavage]


Contoh : Feldspar

[3] Belahan tiga arah [Three Directions Cleavage]


Contoh : Halit dan Kalsit

[4] Belahan empat arah [Four Directions Cleavage]


Contoh : Flourit

Page - 19

Ilustrasi Gambar Belahan Satu, Dua, dan Tiga Arah

Page - 20

II.3.e. Pecahan [Fracture]

Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang


tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan
dapat dilihat dari sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar. Permukaan
bidang belah akan nampak halus dan dapat memantulkan sinar seperti cermin
datar, sedang bidang pecahan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak
teratur.

Konkoidal, permukaan halusdan melengkung seperti kenampakan kerang


atau pecahan botol. Contoh: Kuarsa
Splintery, permukaan seperti serat atau abon. Contoh: Asbes dan augit
Even, bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan
halus. Contoh: Pada kelompok mineral lempung

Uneven, permukaan kasar dan tidak teratur. Contoh: Pirit, kalkopirit

Hackly, permukaan kasar, tidak teratur dan runcing. Contoh: Emas

Contoh Pecahan pada Mineral

Page - 21

II.3.f. Kekerasan Mineral [Hardness]

Kekerasan adalah ketahanan mineral tersebut terhadap goresan. Kekerasan


mineral adalah ketahanannya terhadap kikisan. Kekerasan ini ditentukan dari
dengan cara menggoreskan satu mineral yang tidak diketahui denga mineral lain
yang telah diketahui. Dengan cara ini Mohs membuat skala kekerasan relatif dari
mineral-mineral, dari yang paling lunak hingga yang paling keras. Kekerasan
mineral secara relatif ditentukan dengan Skala Mohs.
Skala Mohs sebagai Ukuran standar Kekerasan mineral :

Talk - [1]

Gypsum - [2]

Kalsit - [3]

Flourit - [4]

Apatit - [5]

Ortoklas - [6]

Kuarsa - [7]

Topaz - [8]

Korondum - [9]

Intan - [10]

Mineral yang tidak diketahui kekerasannya dapat juga dibandingkan dengan


benda lain yang diketahui skala kekerasannya. Yaitu :

Kuku manusia : 2,5

Kawat tembaga : 3

Paku : 5,5

Pecahan kaca dan Pisau baja : 5,5-6

Kikir baja : 6,5-7

Intan : 10

Page - 22

Page - 23

II.3.g. Berat Jenis [Specific Gravity]

Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang
umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut
terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi
dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam
keadaan di dalam air adalah berat mineral dikurangi dengan berat air yang
volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut.
Berat jenis [SG] dapat diukur dengan sederhana di labolatorium bila kristal
tersebut tidak terlalu kecil. Dilapangan agak sulit menentukan dengan pasti
biasanya dengan perkiraan; berat, sedang atau ringan.
Beberapa mineral yang dapat dipakai sebagai perbandingan misalnya :

Silikat, Karbonat, Sulfat, dan Halida = SG [2,2 - 4,0]

Bijih logam, termasuk Sulfida, Gelena, dan Oksida = SG [4,5 - 7,5]

Native elemen (logam), Emas dan Perak umumnya termasuk logam berat =
SG [10 - 12]

II.3.h. Transparansi [Transparency]


Transparansi merupakan kemampuan (potongan pipih) mineral untuk meneruskan
cahaya.
Suatu obyek terlihat jelas melalui cahaya yang menembus potongan mineral yang
transparan. Bila obyek tersebut terlihat secara samar, dipakai istilah transculent.
Sifat transparant dari suatu mineral tergantung kepada kemampuan mineral
tersebut mentransmit sinar cahaya (berkas sinar). Sesuai dengan itu, variasi jenis
mineral dapat dibedakan menjadi:
a. Tembus (Transparant), contohnya : kalcit, kuarsa
b. Agak tembus (transculent), contohnya : opal
c. Tidak tembus, contohnya : Feldsfar, piroksen, horonblende

II.3.i. Keliatan [Tenacy]


Keliatan (Tenacity) Keliatan adalah tingkat ketahanan pada mineral untuk hancur
atau melentur.

Page - 24

II.3.j. Kemagnetan [Magnetism]

Merupakan sifat mineral terhadap gaya magnetit dikatakan sebagai feromagnetik


bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetic. Mineralmineral yang menolak gaya magnet disebut diamagnetit, dan yang tertarik lemah
yaitu paramagnetite. Untuk apakah mineral mempunyai sifat magnetite atau tidak,
kita gantungkan pada seutas tali atau benang sebuah magnet dengan sedikit demi
sedikit mineral kita dapatkan atau dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang
bergerak mendekati bearti mineral tersebut magnetic. Kuat tidaknya bias kita lihat
dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan garis
vertical.
Dikatakan sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet
seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet disebut
diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic.
Kemagnetan merupakan salah satu sifat fisik mineral. Berdasarkan gimana reaksi
suatu mineral kalau dipapar medan magnet, mineral terbagi atas 3 jeniS.

Kemagnetan adalah sifat mineral terhadap gaya tarik magnet. Kemagnetan dapat
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

Feromagnetik : tertarik kuat oleh magnet, seperti magnetite, pyrrhotite

Paramagnetik : tertarik agak kuat oleh magnet, seperti pyrite.

Diamagnetik : tidak tertarik oleh magnet, seperti kuarsa, gypsum, dll.

Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita
gantungkan pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit
mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati
berarti mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya
sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan garis vertical. Pada umumnya
mineral mineral yang mengandung unsur Fe dan Ni dalam rumus kimianya akan
bersifat magnetic.

Page - 25

II.3.k. Bentuk Kristal [Crystal Shape]

Suatu kristal dibatasi permukaan (sisi kristal) yang mencerminkan struktur dalam
dari mineral. Bentuk kristal merupakan kumpulan dari sisi-sisi yang membentuk
permukaan luar kristal. Sifat simetri kristal adalah hubungan geometri antara sisisisinya, yang merupakan karakteristik dari tiap mineral. Satu mineral yang sama
selalu menunjukkan hubungan menyudut dari sisi-sisi kristal yang disebut sebagai
sudut antar sisi (constancy of interfacial angels), yang merupakan dasar dari sifat
simetri. Bentuk kristal ditentukan berdasarkan sifat-sifat simetrinya yaitu, bidang
simetri dan sumbu simetri.
Mineral ada yang berbentuk kristal mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan
oleh sistem kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal
disebut Mineral Kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangunan yang
khas disebut Amorf (tidak berbentuk kristal).

Bentuk kristal bermacam-macam, antara lain:

Isometrik/Kubik [Cubic] : Florit, Octahedron, Pirit, Gelena

Tetragonal/Balok : Wilfenit, Apiphilit

Heksagonal : Kalsit, Vanadinit, Kuarsa

Ortorombik [Orthorombic] : Topaz, Barit, Staurolit

Monoklin [Monoclonic] : Gypsum, Mika

Triklin [Triclinic] : Microcline

Trigonal

Page - 26

II.4. SIFAT KIMIA MINERAL

Berdasarkan sifat - sifat kimia mineral digolongkan menjadi delapan, yaitu:

1. GOLONGAN NATIVE ELEMENT


Golongan ini dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur kimia. Dibagi menjadi
tiga, yaitu:
a. Golongan Logam. Contoh : Au, Cu, Pt, Fe, dll
b. Golongan Semi Logam. Contoh : As, B, dll
c. Golongan Non Logam. Contoh : O2

2. GOLONGAN SULFIDA
Golongan ini dicirikan dengan adanya gugus anion, yaitu merupakan
persenyawaan kimia, unsur dari sulfur bergabung pada unsur logam dan semi
logam. Sulfida dilapisi oleh hidrotermal sehingga mudah untuk dioksidasi oleh
sulfat. Contoh : Pirit (FeS2), Galena (PbS), dll.

3. GOLONGAN OKSIDA DAN HIDROKSIDA


Dicirikan oleh satu gugus anion. Berdasarkan perbandingan antara logam dengan
oksigen, maka golongan oksida dapat digolongkan menjadi oksida sederhana dan
juga kompleks. Contoh : Kuarsa (SiO2 ) untuk oksida dan Mangan (MnO(OH))
untuk hidroksida. Golongan oksida tersusun oleh unsur - unsur yang bersenyawa
dengan oksigen,. Unsur digolongan ini amat banyak dan biasanya logam
berkombinasi dengan gas yang salah satunya adalah oksigen . Sifat golongan
oksida berubah - ubah dan terbentuk pada lingkungan geologi dan tipe - tipe
batuan yang banyak jenisnya.

4. GOLONGAN HALIDA
Adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur - unsur logam bersenyawa dengan
unsur - unsur yang halogen. Dalam golongan ini dicirikan adanya dominasi dari
ion-ion halogen elektromagnetik. Pada umumnya memiliki berat jenis yang
rendah. Contoh Halit (NaCl).

Page - 27

5. GOLONGAN KARBONAT, NITRAT, DAN BORATES


Karbonat adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih unsur - unsur logam
atau semi logam bersenyawa dengan karbonat yang umum, terbentuk ketika
kalsium bersenyawa dengan karbonat radikal. Golongan ini dicirikan oleh adanya
suatu gugus anion yang kompleks, hadirnya tidak stabil, rekasinya disebut fizz
test. Contoh mineral karbonat antara lain adalah Kalsit (CaCO3), Dolomit
(CaMg(CO3)2), aragonit (CaCO3), dll
Nitrat adalah persenyawaan kimia dimana salah satu atau lebih unsur - unsur
logam atau semi logam bersenyawa dengan nitrat radikal. Sifat dari golongan ini
adalah mudah larut di dalam air, bila diletakkan dalam nyala api akan melebur.
Contohnya adalah soda nitrat (NaNO3)
Borates adalah persenyawaan kimia antara unsur logam persenyawaan dengan
borates radikal.

6. GOLONGAN SULFAT
Sulfat adalah persenyawaan kimia yang dimana satu atau lebih unsur logam
bersenyawa dengan sulfat radikal. golongan ini dicirikan dengan adanya gugus
anioin S04, terbentuk dari larutan. Contohnya adalah Barit (BaSO4), Anhidrit
(CaSO4), dll.

7. GOLONGAN FOSFAT
Fosfat adalah golongan persenyawaan kimia dimana salah satu logam bersenyawa
dengan fosfat yang radikal. Golongan ini dicirikan oleh adanya gugus anioin PO4
dan pada umumnya berkilap kaca atau lemak serta cenderung lunak, rapuh,
struktur kristal bagus, serta berwarna. Contoh Vivianit (Fe3(PO4)3), dll.

8. GOLONGAN SILIKA
Silika adalah persenyawaan kimia dimana antara salah satu logam dengan salah
satu dari SiO memiliki tetrahedralis solo atau berantai. Silika merupakan suatu
golongan mineral yang paling besar dan sangat berlimpah keadaannya. Silika juga
merupakan unsur pokok batuan beku dan metamorf. Contoh : ortoklas
(KAlSi3O8).

Page - 28

I.5 MINERALOGI

Mineralogi merupakan ilmu bumi yang berfokus pada sifat kimia, struktur kristal,
dan fisika (termasuk optik) dari mineral. Studi ini juga mencakup proses
pembentukan dan perubahan mineral.
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai
mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain
mempelajari tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara
terjadinya dan kegunaannya. Minerologi terdiri dari kata mineral dan logos,
dimana mengenai arti mineral mempunyai pengertian berlainan dan bahkan
dikacaukan dikalangan awam. Sering diartikan sebagai bahan bukan organik
(anorganik). Maka pengertian yang jelas dari batasan mineral oleh beberapa ahli
geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun
persesuaian umum untuk definisinya (Danisworo, 1994).
Pada awalnya, mineralogi lebih menitikberatkan pada sistem klasifikasi mineral
pembentuk batuan. International Mineralogical Association merupakan suatu
organisasi yang beranggotakan organisasi-organisasi yang mewakili para ahli
mineralogi dari masing-masing negara. Aktivitasnya mencakup mengelolaan
penamaan mineral (melalui Komisi Mineral Baru dan Nama Mineral), lokasi
mineral yang telah diketahui, dsb. Sampai dengan 2004 telah terdapat lebih dari
4000 spesies mineral yang diakui oleh IMA. Dari kesemua itu, 150 dapat
digolongkan umum, 50 lainnya kadang-kadang, dan sisanya jarang sampai
sangat jarang.
Belakangan ini, dangan disebabkan oleh perkembangan teknik eksperimental
(seperti defraksi neutron) dan kemampuan komputasi yang ada, telah
memungkinkan simulasi prilaku kristal berskala atom dengan sangat akurat, ilmu
ini telah berkembang luas hingga mencakup permasalahan yang lebih umum
dalam bidang kimia anorganik dan fisika padat. Meskipun demikan, bidang ini
tetap berfokus pada struktur kristal yang umumnya dijumpai pada mineral
pembentuk batuan (seperti pada perovskites, mineral lempung dan kerangka
silikat). Secara khusus, bidang ini telah mencapai kemajuan mengenai hubungan
struktur mineral dan kegunaannya; di alam, contoh yang menonjol berupa akurasi
perhitungan dan perkiraan sifat elastic mineral, yang telah membuka pengetahuan
yang mendalam mengenai prilaku seismik batuan dan ketidakselarasan yang
berhubungan dengan kedalaman pada seismiogram dari mantel bumi. Sehingga,
dalam kaitannya dengan hubungan antara fenomena berskala atom dan sifat-sifat
makro, ilmu mineral (seperti yang umumnya diketahui saat ini) kemungkinan
lebih berhubungan dengan ilmu material daripada ilmu lainnya.

Page - 29

GAMBAR MINERAL

Mineral Tourmarline

Mineral Pyrolusite

Mineral Natrolite
Mineral Cerrusite

Mineral Barite
Mineral Cuprite

Anda mungkin juga menyukai